Empat Tahun Kemudian
Akhirnya sesuai dengan target mereka, Aliana Keizaa dan Clarissa berhasil menyelesaikan kuliah pasca sarjana mereka dalam waktu dua tahun, dan gelar Magister Manajemen sudah mereka sandang saat ini.
Lengan mereka saling merangkul, dan senyum manis tersungging di wajah ketiganya ke arah kamera Alson, yang mendapat tugas mengabadikan prosesi wisuda adik dan istrinya itu.
"Mommy!" teriak nyaring Leon sambil berlari ke arah Aliana dan langsung memeluk kakinya. Bocah berusia tiga tahun itu sepertinya berhasil melepaskan diri lagi dari pengasuhnya.
Aliana menunduk untuk menggendong putranya itu, "Sayang, Mommy kan sudah bilang, jangan lari-lari nanti kamu jatuh bagaimana?" tegurnya sambil mencubit gemas hidung Leon yang mancung.
Leon memainkan tali topi toga Aliana, kemudian menarik lepas topi itu dari kepala Aliana, hingga jepit rambut Aliana ikut terlepas, dan rambut panjangnya tergerai indah hingga ke punggungnya.
Seperti tidak menyadari kerusakan yang ia sebabkan pada tatanan rambut mommynya, Leon langsung meletakkan topi itu di atas kepalanya sendiri, kemudian terkikik geli saat topi yang kebesaran itu menutupi wajah mungilnya.
"Belum saatnya kamu jadi kakak sarjana sayangku," kekeh Aliana sambil melepas topi itu dari kepala Leon, lalu mencium gemas pipi montoknya, hingga meninggalkan jejak lipstiknya di pipi putih putranya itu.
Keizaa dan Clarissa ikut mengerubungi Leon, lalu mencubit gemas pipinya yang kenyal seperti marshmallow itu,
"Leon, gendong sama Aunty yuk," bujuk Keizaa, tapi Leon melengos,
"Ga mau!" tolaknya sambil melingkarkan lengan kecilnya ke leher Aliana.
"Sama Onty Sa saja yuk," bujuk Clarissa mencoba keberuntungannya, tapi Leon juga menolak, dan tambah mengeratkan lengannya di leher Aliana.
"Aww, rambut Mommy ketarik sayang," pekik Aliana, Leon langsung melonggarkan lengannya.
"Leon, Mommy belum selesai wisudanya, sini sama Uncle Al!" seru Alson, kakak laki-laki Aliana. Dan tanpa diminta dua kali Leon langsung melebarkan tangannya sambil mencondongkan badannya ke Alson.
"Good boy, sekarang kita cari Onya dan Opal yaa," puji Alson sambil mengacak-acak rambut keponakannya itu, lalu menghampiri istrinya dan mengecup pipinya,
"Aku tinggal sebentar ya sayang."
"Iya, jangan lama-lama."
"Apa kamu tetap tidak mau mencari tahu siapa ayahnya, Na?" tanya Keizaa setelah Alson dan Leon sudah jauh dari jarak pendengaran.
"Untuk apa? Aku tidak mau direpotkan dengan suami," jawab Aliana santai.
"Siapa bilang punya suami merepotkan? Justru banyak membantu, Na. Seperti menggosok punggung kita saat mandi, bantu masak kalau kita lagi malas masak atau sedang banyak tugas kampus. Memijat punggung kita yang kaku, yaa walaupun setelah itu ada hadiah yang harus kita berikan padanya. Itu bukan masalah mengingat kenikmatan yang akan kita dapatkan juga!" seru Clarissa sambil tersenyum.
"Tidak, aku akan tetap memilih hidup sendiri, berdua dengan Leon saja maksudku. Aku tidak tertarik sama sekali dengan pernikahan."
"Tapi pasti ada saatnya ketika Leon besar nanti, dia akan bertanya tentang ayahnya."
Aliana mengangkat bahunya, "Aku tinggal bilang hasil inseminasi, memangnya aku harus jawab apalagi? Secara aku juga tidak tahu siapa pria itu. Mungkin kalau kami bertemu di jalan pun aku tidak akan bisa mengenalinya. Dan aku berharap tidak akan pernah menemuinya lagi. Aku takut pria itu akan mengambil Leon dariku."
"Kamu hanya tinggal melihat wajah Leon saja Na, pasti seperti itu wajah ayahnya. Karena tidak ada satupun bagian wajahmu yang di ambil Leon," ledek Keizaa.
"Iya, Zaa benar," lanjut Clarissa.
"Sudah jangan bahas ayahnya Leon lagi, tolong bantu aku menjepit rambutku, Zaa. Sebentar lagi prosesi wisuda akan di mulai," pinta Aliana, dan Keizaa dengan ahli langsung menyimpul rambut panjang Aliana hingga membentuk sanggul kecil tanpa harus memakai penjepit lagi.
"Apa ini aman? Tidak akan lepas kan?" tanya Aliana sambil menekan-nekan sanggulnya.
"Aman kok, tenang saja. Kecuali ada badai baru sanggul itu akan terlepas," jawab Keizaa sambil menyeringai lebar.
Sementara itu dari kejauhan, tanpa sepengetahuan mereka Elrick dan Jack memperhatikan interaksi mereka.
"Apa pria tadi itu suaminya?" tanya Elrick.
"Bukan, Tuan. Pria tadi kakak satu-satunya Nona Aliana, Tuan Alson," jawab Jack.
"Lalu siapa kedua wanita yang bersama Aliana itu?"
"Yang satu kakak iparnya, istri pria tadi. Dan yang satunya lagi sepupunya kalau tidak salah, Tuan."
Elrick melotot tajam ke Jack, "Itu berarti kau tidak yakin! Jangan-jangan info yang kau berikan selama ini tidak valid lagi!"
"Saya bisa menjamin informasi tentang Nona Aliana semua valid, Tuan," ujar Jack berusaha meyakinkan Elrick.
"Awas kalau salah, saya akan memotong gajimu lagi!" ancam Elrick.
"Tidak akan, Tuan. Saya yakin informasi itu benar."
"Saya tidak menyangka wanita itu lebih cantik dari yang pernah saya bayangkan … Keturunan Korea katamu?"
Jack mengangguk, "Iya, Tuan. Ayahnya berasal dari Korea Selatan."
"Apa kau yakin anak tadi itu anak saya? Saya tidak dapat melihatnya dengan jelas, karena kedua wanita itu menutupi wajahnya."
"Saya tidak bisa memastikan dia anak Tuan atau bukan sebelum melakukan tes DNA. Dah saya tidak dapat informasi apapun tentang anak itu. Keluarganya termasuk orang terkuat di Asia, jadi untuk mendapat informasi tentang keluarganya susah sekali. Bahkan laptop saya pernah di hack, hanya karena mencari kata kunci anak dari Aliana Adipramana."
Tidak heran butuh waktu tiga tahun bagi Jack untuk menemukan wanita itu. Dan tanpa buang waktu lagi Elrick langsung terbang ke Jakarta, demi melihat wanita bertopeng itu lagi, beserta anaknya.
"Hmm yaa Saya pernah mendengar nama Adipramana, siapa tepatnya? Ah iya, Hardhan dan Alex. Yang mana dari kedua nama itu yang merupakan ayahnya Aliana?"
"Alex, Tuan. Dia merupakan anak angkat keluarga Adipramana. Tapi keluarga kandungnya termasuk orang kuat juga, Amartya Seth dari pihak neneknya, sementara dari pihak kakeknya berasal dari Korea, dan memiliki perusahaan besar juga di sana. Kakaknya Nona Aliana yang memegang kendali perusahaan itu saat ini. Sementara Nona Aliana, mulai bulan depan sudah mulai menjabat sebagai Presdir dari AS Group, anak perusahaan terbesar HK Group," jelas Jack.
"HK Group, perusahaan raksasa milik keluarga Adipramana itu?"
"Iya benar, Tuan. Dan itu mengingatkan saya pada penyamaran yang akan anda lakukan nanti. Anda harus … "
"Apa tidak ada cara lain lagi untuk mendapatkan informasi apapun tentang anak saya, selain menjadi asisten pribadi wanita itu? Itu sangat menginjak-injak harga diri saya Jack!" sela Jack dengan nada kesal.
"Menyamar menjadi asisten pribadinya. Hanya dengan cara seperti itu Tuan bisa perlahan-lahan mendekati Nona Aliana, dan besar kemungkinan anda akan di bawa ke rumahnya untuk membahas proyek-proyek baru. Seperti halnya anda dengan saya, Tuan."
"Yang ingin saya lakukan saat ini adalah kembali menidurinya," gumam Elrick, matanya masih terus menatap Aliana. Seperti baru kemarin Elrick merasakan kulit lembut wanita itu di bawahnya, mengerang, menggeliat dan menuntut untuk di puaskan.
Jack menghela napas pelan, berusaha menenangkan dirinya menghadapi sifat bossnya itu.
"Tuan, tolong anda fokus saja dengan rencana penyamaran ini. Kalau Tuan tidak sabar dan menggoda Nona Aliana, atau sampai membuat keluarganya marah, anda bisa saja langsung di deportasi dari negara ini, tanpa bisa melihat anak Tuan lagi!"
"Tidak ada satupun wanita yang bisa menolak saya, Jack! Apa kau meragukan kemampuan saya dalam menggoda wanita!" geram Elrick kesal
"Maaf Tuan, saya harus berkata jujur, wanita itu tidak tertarik dengan pria … "
"Tidak tertarik dengan pria?" ulang Alex,
"Apa wanita itu punya kelainan ... " lanjutnya.
"Tidak, tidak Tuan, hanya saja wanita itu terlalu mandiri. Dan tidak membutuhkan pria untuk menopang hidupnya. Terlebih lagi, Dia introvert … Wanita itu sangat dingin dengan orang asing, tapi tidak untuk orang yang dikenalnya dekat. Dan tidak menyukai pesta-pesta, baik pesta di rumah ataupun di hotel bintang lima sekalipun. Jadi ini bukan tugas yang enteng Tuan, mengambil hati Nona Aliana, hingga dia percaya padamu, dan mulai membicarakan kehidupan pribadinya, termasuk anaknya, anak anda."
"Ya baiklah, kapan mulai seleksinya?" desak Elrick.
"Saya sudah mengirim resume anda ke bagian HRDnya, tinggal tunggu email balasan dari mereka. Dan ingat nama anda Ricko, dan anda hanyalah bule miskin yang butuh pekerjaan itu," tegas Jack, yang dibalas dengan tatapan menusuk Elrick,
"Apa kau menyumpahi saya jatuh miskin? Kau dendam karena gajimu selalu saya potong?"
"Ya Tuhan, tidak Tuan. Ini kan hanya penyamaran saja. Tidak mungkin saya tulis di resume itu nama asli anda dengan jejeran perusahaan yang anda miliki beserta properti yang anda punya, baik yang bergerak maupun yang tidak? Anda melamar pekerjaan, Tuan. Bukan melamar seseorang untuk Anda nikahi," jelas Jack sambil tersenyum walaupun di dalam hatinya dongkol.
Elrick mengibas tangannya, "Ya sudah kabari saya lagi kalau sudah mendapat email balasan dari mereka!"
"Baik, Tuan.”
Elrick menatap pantulan dirinya di depan cermin besar kamarnya. Celana panjang dan kemeja yang serba longgar, serta jas yang baru sekali ini ia lihat mereknya, yang jelas bukan dari desainer ternama.Belum lagi kacamata bulatnya, serta tompel buatan di pipi kanannya, “Oh my God! Saya jadi terlihat nerd seperti ini, jangan sampai salah satu kolega saya melihat saya seperti ini!" gerutunya, lalu menghela napas kesal sebelum menambah lagi rentetan gerutuannya, "Dan jas ini? Darimana kau mendapatkannya? Saya akan membakar pabriknya karena sudah membuat jas yang tidak berkualitas seperti ini!" geram Elrick kesal."Astaga, Tuan. Ini hanya sementara sampai kita mendapatkan kepastian tentang anak itu," timpal Jack sambil mendecakkan lidahnya.Elrick langsung balik badan, dan memberikan tatapan tajam ke arah Jack, "Apa yang saya dengar barusan adalah gerutuanmu, Jack? Kalau kau sudah bosan bekerja dengan saya ... Ajukan segera surat pengunduran dirimu!" ancamya dengan nada dingin.Jack lan
Elrick membanting pintu Penthousenya hingga membentur dinding, dan menyebabkan suara benturan keras yang menggelegar sampai ke balkon samping kolam renang, tempat Jack sedang bersantai sambil menyesap secangkir Americanonya.Dengan tergopoh-gopoh Jack langsung menghampiri Elrick, dan mengambil tas kerjanya dari tangannya, "Bagaimana interviewnya, Tuan?" tanya Jack."Bagus yaa kau bisa duduk santai, sementara saya harus bekerja!" geram Elrick sambil membanting jasnya ke lantai.Jack memilih untuk diam, kemudian menunduk untuk mengambil jas itu dari lantai dan memindahkannya ke rak baju kotor, karena dalam keadaan bossnya yang seperti ini, mau beralasan apapun Jack akan tetap salah, dan ujung-ujungnya gajinya akan di potong lagi."Ambilkan aku champagne!" seru Elrick sambil menggulung lengan kemejanya, dan menjatuhkan dirinya di atas sofa."Tapi anda belum makan, Tuan." "Ambilkan saja cepat! Atau...""Baik, Tuan," sela Jack sebelum Elrick mengatakan akan memotong gajinya lagi, dan Ja
Kepribadian Introvert, pribadi yang fokus kepada pemikiran, perasaan, dan suasa hati yang berasal dari diri sendiri. Introvert bisa jadi karena faktor keturunan atau karena pernah trauma terhadap suatu. Dalam hal Aliana, Elrick belum tahu apa yang menyebabkan kecenderungan Aliana menjadi pribadi yang introvert. Dan sekarang sudah lebih dari dua jam wanita itu duduk di balik meja kerjanya, ia bekerja dalam keheningan, bahkan lalat terbang pun pasti akan terdengar dengan jelas.Elrick jadi sangsi, kalau Aliana adalah wanita yang sama dengan wanita yang menggairahkan itu, perbedaannya di antara keduanya sangat singnifikan.Tapi Elrick harus tetap membiarkan Aliana seperti itu, karena menurut yang ia baca, orang dengan kepribadian Introvert, normalnya mendapatkan ketenangan dan semangat dengan cara menghabiskan waktu sendirian.Lalu tiba-tiba suara nada dering handphone memecah keheningan itu. Aliana masih nampak acuh, Elrick pun mengabaikannya karena suara itu bukanlah Bunyi dering dari
Jika ingin melihat seorang introvert menjadi seorang ekstrovert, cobalah mengajaknya berbicara terlebih dahulu! Mereka akan lebih terbuka jika lawan bicaranya membuka pembicaraan terlebih dahulu, apalagi pertanyaan yang berbobot dan dikuasai seorang introvert itu.'Baiklah, aku akan mencoba peruntunganku,' gumam Elrick dalam hati, sebelum beranjak mendekati Aliana yang sedang sibuk mencari maianan untuk anaknya, putra mereka."Apa Leon menyukai Thomas dalam bentuk kereta? Atau apapun yang ada gambar Thomasnya?" tanya Elrick dengan suara lembut, itupun sudah membuat Aliana sedikit tersentak kaget, karena tiba-tiba ada yang mengajaknya bicara."Iya," jawab Aliana sekenanya."Iya apa? Dalam bentuk kereta atau apa?" Elrick kembali bertanya sambil terkekeh pelan. Sekilas Aliana menatap Elrick, sebelum akhirnya mengalihkan lagi perhatiannya ke rak mainan itu, "Keduanya," jawab Aliana lagi dengan sama singkatnya seperti tadi.'Ah, belum berhasil!' desah Elrick dalam hatinya."Rick, tolong a
Tidak sedikit perusahaan yang memilih pemimpin dengan karakteristik ekstrovert sebagai pilihan utama, termasuk perusahaan Elrick, karena interpersonalnya yang cenderung lebih baik, kemampuan networking yang luas dan selalu tampil energik.Tapi hari ini Aliana telah membuka matanya dengan pengetahuan baru, bahwa seorang introvert juga tidak kalah baiknya dalam hal memimpin perusahaan dan memimpin rapat seperti hari ini.Aliana memiliki tendensi untuk membangun komunikasi yang lebih berkualitas dengan konsep one on one. Aliana tahu kapan harus diam untuk mendengarkan saran dan pandangan lain, membuat bawahannya merasa lebih di dengar dan di hargai, yang belum tentu bisa dilakukan seorang ekstrovert.Sifatnya yang cenderung pendiam, membuat Aliana tidak berkoar-koar untuk meninggikan kemampuannya sendiri, dan enggan menyombongkan diri hanya untuk mendapat perhatian orang-orang di sekitarnya. Padahal lebih dari sekali Elrick melihat kesempatan Aliana untuk membanggakan dirinya, tapi itu
Sebulan Kemudian.Menjadi Personal Assisten ternyata lebih sibuk dari bossnya, tidak mengenal tanggal merah pula dalam hidupnya. Jam kerja tidak delapan jam seperti karyawan biasa, tapi mengikuti jam kerja boss. Lembur sudah menjadi makanan Elrick sehari-hari sekarang.Tapi malam ini, Elrick benar-benar lelah. Ia yang biasanya memberi perintah, sekarang harus menerima perintah. Ia yang biasanya tinggal bertanya jadwal schedulenya, sekarang justru ia yang menjadi time keeper, yang mengatur jadwal kegiatan Aliana dengan detail."Hah, seperti mengurus pasangan saja! Antar jemput, menyemangatinya, memberi solusi dikala Aliana buntu, memberitahu kapan Aliana harus makan, kapan ia harus istirahat sejenak. Sayangnya urusan ranjang tidak termasuk di dalamnya. Padahal wanita itu sudah menghabiskan banyak waktu saya satu bulan ini! Sekarang saya baru bisa tidur jam 12 malam dan jam lima pagi sudah harus bangun!" keluh Elrick sambil merebahkan diri di atas sofa panjangnya."Yah! Seperti itulah C
"Oh, aku mengerti sekarang! Apa kamu sudah memiliki anak, Rick? Kamu tahu benar tentang anak-anak," tanya Aliana, dan Elrick tidak tahu harus menjawab apa.Yang Elrick tahu dan yakini sekarang adalah, Leon benar-benar anaknya, darah dagingnya. Elrick yakin itu, karena matanya tidak dapat membohonginya, dan Elrick langsung merasakan ikatan batin dengan anak itu ketika ia menggendongnya tadi."Di mana orang tua anda?" tanya Elrick mengalihkan pertanyaan Aliana tadi."Oh, mereka sedang di Seoul sekarang. Dirumah kakakku," jawab Aliana sambil menyelimuti Leon sampai batas bawah dagunya."Bukankah rumah yang di sebelah itu rumah Om anda, Nona?' "Iya, tapi mereka semua sedang di Seoul juga. Itu makanya aku meminta bantuanmu, Rick.""Apa anda tidak memiliki baby sitter?" tanya Elrick dengan kening yang mengerut. Karena tidak mungkin sekelas Adipramana tidak mampu membayar baby sitter kan?"Suster Rina sedang sakit, jadi aku memintanya untuk istirahat dulu sampai kondisinya prima lagi, aku t
Aliana terbangun saat jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, dan ia langsung bergegas turun dari tempat tidurnya. Karena seingatnya Aliana tidur jam satu, itu berarti ia sudah tidur selama enam jam penuh tanpa terbangun karena suara tangis Leon, baru kali ini ia tidur sepulas ini sejak hadirnya Leon.Takut terjadi sesuatu pada Leon, dengan langkah cepat Aliana menuju ke pintu penghubung, dan langsung diam terpaku saat melihat pemandangan di depannya. Nampak di atas tempat tidur, Elrick sedang tertidur pulas sambil memeluk Leon yang juga masih tertidur pulas. Aliana langsung menghela napas lega, karena tidak terjadi sesuatu pada Leon seperti yang ia khawatirkan tadi.Baru saja Aliana balik badan untuk kembali lagi ke kamarnya, tapi kakinya menginjak bebek karet teman mandi Leon, hingga mengeluarkan bunyi seperti bunyi bebek pada umumnya."Mommy ... " panggil Leon.Aliana langsung balik badan dan mendapati dua pasang mata yang sedang menatapnya, sebelum Elrick bergerak turun dari temp
"Aku tahu pernikahanmu pasti tidak bahagia kan?" tebaknya."Jangan sok tahu kamu, lepaskan tanganku!""Kalau kamu bahagia dengan pernikahanmu, Ana. Kamu pasti tidak akan pernah melepas cincin kawinmu, atau lupa mengenakannya lagi setelah mandi. Dan tidak akan ada mata panda di kedua mata indahmu itu. Apa kamu menangis setiap malam, Ana?" tanya Davin lembut."Apapun yang terjadi di dalam rumah tanggaku, itu bukan urusanmu, Vin! Berani kamu menahanku lagi, aku akan menyuruh kedua bodyguardku itu untuk menenggelamkanmu ke laut itu!" geram Aliana sambil menepis tangannya sebelum balik badan meninggalkan Davin.Sepertinya Davin mengira Aliana tidak main-main dengan ancamannya, karena pria itu tidak menahan langkahnya lagi.
"Tuan, bangun Tuan!" seru Jack sambil menggoyangkan tubuh Elrick yang tertidur di atas sofa dengan posisi tengkurap."Ada apa, Jack? Saya masih ngantuk!" gerutu Elrick masih terus memejamkan matanya.Elrick baru bisa tidur setelah membuat dirinya sendiri mabuk. Bayangan Aliana tidak pernah lepas darinya, dan itu membuatnya benar-benar tersiksa. Ia sangat merindukan istrinya itu."Saya ada berita baik, Tuan!" seru Jack lagi lalu menggoyangkan kembali badan Elrick yang kembali tertidur."Demi Tuhan, tidak bisakah kau membiarkan saya istirahat, Jack? Apa kau sudah bosan hidup hah?" geram Elrick sambil duduk dan menekan pelipisnya."Saya ... "
Aliana dan Keizaa menyusuri jalan yang menyuguhi berbagai macam toko, mulai dari Kafe mewah, Kosmetik, boutique, pedagang kaki lima, hingga departement store, sepanjang kurang lebih satu kilo meter itu, di kawasan Myeongdong.Mereka sengaja kesana malam hari, karena siang hari udara terasa panas dan lembab di akhir musim panas ini. Selain itu, pemandangan lampu warna-warni terlihat begitu indah dan memanjakan mata siapapun yang melihatnya. Myeongdong lebih hidup saat malam hari.Aliana dan Keizaa tidak memilih restoran mewah untuk makan malam mereka. Jajanan kaki lima lah yang mereka pilih, yang memiliki daya tariknya tersendiri. Berapa kali Aliana dan Keizaa berhenti hanya untuk mencicipi makanan lezat yang tersedia dari pedagang kaki lima di distrik ini."Rasanya masih sama seperti dulu, aku jadi merindukan teman-tem
"Sabar, Ana. Ini ujian dalam berumah tangga, semoga akan segera ada jalan keluarnya ya," bujuk Keizaa."Aku sudah tidak mau kembali lagi padanya, Zaa. Aku sudah tidak sanggup lagi menghadapi Granny! Dan terlebih lagi aku tidak mau dimadu, biarkan saja aku melepas Elrick untuk Gwen. Lebih baik aku kembali sendiri tapi hatiku tenang, tidak ada seorangpun yang akan menyakitiku. Daripada memiliki suami tapi hatiku tidak tenang, hatiku justru tersakiti, inilah hasilnya ketika aku percaya dengan janji-janji manisnya!" tegas Aliana."Bagaimana dengan Leon? Bagaimana dengan anak yang sedang kamu kandung sekarang? Mereka pasti akan butuh Daddynya, Ana."Aliana terdiam, ia kembali mengelus perutnya yang masih terlihat rata. Untuk kedua kalinya ia mengandung anak Elrick.Tapi keh
Alih-alih berada di Paris, saat ini Aliana justru berada di Seoul. Semalam mereka mengecoh anak buah Elrick, dengan kendaraan yang Aliana tidak berada di dalamnya. Aliana dan yang lainnya menghabiskan waktu dua setengah jam untuk sampai di Brussel, dimana Monsieur Gerrard sudah menunggunya, untuk membantu mereka terbang ke Seoul.Dan disinilah Aliana sekarang berada, dibandara Incheon, tanah kelahiran Omanya."Anaa!" pekik Keizaa sambil berlari ke arah Aliana dan langsung memeluknya. Kedua keponakan kembarnya Axel dan Alexa menyusul bersama dengan kakak Aliana, Alson."Kamu masih saja seperti dulu, Zaa. Berteriak di tempat umum," ujar Aliana sambil tertawa lebar."Teriak bagus untuk paru-paru!" sahut Keizaa asal, lalu be
"Ya, dan tadi nyaris saja keguguran untungnya segera di bawa ke sini. Sebagai dokter saya harus menegaskan pada anda, tolong jangan membuat istri anda stress seperti itu, dampaknya bisa buruk untuk janin yang sedang dikandungnya!""Ya Tuhan, Aliana sedang hamil?" gumam Elrick dengan nada tidak percaya, "Dan dia nyaris keguguran katamu? Bagaimana kondisinya sekarang? Kenapa kalian tidak merawatnya?" lanjutnya."Pasien meminta pulang paksa, suaminya dikubur besok katanya, jadi kami terpaksa mengizinkannya."Elrick menggeram kesal, "Wanita itu! Apa dia benar-benar menginginkan aku mati?"Lalu Elrick menatap tajam dokter itu, "Jangan sampai berita ini menyebar, atau aku rataka
"Kamu lebih memilih janjimu padanya daripada Granny? Kamu ... Arrghh!" Granny memekik sambil memegang dada kirinya.Elrick merasakan kepanikan yang luar biasa, ia harus mengatakan sesuatu untuk menenangkan Grannynya, "Baiklah Granny jangan pikirkan itu lagi! Granny tidak boleh terlalu stress! Aku akan menikahi Gwen, tenanglah Granny!" bujuk Elrick.Untuk kedua kalinya ia berkata akan menikahi Gwen, dengan kondisi yang sama, dimana jantung Granny sedang kumat seperti hari ini. Nanti, Elrick akan membujuk Gwen untuk berhenti mengejarnya, dan berhenti berharap Elrick akan kembali lagi padanya.Bagaimanapun juga waktu tunangan selama lima tahun saja tidak bisa membuat Elrick ingin segera menikahinya, apalagi dengan adanya Aliana dan Leon sekarang. Mereka berdualah yang paling penting untuk Elrick. Dan Elrick berharap
"Baiklah Granny jangan pikirkan itu lagi! Granny tidak boleh terlalu stress! Aku akan menikahi Gwen, tenanglah Granny!" bujuk Elrick.Aliana menahan pekikannya dengan kedua tangannya, ia tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Aliana langsung balik badan dan lari menjauh dari kamar itu. Sekuat tenaga ia menahan air matanya yang akan segera tumpah, hingga Aliana melihat Damar dan langsung menghampirinya."Apa Om Damar bisa menemukan boat untuk kita keluar dari desa ini sekarang juga?" tanya Aliana, dan tanpa bertanya lagi Damar langsung mengangguk."Kita bertemu di kafe lima menit lagi, Nona. Semakin cepat semakin bagus. Buatlah alasan kepada para bodyguard itu kalau tuan muda Leon ingin main di sana!" seru Damar dan Aliana mengangguk.Tanpa buang waktu lagi
Tidak lama kemudian pelayan itu kembali datang, dengan membawa makanan dengan tutup saji yang terbuat dari perak. Pelayan itu meletakkannya di depan Aliana, dan langsung membuka tutup saji itu.Aliana berusaha keras untuk tidak memekik saat melihat ikan haring itu. Bau amisnya kini membuat perutnya terasa teraduk-aduk. Tapi ia harus menahan diri sekuat tenaga. Ini makanan yang dibuat sendiri oleh Granny, dan Granny pasti akan tersinggung kalau Aliana menolaknya, apalagi sampai memuntahkannya."Ya Tuhan ... " desah Aliana pelan, ia mulai merasa darah menghilang dari wajahnya, bersamaan dengan butiran keringat yang mulai bermunculan di dahinya. Aliana menelan ludah untuk menghilangkan rasa mualnya.'Tahan, Ana! Tahan. Jangan biarkan dirimu muntah di sini, atau kamu tidak akan pernah mendapatkan restu dari Granny selamany