Empat Tahun Kemudian
Akhirnya sesuai dengan target mereka, Aliana Keizaa dan Clarissa berhasil menyelesaikan kuliah pasca sarjana mereka dalam waktu dua tahun, dan gelar Magister Manajemen sudah mereka sandang saat ini.
Lengan mereka saling merangkul, dan senyum manis tersungging di wajah ketiganya ke arah kamera Alson, yang mendapat tugas mengabadikan prosesi wisuda adik dan istrinya itu.
"Mommy!" teriak nyaring Leon sambil berlari ke arah Aliana dan langsung memeluk kakinya. Bocah berusia tiga tahun itu sepertinya berhasil melepaskan diri lagi dari pengasuhnya.
Aliana menunduk untuk menggendong putranya itu, "Sayang, Mommy kan sudah bilang, jangan lari-lari nanti kamu jatuh bagaimana?" tegurnya sambil mencubit gemas hidung Leon yang mancung.
Leon memainkan tali topi toga Aliana, kemudian menarik lepas topi itu dari kepala Aliana, hingga jepit rambut Aliana ikut terlepas, dan rambut panjangnya tergerai indah hingga ke punggungnya.
Seperti tidak menyadari kerusakan yang ia sebabkan pada tatanan rambut mommynya, Leon langsung meletakkan topi itu di atas kepalanya sendiri, kemudian terkikik geli saat topi yang kebesaran itu menutupi wajah mungilnya.
"Belum saatnya kamu jadi kakak sarjana sayangku," kekeh Aliana sambil melepas topi itu dari kepala Leon, lalu mencium gemas pipi montoknya, hingga meninggalkan jejak lipstiknya di pipi putih putranya itu.
Keizaa dan Clarissa ikut mengerubungi Leon, lalu mencubit gemas pipinya yang kenyal seperti marshmallow itu,
"Leon, gendong sama Aunty yuk," bujuk Keizaa, tapi Leon melengos,
"Ga mau!" tolaknya sambil melingkarkan lengan kecilnya ke leher Aliana.
"Sama Onty Sa saja yuk," bujuk Clarissa mencoba keberuntungannya, tapi Leon juga menolak, dan tambah mengeratkan lengannya di leher Aliana.
"Aww, rambut Mommy ketarik sayang," pekik Aliana, Leon langsung melonggarkan lengannya.
"Leon, Mommy belum selesai wisudanya, sini sama Uncle Al!" seru Alson, kakak laki-laki Aliana. Dan tanpa diminta dua kali Leon langsung melebarkan tangannya sambil mencondongkan badannya ke Alson.
"Good boy, sekarang kita cari Onya dan Opal yaa," puji Alson sambil mengacak-acak rambut keponakannya itu, lalu menghampiri istrinya dan mengecup pipinya,
"Aku tinggal sebentar ya sayang."
"Iya, jangan lama-lama."
"Apa kamu tetap tidak mau mencari tahu siapa ayahnya, Na?" tanya Keizaa setelah Alson dan Leon sudah jauh dari jarak pendengaran.
"Untuk apa? Aku tidak mau direpotkan dengan suami," jawab Aliana santai.
"Siapa bilang punya suami merepotkan? Justru banyak membantu, Na. Seperti menggosok punggung kita saat mandi, bantu masak kalau kita lagi malas masak atau sedang banyak tugas kampus. Memijat punggung kita yang kaku, yaa walaupun setelah itu ada hadiah yang harus kita berikan padanya. Itu bukan masalah mengingat kenikmatan yang akan kita dapatkan juga!" seru Clarissa sambil tersenyum.
"Tidak, aku akan tetap memilih hidup sendiri, berdua dengan Leon saja maksudku. Aku tidak tertarik sama sekali dengan pernikahan."
"Tapi pasti ada saatnya ketika Leon besar nanti, dia akan bertanya tentang ayahnya."
Aliana mengangkat bahunya, "Aku tinggal bilang hasil inseminasi, memangnya aku harus jawab apalagi? Secara aku juga tidak tahu siapa pria itu. Mungkin kalau kami bertemu di jalan pun aku tidak akan bisa mengenalinya. Dan aku berharap tidak akan pernah menemuinya lagi. Aku takut pria itu akan mengambil Leon dariku."
"Kamu hanya tinggal melihat wajah Leon saja Na, pasti seperti itu wajah ayahnya. Karena tidak ada satupun bagian wajahmu yang di ambil Leon," ledek Keizaa.
"Iya, Zaa benar," lanjut Clarissa.
"Sudah jangan bahas ayahnya Leon lagi, tolong bantu aku menjepit rambutku, Zaa. Sebentar lagi prosesi wisuda akan di mulai," pinta Aliana, dan Keizaa dengan ahli langsung menyimpul rambut panjang Aliana hingga membentuk sanggul kecil tanpa harus memakai penjepit lagi.
"Apa ini aman? Tidak akan lepas kan?" tanya Aliana sambil menekan-nekan sanggulnya.
"Aman kok, tenang saja. Kecuali ada badai baru sanggul itu akan terlepas," jawab Keizaa sambil menyeringai lebar.
Sementara itu dari kejauhan, tanpa sepengetahuan mereka Elrick dan Jack memperhatikan interaksi mereka.
"Apa pria tadi itu suaminya?" tanya Elrick.
"Bukan, Tuan. Pria tadi kakak satu-satunya Nona Aliana, Tuan Alson," jawab Jack.
"Lalu siapa kedua wanita yang bersama Aliana itu?"
"Yang satu kakak iparnya, istri pria tadi. Dan yang satunya lagi sepupunya kalau tidak salah, Tuan."
Elrick melotot tajam ke Jack, "Itu berarti kau tidak yakin! Jangan-jangan info yang kau berikan selama ini tidak valid lagi!"
"Saya bisa menjamin informasi tentang Nona Aliana semua valid, Tuan," ujar Jack berusaha meyakinkan Elrick.
"Awas kalau salah, saya akan memotong gajimu lagi!" ancam Elrick.
"Tidak akan, Tuan. Saya yakin informasi itu benar."
"Saya tidak menyangka wanita itu lebih cantik dari yang pernah saya bayangkan … Keturunan Korea katamu?"
Jack mengangguk, "Iya, Tuan. Ayahnya berasal dari Korea Selatan."
"Apa kau yakin anak tadi itu anak saya? Saya tidak dapat melihatnya dengan jelas, karena kedua wanita itu menutupi wajahnya."
"Saya tidak bisa memastikan dia anak Tuan atau bukan sebelum melakukan tes DNA. Dah saya tidak dapat informasi apapun tentang anak itu. Keluarganya termasuk orang terkuat di Asia, jadi untuk mendapat informasi tentang keluarganya susah sekali. Bahkan laptop saya pernah di hack, hanya karena mencari kata kunci anak dari Aliana Adipramana."
Tidak heran butuh waktu tiga tahun bagi Jack untuk menemukan wanita itu. Dan tanpa buang waktu lagi Elrick langsung terbang ke Jakarta, demi melihat wanita bertopeng itu lagi, beserta anaknya.
"Hmm yaa Saya pernah mendengar nama Adipramana, siapa tepatnya? Ah iya, Hardhan dan Alex. Yang mana dari kedua nama itu yang merupakan ayahnya Aliana?"
"Alex, Tuan. Dia merupakan anak angkat keluarga Adipramana. Tapi keluarga kandungnya termasuk orang kuat juga, Amartya Seth dari pihak neneknya, sementara dari pihak kakeknya berasal dari Korea, dan memiliki perusahaan besar juga di sana. Kakaknya Nona Aliana yang memegang kendali perusahaan itu saat ini. Sementara Nona Aliana, mulai bulan depan sudah mulai menjabat sebagai Presdir dari AS Group, anak perusahaan terbesar HK Group," jelas Jack.
"HK Group, perusahaan raksasa milik keluarga Adipramana itu?"
"Iya benar, Tuan. Dan itu mengingatkan saya pada penyamaran yang akan anda lakukan nanti. Anda harus … "
"Apa tidak ada cara lain lagi untuk mendapatkan informasi apapun tentang anak saya, selain menjadi asisten pribadi wanita itu? Itu sangat menginjak-injak harga diri saya Jack!" sela Jack dengan nada kesal.
"Menyamar menjadi asisten pribadinya. Hanya dengan cara seperti itu Tuan bisa perlahan-lahan mendekati Nona Aliana, dan besar kemungkinan anda akan di bawa ke rumahnya untuk membahas proyek-proyek baru. Seperti halnya anda dengan saya, Tuan."
"Yang ingin saya lakukan saat ini adalah kembali menidurinya," gumam Elrick, matanya masih terus menatap Aliana. Seperti baru kemarin Elrick merasakan kulit lembut wanita itu di bawahnya, mengerang, menggeliat dan menuntut untuk di puaskan.
Jack menghela napas pelan, berusaha menenangkan dirinya menghadapi sifat bossnya itu.
"Tuan, tolong anda fokus saja dengan rencana penyamaran ini. Kalau Tuan tidak sabar dan menggoda Nona Aliana, atau sampai membuat keluarganya marah, anda bisa saja langsung di deportasi dari negara ini, tanpa bisa melihat anak Tuan lagi!"
"Tidak ada satupun wanita yang bisa menolak saya, Jack! Apa kau meragukan kemampuan saya dalam menggoda wanita!" geram Elrick kesal
"Maaf Tuan, saya harus berkata jujur, wanita itu tidak tertarik dengan pria … "
"Tidak tertarik dengan pria?" ulang Alex,
"Apa wanita itu punya kelainan ... " lanjutnya.
"Tidak, tidak Tuan, hanya saja wanita itu terlalu mandiri. Dan tidak membutuhkan pria untuk menopang hidupnya. Terlebih lagi, Dia introvert … Wanita itu sangat dingin dengan orang asing, tapi tidak untuk orang yang dikenalnya dekat. Dan tidak menyukai pesta-pesta, baik pesta di rumah ataupun di hotel bintang lima sekalipun. Jadi ini bukan tugas yang enteng Tuan, mengambil hati Nona Aliana, hingga dia percaya padamu, dan mulai membicarakan kehidupan pribadinya, termasuk anaknya, anak anda."
"Ya baiklah, kapan mulai seleksinya?" desak Elrick.
"Saya sudah mengirim resume anda ke bagian HRDnya, tinggal tunggu email balasan dari mereka. Dan ingat nama anda Ricko, dan anda hanyalah bule miskin yang butuh pekerjaan itu," tegas Jack, yang dibalas dengan tatapan menusuk Elrick,
"Apa kau menyumpahi saya jatuh miskin? Kau dendam karena gajimu selalu saya potong?"
"Ya Tuhan, tidak Tuan. Ini kan hanya penyamaran saja. Tidak mungkin saya tulis di resume itu nama asli anda dengan jejeran perusahaan yang anda miliki beserta properti yang anda punya, baik yang bergerak maupun yang tidak? Anda melamar pekerjaan, Tuan. Bukan melamar seseorang untuk Anda nikahi," jelas Jack sambil tersenyum walaupun di dalam hatinya dongkol.
Elrick mengibas tangannya, "Ya sudah kabari saya lagi kalau sudah mendapat email balasan dari mereka!"
"Baik, Tuan.”
Elrick menatap pantulan dirinya di depan cermin besar kamarnya. Celana panjang dan kemeja yang serba longgar, serta jas yang baru sekali ini ia lihat mereknya, yang jelas bukan dari desainer ternama.Belum lagi kacamata bulatnya, serta tompel buatan di pipi kanannya, “Oh my God! Saya jadi terlihat nerd seperti ini, jangan sampai salah satu kolega saya melihat saya seperti ini!" gerutunya, lalu menghela napas kesal sebelum menambah lagi rentetan gerutuannya, "Dan jas ini? Darimana kau mendapatkannya? Saya akan membakar pabriknya karena sudah membuat jas yang tidak berkualitas seperti ini!" geram Elrick kesal."Astaga, Tuan. Ini hanya sementara sampai kita mendapatkan kepastian tentang anak itu," timpal Jack sambil mendecakkan lidahnya.Elrick langsung balik badan, dan memberikan tatapan tajam ke arah Jack, "Apa yang saya dengar barusan adalah gerutuanmu, Jack? Kalau kau sudah bosan bekerja dengan saya ... Ajukan segera surat pengunduran dirimu!" ancamya dengan nada dingin.Jack lan
Elrick membanting pintu Penthousenya hingga membentur dinding, dan menyebabkan suara benturan keras yang menggelegar sampai ke balkon samping kolam renang, tempat Jack sedang bersantai sambil menyesap secangkir Americanonya.Dengan tergopoh-gopoh Jack langsung menghampiri Elrick, dan mengambil tas kerjanya dari tangannya, "Bagaimana interviewnya, Tuan?" tanya Jack."Bagus yaa kau bisa duduk santai, sementara saya harus bekerja!" geram Elrick sambil membanting jasnya ke lantai.Jack memilih untuk diam, kemudian menunduk untuk mengambil jas itu dari lantai dan memindahkannya ke rak baju kotor, karena dalam keadaan bossnya yang seperti ini, mau beralasan apapun Jack akan tetap salah, dan ujung-ujungnya gajinya akan di potong lagi."Ambilkan aku champagne!" seru Elrick sambil menggulung lengan kemejanya, dan menjatuhkan dirinya di atas sofa."Tapi anda belum makan, Tuan." "Ambilkan saja cepat! Atau...""Baik, Tuan," sela Jack sebelum Elrick mengatakan akan memotong gajinya lagi, dan Ja
Kepribadian Introvert, pribadi yang fokus kepada pemikiran, perasaan, dan suasa hati yang berasal dari diri sendiri. Introvert bisa jadi karena faktor keturunan atau karena pernah trauma terhadap suatu. Dalam hal Aliana, Elrick belum tahu apa yang menyebabkan kecenderungan Aliana menjadi pribadi yang introvert. Dan sekarang sudah lebih dari dua jam wanita itu duduk di balik meja kerjanya, ia bekerja dalam keheningan, bahkan lalat terbang pun pasti akan terdengar dengan jelas.Elrick jadi sangsi, kalau Aliana adalah wanita yang sama dengan wanita yang menggairahkan itu, perbedaannya di antara keduanya sangat singnifikan.Tapi Elrick harus tetap membiarkan Aliana seperti itu, karena menurut yang ia baca, orang dengan kepribadian Introvert, normalnya mendapatkan ketenangan dan semangat dengan cara menghabiskan waktu sendirian.Lalu tiba-tiba suara nada dering handphone memecah keheningan itu. Aliana masih nampak acuh, Elrick pun mengabaikannya karena suara itu bukanlah Bunyi dering dari
Jika ingin melihat seorang introvert menjadi seorang ekstrovert, cobalah mengajaknya berbicara terlebih dahulu! Mereka akan lebih terbuka jika lawan bicaranya membuka pembicaraan terlebih dahulu, apalagi pertanyaan yang berbobot dan dikuasai seorang introvert itu.'Baiklah, aku akan mencoba peruntunganku,' gumam Elrick dalam hati, sebelum beranjak mendekati Aliana yang sedang sibuk mencari maianan untuk anaknya, putra mereka."Apa Leon menyukai Thomas dalam bentuk kereta? Atau apapun yang ada gambar Thomasnya?" tanya Elrick dengan suara lembut, itupun sudah membuat Aliana sedikit tersentak kaget, karena tiba-tiba ada yang mengajaknya bicara."Iya," jawab Aliana sekenanya."Iya apa? Dalam bentuk kereta atau apa?" Elrick kembali bertanya sambil terkekeh pelan. Sekilas Aliana menatap Elrick, sebelum akhirnya mengalihkan lagi perhatiannya ke rak mainan itu, "Keduanya," jawab Aliana lagi dengan sama singkatnya seperti tadi.'Ah, belum berhasil!' desah Elrick dalam hatinya."Rick, tolong a
Tidak sedikit perusahaan yang memilih pemimpin dengan karakteristik ekstrovert sebagai pilihan utama, termasuk perusahaan Elrick, karena interpersonalnya yang cenderung lebih baik, kemampuan networking yang luas dan selalu tampil energik.Tapi hari ini Aliana telah membuka matanya dengan pengetahuan baru, bahwa seorang introvert juga tidak kalah baiknya dalam hal memimpin perusahaan dan memimpin rapat seperti hari ini.Aliana memiliki tendensi untuk membangun komunikasi yang lebih berkualitas dengan konsep one on one. Aliana tahu kapan harus diam untuk mendengarkan saran dan pandangan lain, membuat bawahannya merasa lebih di dengar dan di hargai, yang belum tentu bisa dilakukan seorang ekstrovert.Sifatnya yang cenderung pendiam, membuat Aliana tidak berkoar-koar untuk meninggikan kemampuannya sendiri, dan enggan menyombongkan diri hanya untuk mendapat perhatian orang-orang di sekitarnya. Padahal lebih dari sekali Elrick melihat kesempatan Aliana untuk membanggakan dirinya, tapi itu
Sebulan Kemudian.Menjadi Personal Assisten ternyata lebih sibuk dari bossnya, tidak mengenal tanggal merah pula dalam hidupnya. Jam kerja tidak delapan jam seperti karyawan biasa, tapi mengikuti jam kerja boss. Lembur sudah menjadi makanan Elrick sehari-hari sekarang.Tapi malam ini, Elrick benar-benar lelah. Ia yang biasanya memberi perintah, sekarang harus menerima perintah. Ia yang biasanya tinggal bertanya jadwal schedulenya, sekarang justru ia yang menjadi time keeper, yang mengatur jadwal kegiatan Aliana dengan detail."Hah, seperti mengurus pasangan saja! Antar jemput, menyemangatinya, memberi solusi dikala Aliana buntu, memberitahu kapan Aliana harus makan, kapan ia harus istirahat sejenak. Sayangnya urusan ranjang tidak termasuk di dalamnya. Padahal wanita itu sudah menghabiskan banyak waktu saya satu bulan ini! Sekarang saya baru bisa tidur jam 12 malam dan jam lima pagi sudah harus bangun!" keluh Elrick sambil merebahkan diri di atas sofa panjangnya."Yah! Seperti itulah C
"Oh, aku mengerti sekarang! Apa kamu sudah memiliki anak, Rick? Kamu tahu benar tentang anak-anak," tanya Aliana, dan Elrick tidak tahu harus menjawab apa.Yang Elrick tahu dan yakini sekarang adalah, Leon benar-benar anaknya, darah dagingnya. Elrick yakin itu, karena matanya tidak dapat membohonginya, dan Elrick langsung merasakan ikatan batin dengan anak itu ketika ia menggendongnya tadi."Di mana orang tua anda?" tanya Elrick mengalihkan pertanyaan Aliana tadi."Oh, mereka sedang di Seoul sekarang. Dirumah kakakku," jawab Aliana sambil menyelimuti Leon sampai batas bawah dagunya."Bukankah rumah yang di sebelah itu rumah Om anda, Nona?' "Iya, tapi mereka semua sedang di Seoul juga. Itu makanya aku meminta bantuanmu, Rick.""Apa anda tidak memiliki baby sitter?" tanya Elrick dengan kening yang mengerut. Karena tidak mungkin sekelas Adipramana tidak mampu membayar baby sitter kan?"Suster Rina sedang sakit, jadi aku memintanya untuk istirahat dulu sampai kondisinya prima lagi, aku t
Aliana terbangun saat jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, dan ia langsung bergegas turun dari tempat tidurnya. Karena seingatnya Aliana tidur jam satu, itu berarti ia sudah tidur selama enam jam penuh tanpa terbangun karena suara tangis Leon, baru kali ini ia tidur sepulas ini sejak hadirnya Leon.Takut terjadi sesuatu pada Leon, dengan langkah cepat Aliana menuju ke pintu penghubung, dan langsung diam terpaku saat melihat pemandangan di depannya. Nampak di atas tempat tidur, Elrick sedang tertidur pulas sambil memeluk Leon yang juga masih tertidur pulas. Aliana langsung menghela napas lega, karena tidak terjadi sesuatu pada Leon seperti yang ia khawatirkan tadi.Baru saja Aliana balik badan untuk kembali lagi ke kamarnya, tapi kakinya menginjak bebek karet teman mandi Leon, hingga mengeluarkan bunyi seperti bunyi bebek pada umumnya."Mommy ... " panggil Leon.Aliana langsung balik badan dan mendapati dua pasang mata yang sedang menatapnya, sebelum Elrick bergerak turun dari temp
Dengan perasaan tidak tenang, Leuis berjalan hilir-mudik di depan pintu kamar daddy Elrick dan mommy Aliana, ia harus menjelaskan semua yang mengganjal di dalam dirinya pada orang tua angkatnya itu. Tidak ada yang perlu ia takutkan lagi saat ini karena Leia kini telah resmi menjadi istrinya. Jadi apapun resiko yang akan ia terima nantinya ia akan menerimanya. Setelah membulatkan tekadnya, Leuis berniat mengetuk pintu kamar orangtuanya itu, tapi tangannya tertahan di udara karena pintu itu telah terbuka terlebih dahulu, "Leuis, ada yang ingin kau bicarakan?" tanya daddy Elrick dengan mommy Aliana yang berada di sisinya dengan lengan daddy Elrick yang merangkul pinggangnya, "Ya, Dad ... Apa aku bisa meminta waktu kalian sebentar?" "Ok, masuklah!" seru daddy Elrick sambil membuka lebar pintu kamarnya. Leuis membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu tapi menutupnya lagi. Setelah sekian lama terdiam di bawah tatapan penuh tanda tanya daddy Elrick dan mommy Aliana ia pun kembal
"Ya Tuhan, sebenarnya kamu dan Leon telah melewati malam pertama kalian atau belum sih? Karena saat pertama untuk wanita pasti akan mengeluarkan darah, dan juga rasa sakit setelah melakukannya. Bahkan aku masih merasa nyeri hingga saat ini," jelas Leia."Benarkah?" Aletta berpaling menatap Leon yang tengah asik berbincang dengan Axel dan Dritan, kenapa ia tidak merasakan itu semua? Kenapa tidak ada darah di atas sprei mereka? Apa sebenarnya mereka tidak pernah melakukannya?"Apa memang seharusnya aku mengeluarkan darah?" tanya Aletta lirih."Well, memang ada beberapa wanita dengan satu dan lain alasan tidak mengeluarkan darah saat selaput darahnya sobek. Tapi semuanya pasti akan merasakan sakit saat melakukannya untuk pertama kalinya. Seluruh badanmu akan terasa remuk, seperti kamu telah bekerja kefas selama satu hari penuh," jawab Leia.Ia memberengut kesal sebelum melanjutkan,"Padahal, Leuis sudah melakukannya dengan sangat lembut. Tapi tetap saja aku merasa sakit juga. Rasanya mi
"Maaf kami telat!" seru Leon yang melangkah ke arah keluarganya yang sudah berkumpul untuk makan siang bersama sambil menggandeng Aletta. Mommy Aliana yang melihat kedatangan putranya itu tersenyum lembut menyambutnya, "Wajar, pengantin baru. Kalian pasti enggan kan meninggalkan tempat tidur kalian?" "Ah, Mommy memang pengertian sekali," kekeh Leon sambil mencium pipi kanan dan kiri mommy Aliana sebelum beralih memeluk daddy Elrick. Aletta pun turut serta mencium pipi kanan dan kiri mommy Aliana, lalu memeluk daddy Elrick dan menyapa yang lainnya sebelum duduk di samping Leia. "Nah, karena semua sudah berkumpul, kita bisa mulai makan siangnya, silahkan dinikmati!" seru daddy Elrick. Semua anak, menantu, sepupu dan juga keponakannya mulai menikmati hidangan makan siang di restoran mewah itu, yang sengaja daddy booking khusus untuk acara keluarga mereka saja. "jadi, apa kamu mau menetap di Paris atau memboyong Aletta ke sini, Leon?" tanya mommy Aliana. "Kami belum memutuskan ba
Sebenarnya rasa kantuk masih sangat menguasai Leia, tapi ia memaksakan diri membuka kedua matanya yang masih terasa berat saat merasakan belaian halus punggung tangan seseorang di pipinya, yang ternyata adalah punggung tangan Leuis. Leia tersenyum lembut pada suaminya itu sebelum kembali menutup kedua matanya, dan baru saja akan kembali lagi ke alam mimpinya ketika terdengar suara serak Leuis, "Sudah siang, Sayang. Mau sampai jam berapa kamu tidur?" tanyanya. "Aku lelah sekali, Leuis," desah Leia masih tidak mau membuka kedua matanya yang masih terasa berat, belum lagi rasa pegal di seluruh tubuhnya terutama di area pangkal pahanya. "Apa aku yang membuatmu lelah?" Perlahan kedua mata leia membuka, ia kembali tersenyum pada Leuis, "apa kamu sudah bangun sejak tadi?" tanyanya sebelum menguap lebar. "Ya," jawab Leuis. "Kamu saja yang sudah bangun sejak tadi masih santai di tempat tidur, jadi biarkan aku tidur dulu ya," pinta Leia. "Karena aku terlalu senang ketika perta
'Keluarkan saja, Sayang, jangan ditahan-tahan," bisik Leuis yang berusaha menahan gairahnya sendiri. Ia harus membuat Leia sampai puncaknya lebih dulu untuk melancarkan dirinya saat akan menembus milik wanita itu nantinya. Dan tidak lama kemudian Leia meneriakkan namanya saat wanita itu telah mencapai puncaknya, Leuis pun menangkup wajah Leia, "Tahan sebentar, Sayang. Aku akan masuk sekarang ... " Seketika itu juga Leia yang telah kembali menjejak bumi menjadi panik, tubuhnya seketika menegang, "A ... Aku takut!" ia mulai mendorong Leuis meski tanpa hasil. "Apa yang kamu takutkan?" tanya Leuis, gairahnya sudah berada di ujung tanduk, tapi Leia malah terus berusaha mendorongnya. "Aku takut tidak muat," jawab Leia sambil terus mendorong Leuis. "Sstt Leia, tatap mataku!" "Apa kamu percaya padaku?" tanya Leuis saat mata mereka telah terkunci. "Iya, tapi ... " "Awalnya memang akan terasa sakit, tapi rasa sakitnya tidak akan sesakit jarimu teriris pisau, Sayang." "Aku
"Eitss ... Mau ke mana buru-buru sekali?" tanya Axel mencegah Leia dan Leuis yang sedang menuju lift yang akan membawa mereka ke kamar mereka. "Tentu saja melakukan malam pertama kami!" jawab Leia tanpa malu-malu lagi, tapi segera menggigit lidahnya saat melihat siapa yang berada di belakang Axel, tante Keizaa dan om Alson yang tengah mengapit putri mereka, Alexa, sementara Alarik yang beberapa bulan lebih tua dari Leia melangkah di belakang mereka, "Astaga, tamu masih banyak, kenapa tidak bersabar dulu?" keluh tante Keizaa, kulit putih bersihnya yang tanpa noda itu menurun pada putri satu-satunya, Alexa. "Biarlah, Snow ... Melarangnya sama dengan melarang Eomma, tidak akan bisa," kekeh om Alson. Ini bukan kali pertama omnya itu menyamakan Leia dengan oma Sonya. Tidak ada satupun anak oma Sonya yang mengambil sifat bar-barnya, sifatnya itu malah menurun pada cucunya, Leia. Sementara sifat dingin dan cuek opa Alex menurun pada cucunya juga, Alarik. Pria itu seperti memiliki d
Leia dan Aletta terlihat sangat menawan dengan gaun pengantin yang dirancang oleh desainer ternama secara khusus untuk mereka berdua, yang nampak berkilau layaknya taburan permata di seluruh gaun berwarna putih itu. Sementara kedua pria yang kini telah resmi menjadi suami mereka berdiri di samping mereka dengan gaya posesif, seolah melindungi wanita mereka yang terlihat begitu cantik dari siapapun yang ingin merebutnya. Dan sang desainer yang turut serta menghadiri hari yang sangat istimewa itu nampak berkaca-kaca. Siapa yang tidak akan bangga jika hasil rancangannya dipakai oleh cucu dan cucu menantu keluarga Adipramana. Bahkan desainer lainnya merasa iri dengan keberuntungannya itu. Karena pernikahan itu akan ditayangkan secara live di berbagai stasiun televisi lokal, dan headline berita kini dipenuhi dengan pernikahan pewaris keluarga ternama itu. Adik dan kakak menikah secara bersamaan? Siapa yang tidak akan tertarik dengan berita semacam itu? Dan terutama Leon sang casa
Leia baru saja selesai mengeringkan rambutnya ketika belnya berbunyi. Ia melirik tablet yang terpasang di dinding yang menampilkan wajah Leuis di depan pintu unitnya, Leia pun menekan tombol untuk bicara, "Masuk saja, Leuis. Passwordnya masih sama dengan yang sebelumnya!" serunya. Sejurus kemudian pintu unitnya terbuka, sambil tersenyum lembut Leuis mendekatinya dan memeluknya dari belakang, "Aku merindukanmu ... " ucapannya sama lembutnya dengan tatapan matanya yang terpantul di cermin rias Leia, hingga kedua mata mereka saling mengunci, "Baru juga semalam kita ketemu." "Sejam berpisah denganmu pun aku sudah merindukanmu, Sayang." Leia membalik badannya hingga ia bisa menatap wajah Leuis, lalu melingkarkan lengannya di leher calon suaminya itu, "Kenapa kamu sekarang jadi sering ngegombal begitu sih?" tanyanya. "Ummm, mungkin karena sekarang aku telah merasakan kelegaan yang luar biasa, karena pada akhirnya aku dapat mengungkapkan semua perasaanku padamu, perasaan yang telah
"Wah, aku tidak menyangka kau bisa bersikap seromantis itu, Leuis!" seru Leon sambil menepuk pundak Leuis.Leon menarik Leia lebih merapat padanya, "Demi wanita yang sangat aku cintai ini, sudah pasti aku akan melakukan apapun meski diluar kebiasaanku.""Kalian akan tinggal di mana setelah menikah nanti?" tanya Aletta.Alih-alih menjawab Aletta, Leuis malah balik bertanya pada Leia,"Kamu mau tinggal di mana, Sayang?" "Aku akan tinggal dimanapun kamu akan tinggal, Leuis ... " jawab Leia sambil tersenyum menggoda."Jangan tersenyum seperti itu, kalau kamu tidak mau aku melahapmu di sini," bisik Leuis yang langsung mendapatkan sikutan Leia ke pinggangnya."Kenapa kau tiba-tiba bisa berubah sedrastis itu, Leuis? Awalnya kau mati-matian menolak menikahi Leia, bahkan tidak segan-segan membandingkan adikku itu dengan mantan wanitamu," cecar Leon memutuskan kongtak mata Leia dan Leuis.Sambil mendesah pelan, Leia ber