Two Months Later ...
"Sekarang katakan siapa ayah dari anak itu?" desak Appa Alex. Yang sekarang nyaris kehilangan kesabarannya, karena Aliana benar-benar tidak tahu siapa pria yang bersamanya malam itu.
"Appa! Aku tidak tahu siapa pria itu, karena dia tidak melepas topengnya!" jawab Aliana untuk kesekian kalinya.
Sonya, Eommanya Aliana kembali berdiri dan menenangkan suaminya,
"Sayang, tahan emosimu. Ingat Aliana sedang mengandung cucu kita," bujuk Sonya sambil menarik Alex untuk duduk kembali di sampingnya."Ana, sekarang apa rencanamu?" tanya Eomma Sonya.
"Aku akan mempertahankan anak ini!" tegas Aliana.
Alex kembali berdiri dan jalan hilir-mudik sambil mengacak-acak rambutnya dengan frustasi,
"Kamu bahkan belum menikah, bagaimana kamu mengurus anak itu Ana? Bagaimana kalau anakmu bertanya siapa ayahnya?" tanya Appa Alex.
"Aku akan jawab kalau aku hamil dari proses inseminasi dari bank sperma," jawab Aliana santai.
"Ya Tuhan Ana, Mommy tidak akan setuju kamu mengatakan hal seperti itu pada cucu Mommy!" pekik Eomma Sonya.
"Kamu harus menikah Ana, Appa akan carikan pria yang mau menikahimu"
Aliana menggeleng keras, "Tidak Appa, aku tidak ingin menikahi siapapun. Aku ingin hidup sendiri, aku ingin bebas, aku ingin hidup berdua saja dengan anakku ini, aku tidak ingin memiliki suami yang akan mengatur hidupku nanti, aku tidak menginginkan itu!” tegasnya.
"Appa tetap harus mencari tahu siapa bajingan itu! Dan Appa tidak akan segan-segan untuk membalasnya!" geram Appa Alex.
"Appa! Pria itu tidak bersalah, aku yang mendesaknya untuk membantuku, dan saat itu pun aku tidak punya pilihan lain lagi, dengannya atau dengan sekumpulan pria di club itu."
Appa Alex kembali menatap tajam putrinya itu, "Kalau kamu tidak memiliki kebiasaan kabur dari para pengawalmu, semua ini tidak akan terjadi, Ana!"
Yah saat itu Aliana kembali mengecoh para pengawalnya hingga bisa bebas pergi ke club itu. Karena salah satu teman kampusnya menggelar pesta lajang di sana.
Yang Aliana tidak tahu, club ekspatriat itu bukan seperti club pada umumnya. Di sana member bebas melakukan apapun sekehendak hati mereka, tanpa takut akan mendapatkan hukuman karenanya.Itu makanya Appa Alex dan Om Hardhan tidak dapat menemukan identitas pria yang bersamanya itu. Semua tertutup rapi, mau sekeras apapun Appa Alex dan Om Hardhan menekan pengurus club itu, tetap saja tidak ada satu info pun yang keluar dari mulut pengurus itu.
Bahkan pihak berwajib sekalipun tidak dapat melakukan apa-apa. Club itu seperti tidak tersentuh hukum, karena club itu memiliki hukumnya sendiri. Entah siapa sebenarnya pemilik club ekspatriat itu.
Jangan ditanya lagi apa reaksi Appa Alex saat Aliana pulang dalam keadaan syok dan tertekan. Saat itu Appa Alex dengan dibantu om Hardhan nyaris membakar club eksklusif itu, kalau saja pihak berwajib tidak menenangkannya, saat Appa Alex tidak dapat menemukan pria itu.
Sementara itu, teman-teman pria yang di sebut Aliana telah menjebaknya, wajah mereka nyaris tidak berbentuk lagi saat Appa Alex dengan kalap menginterogasi mereka satu persatu. Tidak ada niat jahat lainnya saat mereka menjebak Aliana, selain karena mereka ingin merasakan bagaimana rasanya bercinta dengan wanita dingin dan tertutup seperti Aliana.
Dan Bea, sahabat Aliana pun ikut andil dalam rencana itu, hingga Appa Alex langsung mempailitkan perusahaan orang tuanya dalam hitungan hari, dan dengan tegas mengancam Bea untuk tidak menampakkan lagi batang hidungnya di depan Aliana.
Melihat Aliana yang tertunduk lesu, Appa Alex merasa terenyuh dan iba, ia langsung melangkah mendekati Aliana dan duduk di samping kanannya, kemudian membawa Aliana ke dalam pelukannya, jemari Appa Alex membelai lembut rambut panjang putrinya itu.
"Sekarang kamu sudah mengerti kan, Kenapa Appa selalu menempatkan beberapa pengawal di dekatmu? Bukan karena Appa ingin membatasi ruang gerakmu, bukan pula ingin mengekangmu. Terkadang dunia terasa kejam untuk seorang wanita, sayang! Hal itu pernah terjadi pada Eommamu dulu, dan sekarang kamu mengalami hal yang sama juga. Tapi tidak semua pria bisa bersikap terhormat seperti Appa. Kamu sudah merasakan hasil dari pembangkanganmu sekarang kan?"
Aliana mengangguk di dada Appa Alex, "Iya Appa, aku minta maaf," serunya, lalu melepaskan diri dari pelukan Appa Alex dan langsung menggenggam tangan Appanya itu,
"Tapi aku mohon Appa, jangan cari pria itu lagi. Aku tidak ingin pria itu mengetahui aku telah mengandung anaknya. Aku tidak ingin menikah dengannya, dan yang lebih menakutkan lagi pria itu pasti akan merebut hak asuh anak ini, aku tidak mau itu terjadi," pinta Aliana.
"Apa kamu pikir Appa akan diam saja saat melihat pria itu mengambil anakmu? Cucu Appa? Tidak! Appa tidak akan membiarkan hal itu terjadi sayang," tegas Appa Alex menenangkan Aliana, lalu menangkup pipi putrinya itu dengan kedua tangannya,
"Kamu bahkan belum wisuda sayang. Apa kamu tidak Apa-apa wisuda dalam keadaan perutmu yang membuncit?"
Aliana tersenyum tipis saat menjelaskan, "Tidak apa-apa, ada kok yang wisuda dalam keadaan hamil di semester lalu, Appa."
Eomma Sonya pindah duduk di sebelah kiri Aliana, dan ikut mengelus lembut rambutnya,
"Oh, My Baby ... Rasanya baru kemarin Mommy melahirkanmu, sekarang kamu sudah akan menjadi seorang ibu dalam waktu dekat ini. Apa kamu merasa mual?"
Aliana menggeleng, "Tidak Eomma."
"Apa kamu ingin makan sesuatu?"
"Hmm tidak, memangnya kenapa?” tanya Aliana sambil mengkerut bingung.
"Tidak apa-apa, hanya saja biasanya wanita yang sedang hamil muda akan merasakan mual-mual, terutama di pagi hari. Dan biasanya akan ngidam seperti tiba-tiba ingin makan makanan tertentu, atau ingin melakukan hal aneh di luar akal sehat kita," jawab eomma Sonya.
Sementara itu, di negeri nun jauh di sana, dengan jarak kurang lebih 11,356km dari Jakarta, Elrick yang baru bangun dari tidurnya, tiba-tiba merasakan mual yang teramat sangat. Hingga ia langsung bergegas ke kamar mandi, dan memuntahkan isi perutnya di closet.
Merasa perutnya sudah lebih baik, Elrick menekan tombol flash dan keluar dari kamar mandi. Tapi baru berapa langkah, ia kembali merasakan mual-mual, dan kembali memuntahkan isi perutnya, walaupun kali ini tidak ada yang keluar dari mulutnya selain air liurnya sendiri.
Elrick kembali menekan tombol flash, kemudian mencuci tangannya di wastafel sambil membersihkan mulutnya dan kumur-kumur.
Elrick menghela napas dalam-dalam, ia menatap pantulan dirinya di cermin, dan bertanya-tanya dalam hati, apa ia salah makan semalam?
Dan Elrick baru akan membuka pintu kamar mandi ketika rasa mual itu kembali datang,
"Oh My God! What's wrong with me?”
Dengan langkah gontai, Elrick melangkah ke kamarnya lalu mengambil handphone dari atas nakas samping tempat tidurnya, dan menelepon asistennya."Jack, Ke rumahku sekarang juga!" perintahnya, dan tanpa menunggu jawaban dari Jack, Elrick langsung mematikan sambungan teleponnya, kemudian merebahkan badannya di atas tempat tidurnya.Elrick mengingat-ingat makanan yang tadi malam ia makan, tapi sepertinya tidak ada yang salah dengan makanannya. Dan sudah berapa hari ini Elrick tidak minum-minuman beralkohol tinggi, jadi bukan di asam lambung masalahnya.Tidak lama kemudian ada yang mengetuk pintu kamarnya, "Siapa?" tanya Elrick sambil memijat keningnya dengan ibu jari dan jari telunjuknya."Jack, Tuan," sahut Jack."Masuk Jack, pintu tidak terkunci!”Lalu terdengar pintu terbuka, dan Jack masuk sambil menenteng dokumen di lengan kanannya."Ini dokumennya, Tuan!” seru Jack sambil mengulurkan dokumen itu ke arah Elrick."Dokumen apa?" tanya Elrick kesal."Anda menyuruh saya ke sini karena d
Empat Tahun KemudianAkhirnya sesuai dengan target mereka, Aliana Keizaa dan Clarissa berhasil menyelesaikan kuliah pasca sarjana mereka dalam waktu dua tahun, dan gelar Magister Manajemen sudah mereka sandang saat ini.Lengan mereka saling merangkul, dan senyum manis tersungging di wajah ketiganya ke arah kamera Alson, yang mendapat tugas mengabadikan prosesi wisuda adik dan istrinya itu."Mommy!" teriak nyaring Leon sambil berlari ke arah Aliana dan langsung memeluk kakinya. Bocah berusia tiga tahun itu sepertinya berhasil melepaskan diri lagi dari pengasuhnya.Aliana menunduk untuk menggendong putranya itu, "Sayang, Mommy kan sudah bilang, jangan lari-lari nanti kamu jatuh bagaimana?" tegurnya sambil mencubit gemas hidung Leon yang mancung.Leon memainkan tali topi toga Aliana, kemudian menarik lepas topi itu dari kepala Aliana, hingga jepit rambut Aliana ikut terlepas, dan rambut panjangnya tergerai indah hingga ke punggungnya.Seperti tidak menyadari kerusakan yang ia sebabkan p
Elrick menatap pantulan dirinya di depan cermin besar kamarnya. Celana panjang dan kemeja yang serba longgar, serta jas yang baru sekali ini ia lihat mereknya, yang jelas bukan dari desainer ternama.Belum lagi kacamata bulatnya, serta tompel buatan di pipi kanannya, “Oh my God! Saya jadi terlihat nerd seperti ini, jangan sampai salah satu kolega saya melihat saya seperti ini!" gerutunya, lalu menghela napas kesal sebelum menambah lagi rentetan gerutuannya, "Dan jas ini? Darimana kau mendapatkannya? Saya akan membakar pabriknya karena sudah membuat jas yang tidak berkualitas seperti ini!" geram Elrick kesal."Astaga, Tuan. Ini hanya sementara sampai kita mendapatkan kepastian tentang anak itu," timpal Jack sambil mendecakkan lidahnya.Elrick langsung balik badan, dan memberikan tatapan tajam ke arah Jack, "Apa yang saya dengar barusan adalah gerutuanmu, Jack? Kalau kau sudah bosan bekerja dengan saya ... Ajukan segera surat pengunduran dirimu!" ancamya dengan nada dingin.Jack lan
Elrick membanting pintu Penthousenya hingga membentur dinding, dan menyebabkan suara benturan keras yang menggelegar sampai ke balkon samping kolam renang, tempat Jack sedang bersantai sambil menyesap secangkir Americanonya.Dengan tergopoh-gopoh Jack langsung menghampiri Elrick, dan mengambil tas kerjanya dari tangannya, "Bagaimana interviewnya, Tuan?" tanya Jack."Bagus yaa kau bisa duduk santai, sementara saya harus bekerja!" geram Elrick sambil membanting jasnya ke lantai.Jack memilih untuk diam, kemudian menunduk untuk mengambil jas itu dari lantai dan memindahkannya ke rak baju kotor, karena dalam keadaan bossnya yang seperti ini, mau beralasan apapun Jack akan tetap salah, dan ujung-ujungnya gajinya akan di potong lagi."Ambilkan aku champagne!" seru Elrick sambil menggulung lengan kemejanya, dan menjatuhkan dirinya di atas sofa."Tapi anda belum makan, Tuan." "Ambilkan saja cepat! Atau...""Baik, Tuan," sela Jack sebelum Elrick mengatakan akan memotong gajinya lagi, dan Ja
Kepribadian Introvert, pribadi yang fokus kepada pemikiran, perasaan, dan suasa hati yang berasal dari diri sendiri. Introvert bisa jadi karena faktor keturunan atau karena pernah trauma terhadap suatu. Dalam hal Aliana, Elrick belum tahu apa yang menyebabkan kecenderungan Aliana menjadi pribadi yang introvert. Dan sekarang sudah lebih dari dua jam wanita itu duduk di balik meja kerjanya, ia bekerja dalam keheningan, bahkan lalat terbang pun pasti akan terdengar dengan jelas.Elrick jadi sangsi, kalau Aliana adalah wanita yang sama dengan wanita yang menggairahkan itu, perbedaannya di antara keduanya sangat singnifikan.Tapi Elrick harus tetap membiarkan Aliana seperti itu, karena menurut yang ia baca, orang dengan kepribadian Introvert, normalnya mendapatkan ketenangan dan semangat dengan cara menghabiskan waktu sendirian.Lalu tiba-tiba suara nada dering handphone memecah keheningan itu. Aliana masih nampak acuh, Elrick pun mengabaikannya karena suara itu bukanlah Bunyi dering dari
Jika ingin melihat seorang introvert menjadi seorang ekstrovert, cobalah mengajaknya berbicara terlebih dahulu! Mereka akan lebih terbuka jika lawan bicaranya membuka pembicaraan terlebih dahulu, apalagi pertanyaan yang berbobot dan dikuasai seorang introvert itu.'Baiklah, aku akan mencoba peruntunganku,' gumam Elrick dalam hati, sebelum beranjak mendekati Aliana yang sedang sibuk mencari maianan untuk anaknya, putra mereka."Apa Leon menyukai Thomas dalam bentuk kereta? Atau apapun yang ada gambar Thomasnya?" tanya Elrick dengan suara lembut, itupun sudah membuat Aliana sedikit tersentak kaget, karena tiba-tiba ada yang mengajaknya bicara."Iya," jawab Aliana sekenanya."Iya apa? Dalam bentuk kereta atau apa?" Elrick kembali bertanya sambil terkekeh pelan. Sekilas Aliana menatap Elrick, sebelum akhirnya mengalihkan lagi perhatiannya ke rak mainan itu, "Keduanya," jawab Aliana lagi dengan sama singkatnya seperti tadi.'Ah, belum berhasil!' desah Elrick dalam hatinya."Rick, tolong a
Tidak sedikit perusahaan yang memilih pemimpin dengan karakteristik ekstrovert sebagai pilihan utama, termasuk perusahaan Elrick, karena interpersonalnya yang cenderung lebih baik, kemampuan networking yang luas dan selalu tampil energik.Tapi hari ini Aliana telah membuka matanya dengan pengetahuan baru, bahwa seorang introvert juga tidak kalah baiknya dalam hal memimpin perusahaan dan memimpin rapat seperti hari ini.Aliana memiliki tendensi untuk membangun komunikasi yang lebih berkualitas dengan konsep one on one. Aliana tahu kapan harus diam untuk mendengarkan saran dan pandangan lain, membuat bawahannya merasa lebih di dengar dan di hargai, yang belum tentu bisa dilakukan seorang ekstrovert.Sifatnya yang cenderung pendiam, membuat Aliana tidak berkoar-koar untuk meninggikan kemampuannya sendiri, dan enggan menyombongkan diri hanya untuk mendapat perhatian orang-orang di sekitarnya. Padahal lebih dari sekali Elrick melihat kesempatan Aliana untuk membanggakan dirinya, tapi itu
Sebulan Kemudian.Menjadi Personal Assisten ternyata lebih sibuk dari bossnya, tidak mengenal tanggal merah pula dalam hidupnya. Jam kerja tidak delapan jam seperti karyawan biasa, tapi mengikuti jam kerja boss. Lembur sudah menjadi makanan Elrick sehari-hari sekarang.Tapi malam ini, Elrick benar-benar lelah. Ia yang biasanya memberi perintah, sekarang harus menerima perintah. Ia yang biasanya tinggal bertanya jadwal schedulenya, sekarang justru ia yang menjadi time keeper, yang mengatur jadwal kegiatan Aliana dengan detail."Hah, seperti mengurus pasangan saja! Antar jemput, menyemangatinya, memberi solusi dikala Aliana buntu, memberitahu kapan Aliana harus makan, kapan ia harus istirahat sejenak. Sayangnya urusan ranjang tidak termasuk di dalamnya. Padahal wanita itu sudah menghabiskan banyak waktu saya satu bulan ini! Sekarang saya baru bisa tidur jam 12 malam dan jam lima pagi sudah harus bangun!" keluh Elrick sambil merebahkan diri di atas sofa panjangnya."Yah! Seperti itulah C
Keluar dari lift khusus Presdir bersama dengan Elrick yang mengekor di belakangnya, Aliana melihat tatapan terperangah Cintya pada Elrick. Yah, ini kali pertamanya Cintya melihat Elrick tanpa kacamata dan tompel konyolnya itu, yang sudah pasti Elrick terlihat menjadi jauh lebih menarik lagi, dan luar biasa tampan.Saat Elrick masih mengenakan kacamata dan tompel saja Cintya sudah jatuh hati pada pria itu, apalagi sekarang, lihat saja wanita itu nyaris saja menitikkan liurnya. Sambil mendesah kesal Aliana menatap tajam Cintya, walaupun mata sekretarisnya itu saat ini sedang ditujukan sepenuhnya ke Elrick, "Cari dokumen kerjasama dengan PT. Trias dan letakkan di mejaku sekarang!" perintahnya. Mendapati Cintya yang masih juga melamun dan tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari Elrick, membuat Aliana semakin kesal, "Cintya!""Eh, iya ada apa Bu?" tanyanya sambil mengerjapkan kedua matanya."Sudah lah, Nona. Biar saya yang bantu mencari dokumen itu," usul Elrick."Dokumen apa Pak Ricko
"Jadi bagaimana? Kalian mau menikah sebelum atau sesudah dari Amsterdam?" tanya appa Alex, matanya memandang bergantian ke Elrick dan Aliana."Sesudah.""Sebelum ... " jawab Aliana dan Elrick secara bersamaan, lalu Aliana menatap tajam Elrick, dan pria itu hanya mengangkat bahunya."Kalau bisa, Pak Alex, saya akan menikahi Aliana sebelum ke Amsterdam, karena saya tidak mau mengambil resiko, sepulangnya dari Amsterdam Aliana akan berubah pikiran," ujar Elrick sambil menatap penuh Aliana."Aku janji, aku tidak akan berubah pikiran, Rick!" bujuk Aliana, Elrick mengangkat sebelah alis tebalnya,"Are you sure?"Aliana memutar kedua bola matanya, "Iya, Ri
Sambil tersenyum lembut, Elrick terus memandangi Aliana. Siasatnya berhasil, dan appa Alex menangkap basah mereka, hingga menyuruh mereka segera menikah dalam Minggu ini. Sementara Aliana, wanita itu tidak dapat menolak lagi, tidak dengan permintaan penuh harap Leon tadi, dan sekali lagi siasat Elrick berhasil, memanfaatkan putranya untuk meminta Mommynya bersedia menikah dengan Elrick.Elrick tersenyum lebar penuh kemenangan, tentu saja ada andil Eomma Sonya juga dalam hal ini, dukungan kecil darinya membuat Elrick bersedia melakukan hal gila ini, meski wajahnya yang sekali lagi harus ia korbankan."Eommamu wanita yang luar biasa yaa!" puji Elrick, lalu meringis pelan saat Aliana menekan ice bag yang ia pegang ke tulang pipi Elrick yang mulai terlihat memar."Aku membaca resumemu, kamu ahli beladiri karate, taekwondo,
Tidak mau terlena dengan atmosfir menggairahkan di antara mereka, Aliana berdiri tapi tangan Elrick dengan sigap menangkap tangannya, dan menariknya hingga terduduk di atas pangkuannya."El ... "Apapun yang ingin dikeluhkan Aliana tidak dapat ia keluarkan, karena bibir lembut Elrick sudah menyumpal mulutnya, dengan ciuman yang awalnya pelan dan ringan, berubah menjadi dalam dan liar. Dan tangan Aliana yang awalnya mendorong dada Elrick, kini justru di lingkarkan di sekeliling leher Elrick, bersamaan dengan erangan kecil yang mulai keluar dari tenggorokannya.Aliana mendesah pelan saat tangan kanan Elrick menelusup masuk ke balik bajunya, menangkup dan memainkan puncak gunung kembarnya, berpindah-pindah dari yang satu ke yang lainnya.Leguhan nikmat keluar dari mulut Aliana saat ciuman Elrick turun ke bawah, ke area lehernya hingga ke bawah telinganya, Aliana mendongakkan kepalanya, membiarkan Elrick menjelajahi lehernya, lalu menyusuri lidahnya ke titik sensitif di balik telinga Alia
"Kamu tidak tahu apa-apa tentang aku! Jaga bicaramu, Rick!" geram Aliana sambil menepis tangan Elrick dari kedua bahunya.Elrick mundur selangkah sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya, "Kalau begitu, beritahu aku semua tentangmu!"Aliana mendengus pelan, "Tidak akan! Sebaiknya kamu pulang sekarang, Rick!" usirnya."Aku belum bisa pulang sekarang.""Kenapa?" tanya Aliana."Eommamu memintaku stay di sini sampai makan malam nanti, Eommamu mengundangku secara pribadi untuk makan malam dengan keluargamu, dan aku sudah menyetujuinya," jawab Elrick dengan santai."Eomma
"Gambar Daddy mana?" tanya Elrick sambil tersenyum lembut."Tadi Eon ga punya Daddy, teman Eon punya, Eon ga!" mendengar jawaban Leon itu membuat hati Elrick terasa teriris sembilu, jawaban polos dari seorang anak yang terlihat jelas raut kesedihan di wajah mungilnya."Apa ibu guru meminta Leon dan teman-teman untuk menggambar keluarga?" tanya Elrick dengan lembut, tenggorokannya terasa sakit karena menahan air matanya.Leon mengangguk, lalu duduk dan meletakkan kertas gambar itu di atas meja. Pantas saja Leon terlihat sedih, mungkin teman-temannya menggambar keluarga utuh yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya.Sementara Leon ...Napas Elrick tercekat saat membayangkan bagaimana perasaan Leon saat itu, mungkinka
Aliana mengangkat bahunya, "Kisah cinta Eomma dan Appaku pun tidaklah mudah, bahkan mereka pernah bercerai. Yah meskipun pada akhirnya mereka dapat bersatu kembali dan hidup bahagia sampai saat ini. Tapi tetap saja aku tidak mau mengalami hal yang menyakitkan seperti itu. Tidak, jika sendiri lebih baik dan membuatku nyaman, tanpa rasa takut akan tersakiti. Aku akan tetap memilih jalan itu."Kata-kata Aliana terus saja terngiang-ngiang di telinga Elrick, kata yang wanita itu ucapkan dengan penuh tekad saat di rumah sakit tadi. Elrick melirik sekilas ke wanita itu, yang sekarang sedang tertidur di kursi tengah mobilnya dengan mulutnya yang sedikit terbuka, tapi tidak sedikitpun mengurangi kecantikannya.Memang Aliana tidak secantik super model yang pernah menjadi kekasih Elrick, tapi kecantikan Aliana berbeda. Menikmati kebersamaan dengan Aliana, itu sama dengan meminum
"Untungnya tidak ada ligamen yang sobek, jadi saya hanya akan membalutnya dengan perban elastis, untuk mengurangi pembengkakan dan membuat pergelangan kaki anda menjadi lebih baik, Nona!" seru dokter Kevin, dokter Ortopedi yang ditunjuk dokter Sam untuk menangani Aliana."Lakukan apa yang menurut anda baik, Dok!" sahut Aliana kemudian kembali meringis saat dokter itu menekan pergelangan kakinya yang mulai membengkak.Tidak lama kemudian salah satu perawat menyerahkan perban elastis ke dokter Kevin, yang langsung digunakan untuk membalut telapak kaki dan pergelangan kaki Aliana. Setiap balutan saling tumpang tindih membentuk angka delapan, agar perban tidak mudah bergeser, dengan balutan terakhir naik beberapa inchi di atas pergelangan kaki Aliana untuk me
"Elrick, what are you doing here?"Aliana melihat mata Elrick yang membelalak kaget melihat pemilik suara itu, membuat Aliana balik badan mengikuti arah mata Elrick, dan mendapati seorang wanita asing yang tinggi semampai, dengan rambut panjang sewarna madu dan senyum manis yang tersungging di wajah cantiknya.Wanita itu melangkah maju melewati Aliana, dan langsung mencium pipi kiri dan kanan Elrick, sebelum memeluknya dengan erat, "I miss you, Honey! I miss you so much!" seru wanita itu."Gwen, why are you here? You should be back in Amsterdam!" tanya Elrick sambil mendorong tubuh Gwen menjauh darinya.Sambil mendecakkan lidahnya dengan kesal, Gwen kembali berusaha memeluk Elrick lagi, tapi Elrick berhasil menjauhkannya, "Oh come on Rick, don't be like this!"Mengabaikan Gwen, Elrick beralih menatap Aliana yang sedang melihat Elrick dan Gwen secara bergantian, "Kita ke kantor sekarang, Nona?" tanyanya sambil membukakan kembali pintu penumpang depan untuk Aliana."Sebaiknya kamu tema