"Jadi bagaimana? Kalian mau menikah sebelum atau sesudah dari Amsterdam?" tanya appa Alex, matanya memandang bergantian ke Elrick dan Aliana.
"Sesudah."
"Sebelum ... " jawab Aliana dan Elrick secara bersamaan, lalu Aliana menatap tajam Elrick, dan pria itu hanya mengangkat bahunya.
"Kalau bisa, Pak Alex, saya akan menikahi Aliana sebelum ke Amsterdam, karena saya tidak mau mengambil resiko, sepulangnya dari Amsterdam Aliana akan berubah pikiran," ujar Elrick sambil menatap penuh Aliana.
"Aku janji, aku tidak akan berubah pikiran, Rick!" bujuk Aliana, Elrick mengangkat sebelah alis tebalnya,
"Are you sure?"
Aliana memutar kedua bola matanya, "Iya, Ri
Keluar dari lift khusus Presdir bersama dengan Elrick yang mengekor di belakangnya, Aliana melihat tatapan terperangah Cintya pada Elrick. Yah, ini kali pertamanya Cintya melihat Elrick tanpa kacamata dan tompel konyolnya itu, yang sudah pasti Elrick terlihat menjadi jauh lebih menarik lagi, dan luar biasa tampan.Saat Elrick masih mengenakan kacamata dan tompel saja Cintya sudah jatuh hati pada pria itu, apalagi sekarang, lihat saja wanita itu nyaris saja menitikkan liurnya. Sambil mendesah kesal Aliana menatap tajam Cintya, walaupun mata sekretarisnya itu saat ini sedang ditujukan sepenuhnya ke Elrick, "Cari dokumen kerjasama dengan PT. Trias dan letakkan di mejaku sekarang!" perintahnya. Mendapati Cintya yang masih juga melamun dan tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari Elrick, membuat Aliana semakin kesal, "Cintya!""Eh, iya ada apa Bu?" tanyanya sambil mengerjapkan kedua matanya."Sudah lah, Nona. Biar saya yang bantu mencari dokumen itu," usul Elrick."Dokumen apa Pak Ricko
"Melamunkan masa lalumu, Sayang?" Suara bas Elrick terdengar di belakangnya, dan Aliana masih merasa kesal dengan pria itu, entah apa penyebabnya, ia hanya merasa kesal saja. Jadi Aliana memilih mengabaikan pertanyaan Elrick itu.Tanpa izin padanya terlebih dahulu, Elrick duduk di sebelah Aliana, dengan posisi duduk sedikit miring ke arahnya, dan kedua tangan yang ditopangkan di atas paha, Elrick menatap penuh Aliana."Kenapa tidak menungguku terlebih dahulu? Bukankah kita sudah sepakat kalau aku lah yang akan menjemput Leon?" tanyanya."Aku tidak mau mengganggumu yang sedang sibuk mencari dokumen dengan Cintya. Dan seharusnya kamu senang aku tidak mengganggu kalian," jawab Aliana ketus."Ah, aku mengerti," gumam Elrick singkat, membuat Aliana memalingkan pandangannya
Elrick menghentikan mobilnya di depan pagar sebuah rumah yang terlihat tidak terlalu mewah, tapi memiliki halaman yang sangat luas, dan berada di salah satu kawasan elite ibukota. Nampak security yang sudah berumur tergopoh-gopoh menghampiri pagar dan membukanya, Elrick langsung melajukan kembali mobilnya memasuki halaman rumah omanya itu."Oma tidak tahu aku akan ke sini dan membawa kalian, jadi harap maklum saat melihat reaksi berlebihannya nanti," ujar Elrick sebelum mereka keluar dari mobil, dan Aliana mengangguk."Ni dimana?" tanya Leon, mata anak kecil itu memandangi ke sekeliling rumah oma, mungkin berharap ada satu atau dua hal yang membuat anak itu teringat akan tempat ini, tapi keningnya sekali lagi mengkerut bingung saat menyadari tempat itu benar-benar baru untuknya."Rumah Oma Daddy, Sayang. Jadi kamu nant
Aliana mengerjapkan kedua matanya, "Oma kenal dengan Appa aku?" tanyanya.Oma terkekeh pelan sebelum menjawab, "Siapa yang tidak akan kenal padanya, satu dari dua Adipramana, dan yang paling membuat wanita penasaran dengan sikap dingin Appamu itu. Hanya Sonya yang bisa menjinakkannya."Melihat Aliana yang mengerutkan keningnya, Oma kembali menjelaskan,"Oma dan Mamanya Hardhan, kami adalah sahabat baik. Hanya saja lama tidak berhubungan lagi karena Oma ikut anak Oma, Mamanya Elrick tinggal di Amsterdam. Sampai mereka memutuskan untuk keliling dunia dan Oma lebih memilih kembali ke sini. Dan mengetahui kalau Omamu sudah tiada ... Oma menyesal tidak dapat melihatnya untuk yang terakhir kalinya."
Sesuai permintaan Aliana ketika pertemuan keluarga saat membahas pernikahan Aliana dan Elrick, pesta pernikahan itu di adakan di Pulau Bali, tempat Eomma Sonya dan Appa Alex menikah. Hanya saja tidak seperti pernikahan orang tuanya yang di adakan saat sore hari, bertepatan dengan matahari terbenam, pernikahan yang romantis karena para tamu undangan dapat melihat siluet kedua mempelai dengan landscape matahari terbenam. Aliana lebih memilih pernikahannya di adakan pagi hari.Dan saat pertemuan keluarga tiga hari yang lalu, kedua adik Elrick ikut serta dalam rapat keluarga itu, Yang pria bernama Henrick, ia seumuran dengan Aliana, dan wajahnya mirip sekali dengan Elrick, hanya saja adiknya itu sepuluh centimeter lebih tinggi daripada Elrick.Sementara adik bungsunya adalah seorang perempuan, jangan ditanya cantik tidaknya adik bungsunya, dengan kedua kaka laki-laki yang
Dan tanpa bisa Aliana cegah lagi, sambil mengangkat gaunnya, Aliana balik badan dan lari ke arah yang berlawanan dengan tempat akad nikahnya. Eomma Sonya dan Keizaa bergegas mengejarnya, dan Elrick dengan refleks langsung berdiri dan bersiap mengejarnya, tapi Alson dan si kembar menahannya."Jangan, Rick! Kalau seperti ini Aliana butuh waktu sendiri dulu, dan hanya Eommaku saja yang bisa membujuknya. Jadi lebih baik kau menunggu di sini saja. Aku yakin sebentar lagi Eommaku pasti berhasil membawa Aliana kembali ke sini!" bujuk Alson."Sial! Aku tidak pernah membayangkan akan ditinggal lari pengantinku!" sungut Elrick kesal.Berapa banyak wanita yang memimpikan ini, menikah dengan Elrick, sang miliarder Eropa yang terkenal akan ketampanannya dan kepiawaiannya dalam mengolah perusahaannya sendiri. Dan kini satu-satunya w
Di atas kolam dengan pemandangan pantai laut selatan, Aliana duduk di samping Elrick, yang sedang membisikkan sesuatu ke telinga Leon. Anak itu langsung menyeringai lebar kemudian menghampiri Aliana dan duduk di pangkuannya. Aliana menyipitkan matanya ke arah Elrick, pria itu memanfaatkan Leon supaya Aliana tidak bisa kabur lagi. Yang bisa saja terjadi, mengingat saat ini kepanikan kembali melandanya. Sementara pria itu hanya membalasnya dengan menaikkan sebelah bahunya.Sambil menaikkan sebelah alisnya, appa Alex berdeham, meminta perhatian mereka, dan Elrick langsung menoleh ke arah calon mertuanya itu."Baik bisa kita mulai sekarang?" tanyanya, tangan kirinya meraih tangan Aliana dan menggenggamnya dengan erat, hingga sekuat apapun usaha Aliana untuk melepaskan tangannya terasa sia-sia.Seluruh rangkaian akad pun di
Tawa Aliana pecah, membuat beberapa pasang mata beralih menatapnya, tidak terkecuali suaminya, Elrick, "Ya Tuhan, persaudaraan yang aneh!" kata Aliana di sela tawanya.Melihat Henrick yang hanya tercengang melihatnya, Aliana kembali bertanya, "Ada apa?""Tidak apa-apa, sekarang aku mengerti kenapa Elrick menyukaimu.""Dia tidak menyukaiku, kakakmu itu menikahiku hanya karena aku Mommynya Leon," sanggah Aliana."Nee, kau salah. Kalau Elrick tidak menyukaimu sedikit saja, maka kau dan keluargamu akan mendapat amarahnya yang sangat terkenal itu, ketika kau lari meninggalkannya di meja akad tadi! Tidak peduli kau ibu dari anaknya atau bukan, kau tidak akan pernah bisa lolos dari amarahnya. Tapi seperti yang bisa kau lihat, a
"Aku tahu pernikahanmu pasti tidak bahagia kan?" tebaknya."Jangan sok tahu kamu, lepaskan tanganku!""Kalau kamu bahagia dengan pernikahanmu, Ana. Kamu pasti tidak akan pernah melepas cincin kawinmu, atau lupa mengenakannya lagi setelah mandi. Dan tidak akan ada mata panda di kedua mata indahmu itu. Apa kamu menangis setiap malam, Ana?" tanya Davin lembut."Apapun yang terjadi di dalam rumah tanggaku, itu bukan urusanmu, Vin! Berani kamu menahanku lagi, aku akan menyuruh kedua bodyguardku itu untuk menenggelamkanmu ke laut itu!" geram Aliana sambil menepis tangannya sebelum balik badan meninggalkan Davin.Sepertinya Davin mengira Aliana tidak main-main dengan ancamannya, karena pria itu tidak menahan langkahnya lagi.
"Tuan, bangun Tuan!" seru Jack sambil menggoyangkan tubuh Elrick yang tertidur di atas sofa dengan posisi tengkurap."Ada apa, Jack? Saya masih ngantuk!" gerutu Elrick masih terus memejamkan matanya.Elrick baru bisa tidur setelah membuat dirinya sendiri mabuk. Bayangan Aliana tidak pernah lepas darinya, dan itu membuatnya benar-benar tersiksa. Ia sangat merindukan istrinya itu."Saya ada berita baik, Tuan!" seru Jack lagi lalu menggoyangkan kembali badan Elrick yang kembali tertidur."Demi Tuhan, tidak bisakah kau membiarkan saya istirahat, Jack? Apa kau sudah bosan hidup hah?" geram Elrick sambil duduk dan menekan pelipisnya."Saya ... "
Aliana dan Keizaa menyusuri jalan yang menyuguhi berbagai macam toko, mulai dari Kafe mewah, Kosmetik, boutique, pedagang kaki lima, hingga departement store, sepanjang kurang lebih satu kilo meter itu, di kawasan Myeongdong.Mereka sengaja kesana malam hari, karena siang hari udara terasa panas dan lembab di akhir musim panas ini. Selain itu, pemandangan lampu warna-warni terlihat begitu indah dan memanjakan mata siapapun yang melihatnya. Myeongdong lebih hidup saat malam hari.Aliana dan Keizaa tidak memilih restoran mewah untuk makan malam mereka. Jajanan kaki lima lah yang mereka pilih, yang memiliki daya tariknya tersendiri. Berapa kali Aliana dan Keizaa berhenti hanya untuk mencicipi makanan lezat yang tersedia dari pedagang kaki lima di distrik ini."Rasanya masih sama seperti dulu, aku jadi merindukan teman-tem
"Sabar, Ana. Ini ujian dalam berumah tangga, semoga akan segera ada jalan keluarnya ya," bujuk Keizaa."Aku sudah tidak mau kembali lagi padanya, Zaa. Aku sudah tidak sanggup lagi menghadapi Granny! Dan terlebih lagi aku tidak mau dimadu, biarkan saja aku melepas Elrick untuk Gwen. Lebih baik aku kembali sendiri tapi hatiku tenang, tidak ada seorangpun yang akan menyakitiku. Daripada memiliki suami tapi hatiku tidak tenang, hatiku justru tersakiti, inilah hasilnya ketika aku percaya dengan janji-janji manisnya!" tegas Aliana."Bagaimana dengan Leon? Bagaimana dengan anak yang sedang kamu kandung sekarang? Mereka pasti akan butuh Daddynya, Ana."Aliana terdiam, ia kembali mengelus perutnya yang masih terlihat rata. Untuk kedua kalinya ia mengandung anak Elrick.Tapi keh
Alih-alih berada di Paris, saat ini Aliana justru berada di Seoul. Semalam mereka mengecoh anak buah Elrick, dengan kendaraan yang Aliana tidak berada di dalamnya. Aliana dan yang lainnya menghabiskan waktu dua setengah jam untuk sampai di Brussel, dimana Monsieur Gerrard sudah menunggunya, untuk membantu mereka terbang ke Seoul.Dan disinilah Aliana sekarang berada, dibandara Incheon, tanah kelahiran Omanya."Anaa!" pekik Keizaa sambil berlari ke arah Aliana dan langsung memeluknya. Kedua keponakan kembarnya Axel dan Alexa menyusul bersama dengan kakak Aliana, Alson."Kamu masih saja seperti dulu, Zaa. Berteriak di tempat umum," ujar Aliana sambil tertawa lebar."Teriak bagus untuk paru-paru!" sahut Keizaa asal, lalu be
"Ya, dan tadi nyaris saja keguguran untungnya segera di bawa ke sini. Sebagai dokter saya harus menegaskan pada anda, tolong jangan membuat istri anda stress seperti itu, dampaknya bisa buruk untuk janin yang sedang dikandungnya!""Ya Tuhan, Aliana sedang hamil?" gumam Elrick dengan nada tidak percaya, "Dan dia nyaris keguguran katamu? Bagaimana kondisinya sekarang? Kenapa kalian tidak merawatnya?" lanjutnya."Pasien meminta pulang paksa, suaminya dikubur besok katanya, jadi kami terpaksa mengizinkannya."Elrick menggeram kesal, "Wanita itu! Apa dia benar-benar menginginkan aku mati?"Lalu Elrick menatap tajam dokter itu, "Jangan sampai berita ini menyebar, atau aku rataka
"Kamu lebih memilih janjimu padanya daripada Granny? Kamu ... Arrghh!" Granny memekik sambil memegang dada kirinya.Elrick merasakan kepanikan yang luar biasa, ia harus mengatakan sesuatu untuk menenangkan Grannynya, "Baiklah Granny jangan pikirkan itu lagi! Granny tidak boleh terlalu stress! Aku akan menikahi Gwen, tenanglah Granny!" bujuk Elrick.Untuk kedua kalinya ia berkata akan menikahi Gwen, dengan kondisi yang sama, dimana jantung Granny sedang kumat seperti hari ini. Nanti, Elrick akan membujuk Gwen untuk berhenti mengejarnya, dan berhenti berharap Elrick akan kembali lagi padanya.Bagaimanapun juga waktu tunangan selama lima tahun saja tidak bisa membuat Elrick ingin segera menikahinya, apalagi dengan adanya Aliana dan Leon sekarang. Mereka berdualah yang paling penting untuk Elrick. Dan Elrick berharap
"Baiklah Granny jangan pikirkan itu lagi! Granny tidak boleh terlalu stress! Aku akan menikahi Gwen, tenanglah Granny!" bujuk Elrick.Aliana menahan pekikannya dengan kedua tangannya, ia tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Aliana langsung balik badan dan lari menjauh dari kamar itu. Sekuat tenaga ia menahan air matanya yang akan segera tumpah, hingga Aliana melihat Damar dan langsung menghampirinya."Apa Om Damar bisa menemukan boat untuk kita keluar dari desa ini sekarang juga?" tanya Aliana, dan tanpa bertanya lagi Damar langsung mengangguk."Kita bertemu di kafe lima menit lagi, Nona. Semakin cepat semakin bagus. Buatlah alasan kepada para bodyguard itu kalau tuan muda Leon ingin main di sana!" seru Damar dan Aliana mengangguk.Tanpa buang waktu lagi
Tidak lama kemudian pelayan itu kembali datang, dengan membawa makanan dengan tutup saji yang terbuat dari perak. Pelayan itu meletakkannya di depan Aliana, dan langsung membuka tutup saji itu.Aliana berusaha keras untuk tidak memekik saat melihat ikan haring itu. Bau amisnya kini membuat perutnya terasa teraduk-aduk. Tapi ia harus menahan diri sekuat tenaga. Ini makanan yang dibuat sendiri oleh Granny, dan Granny pasti akan tersinggung kalau Aliana menolaknya, apalagi sampai memuntahkannya."Ya Tuhan ... " desah Aliana pelan, ia mulai merasa darah menghilang dari wajahnya, bersamaan dengan butiran keringat yang mulai bermunculan di dahinya. Aliana menelan ludah untuk menghilangkan rasa mualnya.'Tahan, Ana! Tahan. Jangan biarkan dirimu muntah di sini, atau kamu tidak akan pernah mendapatkan restu dari Granny selamany