Dengan langkah gontai, Elrick melangkah ke kamarnya lalu mengambil handphone dari atas nakas samping tempat tidurnya, dan menelepon asistennya.
"Jack, Ke rumahku sekarang juga!" perintahnya, dan tanpa menunggu jawaban dari Jack, Elrick langsung mematikan sambungan teleponnya, kemudian merebahkan badannya di atas tempat tidurnya.
Elrick mengingat-ingat makanan yang tadi malam ia makan, tapi sepertinya tidak ada yang salah dengan makanannya. Dan sudah berapa hari ini Elrick tidak minum-minuman beralkohol tinggi, jadi bukan di asam lambung masalahnya.
Tidak lama kemudian ada yang mengetuk pintu kamarnya,
"Siapa?" tanya Elrick sambil memijat keningnya dengan ibu jari dan jari telunjuknya.
"Jack, Tuan," sahut Jack.
"Masuk Jack, pintu tidak terkunci!”
Lalu terdengar pintu terbuka, dan Jack masuk sambil menenteng dokumen di lengan kanannya.
"Ini dokumennya, Tuan!” seru Jack sambil mengulurkan dokumen itu ke arah Elrick.
"Dokumen apa?" tanya Elrick kesal.
"Anda menyuruh saya ke sini karena dokumen yang kemarin lupa anda tanda tangani kan? Ini dokumennya, Tuan," jawab Jack.
Elrick langsung duduk dan menepis dokumen-dokumen itu, "Bodoh kau! Saya sedang tidak enak badan kau malah menyerahkan dokumen yang memusingkan itu! Kau ingin saya cepat mati ya?" geramnya.
"Maaf Tuan, saya tidak tahu anda sedang tidak enak badan."
Elrick mengibas tangannya, "Sudah segera rapikan kembali dokumen-dokumen itu, letakkan di atas meja sana, dan panggil Dokter Colin sekarang juga!" perintah Elrick dengan tidak sabar sambil menunjuk meja di depan sofa panjang.
"Baik, Tuan," seru Jack lalu mengeluarkan handphone dari saku dalam jasnya, dan tanpa buang waktu lagi, langsung menelepon dokter Colin.
"Segera ke rumah Mr. Rick sekarang," serunya.
"Apa keluhannya sekarang?" tanya dokter Colin.
"Sudah anda ke sini saja sekarang! Sepertinya ada yang tidak beres dengannya!"
"Ok, lima belas menit lagi saya sampai!"
Jack mematikan handphonenya, "Dokter Colin sedang dalam perjalanan ke sini, Tuan."
"Iya aku sudah dengar, apa volume handphonemu itu tidak bisa di kecilkan Jack? Sudah tuli kau ya?" rutuk Elrick dan Jack langsung periksa volume handphonenya, ternyata suaranya masih sebatas normal.
‘Apa telinga Tuan yang sedang sensitif ya?’ tanya Jack dalam hatinya.
"Sekarang katakan padaku,Jack. Apa kau merasa mual saat ini? Karena kita makan makanan yang sama semalam!"
"Hmm tidak, Tuan. Perut saya baik-baik saja."
"Kalau begitu bukan karena makanan. Lalu kenapa bangun tidur saya langsung merasa mual?"
"Maaf saya tidak tahu, Tuan. Saya bukan dokter. Sebaiknya anda tanyakan saja nanti pada Dokter Colin."
Elrick menatap tajam asisten pribadinya itu, "Yang bilang kau dokter siapa? Dan..."
Elrick berhenti bicara, lalu hidungnya mengendus udara di antara dirinya dan Jack, dan matanya kembali menatap tajam Jack.
"Kau pakai parfum apa sih, Jack? Wanginya membuatku kembali mual!"
Jack mengendus pakaiannya sebelum menjawab, "Ini parfum yang biasa saya pakai, Tuan. Biasanya anda tidak pernah mempermasalahkan wangi parfum saya," jelas Jack dengan kening yang mengkerut bingung.
Elrick mengibas tangannya dengan tidak sabar, mengisyaratkan Jack untuk segera menjauh,
"Kau menjauh sana, aku tidak tahan mencium parfum mu itu!" hardiknya.
Setelah menghela napas panjang, Jack merapikan dokumen yang berceceran di lantai terlebih dahulu, sebelum beranjak menjauh sesuai permintaan bossnya itu.
Sejurus kemudian pintu kamar kembali di ketuk, Jack bergegas ke arah pintu dan membukanya. Sambil tersenyum seperti biasanya, dokter Colin masuk dan berdiri tepat di depan Elrick.
"Kau bisa rebahan sekarang, Mr. Rick? Saya akan periksa anda!" seru dokter Colin, sambil mengeluarkan stetoskop dari dalam tasnya, dan tanpa banyak tanya lagi, Elrick langsung menurutinya.
Setelah memasang bagian eartip stetoskop itu di kedua telinganya, dokter Colin menekan chestpiece ke bagian jantung, paru-paru dan perut Elrick, sementara tangannya memeriksa denyut nadi Elrick.
"Overall, anda baik-baik saja, Mr. Rick. Tidak ada masalah dengan pencernaan anda, dan organ penting lainnya. Saya akan melakukan tes darah untuk meyakinkan anda," jelas dokter Colin.
Dokter Colin mengeluarkan jarum suntik baru dari dalam tasnya, lalu dengan perlahan memasukkan jarum suntik itu ke pembuluh darah arteri Elrick.
Setelah dirasa cukup, dokter Colin mencabut jarum itu dan menekan luka bekas tusukan jarum sebelum membalutnya.
"Lalu kenapa saya merasa mual tadi? dan sekarang pun saya masih merasa mual!" desak Elrick.
"Mungkin anda kelelahan, dan tolong perbanyak istirahat, kurangi jam kerja, yang terpenting jangan telat makan. Ingat anda punya maag!” tegas dokter Colin.
Elrick menatap sini dokter Colin, "Memangnya siapa kau? Berani memberi saya perintah!" geram Elrick.
Mengabaikan geraman Elrick, dokter Colin mengalihkan perhatiannya ke Jack.
"Tolong perhatikan makanan Mr.Rick. Dan kurangi kesibukannya!" serunya dan Jack mengangguk.
Dokter Colin mengeluarkan buku resep dari dalam tasnya,
"Kekayaan anda tidak akan habis bahkan sampai empat belas keturunan sekalipun, tapi masih saja anda memporsir tubuh anda dengan terus bekerja keras, seolah-olah anda akan mati kelaparan saja besok kalau hari ini tidak kerja keras. Aku hanya memberikan vitamin saja untukmu, kalau masih tetap mual jangan segan-segan menghubungi saya lagi," gumam dokter Colin sambil menulis resep, kemudian menyerahkan resep itu pada Jack.
"Apa kau tidak dapat menemukan dokter hebat lainnya, Jack? Dokter yang satu itu terlalu banyak bicara dan terlalu tua, saya tidak yakin telinganya masih bisa mendengar dengan baik!" geram Elrick setelah dokter Colin keluar dari kamarnya.
"Sudah sejak anda kecil Dokter Colin menjadi dokter pribadi anda, Tuan. Dan seperti itu lah ia selama ini bicara sesuai dengan yang ada di dalam pikirannya. Tapi baru kali ini anda mengeluhkannya, Tuan," sahut Jack dengan santai.
"Kau juga sama banyak bicaranya dengan dokter tua itu, siapkan pakaian saya sekarang!” perintah Elrick sambil turun dari tempat tidurnya, kemudian melenggang ke arah kamar mandi.
"Anda akan tetap bekerja hari ini, Tuan?" tanya Jack tapi Elrick mengacuhkannya.
Setelah meletakkan dokumen yang Jack pegang ke atas meja, Jack melangkahkan kakinya ke ruang ganti, dan memilih stelan jas dan kemeja panjang yang akan di pakai Elrick hari ini.
****
Rick Group.
"Buat peraturan baru, mulai besok seluruh karyawan baik pria atau wanita, dilarang memakai parfum, bahkan pewangi pakaian sekalipun!! Saya nyaris mati menahan mual karena mencium parfum mereka saat rapat tadi!!" perintah Elrick pada Jack dengan nada tegas.
"Tapi itu akan membuat kehebohan di sini, Tuan." ujar Jack dengan penuh pertimbangan.
"Lakukan perintah saya sekarang juga, atau saya pecat!" gertak Elrick dan Jack langsung mencatat perintah bossnya itu di tabletnya.
"Ada lagi Tuan yang harus saya tambahkan?"
"Sementara itu dulu. Bawa ke sini makan siang saya."
Tanpa di perintah dua kali, Jack langsung meletakkan menu makan siang Elrick di atas mejanya, dan Elrick langsung mendorong mundur kursi kerjanya saat melihat dan mencium makanan yang ada di depannya itu.
"Kau mau membunuh saya ya? Makanan apa ini? Dan baunya … " Elrick tidak melanjutkan lagi gerutuannya karena langsung lari ke kamar mandi dan kembali muntah.
"Tuan, apa anda baik-baik saja?" tanya Jack sambil mengetuk pintu kamar mandi.
"Apa saya terlihat baik-baik saja? Belakangan ini performa kerjamu menurun, Jack. Saya akan memotong gajimu bulan depan!" keluh Elrick sebelum akhirnya kembali muntah.
Dengan segera, Jack menghubungi kembali dokter Colin dan memintanya datang ke Rick Group secepatnya.
Dan setelah dokter Colin datang, Elrick menceritakan semua keluhannya, dari rasa mual, penciumannya yang menjadi lebih sensitif, bahkan pendengarannya pun terkadan ikut sensitif juga.
"Dari hasil lab terlihat baik dan normal. Saya juga sudah melakukan Arterial Blood Gas, dan hasilnya juga normal," jelas dokter Colin sambil membacakan hasil labnya.
"Lalu sebenarnya saya sakit apa? Tidak mungkin saya bisa tiba-tiba mual tanpa alasan yang jelas, pasti ada faktor pemicunya kan?" Elrick mencecar dokter Colin dengan pertanyaan demi pertanyaan.
Untuk sesaat dokter Colin menatap penuh wajah Elrick, dan suaranya terdengar ragu-ragu saat bertanya,
"Apa dua bulan belakangan ini anda menghamili seseorang?"
Elrick terperanjat saat mendengar pertanyaan dokter Colin itu, dan amarah kembali menguasainya,
"Apa kau pikir saya tidak bersikap hati-hati saat melakukannya? Saya selalu memakai alat pelindung!" geram Elrick kesal.
"Apa anda merasakan emosi anda naik turun belakangan ini?" tanya dokter Colin lagi.
"Iya, Sial! Sebenarnya ada apa dengan saya"
"Dugaan sementara saya, anda mengidap Syndrom Couvade, atau kehamilan simpatik. Sudah pasti ada seseorang yang sedang mengandung anak anda!" dokter Colin menegaskan dengan penuh keyakinan,
"Apa anda yakin tidak lupa memakai alat pelindung? Atau mungkin alat pelindung itu bocor?"
Elrick memukul meja dengan kencang, "Saya selalu memastikan untuk selalu memakainya, dan sepanjang sepengetahuan saya, tidak pernah sekalipun ada kebocoran. Dan terlebih lagi saya tidak pernah berhubungan intim lagi sejak … " kata-kata Elrick menggantung saat ia teringat sesuatu.
"Oh my God … ” gumamnya sambil membelalakkan kedua matanya.
"Sejak kapan? Apa itu dua bulan yang lalu?" desak dokter Colin.
"Ya, sejak dua bulan lalu. Dan saya tidak memakai alat pelindung saat itu. Tapi bisakah kehamilan itu terjadi walau hanya melakukannya satu malam?" tanya Elrick sambil mengerutkan keningnya.
"Walau hanya melakukan sekali pun bisa saja terjadi kehamilan, kalau wanita itu sedang dalam masa subur," jawab dokter Colin.
Elrick langsung mengalihkan perhatiannya ke Jack yang sedang ternganga tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Jack, segera cari informasi tentang wanita itu!" perintahnya.
Empat Tahun KemudianAkhirnya sesuai dengan target mereka, Aliana Keizaa dan Clarissa berhasil menyelesaikan kuliah pasca sarjana mereka dalam waktu dua tahun, dan gelar Magister Manajemen sudah mereka sandang saat ini.Lengan mereka saling merangkul, dan senyum manis tersungging di wajah ketiganya ke arah kamera Alson, yang mendapat tugas mengabadikan prosesi wisuda adik dan istrinya itu."Mommy!" teriak nyaring Leon sambil berlari ke arah Aliana dan langsung memeluk kakinya. Bocah berusia tiga tahun itu sepertinya berhasil melepaskan diri lagi dari pengasuhnya.Aliana menunduk untuk menggendong putranya itu, "Sayang, Mommy kan sudah bilang, jangan lari-lari nanti kamu jatuh bagaimana?" tegurnya sambil mencubit gemas hidung Leon yang mancung.Leon memainkan tali topi toga Aliana, kemudian menarik lepas topi itu dari kepala Aliana, hingga jepit rambut Aliana ikut terlepas, dan rambut panjangnya tergerai indah hingga ke punggungnya.Seperti tidak menyadari kerusakan yang ia sebabkan p
Elrick menatap pantulan dirinya di depan cermin besar kamarnya. Celana panjang dan kemeja yang serba longgar, serta jas yang baru sekali ini ia lihat mereknya, yang jelas bukan dari desainer ternama.Belum lagi kacamata bulatnya, serta tompel buatan di pipi kanannya, “Oh my God! Saya jadi terlihat nerd seperti ini, jangan sampai salah satu kolega saya melihat saya seperti ini!" gerutunya, lalu menghela napas kesal sebelum menambah lagi rentetan gerutuannya, "Dan jas ini? Darimana kau mendapatkannya? Saya akan membakar pabriknya karena sudah membuat jas yang tidak berkualitas seperti ini!" geram Elrick kesal."Astaga, Tuan. Ini hanya sementara sampai kita mendapatkan kepastian tentang anak itu," timpal Jack sambil mendecakkan lidahnya.Elrick langsung balik badan, dan memberikan tatapan tajam ke arah Jack, "Apa yang saya dengar barusan adalah gerutuanmu, Jack? Kalau kau sudah bosan bekerja dengan saya ... Ajukan segera surat pengunduran dirimu!" ancamya dengan nada dingin.Jack lan
Elrick membanting pintu Penthousenya hingga membentur dinding, dan menyebabkan suara benturan keras yang menggelegar sampai ke balkon samping kolam renang, tempat Jack sedang bersantai sambil menyesap secangkir Americanonya.Dengan tergopoh-gopoh Jack langsung menghampiri Elrick, dan mengambil tas kerjanya dari tangannya, "Bagaimana interviewnya, Tuan?" tanya Jack."Bagus yaa kau bisa duduk santai, sementara saya harus bekerja!" geram Elrick sambil membanting jasnya ke lantai.Jack memilih untuk diam, kemudian menunduk untuk mengambil jas itu dari lantai dan memindahkannya ke rak baju kotor, karena dalam keadaan bossnya yang seperti ini, mau beralasan apapun Jack akan tetap salah, dan ujung-ujungnya gajinya akan di potong lagi."Ambilkan aku champagne!" seru Elrick sambil menggulung lengan kemejanya, dan menjatuhkan dirinya di atas sofa."Tapi anda belum makan, Tuan." "Ambilkan saja cepat! Atau...""Baik, Tuan," sela Jack sebelum Elrick mengatakan akan memotong gajinya lagi, dan Ja
Kepribadian Introvert, pribadi yang fokus kepada pemikiran, perasaan, dan suasa hati yang berasal dari diri sendiri. Introvert bisa jadi karena faktor keturunan atau karena pernah trauma terhadap suatu. Dalam hal Aliana, Elrick belum tahu apa yang menyebabkan kecenderungan Aliana menjadi pribadi yang introvert. Dan sekarang sudah lebih dari dua jam wanita itu duduk di balik meja kerjanya, ia bekerja dalam keheningan, bahkan lalat terbang pun pasti akan terdengar dengan jelas.Elrick jadi sangsi, kalau Aliana adalah wanita yang sama dengan wanita yang menggairahkan itu, perbedaannya di antara keduanya sangat singnifikan.Tapi Elrick harus tetap membiarkan Aliana seperti itu, karena menurut yang ia baca, orang dengan kepribadian Introvert, normalnya mendapatkan ketenangan dan semangat dengan cara menghabiskan waktu sendirian.Lalu tiba-tiba suara nada dering handphone memecah keheningan itu. Aliana masih nampak acuh, Elrick pun mengabaikannya karena suara itu bukanlah Bunyi dering dari
Jika ingin melihat seorang introvert menjadi seorang ekstrovert, cobalah mengajaknya berbicara terlebih dahulu! Mereka akan lebih terbuka jika lawan bicaranya membuka pembicaraan terlebih dahulu, apalagi pertanyaan yang berbobot dan dikuasai seorang introvert itu.'Baiklah, aku akan mencoba peruntunganku,' gumam Elrick dalam hati, sebelum beranjak mendekati Aliana yang sedang sibuk mencari maianan untuk anaknya, putra mereka."Apa Leon menyukai Thomas dalam bentuk kereta? Atau apapun yang ada gambar Thomasnya?" tanya Elrick dengan suara lembut, itupun sudah membuat Aliana sedikit tersentak kaget, karena tiba-tiba ada yang mengajaknya bicara."Iya," jawab Aliana sekenanya."Iya apa? Dalam bentuk kereta atau apa?" Elrick kembali bertanya sambil terkekeh pelan. Sekilas Aliana menatap Elrick, sebelum akhirnya mengalihkan lagi perhatiannya ke rak mainan itu, "Keduanya," jawab Aliana lagi dengan sama singkatnya seperti tadi.'Ah, belum berhasil!' desah Elrick dalam hatinya."Rick, tolong a
Tidak sedikit perusahaan yang memilih pemimpin dengan karakteristik ekstrovert sebagai pilihan utama, termasuk perusahaan Elrick, karena interpersonalnya yang cenderung lebih baik, kemampuan networking yang luas dan selalu tampil energik.Tapi hari ini Aliana telah membuka matanya dengan pengetahuan baru, bahwa seorang introvert juga tidak kalah baiknya dalam hal memimpin perusahaan dan memimpin rapat seperti hari ini.Aliana memiliki tendensi untuk membangun komunikasi yang lebih berkualitas dengan konsep one on one. Aliana tahu kapan harus diam untuk mendengarkan saran dan pandangan lain, membuat bawahannya merasa lebih di dengar dan di hargai, yang belum tentu bisa dilakukan seorang ekstrovert.Sifatnya yang cenderung pendiam, membuat Aliana tidak berkoar-koar untuk meninggikan kemampuannya sendiri, dan enggan menyombongkan diri hanya untuk mendapat perhatian orang-orang di sekitarnya. Padahal lebih dari sekali Elrick melihat kesempatan Aliana untuk membanggakan dirinya, tapi itu
Sebulan Kemudian.Menjadi Personal Assisten ternyata lebih sibuk dari bossnya, tidak mengenal tanggal merah pula dalam hidupnya. Jam kerja tidak delapan jam seperti karyawan biasa, tapi mengikuti jam kerja boss. Lembur sudah menjadi makanan Elrick sehari-hari sekarang.Tapi malam ini, Elrick benar-benar lelah. Ia yang biasanya memberi perintah, sekarang harus menerima perintah. Ia yang biasanya tinggal bertanya jadwal schedulenya, sekarang justru ia yang menjadi time keeper, yang mengatur jadwal kegiatan Aliana dengan detail."Hah, seperti mengurus pasangan saja! Antar jemput, menyemangatinya, memberi solusi dikala Aliana buntu, memberitahu kapan Aliana harus makan, kapan ia harus istirahat sejenak. Sayangnya urusan ranjang tidak termasuk di dalamnya. Padahal wanita itu sudah menghabiskan banyak waktu saya satu bulan ini! Sekarang saya baru bisa tidur jam 12 malam dan jam lima pagi sudah harus bangun!" keluh Elrick sambil merebahkan diri di atas sofa panjangnya."Yah! Seperti itulah C
"Oh, aku mengerti sekarang! Apa kamu sudah memiliki anak, Rick? Kamu tahu benar tentang anak-anak," tanya Aliana, dan Elrick tidak tahu harus menjawab apa.Yang Elrick tahu dan yakini sekarang adalah, Leon benar-benar anaknya, darah dagingnya. Elrick yakin itu, karena matanya tidak dapat membohonginya, dan Elrick langsung merasakan ikatan batin dengan anak itu ketika ia menggendongnya tadi."Di mana orang tua anda?" tanya Elrick mengalihkan pertanyaan Aliana tadi."Oh, mereka sedang di Seoul sekarang. Dirumah kakakku," jawab Aliana sambil menyelimuti Leon sampai batas bawah dagunya."Bukankah rumah yang di sebelah itu rumah Om anda, Nona?' "Iya, tapi mereka semua sedang di Seoul juga. Itu makanya aku meminta bantuanmu, Rick.""Apa anda tidak memiliki baby sitter?" tanya Elrick dengan kening yang mengerut. Karena tidak mungkin sekelas Adipramana tidak mampu membayar baby sitter kan?"Suster Rina sedang sakit, jadi aku memintanya untuk istirahat dulu sampai kondisinya prima lagi, aku t
Keluar dari lift khusus Presdir bersama dengan Elrick yang mengekor di belakangnya, Aliana melihat tatapan terperangah Cintya pada Elrick. Yah, ini kali pertamanya Cintya melihat Elrick tanpa kacamata dan tompel konyolnya itu, yang sudah pasti Elrick terlihat menjadi jauh lebih menarik lagi, dan luar biasa tampan.Saat Elrick masih mengenakan kacamata dan tompel saja Cintya sudah jatuh hati pada pria itu, apalagi sekarang, lihat saja wanita itu nyaris saja menitikkan liurnya. Sambil mendesah kesal Aliana menatap tajam Cintya, walaupun mata sekretarisnya itu saat ini sedang ditujukan sepenuhnya ke Elrick, "Cari dokumen kerjasama dengan PT. Trias dan letakkan di mejaku sekarang!" perintahnya. Mendapati Cintya yang masih juga melamun dan tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari Elrick, membuat Aliana semakin kesal, "Cintya!""Eh, iya ada apa Bu?" tanyanya sambil mengerjapkan kedua matanya."Sudah lah, Nona. Biar saya yang bantu mencari dokumen itu," usul Elrick."Dokumen apa Pak Ricko
"Jadi bagaimana? Kalian mau menikah sebelum atau sesudah dari Amsterdam?" tanya appa Alex, matanya memandang bergantian ke Elrick dan Aliana."Sesudah.""Sebelum ... " jawab Aliana dan Elrick secara bersamaan, lalu Aliana menatap tajam Elrick, dan pria itu hanya mengangkat bahunya."Kalau bisa, Pak Alex, saya akan menikahi Aliana sebelum ke Amsterdam, karena saya tidak mau mengambil resiko, sepulangnya dari Amsterdam Aliana akan berubah pikiran," ujar Elrick sambil menatap penuh Aliana."Aku janji, aku tidak akan berubah pikiran, Rick!" bujuk Aliana, Elrick mengangkat sebelah alis tebalnya,"Are you sure?"Aliana memutar kedua bola matanya, "Iya, Ri
Sambil tersenyum lembut, Elrick terus memandangi Aliana. Siasatnya berhasil, dan appa Alex menangkap basah mereka, hingga menyuruh mereka segera menikah dalam Minggu ini. Sementara Aliana, wanita itu tidak dapat menolak lagi, tidak dengan permintaan penuh harap Leon tadi, dan sekali lagi siasat Elrick berhasil, memanfaatkan putranya untuk meminta Mommynya bersedia menikah dengan Elrick.Elrick tersenyum lebar penuh kemenangan, tentu saja ada andil Eomma Sonya juga dalam hal ini, dukungan kecil darinya membuat Elrick bersedia melakukan hal gila ini, meski wajahnya yang sekali lagi harus ia korbankan."Eommamu wanita yang luar biasa yaa!" puji Elrick, lalu meringis pelan saat Aliana menekan ice bag yang ia pegang ke tulang pipi Elrick yang mulai terlihat memar."Aku membaca resumemu, kamu ahli beladiri karate, taekwondo,
Tidak mau terlena dengan atmosfir menggairahkan di antara mereka, Aliana berdiri tapi tangan Elrick dengan sigap menangkap tangannya, dan menariknya hingga terduduk di atas pangkuannya."El ... "Apapun yang ingin dikeluhkan Aliana tidak dapat ia keluarkan, karena bibir lembut Elrick sudah menyumpal mulutnya, dengan ciuman yang awalnya pelan dan ringan, berubah menjadi dalam dan liar. Dan tangan Aliana yang awalnya mendorong dada Elrick, kini justru di lingkarkan di sekeliling leher Elrick, bersamaan dengan erangan kecil yang mulai keluar dari tenggorokannya.Aliana mendesah pelan saat tangan kanan Elrick menelusup masuk ke balik bajunya, menangkup dan memainkan puncak gunung kembarnya, berpindah-pindah dari yang satu ke yang lainnya.Leguhan nikmat keluar dari mulut Aliana saat ciuman Elrick turun ke bawah, ke area lehernya hingga ke bawah telinganya, Aliana mendongakkan kepalanya, membiarkan Elrick menjelajahi lehernya, lalu menyusuri lidahnya ke titik sensitif di balik telinga Alia
"Kamu tidak tahu apa-apa tentang aku! Jaga bicaramu, Rick!" geram Aliana sambil menepis tangan Elrick dari kedua bahunya.Elrick mundur selangkah sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya, "Kalau begitu, beritahu aku semua tentangmu!"Aliana mendengus pelan, "Tidak akan! Sebaiknya kamu pulang sekarang, Rick!" usirnya."Aku belum bisa pulang sekarang.""Kenapa?" tanya Aliana."Eommamu memintaku stay di sini sampai makan malam nanti, Eommamu mengundangku secara pribadi untuk makan malam dengan keluargamu, dan aku sudah menyetujuinya," jawab Elrick dengan santai."Eomma
"Gambar Daddy mana?" tanya Elrick sambil tersenyum lembut."Tadi Eon ga punya Daddy, teman Eon punya, Eon ga!" mendengar jawaban Leon itu membuat hati Elrick terasa teriris sembilu, jawaban polos dari seorang anak yang terlihat jelas raut kesedihan di wajah mungilnya."Apa ibu guru meminta Leon dan teman-teman untuk menggambar keluarga?" tanya Elrick dengan lembut, tenggorokannya terasa sakit karena menahan air matanya.Leon mengangguk, lalu duduk dan meletakkan kertas gambar itu di atas meja. Pantas saja Leon terlihat sedih, mungkin teman-temannya menggambar keluarga utuh yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya.Sementara Leon ...Napas Elrick tercekat saat membayangkan bagaimana perasaan Leon saat itu, mungkinka
Aliana mengangkat bahunya, "Kisah cinta Eomma dan Appaku pun tidaklah mudah, bahkan mereka pernah bercerai. Yah meskipun pada akhirnya mereka dapat bersatu kembali dan hidup bahagia sampai saat ini. Tapi tetap saja aku tidak mau mengalami hal yang menyakitkan seperti itu. Tidak, jika sendiri lebih baik dan membuatku nyaman, tanpa rasa takut akan tersakiti. Aku akan tetap memilih jalan itu."Kata-kata Aliana terus saja terngiang-ngiang di telinga Elrick, kata yang wanita itu ucapkan dengan penuh tekad saat di rumah sakit tadi. Elrick melirik sekilas ke wanita itu, yang sekarang sedang tertidur di kursi tengah mobilnya dengan mulutnya yang sedikit terbuka, tapi tidak sedikitpun mengurangi kecantikannya.Memang Aliana tidak secantik super model yang pernah menjadi kekasih Elrick, tapi kecantikan Aliana berbeda. Menikmati kebersamaan dengan Aliana, itu sama dengan meminum
"Untungnya tidak ada ligamen yang sobek, jadi saya hanya akan membalutnya dengan perban elastis, untuk mengurangi pembengkakan dan membuat pergelangan kaki anda menjadi lebih baik, Nona!" seru dokter Kevin, dokter Ortopedi yang ditunjuk dokter Sam untuk menangani Aliana."Lakukan apa yang menurut anda baik, Dok!" sahut Aliana kemudian kembali meringis saat dokter itu menekan pergelangan kakinya yang mulai membengkak.Tidak lama kemudian salah satu perawat menyerahkan perban elastis ke dokter Kevin, yang langsung digunakan untuk membalut telapak kaki dan pergelangan kaki Aliana. Setiap balutan saling tumpang tindih membentuk angka delapan, agar perban tidak mudah bergeser, dengan balutan terakhir naik beberapa inchi di atas pergelangan kaki Aliana untuk me
"Elrick, what are you doing here?"Aliana melihat mata Elrick yang membelalak kaget melihat pemilik suara itu, membuat Aliana balik badan mengikuti arah mata Elrick, dan mendapati seorang wanita asing yang tinggi semampai, dengan rambut panjang sewarna madu dan senyum manis yang tersungging di wajah cantiknya.Wanita itu melangkah maju melewati Aliana, dan langsung mencium pipi kiri dan kanan Elrick, sebelum memeluknya dengan erat, "I miss you, Honey! I miss you so much!" seru wanita itu."Gwen, why are you here? You should be back in Amsterdam!" tanya Elrick sambil mendorong tubuh Gwen menjauh darinya.Sambil mendecakkan lidahnya dengan kesal, Gwen kembali berusaha memeluk Elrick lagi, tapi Elrick berhasil menjauhkannya, "Oh come on Rick, don't be like this!"Mengabaikan Gwen, Elrick beralih menatap Aliana yang sedang melihat Elrick dan Gwen secara bergantian, "Kita ke kantor sekarang, Nona?" tanyanya sambil membukakan kembali pintu penumpang depan untuk Aliana."Sebaiknya kamu tema