Entah Aliana harus senang atau iri saat melihat kedekatan Leon dengan Elrick. Leon tidak mau lepas dari Elrick, anak itu hanya mau lepas saat Elrick sedang menyetir saja. Tapi ketika mobil sudah di Serahkan ke petugas valet parking, Leon kembali minta gendong sama Elrick.Entah apa yang dibisikkan Elrick di telinga Leon hingga anak itu mau jalan sendiri, meski tangannya masih terus memegang tangan Elrick.Dan saat mereka melewati tempat bermain anak, Leon menarik tangan Elrick, mengajaknya masuk ke dalam area bermain itu, "Ada Comas, Om!" serunya sambil menunjuk kereta mini dengan desain bentuk Thomas."Sebentar ya, Leon. Om beli kartunya dulu," kekeh Elrick, tapi dengan sigap salah satu pengawal Aliana yang bernama Ekram sudah terlebih dahulu membelikannya untuk Leon."Kartunya, Pak Ricko!" serunya sambil menyerahkan kartu itu ke Elrick."Terima kasih, Ram!" ucap Elrick lalu kembali memberikan perhatiannya pada Leon."Leon mau naik kereta Thomas itu?" tanyanya dan Leon mengangguk."K
Elrick kembali mengumpat pelan, "Apa wanita tua itu masih saja berusaha menjodohkan saya dengan Gwen?" tanya Elrick kesal."Sepertinya begitu, Tuan," jawab Jack."Saya tidak mau tahu, tutupi keberadaan saya di sini, atau saya tidak akan membayar gajimu selama satu tahun penuh!" gertak Elrick lalu mematikan sambungan teleponnya."Sial! Masalah satu belum selesai, muncul lagi masalah lainnya!" desah Elrick pelan sambil mengurut keningnya.Saat Elrick kembali ke ruang VIP, terdengar tangisan Leon dan Elrick bergegas memasuki ruangan itu, nampak Aliana yang berdiri membelakanginya sedang membujuk Leon untuk menghentikan tangisannya."Huhu, Om, Eon mo Om!" rengek Leon.
"Oma, aku bukan pria biasa saja, aku juga sama berkuasanya dengan mereka, Oma. Bahkan lebih.""Yang kau tidak tahu cucuku yang malang, mereka ahli menyembunyikan seseorang, hingga tidak ada satu orangpun yang akan menemukannya. Apa jadinya jika mereka tahu kau ayah dari cucunya? Bersiaplah kau tidak akan bisa bertemu dengan anakmu lagi seumur hidupmu!""Apa Oma pikir aku akan diam saja melihat mereka menyembunyikan anakku? Aku akan mencarinya sampai ke lubang semut sekalipun!" geram Elrick kesal, karena Omanya terlalu menganggap remeh dirinya."Kau memang berkuasa juga, Elrick. Tapi di Eropa sana, bukan di Asia. Kau juga harus tahu batasanmu! Jadi sebelum kedua pria itu kembali ke Jakarta, kau harus sudah bisa mengambil hati wanita itu dan anaknya, supaya kau bisa berterus terang pada wanita itu kalau kau adalah ayah dari anaknya.""Dan wanita itu akan langsung berlayar pergi dari hidupku bersama dengan anaknya," desah Elrick."Apa maksudmu?" tanya Oma."Wanita itu dengan tegas mengat
Elrick mengetuk pintu sesuai dengan kode yang Aliana berikan padanya, sebelum membuka pintu dan melangkah masuk."Proposal kita diterima, Nona. Tapi dengan satu syarat ... " info Elrick sumringah, dan mampu menarik perhatian Aliana dari layar laptopnya"Benarkah? Dan apa syarat itu?" tanya Aliana dengan nada tidak percaya."Benar, Nona. Anda bisa cek email anda sekarang."Dan senyum lebar seketika menghiasi wajah cantik Aliana saat membaca isi email dari PT. Rick Tech itu."Mereka meminta aku selaku Presdir AS Group dan Elrick CEO Rick Group, yang harus turun tangan langsung dalam menangani proyek ini? Ya Tuhan!" pekik Aliana, lalu menatap Elrick dengan sorot mata tidak percaya, 
Dengan enggan Elrick melepas kacamatanya, dan kembali menatap Aliana.'Ya, benar. Itu mata Leon. Mata yang terlihat indah yang dibungkus dengan bulu mata yang tebal dan lentik, juga alis tebalnya. Ya Tuhan, apa ini hanya kebetulan saja? Atau jangan-jangan ... ' menggelengkan kepalanya untuk menjernihkan kembali pikirannya."Apa kita pernah bertemu sebelumnya, Rick?" tanya Aliana."Hmm mungkin pernah. Saya sering menemani boss lama saya untuk menghadiri beberapa rapat penting perusahaan dengan berbagai Presdir dari perusahaan lain, mungkin anda salah satunya, Nona," elak Elrick sambil memakai lagi kacamatanya."Semenjak saya menjabat sebagai Presdir, kamu sudah bekerja pada saya.""Itu berarti kita belum pernah bertemu sebelumnya, Nona." Aliana kembali menatap Elrick dengan teliti, "Yah, mungkin saya yang salah mengenali," ralatnya.Pintu terketuk dengan nada yang Aliana tahu itu adalah sekretarisnya, jadi Aliana tidak perlu berteriak mempersilahkannya masuk, karena sekretarisnya itu
Night club itu berlokasi di kawasan distrik bisnis ibukota, klub malam yang menawarkan ambience yang berbeda. Baik itu desain interiornya, dinding-dinding batu di lorong, hingga ruang utama yang dirancang mewah, dengan tata cahaya yang sangat luar biasa.Klub yang memiliki ratusan variasi minuman beralkohol ini, terinspirasi oleh kisah Harry Potter untuk rancangan desain interiornya, dan sering mendatangkan DJ dari mancanegara, termasuk malam ini, DJ itu didatangkan langsung dari negeri kangguru.Berbeda dengan klub lainnya, karena bagian dalamnya terlihat lebih luas dan tidak terlalu banyak table, sehingga menyisakan space yang lebih luas dan leluasa bagi yang ingin berjoget.Saat Aliana dan Elrick tiba, Cintya masih dalam perjalanan menuju klub yang mampu menampung hingga delapan ratus orang itu, dan Aliana langsung
"Ayolah, Ricko! Temani aku joget," bujuknya."Maaf, saya harus menemani Nona Aliana di sini," tolak Elrick, tapi Cintya tetap bersikeras mengajak Elrick turun."Sudah ikut saja, Rick. Nikmatilah pestamu ini!" perintah Aliana dengan nada sedikit mengusir, ia pusing mendengar rengekan Cintya pada Elrick."Bagaimana dengan anda?" tanya Elrick."Saya di sini saja, lagipula dari dance floor itu juga kamu masih bisa memantau saja, Rick. Sudah sana bersenang-senanglah!" usir Aliana.Dan akhirnya Elrick tidak memiliki alasan kuat lagi untuk menolak ajakan Cintya itu, dengan malas-malasan ia berdiri dari sofanya, kemudian melangkah Pelan mengikuti langkah Cintya yang menarik tangannya dan baru melepasnya setelah mereka sampai d
Elrick panik saat melihat Aliana sudah tidak ada lagi di sofa yang tadi ia duduki, Elrick hanya lengah sebentar dan wanita itu sudah menghilang."Kau mau kemana, Rick?" tanya Cintya saat Elrick melangkah pergi meninggalkannya."Nona Aliana, dia tidak ada!" jawab Elrick sambil terus melangkah.Elrick berdiri dari samping tablenya dan mengedarkan pandangannya ke segala penjuru klub itu, mencari sosok Aliana tapi nihil. Lalu ia turun lagi ke dance floor, siapa tahu Aliana berubah pikiran dan memutuskan untuk joget, walau terlihat mustahil, seorang introvert seperti Aliana tidak akan mau membaur dan membuang waktunya untuk hal yang tidak bermanfaat.Lumayan lama Elrick mencarinya diantara kerumunan manusia itu, tapi tidak jua menemukan Aliana. Sambil mengumpat
Satu tahun kemudian ... Aliana menggoyang pelan sofa malasnya sambil menyusui Leia, ia menatap lembut putrinya itu yang masih terlihat asik menghisap puncak gunung Aliana, sementara tangan mungilnya memainkan rambut panjang Aliana. Leia melepas puncak gunung itu saat kedua mata bulatnya bertemu mata dengan Aliana, lalu tertawa lebar menampilkan dua gigi seri depan di rahang atas dan dua gigi seri di rahang bawahnya saat Aliana mengajaknya bicara, sebelum kembali menghisap puncak gunung Aliana lagi. "owwchh ... " Aliana meringis saat putrinya itu menggigit puncaknya, melihat mommynya kesakitan Leia kembali terkekeh, dikira mommynya itu mengajaknya becanda. Tapi saat aliana menutup gunung kembarnya, Leia merengek sambil menarik-narik baju Aliana' 'Mimik Mom ... mimik ... " rengeknya. "Berhenti memain-mainkannya, Sayang. Sudah satu jam kamu seperti ini," tegur Aliana dengan lembut
"Bagaimana kamu bisa pingsan, Ken? Mamalukan saja!" keluh papi Hardhan saat mereka sudah berkumpul di kamar presidential suite itu, yang kembali mengundang gelak tawa dari keluarga yang lainnya, yang sontak membuat wajah Keanu kembali memerah."Badan kamu saja yang besar, Ken. Tapi hati hello kitty," ledek Keizaa lalu menjulurkan l1dahnya saat Keanu memelototinya.Sementara Cornelia terus terkikik geli melihat suaminya menjadi bahan olok-olokan keluarganya sendiri. Keluarga yang begitu hangat, yang saling melindungi dengan cara mereka masing-masing."Aku memang tidak bisa melihat darah!" elak Keanu.Sebenarnya bukan mengelak, tapi memang seperti itu kenyataannya."Putra bungsumu itu, Dhan. Postur badannya memang tinggi besar seperti kamu, tapi dia mudah trauma sama halnya seperti Kei. Kejadian masa kecilnya dulu saat dia terjatuh dan membuat kepalanya bocor, itulah penyebab traumanya itu," jelas dokter Sam sambil terkekeh pelan.
Cornelia merasa kontraksinya sudah mulai sering dan lama saat ini, yang berarti sudah waktunya ia melahirkan. Dengan tenang, ia mendatangi ruang kerja suaminya, dan langsung membukanya tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Membuat Keanu yang tengah fokus pada pekerjaannya, langsung mengalihkan perhatiannya pada istrinya itu. "Ada apa, Sweetheart? Mau pijatan lembut di punggung lagi?" tanyanya sambil tersenyum menggoda dan meletakkan pena yang tengah ia pegang itu ke atas meja kerjanya. "Sepertinya aku akan segera melahirkan!" seru Cornelia santai, dan senyum diwajah suaminya itu seketika menghilang. Ia langsung berdiri, melompat lebih tepatnya ke arah Cornelia, lalu memeriksa istrinya itu dengan teliti, "Kamu yakin?" tanyanya. Cornelia memutar kedua bola matanya sebelum menjawab, "Tentu saja aku yakin, Ken. Sekarang cepat antar aku ke rumah sakit!" "Rumah sakit? Ah ya, rumah sakit!"
Cornelia terbangun dari tidurnya karena perutnya yang kembali tegang, sama seperti sore tadi, tapi ia tidak memberitahu Keanu mengingat betapa mudah paniknya pria itu jika menyangkut Cornelia.Lagipula hari perkiraan lahirnya masih satu minggu lagi.Dokter Elsya pernah berkata pada Cornelia, kalau ia secara alami akan mengalami kontraksi palsu yang dikenal dengan braxton hicks, sebagai latihan menghadapi kontraksi asli nantinya.Dan kini ia tengah mengalami kontraksi palsu itu, karena perutnya hanya berasa tegang saja dan tidak terasa sakit. Ketegangannya akan menghilang saat Cornelia merubah posisi tidurnya.Ia berbaring miring ke kiri membelakangi Keanu yang masih tertidur pulas, tapi rupanya gerakannya itu membangunkan Keanu, hingga pria itu beringsut mendekati Cornelia dan memeluknya dari belakangnya, dan mengelus lembut perut Cornelia."Mau pipis?" tanyanya dengan suara berat, terlihat sekali kalau suaminya itu masih ngantuk berat.
"Ken... Ken...." panggil Cornelia sambil menggoyangkan badan Keanu untuk membangunkannya. ia duduk bersila di samping suaminya itu."Hmmm, aku masih ngantuk," gumam Keanu dengan kedua mata yang masih terpejam."Dadaku tiba-tiba terasa sesak, Ken!" seru Cornelia, seketika itu juga Keanu langsung terduduk dan menangkup wajah Cornelia yang terlihat cemas itu."Sesak? Kok bisa? Biar aku telepon dokter Elsya sekarang juga ya!" Cornelia menganggukkan kepalanya, sambil terus memegang dadanya, dan berusaha menghirup udara sedalam-dalamnya, meski terasa berat.Sementara Keanu meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas, ia mencari kontak dokter Elsya dan langsung menghubunginya.satu kali telepon tidak terangkat, begitupun dengan yang kedua, yang ketiga kalinya baru teleponnya diangkat,"Ya, Ken?" sapa doker Elsya dengan suara serak layaknya orang yang baru bangun tidur."Lia tiba-tiba sesak nafas, Dok! Apa yang haru
Cornelia melihat sekali lagi pantulan dirinya di cermin, sebelum melangkah keluar kamar dan mencari Keanu, yang kini tegah berada di ruang kerjanya.Setelah mengetuk satu kali pintu ruang kerja suaminya itu, Cornelia membuka dan menjulurkan kepalanya ke dalam, suaminya tengah berdiri di depan kaca besar yang menampakkan langit siang ibu kota, dengan segala kesibukannya di bawah sana.Keanu langsung berbalik, bibirnya melengkung membentuk senyum miring, senyum yang selalu mampu membuat jantung Cornelia berdebar kencang, dan dengkulnya melemah seketika. Senyum mempesona yang sudah dipatenkan suaminya itu."Kamu masih sibuk? Apa aku menganggumu?" tanya Cornelia sambil menutup pintu.Cassanova Asia itu bergerak ringan untuk mempersempit jarak di antara mereka,"Justru aku sangat menanti gangguan darimu ini, Sweethearth. Dan kenapa semakin hari kamu semakin cantik saja?" pujinya sebelum mendaratkan ciuman di puncak kepala Cornelia."C
Aliana tengah duduk di salah satu sofa di kamar Leia sambil menyu5ui putrinya yang kini telah berusia satu bulan lebih itu ketika Elrick masuk, dan langsung duduk di sampingnya, setelah mencium kening Aliana. Meski seharian bekerja, suaminya itu masih terlihat tampan dan juga wangi. Elrick meraih telapak tangan Leia yang sedang memainkan rambut panjang Aliana, dengan mata yang setengah terpejam karena sudah mulai mengantuk dan juga kenyang."Bagaimana keadaan kantor setelah aku cuti melahirkan, Rick?" tanya Aliana sambil menyeringai lebar.Ia tahu Elrick pasti bekerja dengan sangat keras, mengingat kini suaminya itu bukan hanya memegang Rick Group, tapi juga AS Group."Lumayan menguras tenaga dan otakku, Nona Ana," jawab Elrick sambil tersenyum miring, jemarinya membelai lembut pipi bapao Leia."Jangan sungkan-sungkan meminta bantuan Cintya untuk membantumu mengurus segala sesuatunya, Rick."Elrick terkekeh pelan sebelum berkata
Cornelia berkali-kali meringis pelan saat Keanu meremas erat telapak tangannya tiap kali terdengar suara teriakan Aliana saat sedang mengejan itu. Dan Cornelia harus menepuk-nepuk punggung tangan suaminya itu untuk menenangkannya."Sstt, seperti kamu saja yang menjadi suaminya, Ken.""Aku takut, Sweathearth. Aku tidak dapat membayangkan kamu akan melalui semua kengerian itu," desah Ken sambil menatap nanar Cornelia.Mereka tengah berada di ruang tunggu kamar presidential suite itu, bersama dengan anggota keluarga lainnya. Sementara anak-anak berada di ruang sebelah, di kamar main yang di sediakan khusus untuk cucu-cucu keluarga Adipramana itu.Dan saat ini, pria yang tengah duduk di lengan sofa tempat Cornelia duduk itu kembali mengelap keringat di keningnya, meski AC di ruangan ini terbilang cukup dingin.Jelas sekali suaminya itu tengah membayangkan, bagaimana Cornelia akan melewati kesakitan itu juga saat tiba waktunya melahirkan nanti
"Berhentilah meminta maaf, Rick! Sekarang tolong usap punggungku, rasanya tulang-tulangnya mau copot," rintih Aliana, dan ia berbaring miring selama Elrick mengusap punggungnya itu."Saat melahirkan Leon dulu pasti lebih berat dari ini ya?" tanya Elrick sambil terus mengusap punggung Aliana, hingga memijat lengannya."Ya, makanya kamu jangan terlalu khawatir, aku jadi ikut panik nantinya." jawab Aliana."Aku tidak tega melihatmu seperti ini, My luv.""Kamu tunggu di luar saja kalau begitu, bersama Eomma Appa dan anak-anak kita." "Tidak, aku tidak mau, aku mau terus menemani kamu di sini!""Kalau begitu tolong jangan ganggu team dokter, ok?"Elrick mengangguk cepat, "Iya."Mereka melihat dokter Elsya, dokter yang juga membantu proses persalinan eomma Sonya dulu kembali berada di antara kaki Aliana, untuk mengecek pembukaannya sudah sampai tahap apa."Ketubannya sudah pecah!" serunya, lalu suster yang me