Elrick membanting pintu Penthousenya hingga membentur dinding, dan menyebabkan suara benturan keras yang menggelegar sampai ke balkon samping kolam renang, tempat Jack sedang bersantai sambil menyesap secangkir Americanonya.
Dengan tergopoh-gopoh Jack langsung menghampiri Elrick, dan mengambil tas kerjanya dari tangannya,
"Bagaimana interviewnya, Tuan?" tanya Jack.
"Bagus yaa kau bisa duduk santai, sementara saya harus bekerja!" geram Elrick sambil membanting jasnya ke lantai.
Jack memilih untuk diam, kemudian menunduk untuk mengambil jas itu dari lantai dan memindahkannya ke rak baju kotor, karena dalam keadaan bossnya yang seperti ini, mau beralasan apapun Jack akan tetap salah, dan ujung-ujungnya gajinya akan di potong lagi.
"Ambilkan aku champagne!" seru Elrick sambil menggulung lengan kemejanya, dan menjatuhkan dirinya di atas sofa.
"Tapi anda belum makan, Tuan."
"Ambilkan saja cepat! Atau..."
"Baik, Tuan," sela Jack sebelum Elrick mengatakan akan memotong gajinya lagi, dan Jack langsung bergegas ke mini bar.
Tidak lama kemudian Jack kembali dengan sebotol champagne, dan gelas flute, lalu meletakkannya di atas meja.
"Selama ini tidak ada yang berani memberi saya perintah! Tapi wanita sialan itu berkali-kali memerintah saya! Bahkan dia mengatur cara saya mengetuk pintu! Dua satu Dua! Cih, memangnya saya Wiro Sableng!" gerutu Elrick kesal.
"Dua satu dua? Maksudnya?" tanya Jack sambil mengerutkan keningnya dengan bingung.
"Mulai besok, setiap kali saya mau masuk ke ruangan wanita itu, saya harus mengetuk pintu dulu dengan dua kali ketukan, lalu jeda sebentar sebelum mengetuk satu kali, dan jeda lagi baru mengetuk dua kali. Itu kode saya untuknya! Bisa kau bayangkan Jack? Ini memalukan sekali!"
Jack berusaha sekuat tenaga untuk tidak menyemburkan tawanya. Bagaimana tidak? Elrick adalah salah satu pria terkuat di Benua Eropa, yang pandangannya banyak di dengar oleh media, politikus dan selebriti, serta tidak ada satupun stasiun televisi yang tidak pernah mengundangnya.
Dan semua media massa baik cetak maupun elektronik pernah memuat profilenya, serta semua pintu terbuka untuknya. Tapi kali ini ia harus mengetuk pintu dulu sebelum masuk, dengan kode pula. Ya, Jack paham betul kenapa bossnya bisa seemosi ini sekarang, harga dirinya benar-benar sudah terinjak-injak.
Mungkin ada bagusnya juga seperti ini, supaya pria yang sangat berkuasa dan arogan ini, kembali menjejakkan kakinya di bumi.
"Anda harus bersabar, Tuan. Ingat tujuan anda menyamar, jangan sampai membuatnya curiga dan rencana kita akan gagal total," ujar Jack berusaha menenangkan bossnya.
"Dan wanita itu menyuruh saya menyerahkan data-data saya ke bagian HRD! Kau bisa bayangkan Jack? Mr. Rick mendatangi bagian HRD. Itu bisa menjadi tajuk utama media massa pastinya! Harga diri saya sudah tidak bisa di selamatkan lagi!" gerutu Elrick.
'Tuan, anda baru memulainya sehari, dan gerutuan anda sudah sepanjang itu. Bagaimana kalau anda sudah mulai sepenuhnya melakukan tugas anda sebagai Personal Assistant, yang tugasnya tidak pernah ada habisnya itu. Geruruan anda pasti akan sepanjang jalur rel kereta api!' gumam Jack dalam hati.
Elrick menuang champagne ke gelas flutenya dengan hati-hati, supaya tidak menghilangkan rasa bergelembung yang menjadi ciri khas minuman ini. Lalu memegang gagang gelas flute itu sebelum meminumnya dengan sama pelannya seperti saat menuangnya tadi.
"Apa kita bayar orang saja untuk menculik anak itu, dan langsung melakukan tes DNA? Jadi saya tidak perlu repot-repot menyamar segala! Buang-buang waktu saja. Kalau hasilnya dia memang anak saya, kita bisa langsung membawanya ke Amsterdam!" saran Elrick sambil melepas kacamatanya, dan mengusap hidungnya tempat kacamata tadi bertengger.
"Jangankan menculiknya, Tuan. Berdiri satu meter dari anak itu saja sulit, terlalu banyak bodyguard yang menjaganya. Mereka melakukan penjagaan ketat seperti itu, karena dulu Nona Aliana dan sepupunya nyaris di culik. Dan ingat, ini bukan Amsterdam!" seru Jack, nada skeptis dalam suaranya membuat Elrick bertambah kesal.
"Wanita itu pernah diculik? Kapan?"
"Bukan pernah diculik, Tuan. Tapi nyaris diculik," ralat Jack, "Saat berusia empat tahun. Tapi Nona Aliana dan sepupunya itu berhasil melumpuhkan penculik itu," lanjutnya.
"Gadis sekecil itu bisa melumpuhkan penculiknya? Bagaimana bisa?" tanya Elrick dengan nada tidak percaya.
"Dengan menendang junior penculik itu, dan memukulinya dengan apapun yang mereka temukan di kamar mandi sekolahnya. Dan kehebohan mereka membuat para bodyguardnya menemukan mereka, dan akhirnya membekuk penculik itu," jawab Jack, dan Elrick langsung meringis membayangkan junior penculik itu di tendang.
"Kembali lagi ke penyamaran saya? Kenapa bukan kau saja yang menyamar? Personal Assistant itu kan sesuai dengan job deskmu! Bahkan kau jauh lebih berpengalaman dibanding Personal Assistant lainnya."
"Apa Tuan lupa, kalau Tuan sendirilah yang menawarkan diri untuk menyamar?" tanya Jack yang langsung mendapatkan tatapan menusuk dari Elrick.
Jack langsung menampar mulutnya sendiri, ia melupakan satu hal yang tidak boleh dibahas ke bossnya, yaitu mengungkit kesalahan yang sudah di lakukan bossnya itu, "Ya Tuhan! Alamat potong gaji lagi ini!" erang Jack dalam hati.
Seperti mendengat erangan Jack, Elrick berkata dengan tegas, "Saya tidak akan memotong gajimu kali ini, tapi kau harus melakukan satu hal untuk saya."
Jack kembali bersemangat, "Saya harus melakukan apa, Tuan?"
"Cari semua informasi tentang intovert, dan cara menghadapinya. Besok pagi kau harus sudah menyerahkannya ke saya. Dan mulai besok, kau harus ikut saya ke kantor itu!" tegas Elrick.
"Untuk apa saya ke kantor itu, Tuan?"
"Untuk menjadi baby sitter Presdir itu! Ya untuk mengantar jemput saya! Saya tidak akan membiarkan kau berleha-leha di sini, sementara saya bekerja."
"Baik, Tuan."
Elrick berdiri kemudian merenggangkan otot-ototnya, "Ya sudah, siapkan makan malam saya mau mandi dulu!" serunya sebelum beranjak ke kamarnya.
Di kamar inilah wanita itu kehilangan mahkotanya, yang di tembus Elrick dengan cepat hingga membuat wanita itu menjerit kesakitan, dan menancapkan kuku-kuku tangannya di lengan Elrick.
Siapa yang akan menyangka kalau wanita itu masih suci, karena wanita itu berada di club yang tidak akan dimasuki oleh wanita baik-baik, kecuali bersama pasangannya.
Kalau Elrick tahu wanita itu masih suci, ia mungkin akan melakukannya dengan perlahan-lahan, atau mungkin juga ia akan membantu wanita itu dengan cara lain, dan mahkotanya akan tetap terjaga.
Tapi malam itu adalah malam yang luar biasa untuknya. Seumur-umur Elrick tidak pernah melakukannya secara marathon seperti itu, dan anehnya staminanya seperti tidak ada habisnya, bahkan Elrick masih bersemangat dan juniornya masih terus on saat wanita itu kelelahan dan tertidur.
Pagi harinya, wanita itu meninggalkan Penthousenya saat Elrick sedang mandi, tanpa ada satu pesan pun yang wanita itu tinggalkan untuknya, selain bercak darah di atas seprai yang membuktikan bahwa wanita itu benar-benar masih suci.
Ada keinginan besar di dalam dirinya untuk segera mencari tahu siapa wanita itu, dia satu-satunya wanita yang meninggalkan Elrick saat Elrick belum selesai dengannya, dan itu membuat harga diri Elrick terluka.
Tapi karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskannya segera sampai di Amsterdam, membuat Elrick menunda mencari wanita itu, dan sejak tiba kembali di negaranya, kesibukan demi kesibukan menyita begitu banyak waktunya, hingga wanita itu terlupakan.
Ingatan tentang wanita itu kembali lagi saat Elrick mengalami apa yang seharusnya wanita alami saat hamil. Tujuh bulan yang teramat menyiksa hidup Elrick, tiada hari ia lewati tanpa mual dan muntah, bahkan lebih parah dari wanita yang sedang hamil.
Elrick sampai berpikir, mungkin itu adalah cara Tuhan menghukumnya, karena sudah merenggut kehormatan seorang gadis, walaupun gadis itu sendiri yang mendatanginya, dan meminta pertolongannya.
Dan yang lebih mengherankan lagi, Sejak malam itu Elrick tidak ada keinginan sama sekali untuk bercinta dengan wanita lain. Sudah empat tahun ini Elrick hidup selibat, semua karena wanita itu.
Sejak malam itu, hidup Elrick seperti sudah terikat dengan wanita itu, yang sekarang menjadi ibu dari anaknya. Kalau ternyata anak itu benar anak mereka, Elrick tidak akan pernah melepas wanita itu dan juga anaknya.
Dan Elrick sudah bertekad akan menyulik mereka, kalau sampai wanita itu menolak untuk bekerjasama.
Kepribadian Introvert, pribadi yang fokus kepada pemikiran, perasaan, dan suasa hati yang berasal dari diri sendiri. Introvert bisa jadi karena faktor keturunan atau karena pernah trauma terhadap suatu. Dalam hal Aliana, Elrick belum tahu apa yang menyebabkan kecenderungan Aliana menjadi pribadi yang introvert. Dan sekarang sudah lebih dari dua jam wanita itu duduk di balik meja kerjanya, ia bekerja dalam keheningan, bahkan lalat terbang pun pasti akan terdengar dengan jelas.Elrick jadi sangsi, kalau Aliana adalah wanita yang sama dengan wanita yang menggairahkan itu, perbedaannya di antara keduanya sangat singnifikan.Tapi Elrick harus tetap membiarkan Aliana seperti itu, karena menurut yang ia baca, orang dengan kepribadian Introvert, normalnya mendapatkan ketenangan dan semangat dengan cara menghabiskan waktu sendirian.Lalu tiba-tiba suara nada dering handphone memecah keheningan itu. Aliana masih nampak acuh, Elrick pun mengabaikannya karena suara itu bukanlah Bunyi dering dari
Jika ingin melihat seorang introvert menjadi seorang ekstrovert, cobalah mengajaknya berbicara terlebih dahulu! Mereka akan lebih terbuka jika lawan bicaranya membuka pembicaraan terlebih dahulu, apalagi pertanyaan yang berbobot dan dikuasai seorang introvert itu.'Baiklah, aku akan mencoba peruntunganku,' gumam Elrick dalam hati, sebelum beranjak mendekati Aliana yang sedang sibuk mencari maianan untuk anaknya, putra mereka."Apa Leon menyukai Thomas dalam bentuk kereta? Atau apapun yang ada gambar Thomasnya?" tanya Elrick dengan suara lembut, itupun sudah membuat Aliana sedikit tersentak kaget, karena tiba-tiba ada yang mengajaknya bicara."Iya," jawab Aliana sekenanya."Iya apa? Dalam bentuk kereta atau apa?" Elrick kembali bertanya sambil terkekeh pelan. Sekilas Aliana menatap Elrick, sebelum akhirnya mengalihkan lagi perhatiannya ke rak mainan itu, "Keduanya," jawab Aliana lagi dengan sama singkatnya seperti tadi.'Ah, belum berhasil!' desah Elrick dalam hatinya."Rick, tolong a
Tidak sedikit perusahaan yang memilih pemimpin dengan karakteristik ekstrovert sebagai pilihan utama, termasuk perusahaan Elrick, karena interpersonalnya yang cenderung lebih baik, kemampuan networking yang luas dan selalu tampil energik.Tapi hari ini Aliana telah membuka matanya dengan pengetahuan baru, bahwa seorang introvert juga tidak kalah baiknya dalam hal memimpin perusahaan dan memimpin rapat seperti hari ini.Aliana memiliki tendensi untuk membangun komunikasi yang lebih berkualitas dengan konsep one on one. Aliana tahu kapan harus diam untuk mendengarkan saran dan pandangan lain, membuat bawahannya merasa lebih di dengar dan di hargai, yang belum tentu bisa dilakukan seorang ekstrovert.Sifatnya yang cenderung pendiam, membuat Aliana tidak berkoar-koar untuk meninggikan kemampuannya sendiri, dan enggan menyombongkan diri hanya untuk mendapat perhatian orang-orang di sekitarnya. Padahal lebih dari sekali Elrick melihat kesempatan Aliana untuk membanggakan dirinya, tapi itu
Hari ini malam terakhir Elrick di Jakarta. Miliarder blasteran Belanda-Indonesia itu menghabiskan malamnya di sebuah club ekspatriat, hanya CEO dari perusahaan besarlah yang bisa menjadi member club eksklusif ini, baik pria maupun wanita. Dan hanya member tertentu yang di perkenankan membawa satu saja non member untuk mendampinginya.Syarat memasuki club ini pun harus mengenakan topeng setengah wajah, dan anggotanya bebas melakukan apa saja. Topeng itu menutupi identitas mereka, dan tentu saja data mereka juga aman di tangan pengurus club.Elrick sendiri sudah menjadi member di club ini sejak tiga tahun yang lalu, dan ia selalu menyempatkan diri datang ke club ini setiap kali berkunjung ke rumah Omanya, sekaligus mendatangi kantor cabangnya di Jakarta."Tuan, Mr. Colin berhalangan hadir malam ini, tapi dia janji akan mendatangi anda ke Amsterdam," seru Jack, asisten pribadi sekaligus kaki tangan Elrick."Kau percaya dengan omong kosong pria tua itu? Saya berani menjamin dia tidak akan
Two Months Later ..."Sekarang katakan siapa ayah dari anak itu?" desak Appa Alex. Yang sekarang nyaris kehilangan kesabarannya, karena Aliana benar-benar tidak tahu siapa pria yang bersamanya malam itu."Appa! Aku tidak tahu siapa pria itu, karena dia tidak melepas topengnya!" jawab Aliana untuk kesekian kalinya.Sonya, Eommanya Aliana kembali berdiri dan menenangkan suaminya, "Sayang, tahan emosimu. Ingat Aliana sedang mengandung cucu kita," bujuk Sonya sambil menarik Alex untuk duduk kembali di sampingnya."Ana, sekarang apa rencanamu?" tanya Eomma Sonya."Aku akan mempertahankan anak ini!" tegas Aliana.Alex kembali berdiri dan jalan hilir-mudik sambil mengacak-acak rambutnya dengan frustasi, "Kamu bahkan belum menikah, bagaimana kamu mengurus anak itu Ana? Bagaimana kalau anakmu bertanya siapa ayahnya?" tanya Appa Alex."Aku akan jawab kalau aku hamil dari proses inseminasi dari bank sperma," jawab Aliana santai."Ya Tuhan Ana, Mommy tidak akan setuju kamu mengatakan hal seper
Dengan langkah gontai, Elrick melangkah ke kamarnya lalu mengambil handphone dari atas nakas samping tempat tidurnya, dan menelepon asistennya."Jack, Ke rumahku sekarang juga!" perintahnya, dan tanpa menunggu jawaban dari Jack, Elrick langsung mematikan sambungan teleponnya, kemudian merebahkan badannya di atas tempat tidurnya.Elrick mengingat-ingat makanan yang tadi malam ia makan, tapi sepertinya tidak ada yang salah dengan makanannya. Dan sudah berapa hari ini Elrick tidak minum-minuman beralkohol tinggi, jadi bukan di asam lambung masalahnya.Tidak lama kemudian ada yang mengetuk pintu kamarnya, "Siapa?" tanya Elrick sambil memijat keningnya dengan ibu jari dan jari telunjuknya."Jack, Tuan," sahut Jack."Masuk Jack, pintu tidak terkunci!”Lalu terdengar pintu terbuka, dan Jack masuk sambil menenteng dokumen di lengan kanannya."Ini dokumennya, Tuan!” seru Jack sambil mengulurkan dokumen itu ke arah Elrick."Dokumen apa?" tanya Elrick kesal."Anda menyuruh saya ke sini karena d
Empat Tahun KemudianAkhirnya sesuai dengan target mereka, Aliana Keizaa dan Clarissa berhasil menyelesaikan kuliah pasca sarjana mereka dalam waktu dua tahun, dan gelar Magister Manajemen sudah mereka sandang saat ini.Lengan mereka saling merangkul, dan senyum manis tersungging di wajah ketiganya ke arah kamera Alson, yang mendapat tugas mengabadikan prosesi wisuda adik dan istrinya itu."Mommy!" teriak nyaring Leon sambil berlari ke arah Aliana dan langsung memeluk kakinya. Bocah berusia tiga tahun itu sepertinya berhasil melepaskan diri lagi dari pengasuhnya.Aliana menunduk untuk menggendong putranya itu, "Sayang, Mommy kan sudah bilang, jangan lari-lari nanti kamu jatuh bagaimana?" tegurnya sambil mencubit gemas hidung Leon yang mancung.Leon memainkan tali topi toga Aliana, kemudian menarik lepas topi itu dari kepala Aliana, hingga jepit rambut Aliana ikut terlepas, dan rambut panjangnya tergerai indah hingga ke punggungnya.Seperti tidak menyadari kerusakan yang ia sebabkan p
Elrick menatap pantulan dirinya di depan cermin besar kamarnya. Celana panjang dan kemeja yang serba longgar, serta jas yang baru sekali ini ia lihat mereknya, yang jelas bukan dari desainer ternama.Belum lagi kacamata bulatnya, serta tompel buatan di pipi kanannya, “Oh my God! Saya jadi terlihat nerd seperti ini, jangan sampai salah satu kolega saya melihat saya seperti ini!" gerutunya, lalu menghela napas kesal sebelum menambah lagi rentetan gerutuannya, "Dan jas ini? Darimana kau mendapatkannya? Saya akan membakar pabriknya karena sudah membuat jas yang tidak berkualitas seperti ini!" geram Elrick kesal."Astaga, Tuan. Ini hanya sementara sampai kita mendapatkan kepastian tentang anak itu," timpal Jack sambil mendecakkan lidahnya.Elrick langsung balik badan, dan memberikan tatapan tajam ke arah Jack, "Apa yang saya dengar barusan adalah gerutuanmu, Jack? Kalau kau sudah bosan bekerja dengan saya ... Ajukan segera surat pengunduran dirimu!" ancamya dengan nada dingin.Jack lan
Tidak sedikit perusahaan yang memilih pemimpin dengan karakteristik ekstrovert sebagai pilihan utama, termasuk perusahaan Elrick, karena interpersonalnya yang cenderung lebih baik, kemampuan networking yang luas dan selalu tampil energik.Tapi hari ini Aliana telah membuka matanya dengan pengetahuan baru, bahwa seorang introvert juga tidak kalah baiknya dalam hal memimpin perusahaan dan memimpin rapat seperti hari ini.Aliana memiliki tendensi untuk membangun komunikasi yang lebih berkualitas dengan konsep one on one. Aliana tahu kapan harus diam untuk mendengarkan saran dan pandangan lain, membuat bawahannya merasa lebih di dengar dan di hargai, yang belum tentu bisa dilakukan seorang ekstrovert.Sifatnya yang cenderung pendiam, membuat Aliana tidak berkoar-koar untuk meninggikan kemampuannya sendiri, dan enggan menyombongkan diri hanya untuk mendapat perhatian orang-orang di sekitarnya. Padahal lebih dari sekali Elrick melihat kesempatan Aliana untuk membanggakan dirinya, tapi itu
Jika ingin melihat seorang introvert menjadi seorang ekstrovert, cobalah mengajaknya berbicara terlebih dahulu! Mereka akan lebih terbuka jika lawan bicaranya membuka pembicaraan terlebih dahulu, apalagi pertanyaan yang berbobot dan dikuasai seorang introvert itu.'Baiklah, aku akan mencoba peruntunganku,' gumam Elrick dalam hati, sebelum beranjak mendekati Aliana yang sedang sibuk mencari maianan untuk anaknya, putra mereka."Apa Leon menyukai Thomas dalam bentuk kereta? Atau apapun yang ada gambar Thomasnya?" tanya Elrick dengan suara lembut, itupun sudah membuat Aliana sedikit tersentak kaget, karena tiba-tiba ada yang mengajaknya bicara."Iya," jawab Aliana sekenanya."Iya apa? Dalam bentuk kereta atau apa?" Elrick kembali bertanya sambil terkekeh pelan. Sekilas Aliana menatap Elrick, sebelum akhirnya mengalihkan lagi perhatiannya ke rak mainan itu, "Keduanya," jawab Aliana lagi dengan sama singkatnya seperti tadi.'Ah, belum berhasil!' desah Elrick dalam hatinya."Rick, tolong a
Kepribadian Introvert, pribadi yang fokus kepada pemikiran, perasaan, dan suasa hati yang berasal dari diri sendiri. Introvert bisa jadi karena faktor keturunan atau karena pernah trauma terhadap suatu. Dalam hal Aliana, Elrick belum tahu apa yang menyebabkan kecenderungan Aliana menjadi pribadi yang introvert. Dan sekarang sudah lebih dari dua jam wanita itu duduk di balik meja kerjanya, ia bekerja dalam keheningan, bahkan lalat terbang pun pasti akan terdengar dengan jelas.Elrick jadi sangsi, kalau Aliana adalah wanita yang sama dengan wanita yang menggairahkan itu, perbedaannya di antara keduanya sangat singnifikan.Tapi Elrick harus tetap membiarkan Aliana seperti itu, karena menurut yang ia baca, orang dengan kepribadian Introvert, normalnya mendapatkan ketenangan dan semangat dengan cara menghabiskan waktu sendirian.Lalu tiba-tiba suara nada dering handphone memecah keheningan itu. Aliana masih nampak acuh, Elrick pun mengabaikannya karena suara itu bukanlah Bunyi dering dari
Elrick membanting pintu Penthousenya hingga membentur dinding, dan menyebabkan suara benturan keras yang menggelegar sampai ke balkon samping kolam renang, tempat Jack sedang bersantai sambil menyesap secangkir Americanonya.Dengan tergopoh-gopoh Jack langsung menghampiri Elrick, dan mengambil tas kerjanya dari tangannya, "Bagaimana interviewnya, Tuan?" tanya Jack."Bagus yaa kau bisa duduk santai, sementara saya harus bekerja!" geram Elrick sambil membanting jasnya ke lantai.Jack memilih untuk diam, kemudian menunduk untuk mengambil jas itu dari lantai dan memindahkannya ke rak baju kotor, karena dalam keadaan bossnya yang seperti ini, mau beralasan apapun Jack akan tetap salah, dan ujung-ujungnya gajinya akan di potong lagi."Ambilkan aku champagne!" seru Elrick sambil menggulung lengan kemejanya, dan menjatuhkan dirinya di atas sofa."Tapi anda belum makan, Tuan." "Ambilkan saja cepat! Atau...""Baik, Tuan," sela Jack sebelum Elrick mengatakan akan memotong gajinya lagi, dan Ja
Elrick menatap pantulan dirinya di depan cermin besar kamarnya. Celana panjang dan kemeja yang serba longgar, serta jas yang baru sekali ini ia lihat mereknya, yang jelas bukan dari desainer ternama.Belum lagi kacamata bulatnya, serta tompel buatan di pipi kanannya, “Oh my God! Saya jadi terlihat nerd seperti ini, jangan sampai salah satu kolega saya melihat saya seperti ini!" gerutunya, lalu menghela napas kesal sebelum menambah lagi rentetan gerutuannya, "Dan jas ini? Darimana kau mendapatkannya? Saya akan membakar pabriknya karena sudah membuat jas yang tidak berkualitas seperti ini!" geram Elrick kesal."Astaga, Tuan. Ini hanya sementara sampai kita mendapatkan kepastian tentang anak itu," timpal Jack sambil mendecakkan lidahnya.Elrick langsung balik badan, dan memberikan tatapan tajam ke arah Jack, "Apa yang saya dengar barusan adalah gerutuanmu, Jack? Kalau kau sudah bosan bekerja dengan saya ... Ajukan segera surat pengunduran dirimu!" ancamya dengan nada dingin.Jack lan
Empat Tahun KemudianAkhirnya sesuai dengan target mereka, Aliana Keizaa dan Clarissa berhasil menyelesaikan kuliah pasca sarjana mereka dalam waktu dua tahun, dan gelar Magister Manajemen sudah mereka sandang saat ini.Lengan mereka saling merangkul, dan senyum manis tersungging di wajah ketiganya ke arah kamera Alson, yang mendapat tugas mengabadikan prosesi wisuda adik dan istrinya itu."Mommy!" teriak nyaring Leon sambil berlari ke arah Aliana dan langsung memeluk kakinya. Bocah berusia tiga tahun itu sepertinya berhasil melepaskan diri lagi dari pengasuhnya.Aliana menunduk untuk menggendong putranya itu, "Sayang, Mommy kan sudah bilang, jangan lari-lari nanti kamu jatuh bagaimana?" tegurnya sambil mencubit gemas hidung Leon yang mancung.Leon memainkan tali topi toga Aliana, kemudian menarik lepas topi itu dari kepala Aliana, hingga jepit rambut Aliana ikut terlepas, dan rambut panjangnya tergerai indah hingga ke punggungnya.Seperti tidak menyadari kerusakan yang ia sebabkan p
Dengan langkah gontai, Elrick melangkah ke kamarnya lalu mengambil handphone dari atas nakas samping tempat tidurnya, dan menelepon asistennya."Jack, Ke rumahku sekarang juga!" perintahnya, dan tanpa menunggu jawaban dari Jack, Elrick langsung mematikan sambungan teleponnya, kemudian merebahkan badannya di atas tempat tidurnya.Elrick mengingat-ingat makanan yang tadi malam ia makan, tapi sepertinya tidak ada yang salah dengan makanannya. Dan sudah berapa hari ini Elrick tidak minum-minuman beralkohol tinggi, jadi bukan di asam lambung masalahnya.Tidak lama kemudian ada yang mengetuk pintu kamarnya, "Siapa?" tanya Elrick sambil memijat keningnya dengan ibu jari dan jari telunjuknya."Jack, Tuan," sahut Jack."Masuk Jack, pintu tidak terkunci!”Lalu terdengar pintu terbuka, dan Jack masuk sambil menenteng dokumen di lengan kanannya."Ini dokumennya, Tuan!” seru Jack sambil mengulurkan dokumen itu ke arah Elrick."Dokumen apa?" tanya Elrick kesal."Anda menyuruh saya ke sini karena d
Two Months Later ..."Sekarang katakan siapa ayah dari anak itu?" desak Appa Alex. Yang sekarang nyaris kehilangan kesabarannya, karena Aliana benar-benar tidak tahu siapa pria yang bersamanya malam itu."Appa! Aku tidak tahu siapa pria itu, karena dia tidak melepas topengnya!" jawab Aliana untuk kesekian kalinya.Sonya, Eommanya Aliana kembali berdiri dan menenangkan suaminya, "Sayang, tahan emosimu. Ingat Aliana sedang mengandung cucu kita," bujuk Sonya sambil menarik Alex untuk duduk kembali di sampingnya."Ana, sekarang apa rencanamu?" tanya Eomma Sonya."Aku akan mempertahankan anak ini!" tegas Aliana.Alex kembali berdiri dan jalan hilir-mudik sambil mengacak-acak rambutnya dengan frustasi, "Kamu bahkan belum menikah, bagaimana kamu mengurus anak itu Ana? Bagaimana kalau anakmu bertanya siapa ayahnya?" tanya Appa Alex."Aku akan jawab kalau aku hamil dari proses inseminasi dari bank sperma," jawab Aliana santai."Ya Tuhan Ana, Mommy tidak akan setuju kamu mengatakan hal seper
Hari ini malam terakhir Elrick di Jakarta. Miliarder blasteran Belanda-Indonesia itu menghabiskan malamnya di sebuah club ekspatriat, hanya CEO dari perusahaan besarlah yang bisa menjadi member club eksklusif ini, baik pria maupun wanita. Dan hanya member tertentu yang di perkenankan membawa satu saja non member untuk mendampinginya.Syarat memasuki club ini pun harus mengenakan topeng setengah wajah, dan anggotanya bebas melakukan apa saja. Topeng itu menutupi identitas mereka, dan tentu saja data mereka juga aman di tangan pengurus club.Elrick sendiri sudah menjadi member di club ini sejak tiga tahun yang lalu, dan ia selalu menyempatkan diri datang ke club ini setiap kali berkunjung ke rumah Omanya, sekaligus mendatangi kantor cabangnya di Jakarta."Tuan, Mr. Colin berhalangan hadir malam ini, tapi dia janji akan mendatangi anda ke Amsterdam," seru Jack, asisten pribadi sekaligus kaki tangan Elrick."Kau percaya dengan omong kosong pria tua itu? Saya berani menjamin dia tidak akan