"Untungnya tidak ada ligamen yang sobek, jadi saya hanya akan membalutnya dengan perban elastis, untuk mengurangi pembengkakan dan membuat pergelangan kaki anda menjadi lebih baik, Nona!" seru dokter Kevin, dokter Ortopedi yang ditunjuk dokter Sam untuk menangani Aliana."Lakukan apa yang menurut anda baik, Dok!" sahut Aliana kemudian kembali meringis saat dokter itu menekan pergelangan kakinya yang mulai membengkak.Tidak lama kemudian salah satu perawat menyerahkan perban elastis ke dokter Kevin, yang langsung digunakan untuk membalut telapak kaki dan pergelangan kaki Aliana. Setiap balutan saling tumpang tindih membentuk angka delapan, agar perban tidak mudah bergeser, dengan balutan terakhir naik beberapa inchi di atas pergelangan kaki Aliana untuk me
Aliana mengangkat bahunya, "Kisah cinta Eomma dan Appaku pun tidaklah mudah, bahkan mereka pernah bercerai. Yah meskipun pada akhirnya mereka dapat bersatu kembali dan hidup bahagia sampai saat ini. Tapi tetap saja aku tidak mau mengalami hal yang menyakitkan seperti itu. Tidak, jika sendiri lebih baik dan membuatku nyaman, tanpa rasa takut akan tersakiti. Aku akan tetap memilih jalan itu."Kata-kata Aliana terus saja terngiang-ngiang di telinga Elrick, kata yang wanita itu ucapkan dengan penuh tekad saat di rumah sakit tadi. Elrick melirik sekilas ke wanita itu, yang sekarang sedang tertidur di kursi tengah mobilnya dengan mulutnya yang sedikit terbuka, tapi tidak sedikitpun mengurangi kecantikannya.Memang Aliana tidak secantik super model yang pernah menjadi kekasih Elrick, tapi kecantikan Aliana berbeda. Menikmati kebersamaan dengan Aliana, itu sama dengan meminum
"Gambar Daddy mana?" tanya Elrick sambil tersenyum lembut."Tadi Eon ga punya Daddy, teman Eon punya, Eon ga!" mendengar jawaban Leon itu membuat hati Elrick terasa teriris sembilu, jawaban polos dari seorang anak yang terlihat jelas raut kesedihan di wajah mungilnya."Apa ibu guru meminta Leon dan teman-teman untuk menggambar keluarga?" tanya Elrick dengan lembut, tenggorokannya terasa sakit karena menahan air matanya.Leon mengangguk, lalu duduk dan meletakkan kertas gambar itu di atas meja. Pantas saja Leon terlihat sedih, mungkin teman-temannya menggambar keluarga utuh yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya.Sementara Leon ...Napas Elrick tercekat saat membayangkan bagaimana perasaan Leon saat itu, mungkinka
"Kamu tidak tahu apa-apa tentang aku! Jaga bicaramu, Rick!" geram Aliana sambil menepis tangan Elrick dari kedua bahunya.Elrick mundur selangkah sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya, "Kalau begitu, beritahu aku semua tentangmu!"Aliana mendengus pelan, "Tidak akan! Sebaiknya kamu pulang sekarang, Rick!" usirnya."Aku belum bisa pulang sekarang.""Kenapa?" tanya Aliana."Eommamu memintaku stay di sini sampai makan malam nanti, Eommamu mengundangku secara pribadi untuk makan malam dengan keluargamu, dan aku sudah menyetujuinya," jawab Elrick dengan santai."Eomma
Tidak mau terlena dengan atmosfir menggairahkan di antara mereka, Aliana berdiri tapi tangan Elrick dengan sigap menangkap tangannya, dan menariknya hingga terduduk di atas pangkuannya."El ... "Apapun yang ingin dikeluhkan Aliana tidak dapat ia keluarkan, karena bibir lembut Elrick sudah menyumpal mulutnya, dengan ciuman yang awalnya pelan dan ringan, berubah menjadi dalam dan liar. Dan tangan Aliana yang awalnya mendorong dada Elrick, kini justru di lingkarkan di sekeliling leher Elrick, bersamaan dengan erangan kecil yang mulai keluar dari tenggorokannya.Aliana mendesah pelan saat tangan kanan Elrick menelusup masuk ke balik bajunya, menangkup dan memainkan puncak gunung kembarnya, berpindah-pindah dari yang satu ke yang lainnya.Leguhan nikmat keluar dari mulut Aliana saat ciuman Elrick turun ke bawah, ke area lehernya hingga ke bawah telinganya, Aliana mendongakkan kepalanya, membiarkan Elrick menjelajahi lehernya, lalu menyusuri lidahnya ke titik sensitif di balik telinga Alia
Sambil tersenyum lembut, Elrick terus memandangi Aliana. Siasatnya berhasil, dan appa Alex menangkap basah mereka, hingga menyuruh mereka segera menikah dalam Minggu ini. Sementara Aliana, wanita itu tidak dapat menolak lagi, tidak dengan permintaan penuh harap Leon tadi, dan sekali lagi siasat Elrick berhasil, memanfaatkan putranya untuk meminta Mommynya bersedia menikah dengan Elrick.Elrick tersenyum lebar penuh kemenangan, tentu saja ada andil Eomma Sonya juga dalam hal ini, dukungan kecil darinya membuat Elrick bersedia melakukan hal gila ini, meski wajahnya yang sekali lagi harus ia korbankan."Eommamu wanita yang luar biasa yaa!" puji Elrick, lalu meringis pelan saat Aliana menekan ice bag yang ia pegang ke tulang pipi Elrick yang mulai terlihat memar."Aku membaca resumemu, kamu ahli beladiri karate, taekwondo,
"Jadi bagaimana? Kalian mau menikah sebelum atau sesudah dari Amsterdam?" tanya appa Alex, matanya memandang bergantian ke Elrick dan Aliana."Sesudah.""Sebelum ... " jawab Aliana dan Elrick secara bersamaan, lalu Aliana menatap tajam Elrick, dan pria itu hanya mengangkat bahunya."Kalau bisa, Pak Alex, saya akan menikahi Aliana sebelum ke Amsterdam, karena saya tidak mau mengambil resiko, sepulangnya dari Amsterdam Aliana akan berubah pikiran," ujar Elrick sambil menatap penuh Aliana."Aku janji, aku tidak akan berubah pikiran, Rick!" bujuk Aliana, Elrick mengangkat sebelah alis tebalnya,"Are you sure?"Aliana memutar kedua bola matanya, "Iya, Ri
Keluar dari lift khusus Presdir bersama dengan Elrick yang mengekor di belakangnya, Aliana melihat tatapan terperangah Cintya pada Elrick. Yah, ini kali pertamanya Cintya melihat Elrick tanpa kacamata dan tompel konyolnya itu, yang sudah pasti Elrick terlihat menjadi jauh lebih menarik lagi, dan luar biasa tampan.Saat Elrick masih mengenakan kacamata dan tompel saja Cintya sudah jatuh hati pada pria itu, apalagi sekarang, lihat saja wanita itu nyaris saja menitikkan liurnya. Sambil mendesah kesal Aliana menatap tajam Cintya, walaupun mata sekretarisnya itu saat ini sedang ditujukan sepenuhnya ke Elrick, "Cari dokumen kerjasama dengan PT. Trias dan letakkan di mejaku sekarang!" perintahnya. Mendapati Cintya yang masih juga melamun dan tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari Elrick, membuat Aliana semakin kesal, "Cintya!""Eh, iya ada apa Bu?" tanyanya sambil mengerjapkan kedua matanya."Sudah lah, Nona. Biar saya yang bantu mencari dokumen itu," usul Elrick."Dokumen apa Pak Ricko
"Kenapa kita ke sini?" tanya Leia saat Leuis menghentikan mobilnya di sebuah hotel bintang lima.Alih-alih menjawab Leuis hanya menyeringai lebar sambil turun dari mobil sportnya, sementara seorang petugas parkir membukakan pintu untuk Leia. Leuis menyerahkan kunci mobilnya pada petugas parkir itu sebelum mengulurkan lengannya pada Leia untuk wanita itu rangkul,"Kamu pasti suka," jawabnya masih dengan seringaian lebarnya."Leuis, aku tidak mau melakukan itu, kita belum menikah!" keluh Leia sambil menghentikan langkahnya lalu memekik pelan saat Leuis menyentil keningnya,"Siapa yang mau mengajakmu check in? Bisa-bisa di suruh menikah sekarang juga kita sama Daddy.""Lalu kenapa ke sini?""Sudah ikut saja, kamu pasti suka ... "Leuis merangkul pinggang Leia saat memasuki hotel itu. Ia pikir kalau Leuis tidak mengajaknya check in, berarti mereka akan makan malam di salah satu restoran mewah yang berada di lantai
"Maksudmu pernikahan kontrak?" tanya Aletta sambil menyipitkan kedua matanya."Tepat seperti itu, meski kita menikah kamu tetap bebas melakukan apapun yang kamu mau, berteman dengan pria manapun yang kamu mau, begitu juga denganku. Satu tahun ... Bagaimana kalau hanya satu tahun saja?""Ok, aku juga mau mengajukan syarat!" seru Aletta."Katakan saja apa sayaratmu itu. Selama bukan memintaku untuk tetap setia pada pernikahan palsu ini aku akan mengabulkannya.""Tidak ada sentuhan fisik, aku mau tidur di kamar terpisah, dan aku bisa menginap di panti kapanpun aku mau dengan atau tanpa izinmu!""Cih, seperti aku mau menyentuh Kurcaci sepertimu saja! Dan kau tidak bisa bermalam di tempat lain setelah anak kita lahir, Kurcaci! aku tidak akan membiarkanmu membawa anakku ke tempat seperti itu. Kalau kamu mau pergilah tapi jangan bawa anakku!" tegas Leon sambil tersenyum malas."Setidaknya kamu membebaskanku sebelum anak ini lahir! Lagip
"Kau akan menikahinya, Leon!" potong daddy Elrick sambil mendelik tajam padanya."Dad ... ""Aletta hamil atau tidak kau tetap harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu itu!!" 'Astaga ... Ini namanya senjata makan tuan ... ' erang Leon dalam hatinya.Leon mendelik ke arah Aletta yang tengah mengangkat dagunya dengan gaya menantang. Terlanjur dipermalukan dan juga daddy Elrick telah bertitah untuk menikahkan mereka, mau tidak mau Leon harus menyyetujuinya. Karena kalaupun ia menjelaskan kejadian yang sebenarnya pada mommy dan daddynya itu, semua akan percuma. Mereka akan tetap menikahkannya dengan Aletta, karena Aletta wanita yang polos, dan mommy Aliana telah menegaskan kalau sampai Leon mengganggu gadis yang masih polos, mommy aliana akan menikahkannya dengan wanita itu.Jadi sudah kepalang tanggung, akhirnya Leon terus melanjutkan sandiwaranya, setidaknya ia cukup merasa puas dengan mengendalikan Aletta. Selama kurcacinya itu
"kenapa Aletta bisa jatuh? Jangan-jangan kamu mau berbuat yang tidak-tidak dengannya ya?" cecar Leia saat dokter yang menangani Aletta tadi telah keluar dari ruang rawat itu.Untungnya secara keseluruhan tidak ada yang mengkhawatirkan, sekarang mereka hanya tinggal menunggu Aletta siuman saja."Dia lari begitu saja, dan terpeleset di anak tangga," jelas Leon.Pria itu menarik kursi dan duduk di samping hospital bed Aletta, ia menatap sendu wanita itu, "Aku hanya menggodanya saja ... ""Pantas saja Aletta langsung kabur, dia sangat membencimu, Leon! Dan kamu malah menggodanya? Silahkan goda wanita lain tapi jangan sahabatku itu!" geram Leia yang baru merasa tenang saat Leuis merangkul dan mengusap lembut pundaknya."Aku hanya becanda, Leia ... Aku juga tidak tertarik dengan kurcaci ini!" sungut Leon.Dengan langkah kesal Leia menghampiri Leon dan menarik lengannya untuk memaksanya berdiri,"Kalau begitu kenapa k
Leia dan yang lainnya telah kembali ke Paris dan mulai beraktifitas lagi seperti biasanya. Meski kini tinggal di Apartment yang berbeda, Leuis selalu mengunjungi Leia setiap pagi hanya untuk membuatkannya omelette kesukaan kekasihnya itu, yang telah mulai masuk kuliah lagi. Setelahnya Leuis akan mengantar Leia ke kampusnya terlebih dulu sebelum ke kantor, itupun kalau Leia ada kelas pagi, kalau tidak, Leia akan ikut dulu ke kantor dan baru akan ke kampus satu jam sebelum kelasnya dimulai. Dan lagi-lagi Leus bersikeras mengantarnya. Seperti hari ini, satu jam lagi kelasnya akan dimulai, Leia mendekati meja Aletta yang sejak kepulangannya dari Venice lebih sering termenung tanpa sebab itu, "Melamun lagi ... Apa sih yang selalu kamu lamunkan itu?" tanyanya. "Oh, tidak ada apa-apa. Hanya memikirkan panti saja, kamu sudah mau ke kampus?" "Ya, Leuis sudah menungguku di parkiran. Aku berangkat sekarang ya, kalau Leo
"Setelah malam ini, kamu harus melupakan apapun perasaanmu itu padaku, ok?'Setelah terdiam beberapa saat, Leia pun menganggukkan kepalanya, di susul dengan gerakan bibir Leuis yang mengulum lembut bibir Leia. Jemari pria itu menelusup masuk ke rambut Leia, menahan kepala Leia untuk tidak bergerak selama mulut mereka saling berpangutan.Sementara jemari Leia mulai membuka satu persatu kancing kemeja Leuis, ia tidak dapat menahan dirinya dari rasa ingin menyentuh pria itu.Dan saat telapak tangannya yang dingin menyentuh dada Leuis, pria itu melepas c1umannya dan menahan tangan Leia,"Jangan ... Kamu tidak tahu betapa tipisnya kendali diriku saat ini," cegah Leuis dengan suara parau."Kalau begitu lepaskan saja, untuk apa kamu menahannya? Aku menginginkannya, Leuis.""Jangan gila kamu, Leia ... Daddy bisa membunuhku!""Selama ini kamu selalu menuruti apa mauku ... Kenapa kamu tidak mau menuruti permintaan terakhirku? Aku tidak aka
Suara tawa kencang dari sekumpulan pemuda yang tengah berdiri di sisi jembatan membuat Leia tersentak kaget, kepalanya masih terasa pusing dan tubuhnya seperti melayang.Melayang?Leia segera membuka kedua matanya, dan mendapati dirinya yang tengah dibopong Leuis, pria itu menatap was-was pada sekumpulan pria itu,"Turunkan aku ... " pintanya dengan suara serak, entah berapa persen kandungan alkohol tadi hingga ia merasa tenggorokannya kering sekali."Dikit lagi kita sampai," ujar Leuis sambil terus melangkah, ia mendesah pelan saat berhasil melewati jembatan tanpa gangguan pria tadi."Aku bisa jalan sendiri, Leuis, turunkan aku!""Kepalamu pasti pusing, kamu akan membuat dirimu sendiri tercebur ke kanal itu."Leuis benar, saat ini kepala Leia terasa mau pecah. Jadi alih-alih kembali meminta turun, Leia malah melesakkan wajahnya ke leher Leuis, menghirup aroma pria itu yang sangat ia sukai."Aku haus ... " renge
Dengan asal Leia memutar botol kosong itu yang kembali mengarah ke Leuis, ia pun menyeringai lebar, Leia ingin mengulang pertanyaan pria itu, ia baru akan bertanya sudah berapa banyak wanita yang Leuis c1um? Tapi yang keluar dari mulutnya hanyalah, "Cium aku ... " Suasana di antara mereka seketika menjadi hening saat menunggu apa yang akan menjadi pilihan Leuis. Dan saat pria itu hendak meraih gelas minumnya, Leia naik ke atas meja itu, ia merangkak mendekati Leuis lalu menarik kerah kemejanya. "Kenapa tidhak maauu? jijik?" tanyanya dengan suara pelo. Kejadiannya begitu cepat hingga tidak ada satupun dari mereka yang dapat mencegahnya. Atau karena mereka terlalu syok hingga hanya dapat melihat kelakuan tidak biasa Leia itu. "Leia turunah! Kamu menjadi tontonan pengunjung lainnya!" seru Leuis sambil memberikan tatapan mengeritiknya pada wanita itu. "Kamu terlalu banyak bicara, ayo
Selesai makan malam, saat para orang tua telah kembali ke hotel mereka, Leia beserta Aletta, kakak dan sepupunya memilih menghabiskan malam terakhir mereka di Venice dengan wisata malam di salah satu kafe yang berada di pinggir kanal, hanya Axel saja yang tidak bisa ikut karena harus segera kembali ke Seoul malam ini juga.Mereka memilih duduk di bagian outdoor sambil menikmati semilir angin malam yang telah mulai terasa dingin.Meski Leuis masih harus mengurus proyek barunya di kota air ini, entah kenapa pria itu menyerahkan sepenuhnya proyek itu pada Guzmân, jadi besok hanya Guzmân sajalah yang tidak kembali ke Paris, dan Aurora. Ya, Aurora tetap tinggal di kota ini bersama dengan daddy Keanu dan mommy Cornelia, untuk melihat Venice International Film Festival yang biasanya diadakan tiap awal bulan September."Apa kita hanya minum-minum saja di sini? Atau kita buat permainan saja biar seru, bagaimana?" saran Leon."Mau main apa?" tanya