Kepribadian Introvert, pribadi yang fokus kepada pemikiran, perasaan, dan suasa hati yang berasal dari diri sendiri. Introvert bisa jadi karena faktor keturunan atau karena pernah trauma terhadap suatu.
Dalam hal Aliana, Elrick belum tahu apa yang menyebabkan kecenderungan Aliana menjadi pribadi yang introvert. Dan sekarang sudah lebih dari dua jam wanita itu duduk di balik meja kerjanya, ia bekerja dalam keheningan, bahkan lalat terbang pun pasti akan terdengar dengan jelas.
Elrick jadi sangsi, kalau Aliana adalah wanita yang sama dengan wanita yang menggairahkan itu, perbedaannya di antara keduanya sangat singnifikan.
Tapi Elrick harus tetap membiarkan Aliana seperti itu, karena menurut yang ia baca, orang dengan kepribadian Introvert, normalnya mendapatkan ketenangan dan semangat dengan cara menghabiskan waktu sendirian.
Lalu tiba-tiba suara nada dering handphone memecah keheningan itu. Aliana masih nampak acuh, Elrick pun mengabaikannya karena suara itu bukanlah Bunyi dering dari handphone miliknya.
Dan ketika teringat kemungkinan dering handphone itu berasal dari handphone milik Aliana yang sekarang Elrick pegang sebagai Asisten Pribadinya, Elrick langsung mengeluarkan handphone itu dari saku jasnya, yang ternyata itu adalah panggilan video call dengan nama Eomma yang tertera di layarnya.
Elrick langsung menghampiri Aliana dan menyerahkan handphonenya, "Video call dari ibu anda, Nona."
Aliana mengalihkan perhatiannya dari laptopnya ke handphone yang berada di tangan Elrick, kemudian mengambilnya dan langsung menerima panggilan video call itu.
Wajah Aliana seketika tersenyum ceria ketika melihat siapa yang ada di layar handphonenya, senyum yang merubah wajahnya menjadi jauh lebih cantik lagi.
Elrick mendapati dirinya sangat menginginkan senyuman itu ditujukan juga padanya.
"Mommy!" terdengar pekikan nyaring khas anak-anak, dan Elrick merasakan sesuatu yang aneh di dalam dadanya.
"Leon anak kesayangan Mommy. Ada apa sayang?" tanya Aliana, wajahnya melembut dengan senyum manis tak pernah lepas dari wajah cantik dan imutnya itu.
Aliana yang seperti ini, terlihat lebih mudah untuk di dekati, dibanding Aliana yang pendiam dan penyendiri.
'Ah, jadi nama anak itu Leon?' tanya Elrick dalam hati.
"Mom, Eon mo Comas"
"Leon mau Thomas?"
"Iyaaa!"
"Di rumah kan sudah ada banyak Thomasnya, Sayang. Teman-temannya juga Leon sudah punya semua."
"Comasna ucak."
"Oh, Thomasnya sudah rusak? Jadi Leon minta Mommy belikan lagi yang baru Thomasnya?"
"Hooh."
"Ok, Sayang. Nanti pulang kerja Mommy belikan Thomas lagi yaa."
"Yeeeeyyy!" teriak anak itu penuh semangat setelah permintaannya dituruti Aliana.
"Tapi Leon harus menjanjikan satu hal pada Mommy terlebih dahulu."
"Apa Mom?" tanya anak kecil itu.
"Leon harus banyak makan, menghabiskan susunya, jangan nakal, nurut sama Onya dan Opal yaa ... "
"Iyaaa"
"Na!" terdengar suara wanita dewasa yang Elrick tebak itu pasti ibunya Aliana.
"Ya, Eomma?"
"Kamu sudah makan?"
"Aku masih sedikit sibuk. Tapi selesai ini aku akan langsung makan," sahut Aliana.
"Kamu tuh, kalau Eomma tidak mengingatkan pasti tidak akan makan, iya kan?"
Aliana hanya menjawabnya dengan seringaian lebar.
"Mana asisten pribadimu? Eomma mau bicara."
Aliana langsung mengarahkan handphonenya ke Elrick, terlihat di layar wanita yang masih terlihat cantik di usianya yang sudah terbilang tidak muda lagi.
"Kamu asprinya Aliana?" tanya wanita itu.
Elrick mengangguk, "Iya benar. Anda bisa memanggil saya Ricko," jawab Elrick sambil membetulkan letak kacamatanya.
"Tolong perhatikan pola makan Nonamu yaa! Dia suka lupa makan kalau tidak sering-sering diingatkan."
"Baik," jawab Elrick singkat. Ia masih bingung harus memanggil ibu dari bossnya itu apa? Selama ini ia tidak pernah memperhatikan hal kecil seperti ini.
Elrick berharap Leon akan muncul lagi di layar, besar keinginannya melihat anak itu. Tapi sepertinya hari ini belum saatnya ia melihat anaknya, karena sampai ibunya Aliana mematikan handphonenya, Leon tidak terlihat juga, hanya jerit tawanya saja yang terdengar dari kejauhan.
Dan Aliana, wanita itu kembali diam dan asik sendiri lagi. Elrick meletakkan kembali handphone Aliana di saku dalam jasnya, dan kembali duduk di balik meja kerjanya.
Ingin rasanya Elrick langsung bertanya pada Aliana tentang anak itu, tapi sekali lagi ia teringat pada apa yang sudah ia baca, orang introvert memiliki privasi sendiri yang tidak bisa dimasuki orang asing, dan saat ini Aliana masih menganggap Elrick orang asing.
Maka dari itu Elrick tidak bisa langsung bertanya padanya, karena butuh waktu bagi Aliana untuk bisa menerima dan percaya padanya, seperti kata Jack, Elrick harus bersabar.
"Ada schedule apa siang ini Rick?" tanya Aliana tiba-tiba, meski matanya masih terus mengawasi layar laptopnya.
Elrick langsung membuka schedule Aliana hari ini di tabletnya, "Kosong, Nona. Baru ada rapat dengan bagian perencanaan nanti pukul tiga sore." jawabnya.
"Siapkan mobil, temani saya ke mall!" serunya.
"Siapkan mobil?" ulang Elrick bingung.
Aliana membuka laci meja kerjanya, lalu mengeluarkan kunci mobil dan mengulurkannya ke arah Elrick, "Mulai hari ini, kamu antar jemput saya dengan mobil ini, dan mengantar saya kemanapun saya pergi."
'Sial wanita ini! Dia pikir aku supir apa?' sungut Elrick kesal di dalam hatinya, dengan enggan ia berdiri dari kursi kerjanya, lalu menghampiri Aliana untuk mengambil kunci mobil itu.
"Mobilnya parkir di mana, Nona?" tanya Elrick.
"Mendekat sini, Rick." perintah Aliana, Elrick langsung mendekat dan berdiri di sampingnya.
"Arahkan telapak tanganmu di atas sini!" serunya.
Elrick tahu itu alat biometrik pendeteksi sidik jari. Itu berarti Aliana memberinya akses masuk ke area pribadi gedung ini. Dan tanpa pikir panjang lagi, Elrick langsung mengarahkan telapak tangannya di atas alat itu.
Telapak tangannya sudah terscan dan langsung muncul di laptop Aliana, "Sekarang kamu bisa masuk ke area pribadi manapun yang hanya bisa dimasuki oleh saya. Kamu turun menggunakan private lift khusus Presdir, dan mobil saya terparkir tepat di pintu keluar lift," jelas Aliana.
"Baik, Nona!" sahut Elrick, dan baru akan balik badan ketika Aliana kembali menahannya,
"Tunggu, Rick!" serunya sambil mengeluarkan beberapa kartu dari dalam tas tangannya.
"Ini kartu unlimited, kamu bisa menggunakannya untuk operasional kantor," lanjut Aliana sambil menyerahkan kartu itu ke Elrick.
Dengan enggan Elrick mengambil kartu hitam itu dari tangan Aliana, master kartu di antara kartu lainnya, Elrick tahu karena ia sendiri memiliki beberapa kartu seperti ini.
"Kalau begitu saya permisi dulu, Nona," pamit Elrick, dan setelah Aliana mengangguk, Elrick langsung bergegas ke arah pintu dan keluar dari ruang Presdir itu.
"Siang, Pak Ricko!" sapa sekretaris Aliana yang selalu standby di belakang meja kerjanya yang berada di samping pintu masuk ruang Aliana.
"Siang!" balas Elrick sekenanya sambil terus melangkahkan kakinya sampai ke depan pintu lift khusus Presdir, dan mengarahkan telapak tangannya di atas sensor hingga pintu lift itu terbuka, dan Elrick masuk ke dalamnya.
"Dimana kau?" tanya Elrick pada Jack dengan nada kesal sesampainya ia di tempat mobil Aliana terparkir.
"Saya masih di parkiran, Tuan. Anda mau saya jemput sekarang?"
"Kamu bawa kembali mobil saya ke Penthouse! Wanita sialan itu sekarang menjadikan saya sebagian supirnya! Supirnya, Jack!" Bisa kau bayangkan itu?" gerutu Elrick
"Itu memang termasuk bagian dari tugas Personal Assisten, Tuan. Apa anda lupa, saya juga merangkap sebagai supir anda," sahut Jack mencoba menenangkan Elrick.
"Oh, jadi kau protes yaa saya jadikan supir?"
"Bbukan seperti itu, Tuan. Saya hanya menjelaskan salah satu job desk Personal Assisten," sanggah Jack.
"Bulan depan gajimu saya potong!" geram Elrick melampiaskan amarahnya pada Personal Assistennya itu.
Jika ingin melihat seorang introvert menjadi seorang ekstrovert, cobalah mengajaknya berbicara terlebih dahulu! Mereka akan lebih terbuka jika lawan bicaranya membuka pembicaraan terlebih dahulu, apalagi pertanyaan yang berbobot dan dikuasai seorang introvert itu.'Baiklah, aku akan mencoba peruntunganku,' gumam Elrick dalam hati, sebelum beranjak mendekati Aliana yang sedang sibuk mencari maianan untuk anaknya, putra mereka."Apa Leon menyukai Thomas dalam bentuk kereta? Atau apapun yang ada gambar Thomasnya?" tanya Elrick dengan suara lembut, itupun sudah membuat Aliana sedikit tersentak kaget, karena tiba-tiba ada yang mengajaknya bicara."Iya," jawab Aliana sekenanya."Iya apa? Dalam bentuk kereta atau apa?" Elrick kembali bertanya sambil terkekeh pelan. Sekilas Aliana menatap Elrick, sebelum akhirnya mengalihkan lagi perhatiannya ke rak mainan itu, "Keduanya," jawab Aliana lagi dengan sama singkatnya seperti tadi.'Ah, belum berhasil!' desah Elrick dalam hatinya."Rick, tolong a
Tidak sedikit perusahaan yang memilih pemimpin dengan karakteristik ekstrovert sebagai pilihan utama, termasuk perusahaan Elrick, karena interpersonalnya yang cenderung lebih baik, kemampuan networking yang luas dan selalu tampil energik.Tapi hari ini Aliana telah membuka matanya dengan pengetahuan baru, bahwa seorang introvert juga tidak kalah baiknya dalam hal memimpin perusahaan dan memimpin rapat seperti hari ini.Aliana memiliki tendensi untuk membangun komunikasi yang lebih berkualitas dengan konsep one on one. Aliana tahu kapan harus diam untuk mendengarkan saran dan pandangan lain, membuat bawahannya merasa lebih di dengar dan di hargai, yang belum tentu bisa dilakukan seorang ekstrovert.Sifatnya yang cenderung pendiam, membuat Aliana tidak berkoar-koar untuk meninggikan kemampuannya sendiri, dan enggan menyombongkan diri hanya untuk mendapat perhatian orang-orang di sekitarnya. Padahal lebih dari sekali Elrick melihat kesempatan Aliana untuk membanggakan dirinya, tapi itu
Sebulan Kemudian.Menjadi Personal Assisten ternyata lebih sibuk dari bossnya, tidak mengenal tanggal merah pula dalam hidupnya. Jam kerja tidak delapan jam seperti karyawan biasa, tapi mengikuti jam kerja boss. Lembur sudah menjadi makanan Elrick sehari-hari sekarang.Tapi malam ini, Elrick benar-benar lelah. Ia yang biasanya memberi perintah, sekarang harus menerima perintah. Ia yang biasanya tinggal bertanya jadwal schedulenya, sekarang justru ia yang menjadi time keeper, yang mengatur jadwal kegiatan Aliana dengan detail."Hah, seperti mengurus pasangan saja! Antar jemput, menyemangatinya, memberi solusi dikala Aliana buntu, memberitahu kapan Aliana harus makan, kapan ia harus istirahat sejenak. Sayangnya urusan ranjang tidak termasuk di dalamnya. Padahal wanita itu sudah menghabiskan banyak waktu saya satu bulan ini! Sekarang saya baru bisa tidur jam 12 malam dan jam lima pagi sudah harus bangun!" keluh Elrick sambil merebahkan diri di atas sofa panjangnya."Yah! Seperti itulah C
"Oh, aku mengerti sekarang! Apa kamu sudah memiliki anak, Rick? Kamu tahu benar tentang anak-anak," tanya Aliana, dan Elrick tidak tahu harus menjawab apa.Yang Elrick tahu dan yakini sekarang adalah, Leon benar-benar anaknya, darah dagingnya. Elrick yakin itu, karena matanya tidak dapat membohonginya, dan Elrick langsung merasakan ikatan batin dengan anak itu ketika ia menggendongnya tadi."Di mana orang tua anda?" tanya Elrick mengalihkan pertanyaan Aliana tadi."Oh, mereka sedang di Seoul sekarang. Dirumah kakakku," jawab Aliana sambil menyelimuti Leon sampai batas bawah dagunya."Bukankah rumah yang di sebelah itu rumah Om anda, Nona?' "Iya, tapi mereka semua sedang di Seoul juga. Itu makanya aku meminta bantuanmu, Rick.""Apa anda tidak memiliki baby sitter?" tanya Elrick dengan kening yang mengerut. Karena tidak mungkin sekelas Adipramana tidak mampu membayar baby sitter kan?"Suster Rina sedang sakit, jadi aku memintanya untuk istirahat dulu sampai kondisinya prima lagi, aku t
Aliana terbangun saat jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, dan ia langsung bergegas turun dari tempat tidurnya. Karena seingatnya Aliana tidur jam satu, itu berarti ia sudah tidur selama enam jam penuh tanpa terbangun karena suara tangis Leon, baru kali ini ia tidur sepulas ini sejak hadirnya Leon.Takut terjadi sesuatu pada Leon, dengan langkah cepat Aliana menuju ke pintu penghubung, dan langsung diam terpaku saat melihat pemandangan di depannya. Nampak di atas tempat tidur, Elrick sedang tertidur pulas sambil memeluk Leon yang juga masih tertidur pulas. Aliana langsung menghela napas lega, karena tidak terjadi sesuatu pada Leon seperti yang ia khawatirkan tadi.Baru saja Aliana balik badan untuk kembali lagi ke kamarnya, tapi kakinya menginjak bebek karet teman mandi Leon, hingga mengeluarkan bunyi seperti bunyi bebek pada umumnya."Mommy ... " panggil Leon.Aliana langsung balik badan dan mendapati dua pasang mata yang sedang menatapnya, sebelum Elrick bergerak turun dari temp
Entah Aliana harus senang atau iri saat melihat kedekatan Leon dengan Elrick. Leon tidak mau lepas dari Elrick, anak itu hanya mau lepas saat Elrick sedang menyetir saja. Tapi ketika mobil sudah di Serahkan ke petugas valet parking, Leon kembali minta gendong sama Elrick.Entah apa yang dibisikkan Elrick di telinga Leon hingga anak itu mau jalan sendiri, meski tangannya masih terus memegang tangan Elrick.Dan saat mereka melewati tempat bermain anak, Leon menarik tangan Elrick, mengajaknya masuk ke dalam area bermain itu, "Ada Comas, Om!" serunya sambil menunjuk kereta mini dengan desain bentuk Thomas."Sebentar ya, Leon. Om beli kartunya dulu," kekeh Elrick, tapi dengan sigap salah satu pengawal Aliana yang bernama Ekram sudah terlebih dahulu membelikannya untuk Leon."Kartunya, Pak Ricko!" serunya sambil menyerahkan kartu itu ke Elrick."Terima kasih, Ram!" ucap Elrick lalu kembali memberikan perhatiannya pada Leon."Leon mau naik kereta Thomas itu?" tanyanya dan Leon mengangguk."K
Elrick kembali mengumpat pelan, "Apa wanita tua itu masih saja berusaha menjodohkan saya dengan Gwen?" tanya Elrick kesal."Sepertinya begitu, Tuan," jawab Jack."Saya tidak mau tahu, tutupi keberadaan saya di sini, atau saya tidak akan membayar gajimu selama satu tahun penuh!" gertak Elrick lalu mematikan sambungan teleponnya."Sial! Masalah satu belum selesai, muncul lagi masalah lainnya!" desah Elrick pelan sambil mengurut keningnya.Saat Elrick kembali ke ruang VIP, terdengar tangisan Leon dan Elrick bergegas memasuki ruangan itu, nampak Aliana yang berdiri membelakanginya sedang membujuk Leon untuk menghentikan tangisannya."Huhu, Om, Eon mo Om!" rengek Leon.
"Oma, aku bukan pria biasa saja, aku juga sama berkuasanya dengan mereka, Oma. Bahkan lebih.""Yang kau tidak tahu cucuku yang malang, mereka ahli menyembunyikan seseorang, hingga tidak ada satu orangpun yang akan menemukannya. Apa jadinya jika mereka tahu kau ayah dari cucunya? Bersiaplah kau tidak akan bisa bertemu dengan anakmu lagi seumur hidupmu!""Apa Oma pikir aku akan diam saja melihat mereka menyembunyikan anakku? Aku akan mencarinya sampai ke lubang semut sekalipun!" geram Elrick kesal, karena Omanya terlalu menganggap remeh dirinya."Kau memang berkuasa juga, Elrick. Tapi di Eropa sana, bukan di Asia. Kau juga harus tahu batasanmu! Jadi sebelum kedua pria itu kembali ke Jakarta, kau harus sudah bisa mengambil hati wanita itu dan anaknya, supaya kau bisa berterus terang pada wanita itu kalau kau adalah ayah dari anaknya.""Dan wanita itu akan langsung berlayar pergi dari hidupku bersama dengan anaknya," desah Elrick."Apa maksudmu?" tanya Oma."Wanita itu dengan tegas mengat
"Aku tahu pernikahanmu pasti tidak bahagia kan?" tebaknya."Jangan sok tahu kamu, lepaskan tanganku!""Kalau kamu bahagia dengan pernikahanmu, Ana. Kamu pasti tidak akan pernah melepas cincin kawinmu, atau lupa mengenakannya lagi setelah mandi. Dan tidak akan ada mata panda di kedua mata indahmu itu. Apa kamu menangis setiap malam, Ana?" tanya Davin lembut."Apapun yang terjadi di dalam rumah tanggaku, itu bukan urusanmu, Vin! Berani kamu menahanku lagi, aku akan menyuruh kedua bodyguardku itu untuk menenggelamkanmu ke laut itu!" geram Aliana sambil menepis tangannya sebelum balik badan meninggalkan Davin.Sepertinya Davin mengira Aliana tidak main-main dengan ancamannya, karena pria itu tidak menahan langkahnya lagi.
"Tuan, bangun Tuan!" seru Jack sambil menggoyangkan tubuh Elrick yang tertidur di atas sofa dengan posisi tengkurap."Ada apa, Jack? Saya masih ngantuk!" gerutu Elrick masih terus memejamkan matanya.Elrick baru bisa tidur setelah membuat dirinya sendiri mabuk. Bayangan Aliana tidak pernah lepas darinya, dan itu membuatnya benar-benar tersiksa. Ia sangat merindukan istrinya itu."Saya ada berita baik, Tuan!" seru Jack lagi lalu menggoyangkan kembali badan Elrick yang kembali tertidur."Demi Tuhan, tidak bisakah kau membiarkan saya istirahat, Jack? Apa kau sudah bosan hidup hah?" geram Elrick sambil duduk dan menekan pelipisnya."Saya ... "
Aliana dan Keizaa menyusuri jalan yang menyuguhi berbagai macam toko, mulai dari Kafe mewah, Kosmetik, boutique, pedagang kaki lima, hingga departement store, sepanjang kurang lebih satu kilo meter itu, di kawasan Myeongdong.Mereka sengaja kesana malam hari, karena siang hari udara terasa panas dan lembab di akhir musim panas ini. Selain itu, pemandangan lampu warna-warni terlihat begitu indah dan memanjakan mata siapapun yang melihatnya. Myeongdong lebih hidup saat malam hari.Aliana dan Keizaa tidak memilih restoran mewah untuk makan malam mereka. Jajanan kaki lima lah yang mereka pilih, yang memiliki daya tariknya tersendiri. Berapa kali Aliana dan Keizaa berhenti hanya untuk mencicipi makanan lezat yang tersedia dari pedagang kaki lima di distrik ini."Rasanya masih sama seperti dulu, aku jadi merindukan teman-tem
"Sabar, Ana. Ini ujian dalam berumah tangga, semoga akan segera ada jalan keluarnya ya," bujuk Keizaa."Aku sudah tidak mau kembali lagi padanya, Zaa. Aku sudah tidak sanggup lagi menghadapi Granny! Dan terlebih lagi aku tidak mau dimadu, biarkan saja aku melepas Elrick untuk Gwen. Lebih baik aku kembali sendiri tapi hatiku tenang, tidak ada seorangpun yang akan menyakitiku. Daripada memiliki suami tapi hatiku tidak tenang, hatiku justru tersakiti, inilah hasilnya ketika aku percaya dengan janji-janji manisnya!" tegas Aliana."Bagaimana dengan Leon? Bagaimana dengan anak yang sedang kamu kandung sekarang? Mereka pasti akan butuh Daddynya, Ana."Aliana terdiam, ia kembali mengelus perutnya yang masih terlihat rata. Untuk kedua kalinya ia mengandung anak Elrick.Tapi keh
Alih-alih berada di Paris, saat ini Aliana justru berada di Seoul. Semalam mereka mengecoh anak buah Elrick, dengan kendaraan yang Aliana tidak berada di dalamnya. Aliana dan yang lainnya menghabiskan waktu dua setengah jam untuk sampai di Brussel, dimana Monsieur Gerrard sudah menunggunya, untuk membantu mereka terbang ke Seoul.Dan disinilah Aliana sekarang berada, dibandara Incheon, tanah kelahiran Omanya."Anaa!" pekik Keizaa sambil berlari ke arah Aliana dan langsung memeluknya. Kedua keponakan kembarnya Axel dan Alexa menyusul bersama dengan kakak Aliana, Alson."Kamu masih saja seperti dulu, Zaa. Berteriak di tempat umum," ujar Aliana sambil tertawa lebar."Teriak bagus untuk paru-paru!" sahut Keizaa asal, lalu be
"Ya, dan tadi nyaris saja keguguran untungnya segera di bawa ke sini. Sebagai dokter saya harus menegaskan pada anda, tolong jangan membuat istri anda stress seperti itu, dampaknya bisa buruk untuk janin yang sedang dikandungnya!""Ya Tuhan, Aliana sedang hamil?" gumam Elrick dengan nada tidak percaya, "Dan dia nyaris keguguran katamu? Bagaimana kondisinya sekarang? Kenapa kalian tidak merawatnya?" lanjutnya."Pasien meminta pulang paksa, suaminya dikubur besok katanya, jadi kami terpaksa mengizinkannya."Elrick menggeram kesal, "Wanita itu! Apa dia benar-benar menginginkan aku mati?"Lalu Elrick menatap tajam dokter itu, "Jangan sampai berita ini menyebar, atau aku rataka
"Kamu lebih memilih janjimu padanya daripada Granny? Kamu ... Arrghh!" Granny memekik sambil memegang dada kirinya.Elrick merasakan kepanikan yang luar biasa, ia harus mengatakan sesuatu untuk menenangkan Grannynya, "Baiklah Granny jangan pikirkan itu lagi! Granny tidak boleh terlalu stress! Aku akan menikahi Gwen, tenanglah Granny!" bujuk Elrick.Untuk kedua kalinya ia berkata akan menikahi Gwen, dengan kondisi yang sama, dimana jantung Granny sedang kumat seperti hari ini. Nanti, Elrick akan membujuk Gwen untuk berhenti mengejarnya, dan berhenti berharap Elrick akan kembali lagi padanya.Bagaimanapun juga waktu tunangan selama lima tahun saja tidak bisa membuat Elrick ingin segera menikahinya, apalagi dengan adanya Aliana dan Leon sekarang. Mereka berdualah yang paling penting untuk Elrick. Dan Elrick berharap
"Baiklah Granny jangan pikirkan itu lagi! Granny tidak boleh terlalu stress! Aku akan menikahi Gwen, tenanglah Granny!" bujuk Elrick.Aliana menahan pekikannya dengan kedua tangannya, ia tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Aliana langsung balik badan dan lari menjauh dari kamar itu. Sekuat tenaga ia menahan air matanya yang akan segera tumpah, hingga Aliana melihat Damar dan langsung menghampirinya."Apa Om Damar bisa menemukan boat untuk kita keluar dari desa ini sekarang juga?" tanya Aliana, dan tanpa bertanya lagi Damar langsung mengangguk."Kita bertemu di kafe lima menit lagi, Nona. Semakin cepat semakin bagus. Buatlah alasan kepada para bodyguard itu kalau tuan muda Leon ingin main di sana!" seru Damar dan Aliana mengangguk.Tanpa buang waktu lagi
Tidak lama kemudian pelayan itu kembali datang, dengan membawa makanan dengan tutup saji yang terbuat dari perak. Pelayan itu meletakkannya di depan Aliana, dan langsung membuka tutup saji itu.Aliana berusaha keras untuk tidak memekik saat melihat ikan haring itu. Bau amisnya kini membuat perutnya terasa teraduk-aduk. Tapi ia harus menahan diri sekuat tenaga. Ini makanan yang dibuat sendiri oleh Granny, dan Granny pasti akan tersinggung kalau Aliana menolaknya, apalagi sampai memuntahkannya."Ya Tuhan ... " desah Aliana pelan, ia mulai merasa darah menghilang dari wajahnya, bersamaan dengan butiran keringat yang mulai bermunculan di dahinya. Aliana menelan ludah untuk menghilangkan rasa mualnya.'Tahan, Ana! Tahan. Jangan biarkan dirimu muntah di sini, atau kamu tidak akan pernah mendapatkan restu dari Granny selamany