Sambil tersenyum lembut, Elrick terus memandangi Aliana. Siasatnya berhasil, dan appa Alex menangkap basah mereka, hingga menyuruh mereka segera menikah dalam Minggu ini. Sementara Aliana, wanita itu tidak dapat menolak lagi, tidak dengan permintaan penuh harap Leon tadi, dan sekali lagi siasat Elrick berhasil, memanfaatkan putranya untuk meminta Mommynya bersedia menikah dengan Elrick.Elrick tersenyum lebar penuh kemenangan, tentu saja ada andil Eomma Sonya juga dalam hal ini, dukungan kecil darinya membuat Elrick bersedia melakukan hal gila ini, meski wajahnya yang sekali lagi harus ia korbankan."Eommamu wanita yang luar biasa yaa!" puji Elrick, lalu meringis pelan saat Aliana menekan ice bag yang ia pegang ke tulang pipi Elrick yang mulai terlihat memar."Aku membaca resumemu, kamu ahli beladiri karate, taekwondo,
"Jadi bagaimana? Kalian mau menikah sebelum atau sesudah dari Amsterdam?" tanya appa Alex, matanya memandang bergantian ke Elrick dan Aliana."Sesudah.""Sebelum ... " jawab Aliana dan Elrick secara bersamaan, lalu Aliana menatap tajam Elrick, dan pria itu hanya mengangkat bahunya."Kalau bisa, Pak Alex, saya akan menikahi Aliana sebelum ke Amsterdam, karena saya tidak mau mengambil resiko, sepulangnya dari Amsterdam Aliana akan berubah pikiran," ujar Elrick sambil menatap penuh Aliana."Aku janji, aku tidak akan berubah pikiran, Rick!" bujuk Aliana, Elrick mengangkat sebelah alis tebalnya,"Are you sure?"Aliana memutar kedua bola matanya, "Iya, Ri
Keluar dari lift khusus Presdir bersama dengan Elrick yang mengekor di belakangnya, Aliana melihat tatapan terperangah Cintya pada Elrick. Yah, ini kali pertamanya Cintya melihat Elrick tanpa kacamata dan tompel konyolnya itu, yang sudah pasti Elrick terlihat menjadi jauh lebih menarik lagi, dan luar biasa tampan.Saat Elrick masih mengenakan kacamata dan tompel saja Cintya sudah jatuh hati pada pria itu, apalagi sekarang, lihat saja wanita itu nyaris saja menitikkan liurnya. Sambil mendesah kesal Aliana menatap tajam Cintya, walaupun mata sekretarisnya itu saat ini sedang ditujukan sepenuhnya ke Elrick, "Cari dokumen kerjasama dengan PT. Trias dan letakkan di mejaku sekarang!" perintahnya. Mendapati Cintya yang masih juga melamun dan tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari Elrick, membuat Aliana semakin kesal, "Cintya!""Eh, iya ada apa Bu?" tanyanya sambil mengerjapkan kedua matanya."Sudah lah, Nona. Biar saya yang bantu mencari dokumen itu," usul Elrick."Dokumen apa Pak Ricko
"Melamunkan masa lalumu, Sayang?" Suara bas Elrick terdengar di belakangnya, dan Aliana masih merasa kesal dengan pria itu, entah apa penyebabnya, ia hanya merasa kesal saja. Jadi Aliana memilih mengabaikan pertanyaan Elrick itu.Tanpa izin padanya terlebih dahulu, Elrick duduk di sebelah Aliana, dengan posisi duduk sedikit miring ke arahnya, dan kedua tangan yang ditopangkan di atas paha, Elrick menatap penuh Aliana."Kenapa tidak menungguku terlebih dahulu? Bukankah kita sudah sepakat kalau aku lah yang akan menjemput Leon?" tanyanya."Aku tidak mau mengganggumu yang sedang sibuk mencari dokumen dengan Cintya. Dan seharusnya kamu senang aku tidak mengganggu kalian," jawab Aliana ketus."Ah, aku mengerti," gumam Elrick singkat, membuat Aliana memalingkan pandangannya
Elrick menghentikan mobilnya di depan pagar sebuah rumah yang terlihat tidak terlalu mewah, tapi memiliki halaman yang sangat luas, dan berada di salah satu kawasan elite ibukota. Nampak security yang sudah berumur tergopoh-gopoh menghampiri pagar dan membukanya, Elrick langsung melajukan kembali mobilnya memasuki halaman rumah omanya itu."Oma tidak tahu aku akan ke sini dan membawa kalian, jadi harap maklum saat melihat reaksi berlebihannya nanti," ujar Elrick sebelum mereka keluar dari mobil, dan Aliana mengangguk."Ni dimana?" tanya Leon, mata anak kecil itu memandangi ke sekeliling rumah oma, mungkin berharap ada satu atau dua hal yang membuat anak itu teringat akan tempat ini, tapi keningnya sekali lagi mengkerut bingung saat menyadari tempat itu benar-benar baru untuknya."Rumah Oma Daddy, Sayang. Jadi kamu nant
Aliana mengerjapkan kedua matanya, "Oma kenal dengan Appa aku?" tanyanya.Oma terkekeh pelan sebelum menjawab, "Siapa yang tidak akan kenal padanya, satu dari dua Adipramana, dan yang paling membuat wanita penasaran dengan sikap dingin Appamu itu. Hanya Sonya yang bisa menjinakkannya."Melihat Aliana yang mengerutkan keningnya, Oma kembali menjelaskan,"Oma dan Mamanya Hardhan, kami adalah sahabat baik. Hanya saja lama tidak berhubungan lagi karena Oma ikut anak Oma, Mamanya Elrick tinggal di Amsterdam. Sampai mereka memutuskan untuk keliling dunia dan Oma lebih memilih kembali ke sini. Dan mengetahui kalau Omamu sudah tiada ... Oma menyesal tidak dapat melihatnya untuk yang terakhir kalinya."
Sesuai permintaan Aliana ketika pertemuan keluarga saat membahas pernikahan Aliana dan Elrick, pesta pernikahan itu di adakan di Pulau Bali, tempat Eomma Sonya dan Appa Alex menikah. Hanya saja tidak seperti pernikahan orang tuanya yang di adakan saat sore hari, bertepatan dengan matahari terbenam, pernikahan yang romantis karena para tamu undangan dapat melihat siluet kedua mempelai dengan landscape matahari terbenam. Aliana lebih memilih pernikahannya di adakan pagi hari.Dan saat pertemuan keluarga tiga hari yang lalu, kedua adik Elrick ikut serta dalam rapat keluarga itu, Yang pria bernama Henrick, ia seumuran dengan Aliana, dan wajahnya mirip sekali dengan Elrick, hanya saja adiknya itu sepuluh centimeter lebih tinggi daripada Elrick.Sementara adik bungsunya adalah seorang perempuan, jangan ditanya cantik tidaknya adik bungsunya, dengan kedua kaka laki-laki yang
Dan tanpa bisa Aliana cegah lagi, sambil mengangkat gaunnya, Aliana balik badan dan lari ke arah yang berlawanan dengan tempat akad nikahnya. Eomma Sonya dan Keizaa bergegas mengejarnya, dan Elrick dengan refleks langsung berdiri dan bersiap mengejarnya, tapi Alson dan si kembar menahannya."Jangan, Rick! Kalau seperti ini Aliana butuh waktu sendiri dulu, dan hanya Eommaku saja yang bisa membujuknya. Jadi lebih baik kau menunggu di sini saja. Aku yakin sebentar lagi Eommaku pasti berhasil membawa Aliana kembali ke sini!" bujuk Alson."Sial! Aku tidak pernah membayangkan akan ditinggal lari pengantinku!" sungut Elrick kesal.Berapa banyak wanita yang memimpikan ini, menikah dengan Elrick, sang miliarder Eropa yang terkenal akan ketampanannya dan kepiawaiannya dalam mengolah perusahaannya sendiri. Dan kini satu-satunya w
"Setelah malam ini, kamu harus melupakan apapun perasaanmu itu padaku, ok?'Setelah terdiam beberapa saat, Leia pun menganggukkan kepalanya, di susul dengan gerakan bibir Leuis yang mengulum lembut bibir Leia. Jemari pria itu menelusup masuk ke rambut Leia, menahan kepala Leia untuk tidak bergerak selama mulut mereka saling berpangutan.Sementara jemari Leia mulai membuka satu persatu kancing kemeja Leuis, ia tidak dapat menahan dirinya dari rasa ingin menyentuh pria itu.Dan saat telapak tangannya yang dingin menyentuh dada Leuis, pria itu melepas c1umannya dan menahan tangan Leia,"Jangan ... Kamu tidak tahu betapa tipisnya kendali diriku saat ini," cegah Leuis dengan suara parau."Kalau begitu lepaskan saja, untuk apa kamu menahannya? Aku menginginkannya, Leuis.""Jangan gila kamu, Leia ... Daddy bisa membunuhku!""Selama ini kamu selalu menuruti apa mauku ... Kenapa kamu tidak mau menuruti permintaan terakhirku? Aku tidak aka
Suara tawa kencang dari sekumpulan pemuda yang tengah berdiri di sisi jembatan membuat Leia tersentak kaget, kepalanya masih terasa pusing dan tubuhnya seperti melayang.Melayang?Leia segera membuka kedua matanya, dan mendapati dirinya yang tengah dibopong Leuis, pria itu menatap was-was pada sekumpulan pria itu,"Turunkan aku ... " pintanya dengan suara serak, entah berapa persen kandungan alkohol tadi hingga ia merasa tenggorokannya kering sekali."Dikit lagi kita sampai," ujar Leuis sambil terus melangkah, ia mendesah pelan saat berhasil melewati jembatan tanpa gangguan pria tadi."Aku bisa jalan sendiri, Leuis, turunkan aku!""Kepalamu pasti pusing, kamu akan membuat dirimu sendiri tercebur ke kanal itu."Leuis benar, saat ini kepala Leia terasa mau pecah. Jadi alih-alih kembali meminta turun, Leia malah melesakkan wajahnya ke leher Leuis, menghirup aroma pria itu yang sangat ia sukai."Aku haus ... " renge
Dengan asal Leia memutar botol kosong itu yang kembali mengarah ke Leuis, ia pun menyeringai lebar, Leia ingin mengulang pertanyaan pria itu, ia baru akan bertanya sudah berapa banyak wanita yang Leuis c1um? Tapi yang keluar dari mulutnya hanyalah, "Cium aku ... " Suasana di antara mereka seketika menjadi hening saat menunggu apa yang akan menjadi pilihan Leuis. Dan saat pria itu hendak meraih gelas minumnya, Leia naik ke atas meja itu, ia merangkak mendekati Leuis lalu menarik kerah kemejanya. "Kenapa tidhak maauu? jijik?" tanyanya dengan suara pelo. Kejadiannya begitu cepat hingga tidak ada satupun dari mereka yang dapat mencegahnya. Atau karena mereka terlalu syok hingga hanya dapat melihat kelakuan tidak biasa Leia itu. "Leia turunah! Kamu menjadi tontonan pengunjung lainnya!" seru Leuis sambil memberikan tatapan mengeritiknya pada wanita itu. "Kamu terlalu banyak bicara, ayo
Selesai makan malam, saat para orang tua telah kembali ke hotel mereka, Leia beserta Aletta, kakak dan sepupunya memilih menghabiskan malam terakhir mereka di Venice dengan wisata malam di salah satu kafe yang berada di pinggir kanal, hanya Axel saja yang tidak bisa ikut karena harus segera kembali ke Seoul malam ini juga.Mereka memilih duduk di bagian outdoor sambil menikmati semilir angin malam yang telah mulai terasa dingin.Meski Leuis masih harus mengurus proyek barunya di kota air ini, entah kenapa pria itu menyerahkan sepenuhnya proyek itu pada Guzmân, jadi besok hanya Guzmân sajalah yang tidak kembali ke Paris, dan Aurora. Ya, Aurora tetap tinggal di kota ini bersama dengan daddy Keanu dan mommy Cornelia, untuk melihat Venice International Film Festival yang biasanya diadakan tiap awal bulan September."Apa kita hanya minum-minum saja di sini? Atau kita buat permainan saja biar seru, bagaimana?" saran Leon."Mau main apa?" tanya
"Kamu harus meminta maaf padanya, Kak!" seru Leia sambil duduk santai di barstool dengan menggoyangkan sebelah kakinya, kedua matanya menatap punggung Leuis yang tengah asik menyiapkan makan malam untuk mereka. "Tidak ada Mom and Dad di sini, panggil saja Leuis, aku risih mendengar kamu terus memanggilku kakak," sungut Leuis sambil terus mengocok lepas telur untuk membuat omelette kesukaan adik angkatnya itu. Terbiasa tinggal sendiri setelah lulus high school, membuat Leuis jadi mahir masak, baik menu Asian maupun Western. Tapi tetap saja, mau Leuis masak makanan apapun, Omelette ini harus tersedia untuk Leia. "Memangnya harus ada Mommy dan Daddy baru aku bisa bersikap sopan padamu?" tanya Leia dengan nada mengejek. "Terserah lah ... " "Kamu harus meminta maaf pada Felix!" seru Leia lagi. Sambil mendesah pelan, Leuis meletakkan telurnya sebelum balik badan dan melangkah mendekati Leia, ia menekan
"Aku mau cuti kuliah selama dua semester, bolehkah Mom, Dad?" tanya Leia.Mereka tengah makan malam di sebuah restoran mewah yang menghadap langsung ke arah Chiesa di Santa Maria della Salute yang terlihat di kejauhan dan juga Venice Grand Canal, dengan desain ruang makan yang rumit bergaya khas Venesia.Sengaja mereka makan malam bersama alih-alih makan siang, karena menunggu Leuis dan Guzmân kembali dari lokasi proyek mereka."Kenapa tiba-tiba kamu mau cuti?" Daddy Elrick balik nanya."Aku kangen sama Lizzie, sudah lama kami tidak bertemu," jawab Leia. Ia sengaja memakai adiknya itu sebagai alibinya, padahal kenyataannya ia hanya ingin menjauh dari Leuis sambil meyakinkan hatinya bisa atau tidaknya ia jauh dari pria itu.Lebih bagus lagi kalau ternyata cintanya untuk Leuis hanyalah cinta sesaat saja, seperti yang pria itu takutkan selama ini.Bukannya ia tidak mengindahkan nasehat mommy Aliana kemarin, hanya saja ia t
"Jadi apa rencanamu pada mereka, My Luv?" tanya daddy Elrick saat mereka telah sampai di hotel tempat mereka bermalam, yang berada tidak jauh dari Apartment anak dan keponakan mereka."Aku tidak mau Leia menikah saat Leuis belum mau mengakui perasaannya itu pada anak kita, Honey. Rumah tangga mereka akan rapuh nantinya karena Leuis akan selalu merasa takut kalau Leia akan meninggalkannya, dan Leia akan meragukan ketulusan cinta Leuis karena tidak mempercayainya ... Sementara kita tidak akan bisa memaksa Leuis untuk mengakuinya, karena dia akan tetap menyangkalnya, kecuali ... ""Kecuali apa? Tolong jangan membuatku penasaran, My Luv ... Kamu selalu ahli dalam melakukan hal itu," kekeh daddy Elrick."Ummm, kecuali kita terus membiarkan Leia bekerja di perusahaan Leuis, biar putri kita itu dapat membuktikan cintanya pada Leuis kita. Tidak ada satupun pria yang dapat menjaga putri kita sebaik Leuis, Honey ... Aku akan merasa tenang kalau Leia berada di tangan
"Apa kamu yakin kalau kamu sudah tidak mencintai Leuis lagi?" tanya mommy Aliana saat mereka berdua saja di kamar Leia.Mommy Aliana membelai lembut rambut panjang Leia, yang tengah berbaring miring dengan menyandarkan kepalanya di pangkuan mommy Aliana. Sementara daddy Elrick masih berada di ruang tamu bersama dengan Leuis."Aku mengatakan itu hanya demi menyelamatkan harga diriku saja di depan Leuis, Mom ... Tentu saja sampai saat ini aku masih mencintainya, tapi Leuis selalu saja tidak mempercayai cintaku itu, Leuis masih mengira aku akan dengan mudah berpaling darinya seperti dari mantan pacarku dulu," jawab Leia lirih."Memangnya kali ini kamu yakin kalau kamu benar-benar jatuh cinta padanya, dalam artian cinta yang sebenarnya. Apa yang menyebabkanmu seyakin itu?"Leia menggeser posisinya dengan tidur terlentang, kedua matanya yang sembab menatap sendu wajah mommynya,"Rasanya berbeda, Mom. Aku sulit untuk menjelaskannya tapi rasanya
"Jangan berani-beraninya kamu melakukan itu! Terutama dengan Dritan, kalian tidak memiliki pertalian darah, aku melarangnya!" "Dan atas dasar apa kamu melarangku? Seorang kakak? Mereka semua juga adalah kakak dan sepupuku! Kalau kamu saja bisa dengan seenaknya menc1umku kenapa mereka tidak?" "Aku tidak memiliki niat apapun selain menyayangimu dengan tulus, kamu adikku!" "Apa kamu pikir mereka tidak menyayangiku dengan tulus? Apa hanya kamu saja yang tulus menyayangi aku?" tanya Leia sambil memicingkan kedua matanya, Melihat Leuis yang tidak dapat menyangkalnya Leia kembali menambahkan, "Entah kamu itu sebenarnya tulus atau hanya sekedar modus!!" "Apa kamu meragukan niatku?" "Ya! Kalau kamu saja bisa tidak mempercayai cintaku, apa salahnya kalau aku juga tidak mempercayai ketulusanmu?" "Aku bukan tanpa alasan meragukan cintamu itu, Leia ... " Leia kembali menghentikan langkahnya