"Terkadang timbul rasa bosan dengan suasana sekolah yang itu-itu saja. Tapi pada akhirnya Aku bisa juga menghilangkan rasa jenuh itu berkat ... "Kata-kata Aliana tadi kembali terngiang-ngiang di telinganya, 'Berkat siapa? Jangan bilang itu berkat pria yang diceritakan Jack kemarin, pria yang membuat Alina merasa nyaman!' batin Elrick kesal.Elrick melirik Aliana dari spion mobilnya, wanita itu sedang mengarahkan pandangannya ke jalan raya, "Katamu kita akan menandatangani kontrak Minggu depan di Amsterdam, Rick. Benarkah?" tanya Aliana tanpa mau repot-repot melihat Elrick.Baru kali ini Elrick merasa di abaikan, benar-benar diabaikan oleh wanita, terlebih lagi oleh wanita yang sudah berbagi malam penuh gairah dengannya, harga dirinya sudah tidak bisa tertolong lagi "Iya, Sayang," jawab Elrick."Bagaimana kalau tanda tangan kontraknya di sini saja, Rick? Toh kamu juga sedang berada di sini juga. Aku tidak mau meninggalkan Leon terlalu lama," usul Aliana."Tidak bisa, Sayang. Tanda t
"Elrick, what are you doing here?"Aliana melihat mata Elrick yang membelalak kaget melihat pemilik suara itu, membuat Aliana balik badan mengikuti arah mata Elrick, dan mendapati seorang wanita asing yang tinggi semampai, dengan rambut panjang sewarna madu dan senyum manis yang tersungging di wajah cantiknya.Wanita itu melangkah maju melewati Aliana, dan langsung mencium pipi kiri dan kanan Elrick, sebelum memeluknya dengan erat, "I miss you, Honey! I miss you so much!" seru wanita itu."Gwen, why are you here? You should be back in Amsterdam!" tanya Elrick sambil mendorong tubuh Gwen menjauh darinya.Sambil mendecakkan lidahnya dengan kesal, Gwen kembali berusaha memeluk Elrick lagi, tapi Elrick berhasil menjauhkannya, "Oh come on Rick, don't be like this!"Mengabaikan Gwen, Elrick beralih menatap Aliana yang sedang melihat Elrick dan Gwen secara bergantian, "Kita ke kantor sekarang, Nona?" tanyanya sambil membukakan kembali pintu penumpang depan untuk Aliana."Sebaiknya kamu tema
"Untungnya tidak ada ligamen yang sobek, jadi saya hanya akan membalutnya dengan perban elastis, untuk mengurangi pembengkakan dan membuat pergelangan kaki anda menjadi lebih baik, Nona!" seru dokter Kevin, dokter Ortopedi yang ditunjuk dokter Sam untuk menangani Aliana."Lakukan apa yang menurut anda baik, Dok!" sahut Aliana kemudian kembali meringis saat dokter itu menekan pergelangan kakinya yang mulai membengkak.Tidak lama kemudian salah satu perawat menyerahkan perban elastis ke dokter Kevin, yang langsung digunakan untuk membalut telapak kaki dan pergelangan kaki Aliana. Setiap balutan saling tumpang tindih membentuk angka delapan, agar perban tidak mudah bergeser, dengan balutan terakhir naik beberapa inchi di atas pergelangan kaki Aliana untuk me
Aliana mengangkat bahunya, "Kisah cinta Eomma dan Appaku pun tidaklah mudah, bahkan mereka pernah bercerai. Yah meskipun pada akhirnya mereka dapat bersatu kembali dan hidup bahagia sampai saat ini. Tapi tetap saja aku tidak mau mengalami hal yang menyakitkan seperti itu. Tidak, jika sendiri lebih baik dan membuatku nyaman, tanpa rasa takut akan tersakiti. Aku akan tetap memilih jalan itu."Kata-kata Aliana terus saja terngiang-ngiang di telinga Elrick, kata yang wanita itu ucapkan dengan penuh tekad saat di rumah sakit tadi. Elrick melirik sekilas ke wanita itu, yang sekarang sedang tertidur di kursi tengah mobilnya dengan mulutnya yang sedikit terbuka, tapi tidak sedikitpun mengurangi kecantikannya.Memang Aliana tidak secantik super model yang pernah menjadi kekasih Elrick, tapi kecantikan Aliana berbeda. Menikmati kebersamaan dengan Aliana, itu sama dengan meminum
"Gambar Daddy mana?" tanya Elrick sambil tersenyum lembut."Tadi Eon ga punya Daddy, teman Eon punya, Eon ga!" mendengar jawaban Leon itu membuat hati Elrick terasa teriris sembilu, jawaban polos dari seorang anak yang terlihat jelas raut kesedihan di wajah mungilnya."Apa ibu guru meminta Leon dan teman-teman untuk menggambar keluarga?" tanya Elrick dengan lembut, tenggorokannya terasa sakit karena menahan air matanya.Leon mengangguk, lalu duduk dan meletakkan kertas gambar itu di atas meja. Pantas saja Leon terlihat sedih, mungkin teman-temannya menggambar keluarga utuh yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya.Sementara Leon ...Napas Elrick tercekat saat membayangkan bagaimana perasaan Leon saat itu, mungkinka
"Kamu tidak tahu apa-apa tentang aku! Jaga bicaramu, Rick!" geram Aliana sambil menepis tangan Elrick dari kedua bahunya.Elrick mundur selangkah sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya, "Kalau begitu, beritahu aku semua tentangmu!"Aliana mendengus pelan, "Tidak akan! Sebaiknya kamu pulang sekarang, Rick!" usirnya."Aku belum bisa pulang sekarang.""Kenapa?" tanya Aliana."Eommamu memintaku stay di sini sampai makan malam nanti, Eommamu mengundangku secara pribadi untuk makan malam dengan keluargamu, dan aku sudah menyetujuinya," jawab Elrick dengan santai."Eomma
Tidak mau terlena dengan atmosfir menggairahkan di antara mereka, Aliana berdiri tapi tangan Elrick dengan sigap menangkap tangannya, dan menariknya hingga terduduk di atas pangkuannya."El ... "Apapun yang ingin dikeluhkan Aliana tidak dapat ia keluarkan, karena bibir lembut Elrick sudah menyumpal mulutnya, dengan ciuman yang awalnya pelan dan ringan, berubah menjadi dalam dan liar. Dan tangan Aliana yang awalnya mendorong dada Elrick, kini justru di lingkarkan di sekeliling leher Elrick, bersamaan dengan erangan kecil yang mulai keluar dari tenggorokannya.Aliana mendesah pelan saat tangan kanan Elrick menelusup masuk ke balik bajunya, menangkup dan memainkan puncak gunung kembarnya, berpindah-pindah dari yang satu ke yang lainnya.Leguhan nikmat keluar dari mulut Aliana saat ciuman Elrick turun ke bawah, ke area lehernya hingga ke bawah telinganya, Aliana mendongakkan kepalanya, membiarkan Elrick menjelajahi lehernya, lalu menyusuri lidahnya ke titik sensitif di balik telinga Alia
Sambil tersenyum lembut, Elrick terus memandangi Aliana. Siasatnya berhasil, dan appa Alex menangkap basah mereka, hingga menyuruh mereka segera menikah dalam Minggu ini. Sementara Aliana, wanita itu tidak dapat menolak lagi, tidak dengan permintaan penuh harap Leon tadi, dan sekali lagi siasat Elrick berhasil, memanfaatkan putranya untuk meminta Mommynya bersedia menikah dengan Elrick.Elrick tersenyum lebar penuh kemenangan, tentu saja ada andil Eomma Sonya juga dalam hal ini, dukungan kecil darinya membuat Elrick bersedia melakukan hal gila ini, meski wajahnya yang sekali lagi harus ia korbankan."Eommamu wanita yang luar biasa yaa!" puji Elrick, lalu meringis pelan saat Aliana menekan ice bag yang ia pegang ke tulang pipi Elrick yang mulai terlihat memar."Aku membaca resumemu, kamu ahli beladiri karate, taekwondo,
Dengan perasaan tidak tenang, Leuis berjalan hilir-mudik di depan pintu kamar daddy Elrick dan mommy Aliana, ia harus menjelaskan semua yang mengganjal di dalam dirinya pada orang tua angkatnya itu. Tidak ada yang perlu ia takutkan lagi saat ini karena Leia kini telah resmi menjadi istrinya. Jadi apapun resiko yang akan ia terima nantinya ia akan menerimanya. Setelah membulatkan tekadnya, Leuis berniat mengetuk pintu kamar orangtuanya itu, tapi tangannya tertahan di udara karena pintu itu telah terbuka terlebih dahulu, "Leuis, ada yang ingin kau bicarakan?" tanya daddy Elrick dengan mommy Aliana yang berada di sisinya dengan lengan daddy Elrick yang merangkul pinggangnya, "Ya, Dad ... Apa aku bisa meminta waktu kalian sebentar?" "Ok, masuklah!" seru daddy Elrick sambil membuka lebar pintu kamarnya. Leuis membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu tapi menutupnya lagi. Setelah sekian lama terdiam di bawah tatapan penuh tanda tanya daddy Elrick dan mommy Aliana ia pun kembal
"Ya Tuhan, sebenarnya kamu dan Leon telah melewati malam pertama kalian atau belum sih? Karena saat pertama untuk wanita pasti akan mengeluarkan darah, dan juga rasa sakit setelah melakukannya. Bahkan aku masih merasa nyeri hingga saat ini," jelas Leia."Benarkah?" Aletta berpaling menatap Leon yang tengah asik berbincang dengan Axel dan Dritan, kenapa ia tidak merasakan itu semua? Kenapa tidak ada darah di atas sprei mereka? Apa sebenarnya mereka tidak pernah melakukannya?"Apa memang seharusnya aku mengeluarkan darah?" tanya Aletta lirih."Well, memang ada beberapa wanita dengan satu dan lain alasan tidak mengeluarkan darah saat selaput darahnya sobek. Tapi semuanya pasti akan merasakan sakit saat melakukannya untuk pertama kalinya. Seluruh badanmu akan terasa remuk, seperti kamu telah bekerja kefas selama satu hari penuh," jawab Leia.Ia memberengut kesal sebelum melanjutkan,"Padahal, Leuis sudah melakukannya dengan sangat lembut. Tapi tetap saja aku merasa sakit juga. Rasanya mi
"Maaf kami telat!" seru Leon yang melangkah ke arah keluarganya yang sudah berkumpul untuk makan siang bersama sambil menggandeng Aletta. Mommy Aliana yang melihat kedatangan putranya itu tersenyum lembut menyambutnya, "Wajar, pengantin baru. Kalian pasti enggan kan meninggalkan tempat tidur kalian?" "Ah, Mommy memang pengertian sekali," kekeh Leon sambil mencium pipi kanan dan kiri mommy Aliana sebelum beralih memeluk daddy Elrick. Aletta pun turut serta mencium pipi kanan dan kiri mommy Aliana, lalu memeluk daddy Elrick dan menyapa yang lainnya sebelum duduk di samping Leia. "Nah, karena semua sudah berkumpul, kita bisa mulai makan siangnya, silahkan dinikmati!" seru daddy Elrick. Semua anak, menantu, sepupu dan juga keponakannya mulai menikmati hidangan makan siang di restoran mewah itu, yang sengaja daddy booking khusus untuk acara keluarga mereka saja. "jadi, apa kamu mau menetap di Paris atau memboyong Aletta ke sini, Leon?" tanya mommy Aliana. "Kami belum memutuskan ba
Sebenarnya rasa kantuk masih sangat menguasai Leia, tapi ia memaksakan diri membuka kedua matanya yang masih terasa berat saat merasakan belaian halus punggung tangan seseorang di pipinya, yang ternyata adalah punggung tangan Leuis. Leia tersenyum lembut pada suaminya itu sebelum kembali menutup kedua matanya, dan baru saja akan kembali lagi ke alam mimpinya ketika terdengar suara serak Leuis, "Sudah siang, Sayang. Mau sampai jam berapa kamu tidur?" tanyanya. "Aku lelah sekali, Leuis," desah Leia masih tidak mau membuka kedua matanya yang masih terasa berat, belum lagi rasa pegal di seluruh tubuhnya terutama di area pangkal pahanya. "Apa aku yang membuatmu lelah?" Perlahan kedua mata leia membuka, ia kembali tersenyum pada Leuis, "apa kamu sudah bangun sejak tadi?" tanyanya sebelum menguap lebar. "Ya," jawab Leuis. "Kamu saja yang sudah bangun sejak tadi masih santai di tempat tidur, jadi biarkan aku tidur dulu ya," pinta Leia. "Karena aku terlalu senang ketika perta
'Keluarkan saja, Sayang, jangan ditahan-tahan," bisik Leuis yang berusaha menahan gairahnya sendiri. Ia harus membuat Leia sampai puncaknya lebih dulu untuk melancarkan dirinya saat akan menembus milik wanita itu nantinya. Dan tidak lama kemudian Leia meneriakkan namanya saat wanita itu telah mencapai puncaknya, Leuis pun menangkup wajah Leia, "Tahan sebentar, Sayang. Aku akan masuk sekarang ... " Seketika itu juga Leia yang telah kembali menjejak bumi menjadi panik, tubuhnya seketika menegang, "A ... Aku takut!" ia mulai mendorong Leuis meski tanpa hasil. "Apa yang kamu takutkan?" tanya Leuis, gairahnya sudah berada di ujung tanduk, tapi Leia malah terus berusaha mendorongnya. "Aku takut tidak muat," jawab Leia sambil terus mendorong Leuis. "Sstt Leia, tatap mataku!" "Apa kamu percaya padaku?" tanya Leuis saat mata mereka telah terkunci. "Iya, tapi ... " "Awalnya memang akan terasa sakit, tapi rasa sakitnya tidak akan sesakit jarimu teriris pisau, Sayang." "Aku
"Eitss ... Mau ke mana buru-buru sekali?" tanya Axel mencegah Leia dan Leuis yang sedang menuju lift yang akan membawa mereka ke kamar mereka. "Tentu saja melakukan malam pertama kami!" jawab Leia tanpa malu-malu lagi, tapi segera menggigit lidahnya saat melihat siapa yang berada di belakang Axel, tante Keizaa dan om Alson yang tengah mengapit putri mereka, Alexa, sementara Alarik yang beberapa bulan lebih tua dari Leia melangkah di belakang mereka, "Astaga, tamu masih banyak, kenapa tidak bersabar dulu?" keluh tante Keizaa, kulit putih bersihnya yang tanpa noda itu menurun pada putri satu-satunya, Alexa. "Biarlah, Snow ... Melarangnya sama dengan melarang Eomma, tidak akan bisa," kekeh om Alson. Ini bukan kali pertama omnya itu menyamakan Leia dengan oma Sonya. Tidak ada satupun anak oma Sonya yang mengambil sifat bar-barnya, sifatnya itu malah menurun pada cucunya, Leia. Sementara sifat dingin dan cuek opa Alex menurun pada cucunya juga, Alarik. Pria itu seperti memiliki d
Leia dan Aletta terlihat sangat menawan dengan gaun pengantin yang dirancang oleh desainer ternama secara khusus untuk mereka berdua, yang nampak berkilau layaknya taburan permata di seluruh gaun berwarna putih itu. Sementara kedua pria yang kini telah resmi menjadi suami mereka berdiri di samping mereka dengan gaya posesif, seolah melindungi wanita mereka yang terlihat begitu cantik dari siapapun yang ingin merebutnya. Dan sang desainer yang turut serta menghadiri hari yang sangat istimewa itu nampak berkaca-kaca. Siapa yang tidak akan bangga jika hasil rancangannya dipakai oleh cucu dan cucu menantu keluarga Adipramana. Bahkan desainer lainnya merasa iri dengan keberuntungannya itu. Karena pernikahan itu akan ditayangkan secara live di berbagai stasiun televisi lokal, dan headline berita kini dipenuhi dengan pernikahan pewaris keluarga ternama itu. Adik dan kakak menikah secara bersamaan? Siapa yang tidak akan tertarik dengan berita semacam itu? Dan terutama Leon sang casa
Leia baru saja selesai mengeringkan rambutnya ketika belnya berbunyi. Ia melirik tablet yang terpasang di dinding yang menampilkan wajah Leuis di depan pintu unitnya, Leia pun menekan tombol untuk bicara, "Masuk saja, Leuis. Passwordnya masih sama dengan yang sebelumnya!" serunya. Sejurus kemudian pintu unitnya terbuka, sambil tersenyum lembut Leuis mendekatinya dan memeluknya dari belakang, "Aku merindukanmu ... " ucapannya sama lembutnya dengan tatapan matanya yang terpantul di cermin rias Leia, hingga kedua mata mereka saling mengunci, "Baru juga semalam kita ketemu." "Sejam berpisah denganmu pun aku sudah merindukanmu, Sayang." Leia membalik badannya hingga ia bisa menatap wajah Leuis, lalu melingkarkan lengannya di leher calon suaminya itu, "Kenapa kamu sekarang jadi sering ngegombal begitu sih?" tanyanya. "Ummm, mungkin karena sekarang aku telah merasakan kelegaan yang luar biasa, karena pada akhirnya aku dapat mengungkapkan semua perasaanku padamu, perasaan yang telah
"Wah, aku tidak menyangka kau bisa bersikap seromantis itu, Leuis!" seru Leon sambil menepuk pundak Leuis.Leon menarik Leia lebih merapat padanya, "Demi wanita yang sangat aku cintai ini, sudah pasti aku akan melakukan apapun meski diluar kebiasaanku.""Kalian akan tinggal di mana setelah menikah nanti?" tanya Aletta.Alih-alih menjawab Aletta, Leuis malah balik bertanya pada Leia,"Kamu mau tinggal di mana, Sayang?" "Aku akan tinggal dimanapun kamu akan tinggal, Leuis ... " jawab Leia sambil tersenyum menggoda."Jangan tersenyum seperti itu, kalau kamu tidak mau aku melahapmu di sini," bisik Leuis yang langsung mendapatkan sikutan Leia ke pinggangnya."Kenapa kau tiba-tiba bisa berubah sedrastis itu, Leuis? Awalnya kau mati-matian menolak menikahi Leia, bahkan tidak segan-segan membandingkan adikku itu dengan mantan wanitamu," cecar Leon memutuskan kongtak mata Leia dan Leuis.Sambil mendesah pelan, Leia ber