Kepribadian Introvert, pribadi yang fokus kepada pemikiran, perasaan, dan suasa hati yang berasal dari diri sendiri. Introvert bisa jadi karena faktor keturunan atau karena pernah trauma terhadap suatu.
Dalam hal Aliana, Elrick belum tahu apa yang menyebabkan kecenderungan Aliana menjadi pribadi yang introvert. Dan sekarang sudah lebih dari dua jam wanita itu duduk di balik meja kerjanya, ia bekerja dalam keheningan, bahkan lalat terbang pun pasti akan terdengar dengan jelas.
Elrick jadi sangsi, kalau Aliana adalah wanita yang sama dengan wanita yang menggairahkan itu, perbedaannya di antara keduanya sangat singnifikan.
Tapi Elrick harus tetap membiarkan Aliana seperti itu, karena menurut yang ia baca, orang dengan kepribadian Introvert, normalnya mendapatkan ketenangan dan semangat dengan cara menghabiskan waktu sendirian.
Lalu tiba-tiba suara nada dering handphone memecah keheningan itu. Aliana masih nampak acuh, Elrick pun mengabaikannya karena suara itu bukanlah Bunyi dering dari handphone miliknya.
Dan ketika teringat kemungkinan dering handphone itu berasal dari handphone milik Aliana yang sekarang Elrick pegang sebagai Asisten Pribadinya, Elrick langsung mengeluarkan handphone itu dari saku jasnya, yang ternyata itu adalah panggilan video call dengan nama Eomma yang tertera di layarnya.
Elrick langsung menghampiri Aliana dan menyerahkan handphonenya, "Video call dari ibu anda, Nona."
Aliana mengalihkan perhatiannya dari laptopnya ke handphone yang berada di tangan Elrick, kemudian mengambilnya dan langsung menerima panggilan video call itu.
Wajah Aliana seketika tersenyum ceria ketika melihat siapa yang ada di layar handphonenya, senyum yang merubah wajahnya menjadi jauh lebih cantik lagi.
Elrick mendapati dirinya sangat menginginkan senyuman itu ditujukan juga padanya.
"Mommy!" terdengar pekikan nyaring khas anak-anak, dan Elrick merasakan sesuatu yang aneh di dalam dadanya.
"Leon anak kesayangan Mommy. Ada apa sayang?" tanya Aliana, wajahnya melembut dengan senyum manis tak pernah lepas dari wajah cantik dan imutnya itu.
Aliana yang seperti ini, terlihat lebih mudah untuk di dekati, dibanding Aliana yang pendiam dan penyendiri.
'Ah, jadi nama anak itu Leon?' tanya Elrick dalam hati.
"Mom, Eon mo Comas"
"Leon mau Thomas?"
"Iyaaa!"
"Di rumah kan sudah ada banyak Thomasnya, Sayang. Teman-temannya juga Leon sudah punya semua."
"Comasna ucak."
"Oh, Thomasnya sudah rusak? Jadi Leon minta Mommy belikan lagi yang baru Thomasnya?"
"Hooh."
"Ok, Sayang. Nanti pulang kerja Mommy belikan Thomas lagi yaa."
"Yeeeeyyy!" teriak anak itu penuh semangat setelah permintaannya dituruti Aliana.
"Tapi Leon harus menjanjikan satu hal pada Mommy terlebih dahulu."
"Apa Mom?" tanya anak kecil itu.
"Leon harus banyak makan, menghabiskan susunya, jangan nakal, nurut sama Onya dan Opal yaa ... "
"Iyaaa"
"Na!" terdengar suara wanita dewasa yang Elrick tebak itu pasti ibunya Aliana.
"Ya, Eomma?"
"Kamu sudah makan?"
"Aku masih sedikit sibuk. Tapi selesai ini aku akan langsung makan," sahut Aliana.
"Kamu tuh, kalau Eomma tidak mengingatkan pasti tidak akan makan, iya kan?"
Aliana hanya menjawabnya dengan seringaian lebar.
"Mana asisten pribadimu? Eomma mau bicara."
Aliana langsung mengarahkan handphonenya ke Elrick, terlihat di layar wanita yang masih terlihat cantik di usianya yang sudah terbilang tidak muda lagi.
"Kamu asprinya Aliana?" tanya wanita itu.
Elrick mengangguk, "Iya benar. Anda bisa memanggil saya Ricko," jawab Elrick sambil membetulkan letak kacamatanya.
"Tolong perhatikan pola makan Nonamu yaa! Dia suka lupa makan kalau tidak sering-sering diingatkan."
"Baik," jawab Elrick singkat. Ia masih bingung harus memanggil ibu dari bossnya itu apa? Selama ini ia tidak pernah memperhatikan hal kecil seperti ini.
Elrick berharap Leon akan muncul lagi di layar, besar keinginannya melihat anak itu. Tapi sepertinya hari ini belum saatnya ia melihat anaknya, karena sampai ibunya Aliana mematikan handphonenya, Leon tidak terlihat juga, hanya jerit tawanya saja yang terdengar dari kejauhan.
Dan Aliana, wanita itu kembali diam dan asik sendiri lagi. Elrick meletakkan kembali handphone Aliana di saku dalam jasnya, dan kembali duduk di balik meja kerjanya.
Ingin rasanya Elrick langsung bertanya pada Aliana tentang anak itu, tapi sekali lagi ia teringat pada apa yang sudah ia baca, orang introvert memiliki privasi sendiri yang tidak bisa dimasuki orang asing, dan saat ini Aliana masih menganggap Elrick orang asing.
Maka dari itu Elrick tidak bisa langsung bertanya padanya, karena butuh waktu bagi Aliana untuk bisa menerima dan percaya padanya, seperti kata Jack, Elrick harus bersabar.
"Ada schedule apa siang ini Rick?" tanya Aliana tiba-tiba, meski matanya masih terus mengawasi layar laptopnya.
Elrick langsung membuka schedule Aliana hari ini di tabletnya, "Kosong, Nona. Baru ada rapat dengan bagian perencanaan nanti pukul tiga sore." jawabnya.
"Siapkan mobil, temani saya ke mall!" serunya.
"Siapkan mobil?" ulang Elrick bingung.
Aliana membuka laci meja kerjanya, lalu mengeluarkan kunci mobil dan mengulurkannya ke arah Elrick, "Mulai hari ini, kamu antar jemput saya dengan mobil ini, dan mengantar saya kemanapun saya pergi."
'Sial wanita ini! Dia pikir aku supir apa?' sungut Elrick kesal di dalam hatinya, dengan enggan ia berdiri dari kursi kerjanya, lalu menghampiri Aliana untuk mengambil kunci mobil itu.
"Mobilnya parkir di mana, Nona?" tanya Elrick.
"Mendekat sini, Rick." perintah Aliana, Elrick langsung mendekat dan berdiri di sampingnya.
"Arahkan telapak tanganmu di atas sini!" serunya.
Elrick tahu itu alat biometrik pendeteksi sidik jari. Itu berarti Aliana memberinya akses masuk ke area pribadi gedung ini. Dan tanpa pikir panjang lagi, Elrick langsung mengarahkan telapak tangannya di atas alat itu.
Telapak tangannya sudah terscan dan langsung muncul di laptop Aliana, "Sekarang kamu bisa masuk ke area pribadi manapun yang hanya bisa dimasuki oleh saya. Kamu turun menggunakan private lift khusus Presdir, dan mobil saya terparkir tepat di pintu keluar lift," jelas Aliana.
"Baik, Nona!" sahut Elrick, dan baru akan balik badan ketika Aliana kembali menahannya,
"Tunggu, Rick!" serunya sambil mengeluarkan beberapa kartu dari dalam tas tangannya.
"Ini kartu unlimited, kamu bisa menggunakannya untuk operasional kantor," lanjut Aliana sambil menyerahkan kartu itu ke Elrick.
Dengan enggan Elrick mengambil kartu hitam itu dari tangan Aliana, master kartu di antara kartu lainnya, Elrick tahu karena ia sendiri memiliki beberapa kartu seperti ini.
"Kalau begitu saya permisi dulu, Nona," pamit Elrick, dan setelah Aliana mengangguk, Elrick langsung bergegas ke arah pintu dan keluar dari ruang Presdir itu.
"Siang, Pak Ricko!" sapa sekretaris Aliana yang selalu standby di belakang meja kerjanya yang berada di samping pintu masuk ruang Aliana.
"Siang!" balas Elrick sekenanya sambil terus melangkahkan kakinya sampai ke depan pintu lift khusus Presdir, dan mengarahkan telapak tangannya di atas sensor hingga pintu lift itu terbuka, dan Elrick masuk ke dalamnya.
"Dimana kau?" tanya Elrick pada Jack dengan nada kesal sesampainya ia di tempat mobil Aliana terparkir.
"Saya masih di parkiran, Tuan. Anda mau saya jemput sekarang?"
"Kamu bawa kembali mobil saya ke Penthouse! Wanita sialan itu sekarang menjadikan saya sebagian supirnya! Supirnya, Jack!" Bisa kau bayangkan itu?" gerutu Elrick
"Itu memang termasuk bagian dari tugas Personal Assisten, Tuan. Apa anda lupa, saya juga merangkap sebagai supir anda," sahut Jack mencoba menenangkan Elrick.
"Oh, jadi kau protes yaa saya jadikan supir?"
"Bbukan seperti itu, Tuan. Saya hanya menjelaskan salah satu job desk Personal Assisten," sanggah Jack.
"Bulan depan gajimu saya potong!" geram Elrick melampiaskan amarahnya pada Personal Assistennya itu.
Jika ingin melihat seorang introvert menjadi seorang ekstrovert, cobalah mengajaknya berbicara terlebih dahulu! Mereka akan lebih terbuka jika lawan bicaranya membuka pembicaraan terlebih dahulu, apalagi pertanyaan yang berbobot dan dikuasai seorang introvert itu.'Baiklah, aku akan mencoba peruntunganku,' gumam Elrick dalam hati, sebelum beranjak mendekati Aliana yang sedang sibuk mencari maianan untuk anaknya, putra mereka."Apa Leon menyukai Thomas dalam bentuk kereta? Atau apapun yang ada gambar Thomasnya?" tanya Elrick dengan suara lembut, itupun sudah membuat Aliana sedikit tersentak kaget, karena tiba-tiba ada yang mengajaknya bicara."Iya," jawab Aliana sekenanya."Iya apa? Dalam bentuk kereta atau apa?" Elrick kembali bertanya sambil terkekeh pelan. Sekilas Aliana menatap Elrick, sebelum akhirnya mengalihkan lagi perhatiannya ke rak mainan itu, "Keduanya," jawab Aliana lagi dengan sama singkatnya seperti tadi.'Ah, belum berhasil!' desah Elrick dalam hatinya."Rick, tolong a
Tidak sedikit perusahaan yang memilih pemimpin dengan karakteristik ekstrovert sebagai pilihan utama, termasuk perusahaan Elrick, karena interpersonalnya yang cenderung lebih baik, kemampuan networking yang luas dan selalu tampil energik.Tapi hari ini Aliana telah membuka matanya dengan pengetahuan baru, bahwa seorang introvert juga tidak kalah baiknya dalam hal memimpin perusahaan dan memimpin rapat seperti hari ini.Aliana memiliki tendensi untuk membangun komunikasi yang lebih berkualitas dengan konsep one on one. Aliana tahu kapan harus diam untuk mendengarkan saran dan pandangan lain, membuat bawahannya merasa lebih di dengar dan di hargai, yang belum tentu bisa dilakukan seorang ekstrovert.Sifatnya yang cenderung pendiam, membuat Aliana tidak berkoar-koar untuk meninggikan kemampuannya sendiri, dan enggan menyombongkan diri hanya untuk mendapat perhatian orang-orang di sekitarnya. Padahal lebih dari sekali Elrick melihat kesempatan Aliana untuk membanggakan dirinya, tapi itu
Sebulan Kemudian.Menjadi Personal Assisten ternyata lebih sibuk dari bossnya, tidak mengenal tanggal merah pula dalam hidupnya. Jam kerja tidak delapan jam seperti karyawan biasa, tapi mengikuti jam kerja boss. Lembur sudah menjadi makanan Elrick sehari-hari sekarang.Tapi malam ini, Elrick benar-benar lelah. Ia yang biasanya memberi perintah, sekarang harus menerima perintah. Ia yang biasanya tinggal bertanya jadwal schedulenya, sekarang justru ia yang menjadi time keeper, yang mengatur jadwal kegiatan Aliana dengan detail."Hah, seperti mengurus pasangan saja! Antar jemput, menyemangatinya, memberi solusi dikala Aliana buntu, memberitahu kapan Aliana harus makan, kapan ia harus istirahat sejenak. Sayangnya urusan ranjang tidak termasuk di dalamnya. Padahal wanita itu sudah menghabiskan banyak waktu saya satu bulan ini! Sekarang saya baru bisa tidur jam 12 malam dan jam lima pagi sudah harus bangun!" keluh Elrick sambil merebahkan diri di atas sofa panjangnya."Yah! Seperti itulah C
"Oh, aku mengerti sekarang! Apa kamu sudah memiliki anak, Rick? Kamu tahu benar tentang anak-anak," tanya Aliana, dan Elrick tidak tahu harus menjawab apa.Yang Elrick tahu dan yakini sekarang adalah, Leon benar-benar anaknya, darah dagingnya. Elrick yakin itu, karena matanya tidak dapat membohonginya, dan Elrick langsung merasakan ikatan batin dengan anak itu ketika ia menggendongnya tadi."Di mana orang tua anda?" tanya Elrick mengalihkan pertanyaan Aliana tadi."Oh, mereka sedang di Seoul sekarang. Dirumah kakakku," jawab Aliana sambil menyelimuti Leon sampai batas bawah dagunya."Bukankah rumah yang di sebelah itu rumah Om anda, Nona?' "Iya, tapi mereka semua sedang di Seoul juga. Itu makanya aku meminta bantuanmu, Rick.""Apa anda tidak memiliki baby sitter?" tanya Elrick dengan kening yang mengerut. Karena tidak mungkin sekelas Adipramana tidak mampu membayar baby sitter kan?"Suster Rina sedang sakit, jadi aku memintanya untuk istirahat dulu sampai kondisinya prima lagi, aku t
Aliana terbangun saat jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, dan ia langsung bergegas turun dari tempat tidurnya. Karena seingatnya Aliana tidur jam satu, itu berarti ia sudah tidur selama enam jam penuh tanpa terbangun karena suara tangis Leon, baru kali ini ia tidur sepulas ini sejak hadirnya Leon.Takut terjadi sesuatu pada Leon, dengan langkah cepat Aliana menuju ke pintu penghubung, dan langsung diam terpaku saat melihat pemandangan di depannya. Nampak di atas tempat tidur, Elrick sedang tertidur pulas sambil memeluk Leon yang juga masih tertidur pulas. Aliana langsung menghela napas lega, karena tidak terjadi sesuatu pada Leon seperti yang ia khawatirkan tadi.Baru saja Aliana balik badan untuk kembali lagi ke kamarnya, tapi kakinya menginjak bebek karet teman mandi Leon, hingga mengeluarkan bunyi seperti bunyi bebek pada umumnya."Mommy ... " panggil Leon.Aliana langsung balik badan dan mendapati dua pasang mata yang sedang menatapnya, sebelum Elrick bergerak turun dari temp
Entah Aliana harus senang atau iri saat melihat kedekatan Leon dengan Elrick. Leon tidak mau lepas dari Elrick, anak itu hanya mau lepas saat Elrick sedang menyetir saja. Tapi ketika mobil sudah di Serahkan ke petugas valet parking, Leon kembali minta gendong sama Elrick.Entah apa yang dibisikkan Elrick di telinga Leon hingga anak itu mau jalan sendiri, meski tangannya masih terus memegang tangan Elrick.Dan saat mereka melewati tempat bermain anak, Leon menarik tangan Elrick, mengajaknya masuk ke dalam area bermain itu, "Ada Comas, Om!" serunya sambil menunjuk kereta mini dengan desain bentuk Thomas."Sebentar ya, Leon. Om beli kartunya dulu," kekeh Elrick, tapi dengan sigap salah satu pengawal Aliana yang bernama Ekram sudah terlebih dahulu membelikannya untuk Leon."Kartunya, Pak Ricko!" serunya sambil menyerahkan kartu itu ke Elrick."Terima kasih, Ram!" ucap Elrick lalu kembali memberikan perhatiannya pada Leon."Leon mau naik kereta Thomas itu?" tanyanya dan Leon mengangguk."K
Elrick kembali mengumpat pelan, "Apa wanita tua itu masih saja berusaha menjodohkan saya dengan Gwen?" tanya Elrick kesal."Sepertinya begitu, Tuan," jawab Jack."Saya tidak mau tahu, tutupi keberadaan saya di sini, atau saya tidak akan membayar gajimu selama satu tahun penuh!" gertak Elrick lalu mematikan sambungan teleponnya."Sial! Masalah satu belum selesai, muncul lagi masalah lainnya!" desah Elrick pelan sambil mengurut keningnya.Saat Elrick kembali ke ruang VIP, terdengar tangisan Leon dan Elrick bergegas memasuki ruangan itu, nampak Aliana yang berdiri membelakanginya sedang membujuk Leon untuk menghentikan tangisannya."Huhu, Om, Eon mo Om!" rengek Leon.
"Oma, aku bukan pria biasa saja, aku juga sama berkuasanya dengan mereka, Oma. Bahkan lebih.""Yang kau tidak tahu cucuku yang malang, mereka ahli menyembunyikan seseorang, hingga tidak ada satu orangpun yang akan menemukannya. Apa jadinya jika mereka tahu kau ayah dari cucunya? Bersiaplah kau tidak akan bisa bertemu dengan anakmu lagi seumur hidupmu!""Apa Oma pikir aku akan diam saja melihat mereka menyembunyikan anakku? Aku akan mencarinya sampai ke lubang semut sekalipun!" geram Elrick kesal, karena Omanya terlalu menganggap remeh dirinya."Kau memang berkuasa juga, Elrick. Tapi di Eropa sana, bukan di Asia. Kau juga harus tahu batasanmu! Jadi sebelum kedua pria itu kembali ke Jakarta, kau harus sudah bisa mengambil hati wanita itu dan anaknya, supaya kau bisa berterus terang pada wanita itu kalau kau adalah ayah dari anaknya.""Dan wanita itu akan langsung berlayar pergi dari hidupku bersama dengan anaknya," desah Elrick."Apa maksudmu?" tanya Oma."Wanita itu dengan tegas mengat
Keluar dari lift khusus Presdir bersama dengan Elrick yang mengekor di belakangnya, Aliana melihat tatapan terperangah Cintya pada Elrick. Yah, ini kali pertamanya Cintya melihat Elrick tanpa kacamata dan tompel konyolnya itu, yang sudah pasti Elrick terlihat menjadi jauh lebih menarik lagi, dan luar biasa tampan.Saat Elrick masih mengenakan kacamata dan tompel saja Cintya sudah jatuh hati pada pria itu, apalagi sekarang, lihat saja wanita itu nyaris saja menitikkan liurnya. Sambil mendesah kesal Aliana menatap tajam Cintya, walaupun mata sekretarisnya itu saat ini sedang ditujukan sepenuhnya ke Elrick, "Cari dokumen kerjasama dengan PT. Trias dan letakkan di mejaku sekarang!" perintahnya. Mendapati Cintya yang masih juga melamun dan tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari Elrick, membuat Aliana semakin kesal, "Cintya!""Eh, iya ada apa Bu?" tanyanya sambil mengerjapkan kedua matanya."Sudah lah, Nona. Biar saya yang bantu mencari dokumen itu," usul Elrick."Dokumen apa Pak Ricko
"Jadi bagaimana? Kalian mau menikah sebelum atau sesudah dari Amsterdam?" tanya appa Alex, matanya memandang bergantian ke Elrick dan Aliana."Sesudah.""Sebelum ... " jawab Aliana dan Elrick secara bersamaan, lalu Aliana menatap tajam Elrick, dan pria itu hanya mengangkat bahunya."Kalau bisa, Pak Alex, saya akan menikahi Aliana sebelum ke Amsterdam, karena saya tidak mau mengambil resiko, sepulangnya dari Amsterdam Aliana akan berubah pikiran," ujar Elrick sambil menatap penuh Aliana."Aku janji, aku tidak akan berubah pikiran, Rick!" bujuk Aliana, Elrick mengangkat sebelah alis tebalnya,"Are you sure?"Aliana memutar kedua bola matanya, "Iya, Ri
Sambil tersenyum lembut, Elrick terus memandangi Aliana. Siasatnya berhasil, dan appa Alex menangkap basah mereka, hingga menyuruh mereka segera menikah dalam Minggu ini. Sementara Aliana, wanita itu tidak dapat menolak lagi, tidak dengan permintaan penuh harap Leon tadi, dan sekali lagi siasat Elrick berhasil, memanfaatkan putranya untuk meminta Mommynya bersedia menikah dengan Elrick.Elrick tersenyum lebar penuh kemenangan, tentu saja ada andil Eomma Sonya juga dalam hal ini, dukungan kecil darinya membuat Elrick bersedia melakukan hal gila ini, meski wajahnya yang sekali lagi harus ia korbankan."Eommamu wanita yang luar biasa yaa!" puji Elrick, lalu meringis pelan saat Aliana menekan ice bag yang ia pegang ke tulang pipi Elrick yang mulai terlihat memar."Aku membaca resumemu, kamu ahli beladiri karate, taekwondo,
Tidak mau terlena dengan atmosfir menggairahkan di antara mereka, Aliana berdiri tapi tangan Elrick dengan sigap menangkap tangannya, dan menariknya hingga terduduk di atas pangkuannya."El ... "Apapun yang ingin dikeluhkan Aliana tidak dapat ia keluarkan, karena bibir lembut Elrick sudah menyumpal mulutnya, dengan ciuman yang awalnya pelan dan ringan, berubah menjadi dalam dan liar. Dan tangan Aliana yang awalnya mendorong dada Elrick, kini justru di lingkarkan di sekeliling leher Elrick, bersamaan dengan erangan kecil yang mulai keluar dari tenggorokannya.Aliana mendesah pelan saat tangan kanan Elrick menelusup masuk ke balik bajunya, menangkup dan memainkan puncak gunung kembarnya, berpindah-pindah dari yang satu ke yang lainnya.Leguhan nikmat keluar dari mulut Aliana saat ciuman Elrick turun ke bawah, ke area lehernya hingga ke bawah telinganya, Aliana mendongakkan kepalanya, membiarkan Elrick menjelajahi lehernya, lalu menyusuri lidahnya ke titik sensitif di balik telinga Alia
"Kamu tidak tahu apa-apa tentang aku! Jaga bicaramu, Rick!" geram Aliana sambil menepis tangan Elrick dari kedua bahunya.Elrick mundur selangkah sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya, "Kalau begitu, beritahu aku semua tentangmu!"Aliana mendengus pelan, "Tidak akan! Sebaiknya kamu pulang sekarang, Rick!" usirnya."Aku belum bisa pulang sekarang.""Kenapa?" tanya Aliana."Eommamu memintaku stay di sini sampai makan malam nanti, Eommamu mengundangku secara pribadi untuk makan malam dengan keluargamu, dan aku sudah menyetujuinya," jawab Elrick dengan santai."Eomma
"Gambar Daddy mana?" tanya Elrick sambil tersenyum lembut."Tadi Eon ga punya Daddy, teman Eon punya, Eon ga!" mendengar jawaban Leon itu membuat hati Elrick terasa teriris sembilu, jawaban polos dari seorang anak yang terlihat jelas raut kesedihan di wajah mungilnya."Apa ibu guru meminta Leon dan teman-teman untuk menggambar keluarga?" tanya Elrick dengan lembut, tenggorokannya terasa sakit karena menahan air matanya.Leon mengangguk, lalu duduk dan meletakkan kertas gambar itu di atas meja. Pantas saja Leon terlihat sedih, mungkin teman-temannya menggambar keluarga utuh yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya.Sementara Leon ...Napas Elrick tercekat saat membayangkan bagaimana perasaan Leon saat itu, mungkinka
Aliana mengangkat bahunya, "Kisah cinta Eomma dan Appaku pun tidaklah mudah, bahkan mereka pernah bercerai. Yah meskipun pada akhirnya mereka dapat bersatu kembali dan hidup bahagia sampai saat ini. Tapi tetap saja aku tidak mau mengalami hal yang menyakitkan seperti itu. Tidak, jika sendiri lebih baik dan membuatku nyaman, tanpa rasa takut akan tersakiti. Aku akan tetap memilih jalan itu."Kata-kata Aliana terus saja terngiang-ngiang di telinga Elrick, kata yang wanita itu ucapkan dengan penuh tekad saat di rumah sakit tadi. Elrick melirik sekilas ke wanita itu, yang sekarang sedang tertidur di kursi tengah mobilnya dengan mulutnya yang sedikit terbuka, tapi tidak sedikitpun mengurangi kecantikannya.Memang Aliana tidak secantik super model yang pernah menjadi kekasih Elrick, tapi kecantikan Aliana berbeda. Menikmati kebersamaan dengan Aliana, itu sama dengan meminum
"Untungnya tidak ada ligamen yang sobek, jadi saya hanya akan membalutnya dengan perban elastis, untuk mengurangi pembengkakan dan membuat pergelangan kaki anda menjadi lebih baik, Nona!" seru dokter Kevin, dokter Ortopedi yang ditunjuk dokter Sam untuk menangani Aliana."Lakukan apa yang menurut anda baik, Dok!" sahut Aliana kemudian kembali meringis saat dokter itu menekan pergelangan kakinya yang mulai membengkak.Tidak lama kemudian salah satu perawat menyerahkan perban elastis ke dokter Kevin, yang langsung digunakan untuk membalut telapak kaki dan pergelangan kaki Aliana. Setiap balutan saling tumpang tindih membentuk angka delapan, agar perban tidak mudah bergeser, dengan balutan terakhir naik beberapa inchi di atas pergelangan kaki Aliana untuk me
"Elrick, what are you doing here?"Aliana melihat mata Elrick yang membelalak kaget melihat pemilik suara itu, membuat Aliana balik badan mengikuti arah mata Elrick, dan mendapati seorang wanita asing yang tinggi semampai, dengan rambut panjang sewarna madu dan senyum manis yang tersungging di wajah cantiknya.Wanita itu melangkah maju melewati Aliana, dan langsung mencium pipi kiri dan kanan Elrick, sebelum memeluknya dengan erat, "I miss you, Honey! I miss you so much!" seru wanita itu."Gwen, why are you here? You should be back in Amsterdam!" tanya Elrick sambil mendorong tubuh Gwen menjauh darinya.Sambil mendecakkan lidahnya dengan kesal, Gwen kembali berusaha memeluk Elrick lagi, tapi Elrick berhasil menjauhkannya, "Oh come on Rick, don't be like this!"Mengabaikan Gwen, Elrick beralih menatap Aliana yang sedang melihat Elrick dan Gwen secara bergantian, "Kita ke kantor sekarang, Nona?" tanyanya sambil membukakan kembali pintu penumpang depan untuk Aliana."Sebaiknya kamu tema