Elrick bersiap menghadapi appa Alex dan papi Hardhan, tapi ternyata bukan dua pria yang ia hadapi, melainkan empat pria dengan wajah yang sama garangnya, yang berdiri tegak di depannya itu. Bahkan dua pria muda kembar identik itu, justru yang terlihat lebih siap untuk menghajar Elrick habis-habisan. Dan Elrick sudah bisa menebak, mereka adalah putranya papi Hardhan, Kenzou dan Kenzie.
"Apa tidak bisa kita bicarakan baik-baik?" tanya Elrick sambil mengelap darah dari kulitnya yang sobek di tulang pipinya, tempat tinju keras appa Alex tadi mendarat, kemudian melirik Aliana yang masih tertidur pulas, lalu kembali ke empat pria itu yang menatap Elrick dengan tatapan identik, tatapan membunuh.
"Beraninya kau menggagahi keponakan saya! Kau mau mati ya?" raung papi Hardhan, "Zou, Zie, tahan dia!" perintahnya, dan tanpa disuruh
Aliana terbangun karena mendengar suara ribut-ribut di luar kamarnya, sambil menguap lebar ia merenggangkan badannya, dan langsung terduduk saat teringat dengan kejadian semalam.Aliana mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamarnya, lalu melihat tempat kosong di sebelahnya, Elrick sudah tidak ada di sana, atau mungkin suara ribut-ribut di luar itu adalah Elrick dengan para bodyguardnya."Leon, bagaimana kalau pria itu berniat mengambil Leonku?" Dengan panik Aliana turun dari tempat tidurnya, dan meringis karena merasakan nyeri di area pribadinya, akibat dari percintaan maratonnya dengan Elrick semalam. Wajahnya seketika merona merah, saat teringat berapa kali semalam Aliana memelas pada Elrick untuk memuaskannya, "Ya Tuhan, rasanya aku ingin membenamkan wajahku ke dalam lumpur," erangnya pelan.Mengabaikan rasa nyeri itu, Aliana melangkah pelan, matanya melihat jas dan kemeja Elrick yang masih berceceran di lantai, itu berarti Elrick masih berada di sini. Aliana menunduk untuk mem
"Kata siapa dia boleh pulang? Urusan kami belum selesai dengannya. Masuklah kau ke kamarmu, Ana. Kami akan melakukan pembicaraan antara sesama pria dewasa!" tegas appa Alex.Aliana menarik tangan Elrik dan meletakkan ice bag yang ia pegang ke telapak tangan Elrick, "Kompres terus!" serunya sebelum berdiri dan menghampiri appa Alex."Jangan terlalu keras padanya, Appa. Bagaimanapun juga hadirnya Leon bukan murni kesalahan Elrick, aku juga yang melesak masuk ke Penthousenya," pinta Aliana, kemudian beranjak pergi meninggalkan para pria dengan segala urusannya itu."Beri kami alasan yang tepat, kenapa kami tidak harus menyingkirkanmu?" tanya appa Alex dengan suara dinginnya."Izinkan saya menikahi putri anda, Aliana. Memang
Elrick melangkah kesal keluar dari lobby Apartment menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari lobby itu, Elrick melempar kunci mobil ke arah Jack, yang dengan sigap langsung ditangkap Jack tanpa kesulitan, lalu membawa keluar mobil itu dari Apartment Aliana ke Penthousenya."Bodoh, kenapa kau bisa tertangkap?" tanya Elrick pada Jack, ia tidak dapat menyembunyikan nada kesal di dalam suaranya."Mereka sudah mengetahui Penthouse kita, Tuan. Dan langsung meringkusku saat aku membukakan pintu," jawab Elrick."Kenapa kau langsung membuka pintu? Kenapa tidak kau lihat terlebih dahulu siapa yang menekan bel?" cecar Elrick."Saya sudah melihatnya di layar tab, Tuan. Mereka memakai pakaian tekhnisi gedung, dan saya memang mem
Keesokan paginya dari jendela kamar Leon, Aliana melihat mobil Elrick yang baru saja sampai di depan rumahnya, yang langsung dibuka pengawal dan membiarkan mobilnya masuk ke dalam."Ayo Leon kita turun, Sayang. Om Ricko sudah sampai!" Aliana mengulurkan tangannya pada Leon yang masih asik memainkan Thomasnya."Yeeeyy!" teriak Leon senang sambil berdiri dan meraih tangan Aliana,"Tas Leon jangan lupa, Sus," ujar Aliana pada baby sitter Leon."Sudah, Bu."Sesampainya di lantai bawah, Leon langsung lari menghampiri Elrick yang baru saja menutup pintu mobilnya, dan langsung balik badan ketika mendengar teriakan Leon, yang sedang menghambur ke arahnya, dengan baby sitter yang mengejar di belakangnya."Om ... Om Ico!" teriak Leon.Elrick langsung jongkok dan melebarkan tangannya, bersiap menyambut putranya itu, kemudian mendekapnya erat saat putranya itu sudah berada di dalam pelukannya.Ini pertama kalinya Aliana melihat Elrick berangkat kerja dengan menjadi dirinya sendiri, tanpa kacamata
"Terkadang timbul rasa bosan dengan suasana sekolah yang itu-itu saja. Tapi pada akhirnya Aku bisa juga menghilangkan rasa jenuh itu berkat ... "Kata-kata Aliana tadi kembali terngiang-ngiang di telinganya, 'Berkat siapa? Jangan bilang itu berkat pria yang diceritakan Jack kemarin, pria yang membuat Alina merasa nyaman!' batin Elrick kesal.Elrick melirik Aliana dari spion mobilnya, wanita itu sedang mengarahkan pandangannya ke jalan raya, "Katamu kita akan menandatangani kontrak Minggu depan di Amsterdam, Rick. Benarkah?" tanya Aliana tanpa mau repot-repot melihat Elrick.Baru kali ini Elrick merasa di abaikan, benar-benar diabaikan oleh wanita, terlebih lagi oleh wanita yang sudah berbagi malam penuh gairah dengannya, harga dirinya sudah tidak bisa tertolong lagi "Iya, Sayang," jawab Elrick."Bagaimana kalau tanda tangan kontraknya di sini saja, Rick? Toh kamu juga sedang berada di sini juga. Aku tidak mau meninggalkan Leon terlalu lama," usul Aliana."Tidak bisa, Sayang. Tanda t
"Elrick, what are you doing here?"Aliana melihat mata Elrick yang membelalak kaget melihat pemilik suara itu, membuat Aliana balik badan mengikuti arah mata Elrick, dan mendapati seorang wanita asing yang tinggi semampai, dengan rambut panjang sewarna madu dan senyum manis yang tersungging di wajah cantiknya.Wanita itu melangkah maju melewati Aliana, dan langsung mencium pipi kiri dan kanan Elrick, sebelum memeluknya dengan erat, "I miss you, Honey! I miss you so much!" seru wanita itu."Gwen, why are you here? You should be back in Amsterdam!" tanya Elrick sambil mendorong tubuh Gwen menjauh darinya.Sambil mendecakkan lidahnya dengan kesal, Gwen kembali berusaha memeluk Elrick lagi, tapi Elrick berhasil menjauhkannya, "Oh come on Rick, don't be like this!"Mengabaikan Gwen, Elrick beralih menatap Aliana yang sedang melihat Elrick dan Gwen secara bergantian, "Kita ke kantor sekarang, Nona?" tanyanya sambil membukakan kembali pintu penumpang depan untuk Aliana."Sebaiknya kamu tema
"Untungnya tidak ada ligamen yang sobek, jadi saya hanya akan membalutnya dengan perban elastis, untuk mengurangi pembengkakan dan membuat pergelangan kaki anda menjadi lebih baik, Nona!" seru dokter Kevin, dokter Ortopedi yang ditunjuk dokter Sam untuk menangani Aliana."Lakukan apa yang menurut anda baik, Dok!" sahut Aliana kemudian kembali meringis saat dokter itu menekan pergelangan kakinya yang mulai membengkak.Tidak lama kemudian salah satu perawat menyerahkan perban elastis ke dokter Kevin, yang langsung digunakan untuk membalut telapak kaki dan pergelangan kaki Aliana. Setiap balutan saling tumpang tindih membentuk angka delapan, agar perban tidak mudah bergeser, dengan balutan terakhir naik beberapa inchi di atas pergelangan kaki Aliana untuk me
Aliana mengangkat bahunya, "Kisah cinta Eomma dan Appaku pun tidaklah mudah, bahkan mereka pernah bercerai. Yah meskipun pada akhirnya mereka dapat bersatu kembali dan hidup bahagia sampai saat ini. Tapi tetap saja aku tidak mau mengalami hal yang menyakitkan seperti itu. Tidak, jika sendiri lebih baik dan membuatku nyaman, tanpa rasa takut akan tersakiti. Aku akan tetap memilih jalan itu."Kata-kata Aliana terus saja terngiang-ngiang di telinga Elrick, kata yang wanita itu ucapkan dengan penuh tekad saat di rumah sakit tadi. Elrick melirik sekilas ke wanita itu, yang sekarang sedang tertidur di kursi tengah mobilnya dengan mulutnya yang sedikit terbuka, tapi tidak sedikitpun mengurangi kecantikannya.Memang Aliana tidak secantik super model yang pernah menjadi kekasih Elrick, tapi kecantikan Aliana berbeda. Menikmati kebersamaan dengan Aliana, itu sama dengan meminum
"Mommy, Daddy!" pekik Leon sambil lari ke arah Aliana dan Elrick.Kali ini Aliana mengalah, ia membiarkan Leon memeluk Elrick terlebih dahulu, membiarkan anak dan daddy melepas rindu setelah berhari-hari tidak bertemu."Waahh baru berapa hari Daddy tidak melihat Leon, sekarang kamu sudah tumbuh besar saja yaa... Sudah bisa jaga Mommy yaa?" tanya Elrick dan Leon mengangguk,"Eon jaga Mommy. Jaga daddy juga." jawabnya."Leon bisa jaga Daddy juga? Pintarnya anak Daddy. Daddy bangga sekali sama Leon." Leon mengangguk sebelum melepas pelukannya, lalu beralih ke Aliana yang langsung jongkok dan memeluk Leon,"Leon tidak nakal kan, Sayang?" tanyanya, dan Leon menggelengkan kepalanya."Bagus, sekarang siap-siap kita jalan-jalan lagi, Ok?"'Kemana, Mommy?" tanya Leon sambil memainkan rambut Aliana,"Ke tempat Granny. Yang banyak bebeknya itu," jawab Aliana dan Leon langsung memekik girang,"Yeeyy. Eon
Aliana dan Elrick duduk santai di balkon kamar mereka, yang menghadap langsung ke ke teluk Tigullio, di salah satu resor di Nozarego, yang masih masuk ke dalam bagian dari Santa Margherita Ligure, yang terletak diantara resor tepi laut Portofino dan Chiavari. Mereka memutuskan bermalam di resor ini untuk melepas rindu, dan berbicara dari hati ke hati demi kelangsungan kehidupan pernikahan mereka."Apa kamu mau ke kota Genova, My luv? Jaraknya tidak terlalu jauh dari sini," tanya Elrick, sebelah tangannya di lampirkan di atas pundak Aliana."Kota Genova yang mempesona dan bersejarah. serta desa kecil yang menghiasi pantai dan juga perbukitan. Aku mau menjelajahi desa-desa itu, Rick. Tapi tidak sekarang. Aku belum tenang kalau masalah Leuis belum selesai," jawab Aliana sambil menyandarkan kepalanya di bahu Elrick."Ya, sekarang kamu juga sedang hamil. Mungkin kalau anak-anak kita sudah menikah semua, dan sudah memberikan cucu untuk kita, baru kita
"Boss, ada Tuan Elrick di sini!" lapor Ekram ke appa Alex."Mau apa begundal itu?" tanya appa Alex."Katanya mau menyelesaikan masalah dengan Nona Aliana, Boss," jawab Ekram."Siapkan speed boat, saya akan menyusul ke sana!""Baik, Boss.""Ada apa, Lex?" tanya eomma Sonya."Bersiaplah, My Queen. Kita akan menyusul anak dan menantu kita," jawab appa Alex sambil mencubit gemas hidung eomma Sonya."Kemana? Bukannya Elrick sedang di Amsterdam?""Ke Santa Margherita Ligure. Elrick sudah berada di sana.""Santa Margherita? Aku belum pernah ke sana. Baiklah aku siap-siap dulu!" pekik eomma Sonya senang, lalu bergegas ke kamarnya."Sus, tetap di resor ini dan jangan keluar. Kalau perlu apa-apa, jangan sungkan-sungkan meminta bantuan mereka!" seru appa Alex sambil menunjuk ke empat bodyguard yang sedang berjaga-jaga di depan resor."Ya, Tuan." "Opal mo ke mana?" tanya Leon.S
"Katakan dulu dimana Daddymu? Kenapa dia tidak mendatangiku?" tanya mommy Gisya. "Aku meninggalkannya di rumah Granny," jawab Elrick sambil menyeringai lebar, dan mengusap leher belakangnya. "Ya Tuhan, Rick. Apa yang ada dipikiranmu hingga meninggalkan Daddymu?" Elrick merangkul bahu aliana sebelum menjawab, "Tentu saja pikiranku saat itu sedang dipenuhi istri cantikku ini, Mom. Aku dan Jack baru saja menemukan jejakmu, dan kami langsung terbang ke Italia." Mommy Gisya memicingkan kedua matanya, "Bagaimana kamu bisa tahu Aliana sedang bersama Mommy?" "Kau dan Daddy, kalian tidak pernah terpisahkan satu dengan yang lainnya, lalu tiba-tiba Daddy berada di Amsterdam dan kau di Portofino. Sudah pasti aku langsung mencurigai kalian." "Apa saat kamu pergi, Daddy tidak sedang bersamamu?" "Daddy sedang berbicara dengan Granny." Melihat wajah Elrick yang tiba-tiba kembali
Setelah melihat tanda keluarganya ada di punggung belakang Leuis, Elrick langsung mengumpat pelan, dan segera bergegas ke luar rumah dengan amarah yang memuncak. Ia memang dalam keadaan mabuk dan tidak sadar saat bersama Bella malam itu, tapi Elrick yakin mereka tidak melakukan apapun selain tidur bersama. Karena mereka dalam keadaan sama-sama mabuk.Selain itu Elrick hafal betul dengan perilaku Bella. Wanita itu tidak berga*rah dengan pria yang pasif, ia baru mau melakukannya saat sama-sama berga*rah. Dan Elrick semakin yakin, masalahnya dengan Bella tidak sesederhana kelihatannya.Elrick butuh Aliana. Ia membutuhkan dukungan dari wanita yang sangat ia cintai itu. Seandainya Aliana percaya sedikit saja padanya, mereka pasti akan bisa melewati masalah rumah tangganya ini dengan baik.Ya, rasa percaya dan dukungan tanpa batas dari Aliana untuknya. Itulah yang Elrick butuhkan saat ini."Jack, kesini kau!" panggil Elrick, Jack pun langsung
Santa Margherita Ligure, kota tepi pantai yang indah. Salah satu dari sekian banyak daya tarik di wilayah Portofino ini. Dengan perahu layar yang terombang ambing di marina yang penuh warna, dan pantainya yang berkerikil.Pelabuhannya yang dilapisi pohon palem berbatasan dengan tepi laut. Sementara di belakangnya, rumah-rumah bercat pastel seperti merangkak ke atas bukit. Yang dipenuhi dengan hutan hijau nan subur dan perkebunan zaitun. Seperti halnya pada kota-kota Riviera lainnya, Santa Margherita Ligure menawarkan daya tarik Portofino dengan tata letaknya yang indah, bangunannya yang berwarna-warni, dengan pohon palem yang menaungi kawasan pejalan kaki di tepi laut.Aliana dan mommy Gisya masuk semakin ke dalam, mereka menyusuri jalan-jalan abad pertengahan yang sempit dan berliku-liku itu, yang diapit restoran, kafe dan pertokoan dengan arsitektur yang menarik."Kamu suka?" tanya mommy Gisya.Sebenarnya kali ini Aliana kurang menikma
Sementara itu, daddy Aldrick menerima pesan pendek dari istrinya, sebuah foto keluarga. Lebih tepatnya foto mereka yang di ambil wartawan tadi, yang sudah di diedit sedemikian rupa hingga terlihat seperti foto keluarga yang sebenarnya."Bisa kalian jelaskan apa maksud dari foto ini? Dan kenapa bisa Gwen langsung mengirim foto ini ke Aliana?" tanya daddy Aldrick, membuat wajah Gwen seketika memucat, dan bertanya-tanya di dalam hatinya, bagaimana bisa daddy Aldrick mengetahuinya?Daddy Aldrick melayangkan tatapan menuduh pada granny, "Kau baru saja berbohong, Mama. Kalau wartawan itu bukan atas perintahmu, lantas atas perintah siapa Gwen mengirim foto ini ke Ana? Apa Gwen bertindak sendiri tanpa sepengetahuanmu?" "Mama benar-benar tidak menyuruh siapapun untuk memanggil wartawan, Al! Demi Tuhan, Mama tidak melakukan itu!" jawab granny.Tatapan menuduh daddy Aldrick beralih dari granny ke Gwen, "Berikan ponselmu, Gwen!" serunya sambil mengulurkan
"Hai, kalian bertiga lihat sini!" teriak seseorang, bukan hanya Elrick, Bella, Leuis saja yang melihat ke arah orang itu, tapi yang lainnya juga, mereka semua melihat ke arah wartawan yang sedang mengarahkan kameranya ke mereka dan langsung memotretnya dengan cepat, sebelum akhirnya melarikan diri."Jack! Cepat tangkap pria itu!" raung Elrick dengan suara yang menggelegar, membuat tangis Leuis langsung pecah."Dan kau! Suruh anakmu itu diam!" bentaknya pada Bella, membuat napas wanita itu tercekat, dan langsung membawa Leuis menjauh dari Elrick.Tatapan tajam Elrick beralih ke granny dan Gwen, "Ini ulah kalian. Ya kan?" tanyanya dingin.Seperti biasa granny hanya mengangkat dagunya, dan Gwen bersembunyi di balik granny, "Kalau iya, kenapa?" tantang granny."Kau dengar sendiri, Dad? Granny sudah mengakuinya. Itu berarti mulai detik ini juga, putus hubunganku dengannya!" seru Elrick.Daddy Aldrick memegang pundak Elrick, lalu menu
Elrick sedang menatap pantulan dirinya di depan cermin sambil mengikat sampul di dasi panjangnya, ketika dengan tergopoh-gopoh Jack datang menghampirinya, lalu menyerahkan ponsel Elrick padanya,"Siapa?" tanyanya."Oma, Tuan," jawab Jack.Dengan segera ia meraih ponsel dari tangan Jack itu, lalu mendekatkan ke telinganya."Ada kabar baik apa, Oma?" tanyanya sumringah."Kabar baik apanya? Oma tidak bisa bertemu dengan Aliana," jawab Oma dengan nada kesal."Kenapa? Appa Alex melarangnya?" "Oma pun tidak bisa menemui mertuamu itu. Karena mereka tidak ada di rumah!" geram Oma."Siapa yang tidak ada di rumah? Aliana atau Appa Alex?""Semuanya! Keluarga itu pergi entah kemana, karena tidak ada satu pun pengawalnya yang mau buka mulut."Seketika jantung Elrick berdetak dengan cepat, yang ia takutkan akhirnya kembali terjadi, Aliana memilih untuk pergi, bahkan kali ini bersama dengan kedua orang tuany