Elrick mengetuk pintu sesuai dengan kode yang Aliana berikan padanya, sebelum membuka pintu dan melangkah masuk."Proposal kita diterima, Nona. Tapi dengan satu syarat ... " info Elrick sumringah, dan mampu menarik perhatian Aliana dari layar laptopnya"Benarkah? Dan apa syarat itu?" tanya Aliana dengan nada tidak percaya."Benar, Nona. Anda bisa cek email anda sekarang."Dan senyum lebar seketika menghiasi wajah cantik Aliana saat membaca isi email dari PT. Rick Tech itu."Mereka meminta aku selaku Presdir AS Group dan Elrick CEO Rick Group, yang harus turun tangan langsung dalam menangani proyek ini? Ya Tuhan!" pekik Aliana, lalu menatap Elrick dengan sorot mata tidak percaya, 
Dengan enggan Elrick melepas kacamatanya, dan kembali menatap Aliana.'Ya, benar. Itu mata Leon. Mata yang terlihat indah yang dibungkus dengan bulu mata yang tebal dan lentik, juga alis tebalnya. Ya Tuhan, apa ini hanya kebetulan saja? Atau jangan-jangan ... ' menggelengkan kepalanya untuk menjernihkan kembali pikirannya."Apa kita pernah bertemu sebelumnya, Rick?" tanya Aliana."Hmm mungkin pernah. Saya sering menemani boss lama saya untuk menghadiri beberapa rapat penting perusahaan dengan berbagai Presdir dari perusahaan lain, mungkin anda salah satunya, Nona," elak Elrick sambil memakai lagi kacamatanya."Semenjak saya menjabat sebagai Presdir, kamu sudah bekerja pada saya.""Itu berarti kita belum pernah bertemu sebelumnya, Nona." Aliana kembali menatap Elrick dengan teliti, "Yah, mungkin saya yang salah mengenali," ralatnya.Pintu terketuk dengan nada yang Aliana tahu itu adalah sekretarisnya, jadi Aliana tidak perlu berteriak mempersilahkannya masuk, karena sekretarisnya itu
Night club itu berlokasi di kawasan distrik bisnis ibukota, klub malam yang menawarkan ambience yang berbeda. Baik itu desain interiornya, dinding-dinding batu di lorong, hingga ruang utama yang dirancang mewah, dengan tata cahaya yang sangat luar biasa.Klub yang memiliki ratusan variasi minuman beralkohol ini, terinspirasi oleh kisah Harry Potter untuk rancangan desain interiornya, dan sering mendatangkan DJ dari mancanegara, termasuk malam ini, DJ itu didatangkan langsung dari negeri kangguru.Berbeda dengan klub lainnya, karena bagian dalamnya terlihat lebih luas dan tidak terlalu banyak table, sehingga menyisakan space yang lebih luas dan leluasa bagi yang ingin berjoget.Saat Aliana dan Elrick tiba, Cintya masih dalam perjalanan menuju klub yang mampu menampung hingga delapan ratus orang itu, dan Aliana langsung
"Ayolah, Ricko! Temani aku joget," bujuknya."Maaf, saya harus menemani Nona Aliana di sini," tolak Elrick, tapi Cintya tetap bersikeras mengajak Elrick turun."Sudah ikut saja, Rick. Nikmatilah pestamu ini!" perintah Aliana dengan nada sedikit mengusir, ia pusing mendengar rengekan Cintya pada Elrick."Bagaimana dengan anda?" tanya Elrick."Saya di sini saja, lagipula dari dance floor itu juga kamu masih bisa memantau saja, Rick. Sudah sana bersenang-senanglah!" usir Aliana.Dan akhirnya Elrick tidak memiliki alasan kuat lagi untuk menolak ajakan Cintya itu, dengan malas-malasan ia berdiri dari sofanya, kemudian melangkah Pelan mengikuti langkah Cintya yang menarik tangannya dan baru melepasnya setelah mereka sampai d
Elrick panik saat melihat Aliana sudah tidak ada lagi di sofa yang tadi ia duduki, Elrick hanya lengah sebentar dan wanita itu sudah menghilang."Kau mau kemana, Rick?" tanya Cintya saat Elrick melangkah pergi meninggalkannya."Nona Aliana, dia tidak ada!" jawab Elrick sambil terus melangkah.Elrick berdiri dari samping tablenya dan mengedarkan pandangannya ke segala penjuru klub itu, mencari sosok Aliana tapi nihil. Lalu ia turun lagi ke dance floor, siapa tahu Aliana berubah pikiran dan memutuskan untuk joget, walau terlihat mustahil, seorang introvert seperti Aliana tidak akan mau membaur dan membuang waktunya untuk hal yang tidak bermanfaat.Lumayan lama Elrick mencarinya diantara kerumunan manusia itu, tapi tidak jua menemukan Aliana. Sambil mengumpat
Setelah mengunci pintu kamar Aliana, Elrick tidak langsung melihat tempat tidur, tapi ruangan dengan cat dinding warna putih, hingga ruangan itu terlihat semakin lapang, yang berisi satu set sofa warna hitam dengan pelapis kulit, dengan sarung bantal berwarna abu-abu, yang menghadap ke meja TV.Di tengah ruangan terdapat rak pajangan berwarna putih, dengan latar belakang hitam, hingga menciptakan ilusi mata seakan-akan panjangannya melayang. Ruangan ini bernuansa sederhana namun tetap terlihat estetik.Elrick terus melangkah melewati rak pajang itu yang menjadi pembatas antara ruangan ini dengan tempat tidur Aliana. Sama halnya dengan ruangan pertama, kamar tidur Aliana juga bernuansa monochrome.Desain kamar dengan kombinasi warna hitam dan putih pada dindingnya itu, serta furniture kayu dengan warna putih yang dominan memberikan kesan sederhana tapi modern.Fokus utama di kamar ini adalah pola unik yang menghias dinding di belakang tempat tidur Aliana, membuat kamar itu terlihat sem
"Tapi saat kita melakukannya tiga tahun lalu. Aku bisa langsung membuatmu hamil, Sayang," ujar Elrick dengan menekan kata sayang. Sudah saatnya Aliana mengetahui siapa Elrick sebenarnya.Lagipula Elrick sudah memberitahu Ekram dan Damar, dan Elrick yakin saat ini kedua bodyguard itu pasti sudah memberitahu Hardhan dan Alex, dan sudah pasti kedua pria yang sangat berkuasa di Asia itu, saat ini sedang dalam perjalanan kembali ke Jakarta. Jadi, daripada Aliana mengetahuinya dari orang lain, lebih baik Elrick sendiri lah yang memberitahunya. Apapun resikonya itu urusan nanti.Aliana langsung duduk dan menatap tajam Elrick, matanya mencari-cari kebenaran di dalam mata biru kehijauan Elrick, yang mengingatkan pada mata anaknya, Leon."Ya, saya ayahnya Leon, pria yang sudah anda manfaatkan untuk menghasilkan anak tanpa harus menikah," ungkap Elrick santai sambil menautkan tangannya di belakang kepalanya."Kamu! Kenapa baru memberitahuku sekarang? Dan aku tidak memanfaatkanmu!" geram Aliana l
Elrick bersiap menghadapi appa Alex dan papi Hardhan, tapi ternyata bukan dua pria yang ia hadapi, melainkan empat pria dengan wajah yang sama garangnya, yang berdiri tegak di depannya itu. Bahkan dua pria muda kembar identik itu, justru yang terlihat lebih siap untuk menghajar Elrick habis-habisan. Dan Elrick sudah bisa menebak, mereka adalah putranya papi Hardhan, Kenzou dan Kenzie."Apa tidak bisa kita bicarakan baik-baik?" tanya Elrick sambil mengelap darah dari kulitnya yang sobek di tulang pipinya, tempat tinju keras appa Alex tadi mendarat, kemudian melirik Aliana yang masih tertidur pulas, lalu kembali ke empat pria itu yang menatap Elrick dengan tatapan identik, tatapan membunuh."Beraninya kau menggagahi keponakan saya! Kau mau mati ya?" raung papi Hardhan, "Zou, Zie, tahan dia!" perintahnya, dan tanpa disuruh
Aliana dan Elrick duduk santai di balkon kamar mereka, yang menghadap langsung ke ke teluk Tigullio, di salah satu resor di Nozarego, yang masih masuk ke dalam bagian dari Santa Margherita Ligure, yang terletak diantara resor tepi laut Portofino dan Chiavari. Mereka memutuskan bermalam di resor ini untuk melepas rindu, dan berbicara dari hati ke hati demi kelangsungan kehidupan pernikahan mereka."Apa kamu mau ke kota Genova, My luv? Jaraknya tidak terlalu jauh dari sini," tanya Elrick, sebelah tangannya di lampirkan di atas pundak Aliana."Kota Genova yang mempesona dan bersejarah. serta desa kecil yang menghiasi pantai dan juga perbukitan. Aku mau menjelajahi desa-desa itu, Rick. Tapi tidak sekarang. Aku belum tenang kalau masalah Leuis belum selesai," jawab Aliana sambil menyandarkan kepalanya di bahu Elrick."Ya, sekarang kamu juga sedang hamil. Mungkin kalau anak-anak kita sudah menikah semua, dan sudah memberikan cucu untuk kita, baru kita
"Boss, ada Tuan Elrick di sini!" lapor Ekram ke appa Alex."Mau apa begundal itu?" tanya appa Alex."Katanya mau menyelesaikan masalah dengan Nona Aliana, Boss," jawab Ekram."Siapkan speed boat, saya akan menyusul ke sana!""Baik, Boss.""Ada apa, Lex?" tanya eomma Sonya."Bersiaplah, My Queen. Kita akan menyusul anak dan menantu kita," jawab appa Alex sambil mencubit gemas hidung eomma Sonya."Kemana? Bukannya Elrick sedang di Amsterdam?""Ke Santa Margherita Ligure. Elrick sudah berada di sana.""Santa Margherita? Aku belum pernah ke sana. Baiklah aku siap-siap dulu!" pekik eomma Sonya senang, lalu bergegas ke kamarnya."Sus, tetap di resor ini dan jangan keluar. Kalau perlu apa-apa, jangan sungkan-sungkan meminta bantuan mereka!" seru appa Alex sambil menunjuk ke empat bodyguard yang sedang berjaga-jaga di depan resor."Ya, Tuan." "Opal mo ke mana?" tanya Leon.S
"Katakan dulu dimana Daddymu? Kenapa dia tidak mendatangiku?" tanya mommy Gisya. "Aku meninggalkannya di rumah Granny," jawab Elrick sambil menyeringai lebar, dan mengusap leher belakangnya. "Ya Tuhan, Rick. Apa yang ada dipikiranmu hingga meninggalkan Daddymu?" Elrick merangkul bahu aliana sebelum menjawab, "Tentu saja pikiranku saat itu sedang dipenuhi istri cantikku ini, Mom. Aku dan Jack baru saja menemukan jejakmu, dan kami langsung terbang ke Italia." Mommy Gisya memicingkan kedua matanya, "Bagaimana kamu bisa tahu Aliana sedang bersama Mommy?" "Kau dan Daddy, kalian tidak pernah terpisahkan satu dengan yang lainnya, lalu tiba-tiba Daddy berada di Amsterdam dan kau di Portofino. Sudah pasti aku langsung mencurigai kalian." "Apa saat kamu pergi, Daddy tidak sedang bersamamu?" "Daddy sedang berbicara dengan Granny." Melihat wajah Elrick yang tiba-tiba kembali
Setelah melihat tanda keluarganya ada di punggung belakang Leuis, Elrick langsung mengumpat pelan, dan segera bergegas ke luar rumah dengan amarah yang memuncak. Ia memang dalam keadaan mabuk dan tidak sadar saat bersama Bella malam itu, tapi Elrick yakin mereka tidak melakukan apapun selain tidur bersama. Karena mereka dalam keadaan sama-sama mabuk.Selain itu Elrick hafal betul dengan perilaku Bella. Wanita itu tidak berga*rah dengan pria yang pasif, ia baru mau melakukannya saat sama-sama berga*rah. Dan Elrick semakin yakin, masalahnya dengan Bella tidak sesederhana kelihatannya.Elrick butuh Aliana. Ia membutuhkan dukungan dari wanita yang sangat ia cintai itu. Seandainya Aliana percaya sedikit saja padanya, mereka pasti akan bisa melewati masalah rumah tangganya ini dengan baik.Ya, rasa percaya dan dukungan tanpa batas dari Aliana untuknya. Itulah yang Elrick butuhkan saat ini."Jack, kesini kau!" panggil Elrick, Jack pun langsung
Santa Margherita Ligure, kota tepi pantai yang indah. Salah satu dari sekian banyak daya tarik di wilayah Portofino ini. Dengan perahu layar yang terombang ambing di marina yang penuh warna, dan pantainya yang berkerikil.Pelabuhannya yang dilapisi pohon palem berbatasan dengan tepi laut. Sementara di belakangnya, rumah-rumah bercat pastel seperti merangkak ke atas bukit. Yang dipenuhi dengan hutan hijau nan subur dan perkebunan zaitun. Seperti halnya pada kota-kota Riviera lainnya, Santa Margherita Ligure menawarkan daya tarik Portofino dengan tata letaknya yang indah, bangunannya yang berwarna-warni, dengan pohon palem yang menaungi kawasan pejalan kaki di tepi laut.Aliana dan mommy Gisya masuk semakin ke dalam, mereka menyusuri jalan-jalan abad pertengahan yang sempit dan berliku-liku itu, yang diapit restoran, kafe dan pertokoan dengan arsitektur yang menarik."Kamu suka?" tanya mommy Gisya.Sebenarnya kali ini Aliana kurang menikma
Sementara itu, daddy Aldrick menerima pesan pendek dari istrinya, sebuah foto keluarga. Lebih tepatnya foto mereka yang di ambil wartawan tadi, yang sudah di diedit sedemikian rupa hingga terlihat seperti foto keluarga yang sebenarnya."Bisa kalian jelaskan apa maksud dari foto ini? Dan kenapa bisa Gwen langsung mengirim foto ini ke Aliana?" tanya daddy Aldrick, membuat wajah Gwen seketika memucat, dan bertanya-tanya di dalam hatinya, bagaimana bisa daddy Aldrick mengetahuinya?Daddy Aldrick melayangkan tatapan menuduh pada granny, "Kau baru saja berbohong, Mama. Kalau wartawan itu bukan atas perintahmu, lantas atas perintah siapa Gwen mengirim foto ini ke Ana? Apa Gwen bertindak sendiri tanpa sepengetahuanmu?" "Mama benar-benar tidak menyuruh siapapun untuk memanggil wartawan, Al! Demi Tuhan, Mama tidak melakukan itu!" jawab granny.Tatapan menuduh daddy Aldrick beralih dari granny ke Gwen, "Berikan ponselmu, Gwen!" serunya sambil mengulurkan
"Hai, kalian bertiga lihat sini!" teriak seseorang, bukan hanya Elrick, Bella, Leuis saja yang melihat ke arah orang itu, tapi yang lainnya juga, mereka semua melihat ke arah wartawan yang sedang mengarahkan kameranya ke mereka dan langsung memotretnya dengan cepat, sebelum akhirnya melarikan diri."Jack! Cepat tangkap pria itu!" raung Elrick dengan suara yang menggelegar, membuat tangis Leuis langsung pecah."Dan kau! Suruh anakmu itu diam!" bentaknya pada Bella, membuat napas wanita itu tercekat, dan langsung membawa Leuis menjauh dari Elrick.Tatapan tajam Elrick beralih ke granny dan Gwen, "Ini ulah kalian. Ya kan?" tanyanya dingin.Seperti biasa granny hanya mengangkat dagunya, dan Gwen bersembunyi di balik granny, "Kalau iya, kenapa?" tantang granny."Kau dengar sendiri, Dad? Granny sudah mengakuinya. Itu berarti mulai detik ini juga, putus hubunganku dengannya!" seru Elrick.Daddy Aldrick memegang pundak Elrick, lalu menu
Elrick sedang menatap pantulan dirinya di depan cermin sambil mengikat sampul di dasi panjangnya, ketika dengan tergopoh-gopoh Jack datang menghampirinya, lalu menyerahkan ponsel Elrick padanya,"Siapa?" tanyanya."Oma, Tuan," jawab Jack.Dengan segera ia meraih ponsel dari tangan Jack itu, lalu mendekatkan ke telinganya."Ada kabar baik apa, Oma?" tanyanya sumringah."Kabar baik apanya? Oma tidak bisa bertemu dengan Aliana," jawab Oma dengan nada kesal."Kenapa? Appa Alex melarangnya?" "Oma pun tidak bisa menemui mertuamu itu. Karena mereka tidak ada di rumah!" geram Oma."Siapa yang tidak ada di rumah? Aliana atau Appa Alex?""Semuanya! Keluarga itu pergi entah kemana, karena tidak ada satu pun pengawalnya yang mau buka mulut."Seketika jantung Elrick berdetak dengan cepat, yang ia takutkan akhirnya kembali terjadi, Aliana memilih untuk pergi, bahkan kali ini bersama dengan kedua orang tuany
"Selamat pagi, Ana." sapa tante Gisya sambil mengulurkan tangannya, saat Aliana sudah sampai di kafe tempat mereka berbincang kemarin."Pagi juga Tante Gisya," balas Aliana menyambut uluran tangan tante Gisya.Tante Gisya menarik Aliana untuk mencium pipi kanan dan kirinya, sebelum memeluknya dengan erat,"Melihatmu membuat Tante teringat dengan putri Tante. Biarkan Tante memelukmu sebentar ya," pinta tante Gisya dan Aliana mengangguk."Memangnya putri Tante dimana sampai Tante merindukannya?" tanya Aliana setelah tante Gisya melepas pelukannya."Saat ini putri tante sedang berada di Maldives. Anak itu memang hobby traveling, bisa berbulan-bulan bahkan setahun lebih Tante tidak menemuinya," jawab tante Gisya."Oh, mungkin putri Tante sedang menikmati masa mudanya. Dulu, aku juga ingin seperti itu, setelah lulus kuliah aku ingin menikmati kesendirianku sambil mengelilingi dunia," ujar Aliana sambil tersenyum lebar."Tapi