Elrick membanting pintu Penthousenya hingga membentur dinding, dan menyebabkan suara benturan keras yang menggelegar sampai ke balkon samping kolam renang, tempat Jack sedang bersantai sambil menyesap secangkir Americanonya.
Dengan tergopoh-gopoh Jack langsung menghampiri Elrick, dan mengambil tas kerjanya dari tangannya,
"Bagaimana interviewnya, Tuan?" tanya Jack.
"Bagus yaa kau bisa duduk santai, sementara saya harus bekerja!" geram Elrick sambil membanting jasnya ke lantai.
Jack memilih untuk diam, kemudian menunduk untuk mengambil jas itu dari lantai dan memindahkannya ke rak baju kotor, karena dalam keadaan bossnya yang seperti ini, mau beralasan apapun Jack akan tetap salah, dan ujung-ujungnya gajinya akan di potong lagi.
"Ambilkan aku champagne!" seru Elrick sambil menggulung lengan kemejanya, dan menjatuhkan dirinya di atas sofa.
"Tapi anda belum makan, Tuan."
"Ambilkan saja cepat! Atau..."
"Baik, Tuan," sela Jack sebelum Elrick mengatakan akan memotong gajinya lagi, dan Jack langsung bergegas ke mini bar.
Tidak lama kemudian Jack kembali dengan sebotol champagne, dan gelas flute, lalu meletakkannya di atas meja.
"Selama ini tidak ada yang berani memberi saya perintah! Tapi wanita sialan itu berkali-kali memerintah saya! Bahkan dia mengatur cara saya mengetuk pintu! Dua satu Dua! Cih, memangnya saya Wiro Sableng!" gerutu Elrick kesal.
"Dua satu dua? Maksudnya?" tanya Jack sambil mengerutkan keningnya dengan bingung.
"Mulai besok, setiap kali saya mau masuk ke ruangan wanita itu, saya harus mengetuk pintu dulu dengan dua kali ketukan, lalu jeda sebentar sebelum mengetuk satu kali, dan jeda lagi baru mengetuk dua kali. Itu kode saya untuknya! Bisa kau bayangkan Jack? Ini memalukan sekali!"
Jack berusaha sekuat tenaga untuk tidak menyemburkan tawanya. Bagaimana tidak? Elrick adalah salah satu pria terkuat di Benua Eropa, yang pandangannya banyak di dengar oleh media, politikus dan selebriti, serta tidak ada satupun stasiun televisi yang tidak pernah mengundangnya.
Dan semua media massa baik cetak maupun elektronik pernah memuat profilenya, serta semua pintu terbuka untuknya. Tapi kali ini ia harus mengetuk pintu dulu sebelum masuk, dengan kode pula. Ya, Jack paham betul kenapa bossnya bisa seemosi ini sekarang, harga dirinya benar-benar sudah terinjak-injak.
Mungkin ada bagusnya juga seperti ini, supaya pria yang sangat berkuasa dan arogan ini, kembali menjejakkan kakinya di bumi.
"Anda harus bersabar, Tuan. Ingat tujuan anda menyamar, jangan sampai membuatnya curiga dan rencana kita akan gagal total," ujar Jack berusaha menenangkan bossnya.
"Dan wanita itu menyuruh saya menyerahkan data-data saya ke bagian HRD! Kau bisa bayangkan Jack? Mr. Rick mendatangi bagian HRD. Itu bisa menjadi tajuk utama media massa pastinya! Harga diri saya sudah tidak bisa di selamatkan lagi!" gerutu Elrick.
'Tuan, anda baru memulainya sehari, dan gerutuan anda sudah sepanjang itu. Bagaimana kalau anda sudah mulai sepenuhnya melakukan tugas anda sebagai Personal Assistant, yang tugasnya tidak pernah ada habisnya itu. Geruruan anda pasti akan sepanjang jalur rel kereta api!' gumam Jack dalam hati.
Elrick menuang champagne ke gelas flutenya dengan hati-hati, supaya tidak menghilangkan rasa bergelembung yang menjadi ciri khas minuman ini. Lalu memegang gagang gelas flute itu sebelum meminumnya dengan sama pelannya seperti saat menuangnya tadi.
"Apa kita bayar orang saja untuk menculik anak itu, dan langsung melakukan tes DNA? Jadi saya tidak perlu repot-repot menyamar segala! Buang-buang waktu saja. Kalau hasilnya dia memang anak saya, kita bisa langsung membawanya ke Amsterdam!" saran Elrick sambil melepas kacamatanya, dan mengusap hidungnya tempat kacamata tadi bertengger.
"Jangankan menculiknya, Tuan. Berdiri satu meter dari anak itu saja sulit, terlalu banyak bodyguard yang menjaganya. Mereka melakukan penjagaan ketat seperti itu, karena dulu Nona Aliana dan sepupunya nyaris di culik. Dan ingat, ini bukan Amsterdam!" seru Jack, nada skeptis dalam suaranya membuat Elrick bertambah kesal.
"Wanita itu pernah diculik? Kapan?"
"Bukan pernah diculik, Tuan. Tapi nyaris diculik," ralat Jack, "Saat berusia empat tahun. Tapi Nona Aliana dan sepupunya itu berhasil melumpuhkan penculik itu," lanjutnya.
"Gadis sekecil itu bisa melumpuhkan penculiknya? Bagaimana bisa?" tanya Elrick dengan nada tidak percaya.
"Dengan menendang junior penculik itu, dan memukulinya dengan apapun yang mereka temukan di kamar mandi sekolahnya. Dan kehebohan mereka membuat para bodyguardnya menemukan mereka, dan akhirnya membekuk penculik itu," jawab Jack, dan Elrick langsung meringis membayangkan junior penculik itu di tendang.
"Kembali lagi ke penyamaran saya? Kenapa bukan kau saja yang menyamar? Personal Assistant itu kan sesuai dengan job deskmu! Bahkan kau jauh lebih berpengalaman dibanding Personal Assistant lainnya."
"Apa Tuan lupa, kalau Tuan sendirilah yang menawarkan diri untuk menyamar?" tanya Jack yang langsung mendapatkan tatapan menusuk dari Elrick.
Jack langsung menampar mulutnya sendiri, ia melupakan satu hal yang tidak boleh dibahas ke bossnya, yaitu mengungkit kesalahan yang sudah di lakukan bossnya itu, "Ya Tuhan! Alamat potong gaji lagi ini!" erang Jack dalam hati.
Seperti mendengat erangan Jack, Elrick berkata dengan tegas, "Saya tidak akan memotong gajimu kali ini, tapi kau harus melakukan satu hal untuk saya."
Jack kembali bersemangat, "Saya harus melakukan apa, Tuan?"
"Cari semua informasi tentang intovert, dan cara menghadapinya. Besok pagi kau harus sudah menyerahkannya ke saya. Dan mulai besok, kau harus ikut saya ke kantor itu!" tegas Elrick.
"Untuk apa saya ke kantor itu, Tuan?"
"Untuk menjadi baby sitter Presdir itu! Ya untuk mengantar jemput saya! Saya tidak akan membiarkan kau berleha-leha di sini, sementara saya bekerja."
"Baik, Tuan."
Elrick berdiri kemudian merenggangkan otot-ototnya, "Ya sudah, siapkan makan malam saya mau mandi dulu!" serunya sebelum beranjak ke kamarnya.
Di kamar inilah wanita itu kehilangan mahkotanya, yang di tembus Elrick dengan cepat hingga membuat wanita itu menjerit kesakitan, dan menancapkan kuku-kuku tangannya di lengan Elrick.
Siapa yang akan menyangka kalau wanita itu masih suci, karena wanita itu berada di club yang tidak akan dimasuki oleh wanita baik-baik, kecuali bersama pasangannya.
Kalau Elrick tahu wanita itu masih suci, ia mungkin akan melakukannya dengan perlahan-lahan, atau mungkin juga ia akan membantu wanita itu dengan cara lain, dan mahkotanya akan tetap terjaga.
Tapi malam itu adalah malam yang luar biasa untuknya. Seumur-umur Elrick tidak pernah melakukannya secara marathon seperti itu, dan anehnya staminanya seperti tidak ada habisnya, bahkan Elrick masih bersemangat dan juniornya masih terus on saat wanita itu kelelahan dan tertidur.
Pagi harinya, wanita itu meninggalkan Penthousenya saat Elrick sedang mandi, tanpa ada satu pesan pun yang wanita itu tinggalkan untuknya, selain bercak darah di atas seprai yang membuktikan bahwa wanita itu benar-benar masih suci.
Ada keinginan besar di dalam dirinya untuk segera mencari tahu siapa wanita itu, dia satu-satunya wanita yang meninggalkan Elrick saat Elrick belum selesai dengannya, dan itu membuat harga diri Elrick terluka.
Tapi karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskannya segera sampai di Amsterdam, membuat Elrick menunda mencari wanita itu, dan sejak tiba kembali di negaranya, kesibukan demi kesibukan menyita begitu banyak waktunya, hingga wanita itu terlupakan.
Ingatan tentang wanita itu kembali lagi saat Elrick mengalami apa yang seharusnya wanita alami saat hamil. Tujuh bulan yang teramat menyiksa hidup Elrick, tiada hari ia lewati tanpa mual dan muntah, bahkan lebih parah dari wanita yang sedang hamil.
Elrick sampai berpikir, mungkin itu adalah cara Tuhan menghukumnya, karena sudah merenggut kehormatan seorang gadis, walaupun gadis itu sendiri yang mendatanginya, dan meminta pertolongannya.
Dan yang lebih mengherankan lagi, Sejak malam itu Elrick tidak ada keinginan sama sekali untuk bercinta dengan wanita lain. Sudah empat tahun ini Elrick hidup selibat, semua karena wanita itu.
Sejak malam itu, hidup Elrick seperti sudah terikat dengan wanita itu, yang sekarang menjadi ibu dari anaknya. Kalau ternyata anak itu benar anak mereka, Elrick tidak akan pernah melepas wanita itu dan juga anaknya.
Dan Elrick sudah bertekad akan menyulik mereka, kalau sampai wanita itu menolak untuk bekerjasama.
Kepribadian Introvert, pribadi yang fokus kepada pemikiran, perasaan, dan suasa hati yang berasal dari diri sendiri. Introvert bisa jadi karena faktor keturunan atau karena pernah trauma terhadap suatu. Dalam hal Aliana, Elrick belum tahu apa yang menyebabkan kecenderungan Aliana menjadi pribadi yang introvert. Dan sekarang sudah lebih dari dua jam wanita itu duduk di balik meja kerjanya, ia bekerja dalam keheningan, bahkan lalat terbang pun pasti akan terdengar dengan jelas.Elrick jadi sangsi, kalau Aliana adalah wanita yang sama dengan wanita yang menggairahkan itu, perbedaannya di antara keduanya sangat singnifikan.Tapi Elrick harus tetap membiarkan Aliana seperti itu, karena menurut yang ia baca, orang dengan kepribadian Introvert, normalnya mendapatkan ketenangan dan semangat dengan cara menghabiskan waktu sendirian.Lalu tiba-tiba suara nada dering handphone memecah keheningan itu. Aliana masih nampak acuh, Elrick pun mengabaikannya karena suara itu bukanlah Bunyi dering dari
Jika ingin melihat seorang introvert menjadi seorang ekstrovert, cobalah mengajaknya berbicara terlebih dahulu! Mereka akan lebih terbuka jika lawan bicaranya membuka pembicaraan terlebih dahulu, apalagi pertanyaan yang berbobot dan dikuasai seorang introvert itu.'Baiklah, aku akan mencoba peruntunganku,' gumam Elrick dalam hati, sebelum beranjak mendekati Aliana yang sedang sibuk mencari maianan untuk anaknya, putra mereka."Apa Leon menyukai Thomas dalam bentuk kereta? Atau apapun yang ada gambar Thomasnya?" tanya Elrick dengan suara lembut, itupun sudah membuat Aliana sedikit tersentak kaget, karena tiba-tiba ada yang mengajaknya bicara."Iya," jawab Aliana sekenanya."Iya apa? Dalam bentuk kereta atau apa?" Elrick kembali bertanya sambil terkekeh pelan. Sekilas Aliana menatap Elrick, sebelum akhirnya mengalihkan lagi perhatiannya ke rak mainan itu, "Keduanya," jawab Aliana lagi dengan sama singkatnya seperti tadi.'Ah, belum berhasil!' desah Elrick dalam hatinya."Rick, tolong a
Tidak sedikit perusahaan yang memilih pemimpin dengan karakteristik ekstrovert sebagai pilihan utama, termasuk perusahaan Elrick, karena interpersonalnya yang cenderung lebih baik, kemampuan networking yang luas dan selalu tampil energik.Tapi hari ini Aliana telah membuka matanya dengan pengetahuan baru, bahwa seorang introvert juga tidak kalah baiknya dalam hal memimpin perusahaan dan memimpin rapat seperti hari ini.Aliana memiliki tendensi untuk membangun komunikasi yang lebih berkualitas dengan konsep one on one. Aliana tahu kapan harus diam untuk mendengarkan saran dan pandangan lain, membuat bawahannya merasa lebih di dengar dan di hargai, yang belum tentu bisa dilakukan seorang ekstrovert.Sifatnya yang cenderung pendiam, membuat Aliana tidak berkoar-koar untuk meninggikan kemampuannya sendiri, dan enggan menyombongkan diri hanya untuk mendapat perhatian orang-orang di sekitarnya. Padahal lebih dari sekali Elrick melihat kesempatan Aliana untuk membanggakan dirinya, tapi itu
Sebulan Kemudian.Menjadi Personal Assisten ternyata lebih sibuk dari bossnya, tidak mengenal tanggal merah pula dalam hidupnya. Jam kerja tidak delapan jam seperti karyawan biasa, tapi mengikuti jam kerja boss. Lembur sudah menjadi makanan Elrick sehari-hari sekarang.Tapi malam ini, Elrick benar-benar lelah. Ia yang biasanya memberi perintah, sekarang harus menerima perintah. Ia yang biasanya tinggal bertanya jadwal schedulenya, sekarang justru ia yang menjadi time keeper, yang mengatur jadwal kegiatan Aliana dengan detail."Hah, seperti mengurus pasangan saja! Antar jemput, menyemangatinya, memberi solusi dikala Aliana buntu, memberitahu kapan Aliana harus makan, kapan ia harus istirahat sejenak. Sayangnya urusan ranjang tidak termasuk di dalamnya. Padahal wanita itu sudah menghabiskan banyak waktu saya satu bulan ini! Sekarang saya baru bisa tidur jam 12 malam dan jam lima pagi sudah harus bangun!" keluh Elrick sambil merebahkan diri di atas sofa panjangnya."Yah! Seperti itulah C
"Oh, aku mengerti sekarang! Apa kamu sudah memiliki anak, Rick? Kamu tahu benar tentang anak-anak," tanya Aliana, dan Elrick tidak tahu harus menjawab apa.Yang Elrick tahu dan yakini sekarang adalah, Leon benar-benar anaknya, darah dagingnya. Elrick yakin itu, karena matanya tidak dapat membohonginya, dan Elrick langsung merasakan ikatan batin dengan anak itu ketika ia menggendongnya tadi."Di mana orang tua anda?" tanya Elrick mengalihkan pertanyaan Aliana tadi."Oh, mereka sedang di Seoul sekarang. Dirumah kakakku," jawab Aliana sambil menyelimuti Leon sampai batas bawah dagunya."Bukankah rumah yang di sebelah itu rumah Om anda, Nona?' "Iya, tapi mereka semua sedang di Seoul juga. Itu makanya aku meminta bantuanmu, Rick.""Apa anda tidak memiliki baby sitter?" tanya Elrick dengan kening yang mengerut. Karena tidak mungkin sekelas Adipramana tidak mampu membayar baby sitter kan?"Suster Rina sedang sakit, jadi aku memintanya untuk istirahat dulu sampai kondisinya prima lagi, aku t
Aliana terbangun saat jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, dan ia langsung bergegas turun dari tempat tidurnya. Karena seingatnya Aliana tidur jam satu, itu berarti ia sudah tidur selama enam jam penuh tanpa terbangun karena suara tangis Leon, baru kali ini ia tidur sepulas ini sejak hadirnya Leon.Takut terjadi sesuatu pada Leon, dengan langkah cepat Aliana menuju ke pintu penghubung, dan langsung diam terpaku saat melihat pemandangan di depannya. Nampak di atas tempat tidur, Elrick sedang tertidur pulas sambil memeluk Leon yang juga masih tertidur pulas. Aliana langsung menghela napas lega, karena tidak terjadi sesuatu pada Leon seperti yang ia khawatirkan tadi.Baru saja Aliana balik badan untuk kembali lagi ke kamarnya, tapi kakinya menginjak bebek karet teman mandi Leon, hingga mengeluarkan bunyi seperti bunyi bebek pada umumnya."Mommy ... " panggil Leon.Aliana langsung balik badan dan mendapati dua pasang mata yang sedang menatapnya, sebelum Elrick bergerak turun dari temp
Entah Aliana harus senang atau iri saat melihat kedekatan Leon dengan Elrick. Leon tidak mau lepas dari Elrick, anak itu hanya mau lepas saat Elrick sedang menyetir saja. Tapi ketika mobil sudah di Serahkan ke petugas valet parking, Leon kembali minta gendong sama Elrick.Entah apa yang dibisikkan Elrick di telinga Leon hingga anak itu mau jalan sendiri, meski tangannya masih terus memegang tangan Elrick.Dan saat mereka melewati tempat bermain anak, Leon menarik tangan Elrick, mengajaknya masuk ke dalam area bermain itu, "Ada Comas, Om!" serunya sambil menunjuk kereta mini dengan desain bentuk Thomas."Sebentar ya, Leon. Om beli kartunya dulu," kekeh Elrick, tapi dengan sigap salah satu pengawal Aliana yang bernama Ekram sudah terlebih dahulu membelikannya untuk Leon."Kartunya, Pak Ricko!" serunya sambil menyerahkan kartu itu ke Elrick."Terima kasih, Ram!" ucap Elrick lalu kembali memberikan perhatiannya pada Leon."Leon mau naik kereta Thomas itu?" tanyanya dan Leon mengangguk."K
Elrick kembali mengumpat pelan, "Apa wanita tua itu masih saja berusaha menjodohkan saya dengan Gwen?" tanya Elrick kesal."Sepertinya begitu, Tuan," jawab Jack."Saya tidak mau tahu, tutupi keberadaan saya di sini, atau saya tidak akan membayar gajimu selama satu tahun penuh!" gertak Elrick lalu mematikan sambungan teleponnya."Sial! Masalah satu belum selesai, muncul lagi masalah lainnya!" desah Elrick pelan sambil mengurut keningnya.Saat Elrick kembali ke ruang VIP, terdengar tangisan Leon dan Elrick bergegas memasuki ruangan itu, nampak Aliana yang berdiri membelakanginya sedang membujuk Leon untuk menghentikan tangisannya."Huhu, Om, Eon mo Om!" rengek Leon.
Dan ketika mereka sampai di jet pribadi elrick, Cornelia meminta Aliana untuk masuk terlebih dahulu, tapi saat Aliana sudah masuk, crew pesawat langsung menutup pintu, membuat Aliana panik,"Tolong buka pintunya, adik ipar saya belum masuk!" pinta Aliana, lalu punggungnya menegang saat mendengar suara Elrick,"Lia memang tidak ikut kita, My Luv."Aliana balik badan, menatap langsung ke wajah suaminya yang terlihat pucat dan sedikit kurus itu. Ada dorongan besar dari dalam dirinya untuk lari dan memeluk suaminya itu, untuk melepas kerinduannya, tapi ia berhasil menahan diri, dan memasang kembali wajah juteknya."Jadi kalian sudah merencanakan semua ini? Kamu mau menculikku kemana lagi?" cecar Aliana sambil memicingkan kedua matanya, lalu saat satu pikiran terlintas di dalam benaknya, kepanikan langsung menyerangnya,"Apa kamu mau menjauhkanku dari Leon? Apa kamu mau menyingkirkanku?" "Astaga, aku tidak akan melakukan itu, My Luv.
"Ini salah satu Penthouse milik kakakku, dan pakaianku ada di sana semua! Kalian tunggu di mobil saja yaa selama aku merapikan pakaianku, tidak lama kok paling hanya lima belas menit, hmmm dua puluh menit paling lama!" seru Cornelia pada Keanu, Damar dan Ekram. Sedang Granny tertidur di kursi depan."Lima belas menit, tidak lebih!" tegas Keanu.Cornelia langsung tersenyum menggoda, "Apa kamu tidak mau berpisah selama itu denganku, Sayang? Apa kamu takut merindukanku?" godanya.Keanu mengibaskan tangannya, mengusir Cornelia dengan tidak sabar, "Sudah sana cepat ambil pakaianmu, jangan buang-buang waktu, sekarang waktumu yang tersisa tinggal empat belas menit lagi!""Dasar Cassanova arrogant, seenaknya saja menghitung mundur waktu! hitungan baru di mulai setelah aku memasuki lobby Apartment!" protes Cornelia."Tiga belas menit lagi!""Sial kamu, Ken!" gerutu Cornelia sambil keluar dari mobilnya dan langsung lari masuk ke dalam Ap
Aliana dan Cornelia sama-sama berbaring di tempat tidur oma, dengan oma Altra berada di tengah-tengah mereka."Bagaimana hubunganmu dengan Elrick, Ana?" tanya oma Altra."Jangan merusak suasana hatiku yang sedang baik ini dengan membahasnya, Oma. Aku tidak mau membicarakan cucu Oma itu," desan Aliana pelan.Sudah lebih dari tiga hari Elrick tidak pulang, yang membuat Aliana bertanya-tanya apa yang menyebabkan suaminya itu tertahan? Dan sialnya Aliana sudah mulai merindukannya, atau calon baby mereka yang merindukan Daddynya, Aliana justru menahan sekuat tenaga untuk menekan perasaan rindunya itu."Appamu sudah menceritakan semuanya pada Oma, membuat Oma ingin segera menghampiri rubah tua itu dan menyumpal mulutnya dengan lumpur! Kalau saja Oma tidak kelelahan saat ini. Dulu, rubah tua itu juga melakukan hal yang sama pada putriku. Dia sangat ingin memisahkan putriku dari putranya!"Aliana berbaring miring ke arah Oma, lalu menopang kepala
Cornelia mendengar dengkuran Oma Altra, lalu menghitungnya dalam hati, sekali, dua kali, hingga sampai lebih dari sepuluh kali, barulah dengan perlahan-lahan Cornelia turun dari tempat tidur yang ia tempati bersama dengan Omanya itu.Sambil berjinjit ia melangkah pelan ke arah pintu, dan sama pelannya saat membuka dan menutupnya kembali.Matanya langsung tertuju ke arah Keanu yang sedang tertidur di sofa panjang, Cornelia bergegas mendekatinya."Sstt Ken, bangun," bisiknya, tapi Keanu masih juga terlelap.Cornelia menundukan sedikit badannya untuk meniup telinga Keanu, lalu memekik kaget saat Keanu terbangun dan dengan sigap meraih pundak Cornelia lalu mengunci Cornelia di bawahnya,"Lia?" tanyanya setelah terbangun sepenuhnya.Keanu berniat menjauh tapi Cornelia menahannya dengan melingkarkan kedua tangannya di leher Keanu, "Mau ke mana, Sayang?" tanyanya sambil tersenyum menggoda."Lepas , Lia. Ini tidak lucu
"Benar ini alamat rumahnya?" tanya appa Alex pada Keanu, yang menemaninya ke rumah Oma Altra, neneknya Elrick. "Iya, Om!" jawab keanu mantap. "Bunyikan klakson biar pengawal itu membuka pintu untuk kita!" perintah appa Alex pada supirnya, yang langsung menekan klakson mobil berkali-kali sampai seorang pengawal keluar dan menghampiri mereka. "Maaf, mau mencari siapa?" tanya pengawal itu. "Apa Oma Tiara ada di rumah?" tanya Keanu. "Sudah buat janji dengan beliau?" "Cepat buka saja pagar ini atau saya akan menerobos masuk secara paksa!" geram appa Alex dengan tidak sabar. Pengawal itu menjulurkan kepalanya untuk melihat penumpang di kursi belakang, dan wajahnya seketika memucat, "Buka pagar, Tuan Alex mau bertemu dengan Nyonya Altra!" seru pengawal itu pada rekannya, lalu kembali mengalihkan perhatiannya ke appa Alex, "Maaf, untuk ketidak nyamanannya,
Ini hari kedua Jack menemani Elrick di Penthousenya. Bukan karena tuannya itu yang meminta Jack untuk menemaninya, tapi Jack yang merasa khawatir dengan kondisi Elrick saat ini.Elrick beralasan banyak kerjaan di kantornya hingga tidak pulang ke rumahnya, tempat anak dan istrinya berada. Yang bisa Jack tebak, Elrick hanyalah mau menghindar dari Aliana, sekaligus menjernihkan kembali pikirannya. Mungkin ada baiknya juga mereka tidak bertemu selama tiga hari, supaya masing-masing dari mereka saling introspeksi diri.Sambil terus menegak Vodka langsung dari botolnya, Elrick menceritakan kejadian di ruang makan pesawat pribadinya. Saat ia bersikap seperti orang bar-bar, bahkan menuduh Aliana berselingkuh dengan Davin."Lukai tubuhnya, maka luka itu akan sembuh dalam beberapa hari. Tapi kalau anda melukai hatinya, itu akan membekas selamanya, Tuan.""Apa kau pikir saya sangggup melayangkan tangan saya padanya? Bodoh kau, Jack!" geram Elrick l
Sesampainya di Amsterdam, Elrick tidak membawa Aliana ke Penthousenya, melainkan ke rumah pribadi Elrick. Meski begitu Aliana tetap bersyukur karena mereka tidak kembali ke rumah Granny.Setelah kejadian di ruang makan tadi, mereka sebisa mungkin saling menghindari satu sama lain, bahkan dari bandara ke rumah Elrick pun mereka menaiki mobil terpisah, Aliana dengan suster Cici, sementara Leon satu mobil dengan Elrick. Membuat Aliana khawatir di sepanjang jalan, Aliana takut Leon dibawa kabur suaminya itu. Dan sesampainya mereka di rumah Elrick, Aliana pun berdoa di dalam hatinya, semoga saja mereka tidur di kamar terpisah juga.Dibanding rumah di sekitarnya, desain rumah Elrick terlihat lebih modern, tidak ada jendela besar khas rumah di Belanda pada umumnya, dan Elrick memakai gordyn bukan untuk menutupi area dalam rumahnya dari luar, tapi lebih untuk hiasan di daun jendelanya. Untuk warna cat dinding dan furniturenya tidak jauh berbeda dengan d
Elrick bangun dari tidur lelapnya setelah hampir dua malam ia tidak bisa tidur, dan langsung mengerang pelan saat merasakan nyeri di kepalanya. Elrick teringat semalam ia minum terlalu banyak, hingga salah satu bodyguardnya harus memapah Elrick ke kamarnya yang terkunci. Yang untungnya Elrick menyimpan kunci cadangan kamar itu di saku celananya, karena ia sudah bisa menebak kalau Aliana akan mengunci kamar mereka.Setelah mengunci pintu kamarnya lagi, Elrick langsung menghampiri Aliana yang tengah tertidur pulas. Dan ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menyentuh istrinya itu. Awalnya Elrick hanya ingin sekedar memeluk aliana, tapi ternyata gairahnya langsung naik, dan ia tidak dapat menahannya lagi."Ya Tuhan, apa aku bermain kasar semalam?"Ellrick segera duduk, Aliana sudah tidak berada di sana. Wanita itu mungkin sedang bermain dengan Leon, atau mungkin bertambah marah padanya sekarang. Membayangkan Elrick bermain kasar dan membuat Alian
"Kamu yang membuatku seperti ini, kamu yang jahat!""Apa aku jahat karena menginginkan istri dan anakku kembali? Apa aku jahat karena tidak ingin terpisah dari istri dan anakku?"Dengan kedua tangannya yang mengepal, Aliana terus memukuli dada Elrick, atau berusaha mendorongnya menjauh, yang keduanya terasa sia-sia, karena Elrick tetap saja tidak bergeming."Apa kamu mau hidup dengan wanita yang sudah membencimu? Karena saat ini aku sudah membencimu dengan sepenuh hatiku!”"Tidak masalah, selama kamu selalu berada di dekatku. Kamu dan anak kita Leon, juga anak yang di dalam kandunganmu saat ini, My Luv!" timpal Elrick sambil mengusap lembut perut Aliana, sebelum membopongnya dan memindahkannya ke tempat tidur.Aliana langsung balik badan memunggungi Elrick, dan Elrick duduk di pinggir tempat tidur menghadap ke punggung istrinya yang sedang merajuk itu."Maaf kamu harus mendengar semuanya, tapi tidak ada niat sedikitpun di hatiku untuk menikahi Gwen. Aku berkata seperti itu semata-mata