Kepribadian Introvert, pribadi yang fokus kepada pemikiran, perasaan, dan suasa hati yang berasal dari diri sendiri. Introvert bisa jadi karena faktor keturunan atau karena pernah trauma terhadap suatu.
Dalam hal Aliana, Elrick belum tahu apa yang menyebabkan kecenderungan Aliana menjadi pribadi yang introvert. Dan sekarang sudah lebih dari dua jam wanita itu duduk di balik meja kerjanya, ia bekerja dalam keheningan, bahkan lalat terbang pun pasti akan terdengar dengan jelas.
Elrick jadi sangsi, kalau Aliana adalah wanita yang sama dengan wanita yang menggairahkan itu, perbedaannya di antara keduanya sangat singnifikan.
Tapi Elrick harus tetap membiarkan Aliana seperti itu, karena menurut yang ia baca, orang dengan kepribadian Introvert, normalnya mendapatkan ketenangan dan semangat dengan cara menghabiskan waktu sendirian.
Lalu tiba-tiba suara nada dering handphone memecah keheningan itu. Aliana masih nampak acuh, Elrick pun mengabaikannya karena suara itu bukanlah Bunyi dering dari handphone miliknya.
Dan ketika teringat kemungkinan dering handphone itu berasal dari handphone milik Aliana yang sekarang Elrick pegang sebagai Asisten Pribadinya, Elrick langsung mengeluarkan handphone itu dari saku jasnya, yang ternyata itu adalah panggilan video call dengan nama Eomma yang tertera di layarnya.
Elrick langsung menghampiri Aliana dan menyerahkan handphonenya, "Video call dari ibu anda, Nona."
Aliana mengalihkan perhatiannya dari laptopnya ke handphone yang berada di tangan Elrick, kemudian mengambilnya dan langsung menerima panggilan video call itu.
Wajah Aliana seketika tersenyum ceria ketika melihat siapa yang ada di layar handphonenya, senyum yang merubah wajahnya menjadi jauh lebih cantik lagi.
Elrick mendapati dirinya sangat menginginkan senyuman itu ditujukan juga padanya.
"Mommy!" terdengar pekikan nyaring khas anak-anak, dan Elrick merasakan sesuatu yang aneh di dalam dadanya.
"Leon anak kesayangan Mommy. Ada apa sayang?" tanya Aliana, wajahnya melembut dengan senyum manis tak pernah lepas dari wajah cantik dan imutnya itu.
Aliana yang seperti ini, terlihat lebih mudah untuk di dekati, dibanding Aliana yang pendiam dan penyendiri.
'Ah, jadi nama anak itu Leon?' tanya Elrick dalam hati.
"Mom, Eon mo Comas"
"Leon mau Thomas?"
"Iyaaa!"
"Di rumah kan sudah ada banyak Thomasnya, Sayang. Teman-temannya juga Leon sudah punya semua."
"Comasna ucak."
"Oh, Thomasnya sudah rusak? Jadi Leon minta Mommy belikan lagi yang baru Thomasnya?"
"Hooh."
"Ok, Sayang. Nanti pulang kerja Mommy belikan Thomas lagi yaa."
"Yeeeeyyy!" teriak anak itu penuh semangat setelah permintaannya dituruti Aliana.
"Tapi Leon harus menjanjikan satu hal pada Mommy terlebih dahulu."
"Apa Mom?" tanya anak kecil itu.
"Leon harus banyak makan, menghabiskan susunya, jangan nakal, nurut sama Onya dan Opal yaa ... "
"Iyaaa"
"Na!" terdengar suara wanita dewasa yang Elrick tebak itu pasti ibunya Aliana.
"Ya, Eomma?"
"Kamu sudah makan?"
"Aku masih sedikit sibuk. Tapi selesai ini aku akan langsung makan," sahut Aliana.
"Kamu tuh, kalau Eomma tidak mengingatkan pasti tidak akan makan, iya kan?"
Aliana hanya menjawabnya dengan seringaian lebar.
"Mana asisten pribadimu? Eomma mau bicara."
Aliana langsung mengarahkan handphonenya ke Elrick, terlihat di layar wanita yang masih terlihat cantik di usianya yang sudah terbilang tidak muda lagi.
"Kamu asprinya Aliana?" tanya wanita itu.
Elrick mengangguk, "Iya benar. Anda bisa memanggil saya Ricko," jawab Elrick sambil membetulkan letak kacamatanya.
"Tolong perhatikan pola makan Nonamu yaa! Dia suka lupa makan kalau tidak sering-sering diingatkan."
"Baik," jawab Elrick singkat. Ia masih bingung harus memanggil ibu dari bossnya itu apa? Selama ini ia tidak pernah memperhatikan hal kecil seperti ini.
Elrick berharap Leon akan muncul lagi di layar, besar keinginannya melihat anak itu. Tapi sepertinya hari ini belum saatnya ia melihat anaknya, karena sampai ibunya Aliana mematikan handphonenya, Leon tidak terlihat juga, hanya jerit tawanya saja yang terdengar dari kejauhan.
Dan Aliana, wanita itu kembali diam dan asik sendiri lagi. Elrick meletakkan kembali handphone Aliana di saku dalam jasnya, dan kembali duduk di balik meja kerjanya.
Ingin rasanya Elrick langsung bertanya pada Aliana tentang anak itu, tapi sekali lagi ia teringat pada apa yang sudah ia baca, orang introvert memiliki privasi sendiri yang tidak bisa dimasuki orang asing, dan saat ini Aliana masih menganggap Elrick orang asing.
Maka dari itu Elrick tidak bisa langsung bertanya padanya, karena butuh waktu bagi Aliana untuk bisa menerima dan percaya padanya, seperti kata Jack, Elrick harus bersabar.
"Ada schedule apa siang ini Rick?" tanya Aliana tiba-tiba, meski matanya masih terus mengawasi layar laptopnya.
Elrick langsung membuka schedule Aliana hari ini di tabletnya, "Kosong, Nona. Baru ada rapat dengan bagian perencanaan nanti pukul tiga sore." jawabnya.
"Siapkan mobil, temani saya ke mall!" serunya.
"Siapkan mobil?" ulang Elrick bingung.
Aliana membuka laci meja kerjanya, lalu mengeluarkan kunci mobil dan mengulurkannya ke arah Elrick, "Mulai hari ini, kamu antar jemput saya dengan mobil ini, dan mengantar saya kemanapun saya pergi."
'Sial wanita ini! Dia pikir aku supir apa?' sungut Elrick kesal di dalam hatinya, dengan enggan ia berdiri dari kursi kerjanya, lalu menghampiri Aliana untuk mengambil kunci mobil itu.
"Mobilnya parkir di mana, Nona?" tanya Elrick.
"Mendekat sini, Rick." perintah Aliana, Elrick langsung mendekat dan berdiri di sampingnya.
"Arahkan telapak tanganmu di atas sini!" serunya.
Elrick tahu itu alat biometrik pendeteksi sidik jari. Itu berarti Aliana memberinya akses masuk ke area pribadi gedung ini. Dan tanpa pikir panjang lagi, Elrick langsung mengarahkan telapak tangannya di atas alat itu.
Telapak tangannya sudah terscan dan langsung muncul di laptop Aliana, "Sekarang kamu bisa masuk ke area pribadi manapun yang hanya bisa dimasuki oleh saya. Kamu turun menggunakan private lift khusus Presdir, dan mobil saya terparkir tepat di pintu keluar lift," jelas Aliana.
"Baik, Nona!" sahut Elrick, dan baru akan balik badan ketika Aliana kembali menahannya,
"Tunggu, Rick!" serunya sambil mengeluarkan beberapa kartu dari dalam tas tangannya.
"Ini kartu unlimited, kamu bisa menggunakannya untuk operasional kantor," lanjut Aliana sambil menyerahkan kartu itu ke Elrick.
Dengan enggan Elrick mengambil kartu hitam itu dari tangan Aliana, master kartu di antara kartu lainnya, Elrick tahu karena ia sendiri memiliki beberapa kartu seperti ini.
"Kalau begitu saya permisi dulu, Nona," pamit Elrick, dan setelah Aliana mengangguk, Elrick langsung bergegas ke arah pintu dan keluar dari ruang Presdir itu.
"Siang, Pak Ricko!" sapa sekretaris Aliana yang selalu standby di belakang meja kerjanya yang berada di samping pintu masuk ruang Aliana.
"Siang!" balas Elrick sekenanya sambil terus melangkahkan kakinya sampai ke depan pintu lift khusus Presdir, dan mengarahkan telapak tangannya di atas sensor hingga pintu lift itu terbuka, dan Elrick masuk ke dalamnya.
"Dimana kau?" tanya Elrick pada Jack dengan nada kesal sesampainya ia di tempat mobil Aliana terparkir.
"Saya masih di parkiran, Tuan. Anda mau saya jemput sekarang?"
"Kamu bawa kembali mobil saya ke Penthouse! Wanita sialan itu sekarang menjadikan saya sebagian supirnya! Supirnya, Jack!" Bisa kau bayangkan itu?" gerutu Elrick
"Itu memang termasuk bagian dari tugas Personal Assisten, Tuan. Apa anda lupa, saya juga merangkap sebagai supir anda," sahut Jack mencoba menenangkan Elrick.
"Oh, jadi kau protes yaa saya jadikan supir?"
"Bbukan seperti itu, Tuan. Saya hanya menjelaskan salah satu job desk Personal Assisten," sanggah Jack.
"Bulan depan gajimu saya potong!" geram Elrick melampiaskan amarahnya pada Personal Assistennya itu.
Jika ingin melihat seorang introvert menjadi seorang ekstrovert, cobalah mengajaknya berbicara terlebih dahulu! Mereka akan lebih terbuka jika lawan bicaranya membuka pembicaraan terlebih dahulu, apalagi pertanyaan yang berbobot dan dikuasai seorang introvert itu.'Baiklah, aku akan mencoba peruntunganku,' gumam Elrick dalam hati, sebelum beranjak mendekati Aliana yang sedang sibuk mencari maianan untuk anaknya, putra mereka."Apa Leon menyukai Thomas dalam bentuk kereta? Atau apapun yang ada gambar Thomasnya?" tanya Elrick dengan suara lembut, itupun sudah membuat Aliana sedikit tersentak kaget, karena tiba-tiba ada yang mengajaknya bicara."Iya," jawab Aliana sekenanya."Iya apa? Dalam bentuk kereta atau apa?" Elrick kembali bertanya sambil terkekeh pelan. Sekilas Aliana menatap Elrick, sebelum akhirnya mengalihkan lagi perhatiannya ke rak mainan itu, "Keduanya," jawab Aliana lagi dengan sama singkatnya seperti tadi.'Ah, belum berhasil!' desah Elrick dalam hatinya."Rick, tolong a
Tidak sedikit perusahaan yang memilih pemimpin dengan karakteristik ekstrovert sebagai pilihan utama, termasuk perusahaan Elrick, karena interpersonalnya yang cenderung lebih baik, kemampuan networking yang luas dan selalu tampil energik.Tapi hari ini Aliana telah membuka matanya dengan pengetahuan baru, bahwa seorang introvert juga tidak kalah baiknya dalam hal memimpin perusahaan dan memimpin rapat seperti hari ini.Aliana memiliki tendensi untuk membangun komunikasi yang lebih berkualitas dengan konsep one on one. Aliana tahu kapan harus diam untuk mendengarkan saran dan pandangan lain, membuat bawahannya merasa lebih di dengar dan di hargai, yang belum tentu bisa dilakukan seorang ekstrovert.Sifatnya yang cenderung pendiam, membuat Aliana tidak berkoar-koar untuk meninggikan kemampuannya sendiri, dan enggan menyombongkan diri hanya untuk mendapat perhatian orang-orang di sekitarnya. Padahal lebih dari sekali Elrick melihat kesempatan Aliana untuk membanggakan dirinya, tapi itu
Hari ini malam terakhir Elrick di Jakarta. Miliarder blasteran Belanda-Indonesia itu menghabiskan malamnya di sebuah club ekspatriat, hanya CEO dari perusahaan besarlah yang bisa menjadi member club eksklusif ini, baik pria maupun wanita. Dan hanya member tertentu yang di perkenankan membawa satu saja non member untuk mendampinginya.Syarat memasuki club ini pun harus mengenakan topeng setengah wajah, dan anggotanya bebas melakukan apa saja. Topeng itu menutupi identitas mereka, dan tentu saja data mereka juga aman di tangan pengurus club.Elrick sendiri sudah menjadi member di club ini sejak tiga tahun yang lalu, dan ia selalu menyempatkan diri datang ke club ini setiap kali berkunjung ke rumah Omanya, sekaligus mendatangi kantor cabangnya di Jakarta."Tuan, Mr. Colin berhalangan hadir malam ini, tapi dia janji akan mendatangi anda ke Amsterdam," seru Jack, asisten pribadi sekaligus kaki tangan Elrick."Kau percaya dengan omong kosong pria tua itu? Saya berani menjamin dia tidak akan
Two Months Later ..."Sekarang katakan siapa ayah dari anak itu?" desak Appa Alex. Yang sekarang nyaris kehilangan kesabarannya, karena Aliana benar-benar tidak tahu siapa pria yang bersamanya malam itu."Appa! Aku tidak tahu siapa pria itu, karena dia tidak melepas topengnya!" jawab Aliana untuk kesekian kalinya.Sonya, Eommanya Aliana kembali berdiri dan menenangkan suaminya, "Sayang, tahan emosimu. Ingat Aliana sedang mengandung cucu kita," bujuk Sonya sambil menarik Alex untuk duduk kembali di sampingnya."Ana, sekarang apa rencanamu?" tanya Eomma Sonya."Aku akan mempertahankan anak ini!" tegas Aliana.Alex kembali berdiri dan jalan hilir-mudik sambil mengacak-acak rambutnya dengan frustasi, "Kamu bahkan belum menikah, bagaimana kamu mengurus anak itu Ana? Bagaimana kalau anakmu bertanya siapa ayahnya?" tanya Appa Alex."Aku akan jawab kalau aku hamil dari proses inseminasi dari bank sperma," jawab Aliana santai."Ya Tuhan Ana, Mommy tidak akan setuju kamu mengatakan hal seper
Dengan langkah gontai, Elrick melangkah ke kamarnya lalu mengambil handphone dari atas nakas samping tempat tidurnya, dan menelepon asistennya."Jack, Ke rumahku sekarang juga!" perintahnya, dan tanpa menunggu jawaban dari Jack, Elrick langsung mematikan sambungan teleponnya, kemudian merebahkan badannya di atas tempat tidurnya.Elrick mengingat-ingat makanan yang tadi malam ia makan, tapi sepertinya tidak ada yang salah dengan makanannya. Dan sudah berapa hari ini Elrick tidak minum-minuman beralkohol tinggi, jadi bukan di asam lambung masalahnya.Tidak lama kemudian ada yang mengetuk pintu kamarnya, "Siapa?" tanya Elrick sambil memijat keningnya dengan ibu jari dan jari telunjuknya."Jack, Tuan," sahut Jack."Masuk Jack, pintu tidak terkunci!”Lalu terdengar pintu terbuka, dan Jack masuk sambil menenteng dokumen di lengan kanannya."Ini dokumennya, Tuan!” seru Jack sambil mengulurkan dokumen itu ke arah Elrick."Dokumen apa?" tanya Elrick kesal."Anda menyuruh saya ke sini karena d
Empat Tahun KemudianAkhirnya sesuai dengan target mereka, Aliana Keizaa dan Clarissa berhasil menyelesaikan kuliah pasca sarjana mereka dalam waktu dua tahun, dan gelar Magister Manajemen sudah mereka sandang saat ini.Lengan mereka saling merangkul, dan senyum manis tersungging di wajah ketiganya ke arah kamera Alson, yang mendapat tugas mengabadikan prosesi wisuda adik dan istrinya itu."Mommy!" teriak nyaring Leon sambil berlari ke arah Aliana dan langsung memeluk kakinya. Bocah berusia tiga tahun itu sepertinya berhasil melepaskan diri lagi dari pengasuhnya.Aliana menunduk untuk menggendong putranya itu, "Sayang, Mommy kan sudah bilang, jangan lari-lari nanti kamu jatuh bagaimana?" tegurnya sambil mencubit gemas hidung Leon yang mancung.Leon memainkan tali topi toga Aliana, kemudian menarik lepas topi itu dari kepala Aliana, hingga jepit rambut Aliana ikut terlepas, dan rambut panjangnya tergerai indah hingga ke punggungnya.Seperti tidak menyadari kerusakan yang ia sebabkan p
Elrick menatap pantulan dirinya di depan cermin besar kamarnya. Celana panjang dan kemeja yang serba longgar, serta jas yang baru sekali ini ia lihat mereknya, yang jelas bukan dari desainer ternama.Belum lagi kacamata bulatnya, serta tompel buatan di pipi kanannya, “Oh my God! Saya jadi terlihat nerd seperti ini, jangan sampai salah satu kolega saya melihat saya seperti ini!" gerutunya, lalu menghela napas kesal sebelum menambah lagi rentetan gerutuannya, "Dan jas ini? Darimana kau mendapatkannya? Saya akan membakar pabriknya karena sudah membuat jas yang tidak berkualitas seperti ini!" geram Elrick kesal."Astaga, Tuan. Ini hanya sementara sampai kita mendapatkan kepastian tentang anak itu," timpal Jack sambil mendecakkan lidahnya.Elrick langsung balik badan, dan memberikan tatapan tajam ke arah Jack, "Apa yang saya dengar barusan adalah gerutuanmu, Jack? Kalau kau sudah bosan bekerja dengan saya ... Ajukan segera surat pengunduran dirimu!" ancamya dengan nada dingin.Jack lan
Elrick membanting pintu Penthousenya hingga membentur dinding, dan menyebabkan suara benturan keras yang menggelegar sampai ke balkon samping kolam renang, tempat Jack sedang bersantai sambil menyesap secangkir Americanonya.Dengan tergopoh-gopoh Jack langsung menghampiri Elrick, dan mengambil tas kerjanya dari tangannya, "Bagaimana interviewnya, Tuan?" tanya Jack."Bagus yaa kau bisa duduk santai, sementara saya harus bekerja!" geram Elrick sambil membanting jasnya ke lantai.Jack memilih untuk diam, kemudian menunduk untuk mengambil jas itu dari lantai dan memindahkannya ke rak baju kotor, karena dalam keadaan bossnya yang seperti ini, mau beralasan apapun Jack akan tetap salah, dan ujung-ujungnya gajinya akan di potong lagi."Ambilkan aku champagne!" seru Elrick sambil menggulung lengan kemejanya, dan menjatuhkan dirinya di atas sofa."Tapi anda belum makan, Tuan." "Ambilkan saja cepat! Atau...""Baik, Tuan," sela Jack sebelum Elrick mengatakan akan memotong gajinya lagi, dan Ja
Tidak sedikit perusahaan yang memilih pemimpin dengan karakteristik ekstrovert sebagai pilihan utama, termasuk perusahaan Elrick, karena interpersonalnya yang cenderung lebih baik, kemampuan networking yang luas dan selalu tampil energik.Tapi hari ini Aliana telah membuka matanya dengan pengetahuan baru, bahwa seorang introvert juga tidak kalah baiknya dalam hal memimpin perusahaan dan memimpin rapat seperti hari ini.Aliana memiliki tendensi untuk membangun komunikasi yang lebih berkualitas dengan konsep one on one. Aliana tahu kapan harus diam untuk mendengarkan saran dan pandangan lain, membuat bawahannya merasa lebih di dengar dan di hargai, yang belum tentu bisa dilakukan seorang ekstrovert.Sifatnya yang cenderung pendiam, membuat Aliana tidak berkoar-koar untuk meninggikan kemampuannya sendiri, dan enggan menyombongkan diri hanya untuk mendapat perhatian orang-orang di sekitarnya. Padahal lebih dari sekali Elrick melihat kesempatan Aliana untuk membanggakan dirinya, tapi itu
Jika ingin melihat seorang introvert menjadi seorang ekstrovert, cobalah mengajaknya berbicara terlebih dahulu! Mereka akan lebih terbuka jika lawan bicaranya membuka pembicaraan terlebih dahulu, apalagi pertanyaan yang berbobot dan dikuasai seorang introvert itu.'Baiklah, aku akan mencoba peruntunganku,' gumam Elrick dalam hati, sebelum beranjak mendekati Aliana yang sedang sibuk mencari maianan untuk anaknya, putra mereka."Apa Leon menyukai Thomas dalam bentuk kereta? Atau apapun yang ada gambar Thomasnya?" tanya Elrick dengan suara lembut, itupun sudah membuat Aliana sedikit tersentak kaget, karena tiba-tiba ada yang mengajaknya bicara."Iya," jawab Aliana sekenanya."Iya apa? Dalam bentuk kereta atau apa?" Elrick kembali bertanya sambil terkekeh pelan. Sekilas Aliana menatap Elrick, sebelum akhirnya mengalihkan lagi perhatiannya ke rak mainan itu, "Keduanya," jawab Aliana lagi dengan sama singkatnya seperti tadi.'Ah, belum berhasil!' desah Elrick dalam hatinya."Rick, tolong a
Kepribadian Introvert, pribadi yang fokus kepada pemikiran, perasaan, dan suasa hati yang berasal dari diri sendiri. Introvert bisa jadi karena faktor keturunan atau karena pernah trauma terhadap suatu. Dalam hal Aliana, Elrick belum tahu apa yang menyebabkan kecenderungan Aliana menjadi pribadi yang introvert. Dan sekarang sudah lebih dari dua jam wanita itu duduk di balik meja kerjanya, ia bekerja dalam keheningan, bahkan lalat terbang pun pasti akan terdengar dengan jelas.Elrick jadi sangsi, kalau Aliana adalah wanita yang sama dengan wanita yang menggairahkan itu, perbedaannya di antara keduanya sangat singnifikan.Tapi Elrick harus tetap membiarkan Aliana seperti itu, karena menurut yang ia baca, orang dengan kepribadian Introvert, normalnya mendapatkan ketenangan dan semangat dengan cara menghabiskan waktu sendirian.Lalu tiba-tiba suara nada dering handphone memecah keheningan itu. Aliana masih nampak acuh, Elrick pun mengabaikannya karena suara itu bukanlah Bunyi dering dari
Elrick membanting pintu Penthousenya hingga membentur dinding, dan menyebabkan suara benturan keras yang menggelegar sampai ke balkon samping kolam renang, tempat Jack sedang bersantai sambil menyesap secangkir Americanonya.Dengan tergopoh-gopoh Jack langsung menghampiri Elrick, dan mengambil tas kerjanya dari tangannya, "Bagaimana interviewnya, Tuan?" tanya Jack."Bagus yaa kau bisa duduk santai, sementara saya harus bekerja!" geram Elrick sambil membanting jasnya ke lantai.Jack memilih untuk diam, kemudian menunduk untuk mengambil jas itu dari lantai dan memindahkannya ke rak baju kotor, karena dalam keadaan bossnya yang seperti ini, mau beralasan apapun Jack akan tetap salah, dan ujung-ujungnya gajinya akan di potong lagi."Ambilkan aku champagne!" seru Elrick sambil menggulung lengan kemejanya, dan menjatuhkan dirinya di atas sofa."Tapi anda belum makan, Tuan." "Ambilkan saja cepat! Atau...""Baik, Tuan," sela Jack sebelum Elrick mengatakan akan memotong gajinya lagi, dan Ja
Elrick menatap pantulan dirinya di depan cermin besar kamarnya. Celana panjang dan kemeja yang serba longgar, serta jas yang baru sekali ini ia lihat mereknya, yang jelas bukan dari desainer ternama.Belum lagi kacamata bulatnya, serta tompel buatan di pipi kanannya, “Oh my God! Saya jadi terlihat nerd seperti ini, jangan sampai salah satu kolega saya melihat saya seperti ini!" gerutunya, lalu menghela napas kesal sebelum menambah lagi rentetan gerutuannya, "Dan jas ini? Darimana kau mendapatkannya? Saya akan membakar pabriknya karena sudah membuat jas yang tidak berkualitas seperti ini!" geram Elrick kesal."Astaga, Tuan. Ini hanya sementara sampai kita mendapatkan kepastian tentang anak itu," timpal Jack sambil mendecakkan lidahnya.Elrick langsung balik badan, dan memberikan tatapan tajam ke arah Jack, "Apa yang saya dengar barusan adalah gerutuanmu, Jack? Kalau kau sudah bosan bekerja dengan saya ... Ajukan segera surat pengunduran dirimu!" ancamya dengan nada dingin.Jack lan
Empat Tahun KemudianAkhirnya sesuai dengan target mereka, Aliana Keizaa dan Clarissa berhasil menyelesaikan kuliah pasca sarjana mereka dalam waktu dua tahun, dan gelar Magister Manajemen sudah mereka sandang saat ini.Lengan mereka saling merangkul, dan senyum manis tersungging di wajah ketiganya ke arah kamera Alson, yang mendapat tugas mengabadikan prosesi wisuda adik dan istrinya itu."Mommy!" teriak nyaring Leon sambil berlari ke arah Aliana dan langsung memeluk kakinya. Bocah berusia tiga tahun itu sepertinya berhasil melepaskan diri lagi dari pengasuhnya.Aliana menunduk untuk menggendong putranya itu, "Sayang, Mommy kan sudah bilang, jangan lari-lari nanti kamu jatuh bagaimana?" tegurnya sambil mencubit gemas hidung Leon yang mancung.Leon memainkan tali topi toga Aliana, kemudian menarik lepas topi itu dari kepala Aliana, hingga jepit rambut Aliana ikut terlepas, dan rambut panjangnya tergerai indah hingga ke punggungnya.Seperti tidak menyadari kerusakan yang ia sebabkan p
Dengan langkah gontai, Elrick melangkah ke kamarnya lalu mengambil handphone dari atas nakas samping tempat tidurnya, dan menelepon asistennya."Jack, Ke rumahku sekarang juga!" perintahnya, dan tanpa menunggu jawaban dari Jack, Elrick langsung mematikan sambungan teleponnya, kemudian merebahkan badannya di atas tempat tidurnya.Elrick mengingat-ingat makanan yang tadi malam ia makan, tapi sepertinya tidak ada yang salah dengan makanannya. Dan sudah berapa hari ini Elrick tidak minum-minuman beralkohol tinggi, jadi bukan di asam lambung masalahnya.Tidak lama kemudian ada yang mengetuk pintu kamarnya, "Siapa?" tanya Elrick sambil memijat keningnya dengan ibu jari dan jari telunjuknya."Jack, Tuan," sahut Jack."Masuk Jack, pintu tidak terkunci!”Lalu terdengar pintu terbuka, dan Jack masuk sambil menenteng dokumen di lengan kanannya."Ini dokumennya, Tuan!” seru Jack sambil mengulurkan dokumen itu ke arah Elrick."Dokumen apa?" tanya Elrick kesal."Anda menyuruh saya ke sini karena d
Two Months Later ..."Sekarang katakan siapa ayah dari anak itu?" desak Appa Alex. Yang sekarang nyaris kehilangan kesabarannya, karena Aliana benar-benar tidak tahu siapa pria yang bersamanya malam itu."Appa! Aku tidak tahu siapa pria itu, karena dia tidak melepas topengnya!" jawab Aliana untuk kesekian kalinya.Sonya, Eommanya Aliana kembali berdiri dan menenangkan suaminya, "Sayang, tahan emosimu. Ingat Aliana sedang mengandung cucu kita," bujuk Sonya sambil menarik Alex untuk duduk kembali di sampingnya."Ana, sekarang apa rencanamu?" tanya Eomma Sonya."Aku akan mempertahankan anak ini!" tegas Aliana.Alex kembali berdiri dan jalan hilir-mudik sambil mengacak-acak rambutnya dengan frustasi, "Kamu bahkan belum menikah, bagaimana kamu mengurus anak itu Ana? Bagaimana kalau anakmu bertanya siapa ayahnya?" tanya Appa Alex."Aku akan jawab kalau aku hamil dari proses inseminasi dari bank sperma," jawab Aliana santai."Ya Tuhan Ana, Mommy tidak akan setuju kamu mengatakan hal seper
Hari ini malam terakhir Elrick di Jakarta. Miliarder blasteran Belanda-Indonesia itu menghabiskan malamnya di sebuah club ekspatriat, hanya CEO dari perusahaan besarlah yang bisa menjadi member club eksklusif ini, baik pria maupun wanita. Dan hanya member tertentu yang di perkenankan membawa satu saja non member untuk mendampinginya.Syarat memasuki club ini pun harus mengenakan topeng setengah wajah, dan anggotanya bebas melakukan apa saja. Topeng itu menutupi identitas mereka, dan tentu saja data mereka juga aman di tangan pengurus club.Elrick sendiri sudah menjadi member di club ini sejak tiga tahun yang lalu, dan ia selalu menyempatkan diri datang ke club ini setiap kali berkunjung ke rumah Omanya, sekaligus mendatangi kantor cabangnya di Jakarta."Tuan, Mr. Colin berhalangan hadir malam ini, tapi dia janji akan mendatangi anda ke Amsterdam," seru Jack, asisten pribadi sekaligus kaki tangan Elrick."Kau percaya dengan omong kosong pria tua itu? Saya berani menjamin dia tidak akan