Night club itu berlokasi di kawasan distrik bisnis ibukota, klub malam yang menawarkan ambience yang berbeda. Baik itu desain interiornya, dinding-dinding batu di lorong, hingga ruang utama yang dirancang mewah, dengan tata cahaya yang sangat luar biasa.Klub yang memiliki ratusan variasi minuman beralkohol ini, terinspirasi oleh kisah Harry Potter untuk rancangan desain interiornya, dan sering mendatangkan DJ dari mancanegara, termasuk malam ini, DJ itu didatangkan langsung dari negeri kangguru.Berbeda dengan klub lainnya, karena bagian dalamnya terlihat lebih luas dan tidak terlalu banyak table, sehingga menyisakan space yang lebih luas dan leluasa bagi yang ingin berjoget.Saat Aliana dan Elrick tiba, Cintya masih dalam perjalanan menuju klub yang mampu menampung hingga delapan ratus orang itu, dan Aliana langsung
"Ayolah, Ricko! Temani aku joget," bujuknya."Maaf, saya harus menemani Nona Aliana di sini," tolak Elrick, tapi Cintya tetap bersikeras mengajak Elrick turun."Sudah ikut saja, Rick. Nikmatilah pestamu ini!" perintah Aliana dengan nada sedikit mengusir, ia pusing mendengar rengekan Cintya pada Elrick."Bagaimana dengan anda?" tanya Elrick."Saya di sini saja, lagipula dari dance floor itu juga kamu masih bisa memantau saja, Rick. Sudah sana bersenang-senanglah!" usir Aliana.Dan akhirnya Elrick tidak memiliki alasan kuat lagi untuk menolak ajakan Cintya itu, dengan malas-malasan ia berdiri dari sofanya, kemudian melangkah Pelan mengikuti langkah Cintya yang menarik tangannya dan baru melepasnya setelah mereka sampai d
Elrick panik saat melihat Aliana sudah tidak ada lagi di sofa yang tadi ia duduki, Elrick hanya lengah sebentar dan wanita itu sudah menghilang."Kau mau kemana, Rick?" tanya Cintya saat Elrick melangkah pergi meninggalkannya."Nona Aliana, dia tidak ada!" jawab Elrick sambil terus melangkah.Elrick berdiri dari samping tablenya dan mengedarkan pandangannya ke segala penjuru klub itu, mencari sosok Aliana tapi nihil. Lalu ia turun lagi ke dance floor, siapa tahu Aliana berubah pikiran dan memutuskan untuk joget, walau terlihat mustahil, seorang introvert seperti Aliana tidak akan mau membaur dan membuang waktunya untuk hal yang tidak bermanfaat.Lumayan lama Elrick mencarinya diantara kerumunan manusia itu, tapi tidak jua menemukan Aliana. Sambil mengumpat
Setelah mengunci pintu kamar Aliana, Elrick tidak langsung melihat tempat tidur, tapi ruangan dengan cat dinding warna putih, hingga ruangan itu terlihat semakin lapang, yang berisi satu set sofa warna hitam dengan pelapis kulit, dengan sarung bantal berwarna abu-abu, yang menghadap ke meja TV.Di tengah ruangan terdapat rak pajangan berwarna putih, dengan latar belakang hitam, hingga menciptakan ilusi mata seakan-akan panjangannya melayang. Ruangan ini bernuansa sederhana namun tetap terlihat estetik.Elrick terus melangkah melewati rak pajang itu yang menjadi pembatas antara ruangan ini dengan tempat tidur Aliana. Sama halnya dengan ruangan pertama, kamar tidur Aliana juga bernuansa monochrome.Desain kamar dengan kombinasi warna hitam dan putih pada dindingnya itu, serta furniture kayu dengan warna putih yang dominan memberikan kesan sederhana tapi modern.Fokus utama di kamar ini adalah pola unik yang menghias dinding di belakang tempat tidur Aliana, membuat kamar itu terlihat sem
"Tapi saat kita melakukannya tiga tahun lalu. Aku bisa langsung membuatmu hamil, Sayang," ujar Elrick dengan menekan kata sayang. Sudah saatnya Aliana mengetahui siapa Elrick sebenarnya.Lagipula Elrick sudah memberitahu Ekram dan Damar, dan Elrick yakin saat ini kedua bodyguard itu pasti sudah memberitahu Hardhan dan Alex, dan sudah pasti kedua pria yang sangat berkuasa di Asia itu, saat ini sedang dalam perjalanan kembali ke Jakarta. Jadi, daripada Aliana mengetahuinya dari orang lain, lebih baik Elrick sendiri lah yang memberitahunya. Apapun resikonya itu urusan nanti.Aliana langsung duduk dan menatap tajam Elrick, matanya mencari-cari kebenaran di dalam mata biru kehijauan Elrick, yang mengingatkan pada mata anaknya, Leon."Ya, saya ayahnya Leon, pria yang sudah anda manfaatkan untuk menghasilkan anak tanpa harus menikah," ungkap Elrick santai sambil menautkan tangannya di belakang kepalanya."Kamu! Kenapa baru memberitahuku sekarang? Dan aku tidak memanfaatkanmu!" geram Aliana l
Elrick bersiap menghadapi appa Alex dan papi Hardhan, tapi ternyata bukan dua pria yang ia hadapi, melainkan empat pria dengan wajah yang sama garangnya, yang berdiri tegak di depannya itu. Bahkan dua pria muda kembar identik itu, justru yang terlihat lebih siap untuk menghajar Elrick habis-habisan. Dan Elrick sudah bisa menebak, mereka adalah putranya papi Hardhan, Kenzou dan Kenzie."Apa tidak bisa kita bicarakan baik-baik?" tanya Elrick sambil mengelap darah dari kulitnya yang sobek di tulang pipinya, tempat tinju keras appa Alex tadi mendarat, kemudian melirik Aliana yang masih tertidur pulas, lalu kembali ke empat pria itu yang menatap Elrick dengan tatapan identik, tatapan membunuh."Beraninya kau menggagahi keponakan saya! Kau mau mati ya?" raung papi Hardhan, "Zou, Zie, tahan dia!" perintahnya, dan tanpa disuruh
Aliana terbangun karena mendengar suara ribut-ribut di luar kamarnya, sambil menguap lebar ia merenggangkan badannya, dan langsung terduduk saat teringat dengan kejadian semalam.Aliana mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamarnya, lalu melihat tempat kosong di sebelahnya, Elrick sudah tidak ada di sana, atau mungkin suara ribut-ribut di luar itu adalah Elrick dengan para bodyguardnya."Leon, bagaimana kalau pria itu berniat mengambil Leonku?" Dengan panik Aliana turun dari tempat tidurnya, dan meringis karena merasakan nyeri di area pribadinya, akibat dari percintaan maratonnya dengan Elrick semalam. Wajahnya seketika merona merah, saat teringat berapa kali semalam Aliana memelas pada Elrick untuk memuaskannya, "Ya Tuhan, rasanya aku ingin membenamkan wajahku ke dalam lumpur," erangnya pelan.Mengabaikan rasa nyeri itu, Aliana melangkah pelan, matanya melihat jas dan kemeja Elrick yang masih berceceran di lantai, itu berarti Elrick masih berada di sini. Aliana menunduk untuk mem
"Kata siapa dia boleh pulang? Urusan kami belum selesai dengannya. Masuklah kau ke kamarmu, Ana. Kami akan melakukan pembicaraan antara sesama pria dewasa!" tegas appa Alex.Aliana menarik tangan Elrik dan meletakkan ice bag yang ia pegang ke telapak tangan Elrick, "Kompres terus!" serunya sebelum berdiri dan menghampiri appa Alex."Jangan terlalu keras padanya, Appa. Bagaimanapun juga hadirnya Leon bukan murni kesalahan Elrick, aku juga yang melesak masuk ke Penthousenya," pinta Aliana, kemudian beranjak pergi meninggalkan para pria dengan segala urusannya itu."Beri kami alasan yang tepat, kenapa kami tidak harus menyingkirkanmu?" tanya appa Alex dengan suara dinginnya."Izinkan saya menikahi putri anda, Aliana. Memang
Dua puluh tahun kemudian ... "Leuis kau di mana?" tanya Leon dengan nada mendesak. Leuis yang tengah asik menatap monitor laptopnya untuk memantau perusahaan barunya yang ia dirikan di kota Paris itu seketika mengerutkan keningnya. Tidak pernah sebelumnya Leon terdengar sekhawatir itu. "Di Apartmentku, kenapa?" Leuis balik nanya. "Apa Leia bersamamu?" "Tidak, seharian ini bahkan aku tidak melihatnya. Leon ada apa sih cepat katakan?" Leuis mulai merasa ikut khawatir. Tidak ada yang bisa membuatnya khawatir hingga sedemikian rupa, selain adik angkatnya itu, Leia. Biasanya setiap pagi sebelum berangkat ke kampus, Leia yang tinggal di depan apartmentnya itu akan menggedor pintunya terlebih dahulu, atau main masuk saja sesuka hatinya, karena wanita itu tahu password pintunya. Tapi ha
"Sweetheart ... Kenapa putri kita merangkaknya mundur bukannya maju? Apa itu normal?!" teriak Keanu saat pertama kali melihat putrinya itu bisa merangkak. Cornelia memutar kedua bola matanya saat Keanu dengan panik langsung mengangkat dan menggendong Aurora. Putrinya itu merengek dan memberontak minta turun, supaya bisa bergerak dengan bebas lagi di lantai. Keanu baru saja kembali dari Jakarta. Masalah di kantor pusat menyebabkan suaminya itu harus berada di sana selama seminggu. So, ia baru tahu kalau putrinya sudah bisa merangkak. Itupun setelah Keanu berangkat ke Jakarta Cornelia baru bisa membebaskan putrinya bergerak bebas di lantai. Karena selama ada Keanu, suaminya itu terlalu protektif, ia tidak membiarkan putrinya bermain di lantai hingga pada usia sembilan bulan, barulah Aurora bisa belajar merangkak.
Satu tahun kemudian ... Aliana menggoyang pelan sofa malasnya sambil menyusui Leia, ia menatap lembut putrinya itu yang masih terlihat asik menghisap puncak gunung Aliana, sementara tangan mungilnya memainkan rambut panjang Aliana. Leia melepas puncak gunung itu saat kedua mata bulatnya bertemu mata dengan Aliana, lalu tertawa lebar menampilkan dua gigi seri depan di rahang atas dan dua gigi seri di rahang bawahnya saat Aliana mengajaknya bicara, sebelum kembali menghisap puncak gunung Aliana lagi. "owwchh ... " Aliana meringis saat putrinya itu menggigit puncaknya, melihat mommynya kesakitan Leia kembali terkekeh, dikira mommynya itu mengajaknya becanda. Tapi saat aliana menutup gunung kembarnya, Leia merengek sambil menarik-narik baju Aliana' 'Mimik Mom ... mimik ... " rengeknya. "Berhenti memain-mainkannya, Sayang. Sudah satu jam kamu seperti ini," tegur Aliana dengan lembut
"Bagaimana kamu bisa pingsan, Ken? Mamalukan saja!" keluh papi Hardhan saat mereka sudah berkumpul di kamar presidential suite itu, yang kembali mengundang gelak tawa dari keluarga yang lainnya, yang sontak membuat wajah Keanu kembali memerah."Badan kamu saja yang besar, Ken. Tapi hati hello kitty," ledek Keizaa lalu menjulurkan l1dahnya saat Keanu memelototinya.Sementara Cornelia terus terkikik geli melihat suaminya menjadi bahan olok-olokan keluarganya sendiri. Keluarga yang begitu hangat, yang saling melindungi dengan cara mereka masing-masing."Aku memang tidak bisa melihat darah!" elak Keanu.Sebenarnya bukan mengelak, tapi memang seperti itu kenyataannya."Putra bungsumu itu, Dhan. Postur badannya memang tinggi besar seperti kamu, tapi dia mudah trauma sama halnya seperti Kei. Kejadian masa kecilnya dulu saat dia terjatuh dan membuat kepalanya bocor, itulah penyebab traumanya itu," jelas dokter Sam sambil terkekeh pelan.
Cornelia merasa kontraksinya sudah mulai sering dan lama saat ini, yang berarti sudah waktunya ia melahirkan. Dengan tenang, ia mendatangi ruang kerja suaminya, dan langsung membukanya tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Membuat Keanu yang tengah fokus pada pekerjaannya, langsung mengalihkan perhatiannya pada istrinya itu. "Ada apa, Sweetheart? Mau pijatan lembut di punggung lagi?" tanyanya sambil tersenyum menggoda dan meletakkan pena yang tengah ia pegang itu ke atas meja kerjanya. "Sepertinya aku akan segera melahirkan!" seru Cornelia santai, dan senyum diwajah suaminya itu seketika menghilang. Ia langsung berdiri, melompat lebih tepatnya ke arah Cornelia, lalu memeriksa istrinya itu dengan teliti, "Kamu yakin?" tanyanya. Cornelia memutar kedua bola matanya sebelum menjawab, "Tentu saja aku yakin, Ken. Sekarang cepat antar aku ke rumah sakit!" "Rumah sakit? Ah ya, rumah sakit!"
Cornelia terbangun dari tidurnya karena perutnya yang kembali tegang, sama seperti sore tadi, tapi ia tidak memberitahu Keanu mengingat betapa mudah paniknya pria itu jika menyangkut Cornelia.Lagipula hari perkiraan lahirnya masih satu minggu lagi.Dokter Elsya pernah berkata pada Cornelia, kalau ia secara alami akan mengalami kontraksi palsu yang dikenal dengan braxton hicks, sebagai latihan menghadapi kontraksi asli nantinya.Dan kini ia tengah mengalami kontraksi palsu itu, karena perutnya hanya berasa tegang saja dan tidak terasa sakit. Ketegangannya akan menghilang saat Cornelia merubah posisi tidurnya.Ia berbaring miring ke kiri membelakangi Keanu yang masih tertidur pulas, tapi rupanya gerakannya itu membangunkan Keanu, hingga pria itu beringsut mendekati Cornelia dan memeluknya dari belakangnya, dan mengelus lembut perut Cornelia."Mau pipis?" tanyanya dengan suara berat, terlihat sekali kalau suaminya itu masih ngantuk berat.
"Ken... Ken...." panggil Cornelia sambil menggoyangkan badan Keanu untuk membangunkannya. ia duduk bersila di samping suaminya itu."Hmmm, aku masih ngantuk," gumam Keanu dengan kedua mata yang masih terpejam."Dadaku tiba-tiba terasa sesak, Ken!" seru Cornelia, seketika itu juga Keanu langsung terduduk dan menangkup wajah Cornelia yang terlihat cemas itu."Sesak? Kok bisa? Biar aku telepon dokter Elsya sekarang juga ya!" Cornelia menganggukkan kepalanya, sambil terus memegang dadanya, dan berusaha menghirup udara sedalam-dalamnya, meski terasa berat.Sementara Keanu meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas, ia mencari kontak dokter Elsya dan langsung menghubunginya.satu kali telepon tidak terangkat, begitupun dengan yang kedua, yang ketiga kalinya baru teleponnya diangkat,"Ya, Ken?" sapa doker Elsya dengan suara serak layaknya orang yang baru bangun tidur."Lia tiba-tiba sesak nafas, Dok! Apa yang haru
Cornelia melihat sekali lagi pantulan dirinya di cermin, sebelum melangkah keluar kamar dan mencari Keanu, yang kini tegah berada di ruang kerjanya.Setelah mengetuk satu kali pintu ruang kerja suaminya itu, Cornelia membuka dan menjulurkan kepalanya ke dalam, suaminya tengah berdiri di depan kaca besar yang menampakkan langit siang ibu kota, dengan segala kesibukannya di bawah sana.Keanu langsung berbalik, bibirnya melengkung membentuk senyum miring, senyum yang selalu mampu membuat jantung Cornelia berdebar kencang, dan dengkulnya melemah seketika. Senyum mempesona yang sudah dipatenkan suaminya itu."Kamu masih sibuk? Apa aku menganggumu?" tanya Cornelia sambil menutup pintu.Cassanova Asia itu bergerak ringan untuk mempersempit jarak di antara mereka,"Justru aku sangat menanti gangguan darimu ini, Sweethearth. Dan kenapa semakin hari kamu semakin cantik saja?" pujinya sebelum mendaratkan ciuman di puncak kepala Cornelia."C
Aliana tengah duduk di salah satu sofa di kamar Leia sambil menyu5ui putrinya yang kini telah berusia satu bulan lebih itu ketika Elrick masuk, dan langsung duduk di sampingnya, setelah mencium kening Aliana. Meski seharian bekerja, suaminya itu masih terlihat tampan dan juga wangi. Elrick meraih telapak tangan Leia yang sedang memainkan rambut panjang Aliana, dengan mata yang setengah terpejam karena sudah mulai mengantuk dan juga kenyang."Bagaimana keadaan kantor setelah aku cuti melahirkan, Rick?" tanya Aliana sambil menyeringai lebar.Ia tahu Elrick pasti bekerja dengan sangat keras, mengingat kini suaminya itu bukan hanya memegang Rick Group, tapi juga AS Group."Lumayan menguras tenaga dan otakku, Nona Ana," jawab Elrick sambil tersenyum miring, jemarinya membelai lembut pipi bapao Leia."Jangan sungkan-sungkan meminta bantuan Cintya untuk membantumu mengurus segala sesuatunya, Rick."Elrick terkekeh pelan sebelum berkata