Dengan langkah gontai, Elrick melangkah ke kamarnya lalu mengambil handphone dari atas nakas samping tempat tidurnya, dan menelepon asistennya.
"Jack, Ke rumahku sekarang juga!" perintahnya, dan tanpa menunggu jawaban dari Jack, Elrick langsung mematikan sambungan teleponnya, kemudian merebahkan badannya di atas tempat tidurnya.
Elrick mengingat-ingat makanan yang tadi malam ia makan, tapi sepertinya tidak ada yang salah dengan makanannya. Dan sudah berapa hari ini Elrick tidak minum-minuman beralkohol tinggi, jadi bukan di asam lambung masalahnya.
Tidak lama kemudian ada yang mengetuk pintu kamarnya,
"Siapa?" tanya Elrick sambil memijat keningnya dengan ibu jari dan jari telunjuknya.
"Jack, Tuan," sahut Jack.
"Masuk Jack, pintu tidak terkunci!”
Lalu terdengar pintu terbuka, dan Jack masuk sambil menenteng dokumen di lengan kanannya.
"Ini dokumennya, Tuan!” seru Jack sambil mengulurkan dokumen itu ke arah Elrick.
"Dokumen apa?" tanya Elrick kesal.
"Anda menyuruh saya ke sini karena dokumen yang kemarin lupa anda tanda tangani kan? Ini dokumennya, Tuan," jawab Jack.
Elrick langsung duduk dan menepis dokumen-dokumen itu, "Bodoh kau! Saya sedang tidak enak badan kau malah menyerahkan dokumen yang memusingkan itu! Kau ingin saya cepat mati ya?" geramnya.
"Maaf Tuan, saya tidak tahu anda sedang tidak enak badan."
Elrick mengibas tangannya, "Sudah segera rapikan kembali dokumen-dokumen itu, letakkan di atas meja sana, dan panggil Dokter Colin sekarang juga!" perintah Elrick dengan tidak sabar sambil menunjuk meja di depan sofa panjang.
"Baik, Tuan," seru Jack lalu mengeluarkan handphone dari saku dalam jasnya, dan tanpa buang waktu lagi, langsung menelepon dokter Colin.
"Segera ke rumah Mr. Rick sekarang," serunya.
"Apa keluhannya sekarang?" tanya dokter Colin.
"Sudah anda ke sini saja sekarang! Sepertinya ada yang tidak beres dengannya!"
"Ok, lima belas menit lagi saya sampai!"
Jack mematikan handphonenya, "Dokter Colin sedang dalam perjalanan ke sini, Tuan."
"Iya aku sudah dengar, apa volume handphonemu itu tidak bisa di kecilkan Jack? Sudah tuli kau ya?" rutuk Elrick dan Jack langsung periksa volume handphonenya, ternyata suaranya masih sebatas normal.
‘Apa telinga Tuan yang sedang sensitif ya?’ tanya Jack dalam hatinya.
"Sekarang katakan padaku,Jack. Apa kau merasa mual saat ini? Karena kita makan makanan yang sama semalam!"
"Hmm tidak, Tuan. Perut saya baik-baik saja."
"Kalau begitu bukan karena makanan. Lalu kenapa bangun tidur saya langsung merasa mual?"
"Maaf saya tidak tahu, Tuan. Saya bukan dokter. Sebaiknya anda tanyakan saja nanti pada Dokter Colin."
Elrick menatap tajam asisten pribadinya itu, "Yang bilang kau dokter siapa? Dan..."
Elrick berhenti bicara, lalu hidungnya mengendus udara di antara dirinya dan Jack, dan matanya kembali menatap tajam Jack.
"Kau pakai parfum apa sih, Jack? Wanginya membuatku kembali mual!"
Jack mengendus pakaiannya sebelum menjawab, "Ini parfum yang biasa saya pakai, Tuan. Biasanya anda tidak pernah mempermasalahkan wangi parfum saya," jelas Jack dengan kening yang mengkerut bingung.
Elrick mengibas tangannya dengan tidak sabar, mengisyaratkan Jack untuk segera menjauh,
"Kau menjauh sana, aku tidak tahan mencium parfum mu itu!" hardiknya.
Setelah menghela napas panjang, Jack merapikan dokumen yang berceceran di lantai terlebih dahulu, sebelum beranjak menjauh sesuai permintaan bossnya itu.
Sejurus kemudian pintu kamar kembali di ketuk, Jack bergegas ke arah pintu dan membukanya. Sambil tersenyum seperti biasanya, dokter Colin masuk dan berdiri tepat di depan Elrick.
"Kau bisa rebahan sekarang, Mr. Rick? Saya akan periksa anda!" seru dokter Colin, sambil mengeluarkan stetoskop dari dalam tasnya, dan tanpa banyak tanya lagi, Elrick langsung menurutinya.
Setelah memasang bagian eartip stetoskop itu di kedua telinganya, dokter Colin menekan chestpiece ke bagian jantung, paru-paru dan perut Elrick, sementara tangannya memeriksa denyut nadi Elrick.
"Overall, anda baik-baik saja, Mr. Rick. Tidak ada masalah dengan pencernaan anda, dan organ penting lainnya. Saya akan melakukan tes darah untuk meyakinkan anda," jelas dokter Colin.
Dokter Colin mengeluarkan jarum suntik baru dari dalam tasnya, lalu dengan perlahan memasukkan jarum suntik itu ke pembuluh darah arteri Elrick.
Setelah dirasa cukup, dokter Colin mencabut jarum itu dan menekan luka bekas tusukan jarum sebelum membalutnya.
"Lalu kenapa saya merasa mual tadi? dan sekarang pun saya masih merasa mual!" desak Elrick.
"Mungkin anda kelelahan, dan tolong perbanyak istirahat, kurangi jam kerja, yang terpenting jangan telat makan. Ingat anda punya maag!” tegas dokter Colin.
Elrick menatap sini dokter Colin, "Memangnya siapa kau? Berani memberi saya perintah!" geram Elrick.
Mengabaikan geraman Elrick, dokter Colin mengalihkan perhatiannya ke Jack.
"Tolong perhatikan makanan Mr.Rick. Dan kurangi kesibukannya!" serunya dan Jack mengangguk.
Dokter Colin mengeluarkan buku resep dari dalam tasnya,
"Kekayaan anda tidak akan habis bahkan sampai empat belas keturunan sekalipun, tapi masih saja anda memporsir tubuh anda dengan terus bekerja keras, seolah-olah anda akan mati kelaparan saja besok kalau hari ini tidak kerja keras. Aku hanya memberikan vitamin saja untukmu, kalau masih tetap mual jangan segan-segan menghubungi saya lagi," gumam dokter Colin sambil menulis resep, kemudian menyerahkan resep itu pada Jack.
"Apa kau tidak dapat menemukan dokter hebat lainnya, Jack? Dokter yang satu itu terlalu banyak bicara dan terlalu tua, saya tidak yakin telinganya masih bisa mendengar dengan baik!" geram Elrick setelah dokter Colin keluar dari kamarnya.
"Sudah sejak anda kecil Dokter Colin menjadi dokter pribadi anda, Tuan. Dan seperti itu lah ia selama ini bicara sesuai dengan yang ada di dalam pikirannya. Tapi baru kali ini anda mengeluhkannya, Tuan," sahut Jack dengan santai.
"Kau juga sama banyak bicaranya dengan dokter tua itu, siapkan pakaian saya sekarang!” perintah Elrick sambil turun dari tempat tidurnya, kemudian melenggang ke arah kamar mandi.
"Anda akan tetap bekerja hari ini, Tuan?" tanya Jack tapi Elrick mengacuhkannya.
Setelah meletakkan dokumen yang Jack pegang ke atas meja, Jack melangkahkan kakinya ke ruang ganti, dan memilih stelan jas dan kemeja panjang yang akan di pakai Elrick hari ini.
****
Rick Group.
"Buat peraturan baru, mulai besok seluruh karyawan baik pria atau wanita, dilarang memakai parfum, bahkan pewangi pakaian sekalipun!! Saya nyaris mati menahan mual karena mencium parfum mereka saat rapat tadi!!" perintah Elrick pada Jack dengan nada tegas.
"Tapi itu akan membuat kehebohan di sini, Tuan." ujar Jack dengan penuh pertimbangan.
"Lakukan perintah saya sekarang juga, atau saya pecat!" gertak Elrick dan Jack langsung mencatat perintah bossnya itu di tabletnya.
"Ada lagi Tuan yang harus saya tambahkan?"
"Sementara itu dulu. Bawa ke sini makan siang saya."
Tanpa di perintah dua kali, Jack langsung meletakkan menu makan siang Elrick di atas mejanya, dan Elrick langsung mendorong mundur kursi kerjanya saat melihat dan mencium makanan yang ada di depannya itu.
"Kau mau membunuh saya ya? Makanan apa ini? Dan baunya … " Elrick tidak melanjutkan lagi gerutuannya karena langsung lari ke kamar mandi dan kembali muntah.
"Tuan, apa anda baik-baik saja?" tanya Jack sambil mengetuk pintu kamar mandi.
"Apa saya terlihat baik-baik saja? Belakangan ini performa kerjamu menurun, Jack. Saya akan memotong gajimu bulan depan!" keluh Elrick sebelum akhirnya kembali muntah.
Dengan segera, Jack menghubungi kembali dokter Colin dan memintanya datang ke Rick Group secepatnya.
Dan setelah dokter Colin datang, Elrick menceritakan semua keluhannya, dari rasa mual, penciumannya yang menjadi lebih sensitif, bahkan pendengarannya pun terkadan ikut sensitif juga.
"Dari hasil lab terlihat baik dan normal. Saya juga sudah melakukan Arterial Blood Gas, dan hasilnya juga normal," jelas dokter Colin sambil membacakan hasil labnya.
"Lalu sebenarnya saya sakit apa? Tidak mungkin saya bisa tiba-tiba mual tanpa alasan yang jelas, pasti ada faktor pemicunya kan?" Elrick mencecar dokter Colin dengan pertanyaan demi pertanyaan.
Untuk sesaat dokter Colin menatap penuh wajah Elrick, dan suaranya terdengar ragu-ragu saat bertanya,
"Apa dua bulan belakangan ini anda menghamili seseorang?"
Elrick terperanjat saat mendengar pertanyaan dokter Colin itu, dan amarah kembali menguasainya,
"Apa kau pikir saya tidak bersikap hati-hati saat melakukannya? Saya selalu memakai alat pelindung!" geram Elrick kesal.
"Apa anda merasakan emosi anda naik turun belakangan ini?" tanya dokter Colin lagi.
"Iya, Sial! Sebenarnya ada apa dengan saya"
"Dugaan sementara saya, anda mengidap Syndrom Couvade, atau kehamilan simpatik. Sudah pasti ada seseorang yang sedang mengandung anak anda!" dokter Colin menegaskan dengan penuh keyakinan,
"Apa anda yakin tidak lupa memakai alat pelindung? Atau mungkin alat pelindung itu bocor?"
Elrick memukul meja dengan kencang, "Saya selalu memastikan untuk selalu memakainya, dan sepanjang sepengetahuan saya, tidak pernah sekalipun ada kebocoran. Dan terlebih lagi saya tidak pernah berhubungan intim lagi sejak … " kata-kata Elrick menggantung saat ia teringat sesuatu.
"Oh my God … ” gumamnya sambil membelalakkan kedua matanya.
"Sejak kapan? Apa itu dua bulan yang lalu?" desak dokter Colin.
"Ya, sejak dua bulan lalu. Dan saya tidak memakai alat pelindung saat itu. Tapi bisakah kehamilan itu terjadi walau hanya melakukannya satu malam?" tanya Elrick sambil mengerutkan keningnya.
"Walau hanya melakukan sekali pun bisa saja terjadi kehamilan, kalau wanita itu sedang dalam masa subur," jawab dokter Colin.
Elrick langsung mengalihkan perhatiannya ke Jack yang sedang ternganga tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Jack, segera cari informasi tentang wanita itu!" perintahnya.
Empat Tahun KemudianAkhirnya sesuai dengan target mereka, Aliana Keizaa dan Clarissa berhasil menyelesaikan kuliah pasca sarjana mereka dalam waktu dua tahun, dan gelar Magister Manajemen sudah mereka sandang saat ini.Lengan mereka saling merangkul, dan senyum manis tersungging di wajah ketiganya ke arah kamera Alson, yang mendapat tugas mengabadikan prosesi wisuda adik dan istrinya itu."Mommy!" teriak nyaring Leon sambil berlari ke arah Aliana dan langsung memeluk kakinya. Bocah berusia tiga tahun itu sepertinya berhasil melepaskan diri lagi dari pengasuhnya.Aliana menunduk untuk menggendong putranya itu, "Sayang, Mommy kan sudah bilang, jangan lari-lari nanti kamu jatuh bagaimana?" tegurnya sambil mencubit gemas hidung Leon yang mancung.Leon memainkan tali topi toga Aliana, kemudian menarik lepas topi itu dari kepala Aliana, hingga jepit rambut Aliana ikut terlepas, dan rambut panjangnya tergerai indah hingga ke punggungnya.Seperti tidak menyadari kerusakan yang ia sebabkan p
Elrick menatap pantulan dirinya di depan cermin besar kamarnya. Celana panjang dan kemeja yang serba longgar, serta jas yang baru sekali ini ia lihat mereknya, yang jelas bukan dari desainer ternama.Belum lagi kacamata bulatnya, serta tompel buatan di pipi kanannya, “Oh my God! Saya jadi terlihat nerd seperti ini, jangan sampai salah satu kolega saya melihat saya seperti ini!" gerutunya, lalu menghela napas kesal sebelum menambah lagi rentetan gerutuannya, "Dan jas ini? Darimana kau mendapatkannya? Saya akan membakar pabriknya karena sudah membuat jas yang tidak berkualitas seperti ini!" geram Elrick kesal."Astaga, Tuan. Ini hanya sementara sampai kita mendapatkan kepastian tentang anak itu," timpal Jack sambil mendecakkan lidahnya.Elrick langsung balik badan, dan memberikan tatapan tajam ke arah Jack, "Apa yang saya dengar barusan adalah gerutuanmu, Jack? Kalau kau sudah bosan bekerja dengan saya ... Ajukan segera surat pengunduran dirimu!" ancamya dengan nada dingin.Jack lan
Elrick membanting pintu Penthousenya hingga membentur dinding, dan menyebabkan suara benturan keras yang menggelegar sampai ke balkon samping kolam renang, tempat Jack sedang bersantai sambil menyesap secangkir Americanonya.Dengan tergopoh-gopoh Jack langsung menghampiri Elrick, dan mengambil tas kerjanya dari tangannya, "Bagaimana interviewnya, Tuan?" tanya Jack."Bagus yaa kau bisa duduk santai, sementara saya harus bekerja!" geram Elrick sambil membanting jasnya ke lantai.Jack memilih untuk diam, kemudian menunduk untuk mengambil jas itu dari lantai dan memindahkannya ke rak baju kotor, karena dalam keadaan bossnya yang seperti ini, mau beralasan apapun Jack akan tetap salah, dan ujung-ujungnya gajinya akan di potong lagi."Ambilkan aku champagne!" seru Elrick sambil menggulung lengan kemejanya, dan menjatuhkan dirinya di atas sofa."Tapi anda belum makan, Tuan." "Ambilkan saja cepat! Atau...""Baik, Tuan," sela Jack sebelum Elrick mengatakan akan memotong gajinya lagi, dan Ja
Kepribadian Introvert, pribadi yang fokus kepada pemikiran, perasaan, dan suasa hati yang berasal dari diri sendiri. Introvert bisa jadi karena faktor keturunan atau karena pernah trauma terhadap suatu. Dalam hal Aliana, Elrick belum tahu apa yang menyebabkan kecenderungan Aliana menjadi pribadi yang introvert. Dan sekarang sudah lebih dari dua jam wanita itu duduk di balik meja kerjanya, ia bekerja dalam keheningan, bahkan lalat terbang pun pasti akan terdengar dengan jelas.Elrick jadi sangsi, kalau Aliana adalah wanita yang sama dengan wanita yang menggairahkan itu, perbedaannya di antara keduanya sangat singnifikan.Tapi Elrick harus tetap membiarkan Aliana seperti itu, karena menurut yang ia baca, orang dengan kepribadian Introvert, normalnya mendapatkan ketenangan dan semangat dengan cara menghabiskan waktu sendirian.Lalu tiba-tiba suara nada dering handphone memecah keheningan itu. Aliana masih nampak acuh, Elrick pun mengabaikannya karena suara itu bukanlah Bunyi dering dari
Jika ingin melihat seorang introvert menjadi seorang ekstrovert, cobalah mengajaknya berbicara terlebih dahulu! Mereka akan lebih terbuka jika lawan bicaranya membuka pembicaraan terlebih dahulu, apalagi pertanyaan yang berbobot dan dikuasai seorang introvert itu.'Baiklah, aku akan mencoba peruntunganku,' gumam Elrick dalam hati, sebelum beranjak mendekati Aliana yang sedang sibuk mencari maianan untuk anaknya, putra mereka."Apa Leon menyukai Thomas dalam bentuk kereta? Atau apapun yang ada gambar Thomasnya?" tanya Elrick dengan suara lembut, itupun sudah membuat Aliana sedikit tersentak kaget, karena tiba-tiba ada yang mengajaknya bicara."Iya," jawab Aliana sekenanya."Iya apa? Dalam bentuk kereta atau apa?" Elrick kembali bertanya sambil terkekeh pelan. Sekilas Aliana menatap Elrick, sebelum akhirnya mengalihkan lagi perhatiannya ke rak mainan itu, "Keduanya," jawab Aliana lagi dengan sama singkatnya seperti tadi.'Ah, belum berhasil!' desah Elrick dalam hatinya."Rick, tolong a
Tidak sedikit perusahaan yang memilih pemimpin dengan karakteristik ekstrovert sebagai pilihan utama, termasuk perusahaan Elrick, karena interpersonalnya yang cenderung lebih baik, kemampuan networking yang luas dan selalu tampil energik.Tapi hari ini Aliana telah membuka matanya dengan pengetahuan baru, bahwa seorang introvert juga tidak kalah baiknya dalam hal memimpin perusahaan dan memimpin rapat seperti hari ini.Aliana memiliki tendensi untuk membangun komunikasi yang lebih berkualitas dengan konsep one on one. Aliana tahu kapan harus diam untuk mendengarkan saran dan pandangan lain, membuat bawahannya merasa lebih di dengar dan di hargai, yang belum tentu bisa dilakukan seorang ekstrovert.Sifatnya yang cenderung pendiam, membuat Aliana tidak berkoar-koar untuk meninggikan kemampuannya sendiri, dan enggan menyombongkan diri hanya untuk mendapat perhatian orang-orang di sekitarnya. Padahal lebih dari sekali Elrick melihat kesempatan Aliana untuk membanggakan dirinya, tapi itu
Sebulan Kemudian.Menjadi Personal Assisten ternyata lebih sibuk dari bossnya, tidak mengenal tanggal merah pula dalam hidupnya. Jam kerja tidak delapan jam seperti karyawan biasa, tapi mengikuti jam kerja boss. Lembur sudah menjadi makanan Elrick sehari-hari sekarang.Tapi malam ini, Elrick benar-benar lelah. Ia yang biasanya memberi perintah, sekarang harus menerima perintah. Ia yang biasanya tinggal bertanya jadwal schedulenya, sekarang justru ia yang menjadi time keeper, yang mengatur jadwal kegiatan Aliana dengan detail."Hah, seperti mengurus pasangan saja! Antar jemput, menyemangatinya, memberi solusi dikala Aliana buntu, memberitahu kapan Aliana harus makan, kapan ia harus istirahat sejenak. Sayangnya urusan ranjang tidak termasuk di dalamnya. Padahal wanita itu sudah menghabiskan banyak waktu saya satu bulan ini! Sekarang saya baru bisa tidur jam 12 malam dan jam lima pagi sudah harus bangun!" keluh Elrick sambil merebahkan diri di atas sofa panjangnya."Yah! Seperti itulah C
"Oh, aku mengerti sekarang! Apa kamu sudah memiliki anak, Rick? Kamu tahu benar tentang anak-anak," tanya Aliana, dan Elrick tidak tahu harus menjawab apa.Yang Elrick tahu dan yakini sekarang adalah, Leon benar-benar anaknya, darah dagingnya. Elrick yakin itu, karena matanya tidak dapat membohonginya, dan Elrick langsung merasakan ikatan batin dengan anak itu ketika ia menggendongnya tadi."Di mana orang tua anda?" tanya Elrick mengalihkan pertanyaan Aliana tadi."Oh, mereka sedang di Seoul sekarang. Dirumah kakakku," jawab Aliana sambil menyelimuti Leon sampai batas bawah dagunya."Bukankah rumah yang di sebelah itu rumah Om anda, Nona?' "Iya, tapi mereka semua sedang di Seoul juga. Itu makanya aku meminta bantuanmu, Rick.""Apa anda tidak memiliki baby sitter?" tanya Elrick dengan kening yang mengerut. Karena tidak mungkin sekelas Adipramana tidak mampu membayar baby sitter kan?"Suster Rina sedang sakit, jadi aku memintanya untuk istirahat dulu sampai kondisinya prima lagi, aku t
"Maaf, tadi aku tidak membawa ponselku," ujar Leia pada Guzmân setelah melihat lebih dari sepuluh panggilan tidak terjawab dari pria itu, dan ia langsung menelepon balik. "memangnya kamu darimana? Kamar mandi?" tanya Guzmân. "Aku dari rumah sakit," jawab Leia. "Kamu sakit apa? Kenapa tidak mengabariku, ah maaf aku lupa kalau ponselmu tidak terbawa. Apa aku perlu ke Apartmentmu? Kamu mau aku bawakan apa" "Hanya kelelahan saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kamu tenang saja." "Mana bisa aku tenang, kalau sahabatku sedang sakit. Besok kita batalkan saja rencana ke taman hiburannya yaa," saran Guzmân. "Ya, maaf. Karena aku ke taaman hiburannya jadi batal," desah Leia. "Kesehatanmu jauh lebih penting, Leia ... Boleh aku ke Apartmentmu?" "Malam ini aku tidur bersama dengan keluargaku di Penthouse Om Keanu. Karena aku
"Kalian lihat? Leuis sangat mengkhawatirkan Leia. Dia bahkan lupa ada kita di sini," ujar mommy Aliana sambil menggelangkan kepalanya."Bukankah Leuis memang seperti itu sejak dulu?" tanya Leon. Ia heran kenapa mommynya bersikap seolah itu adalah hal yang baru untuk Leuis. Padahal sejak dulu, kalau Leon dan Leia sama-sama terjatuh, maka Leia lah yang akan mendapatkan perhatian Leuis, bukan dirinya apalagi yang lain.Kedua pasang orang tua itu, juga Aurora memutuskan untuk tidak memberitahu terlebih dahulu rencana mereka itu pada yang lainnya. Demi lancarnya semua rencana yang telah mereka susun dengan rapi itu."Anak-anak, sebaiknya kalian berangkat lebih dulu ke rumah sakit, ada yang harus kami para orang tua bahas!" seru daddy Keanu. Mereka pun dengan patuh melangkah ke arah lift untuk menuju parkiran mobil."Masih mau lanjut atau tidak?" tanya mommy Cornelia."Sebaiknya lanjut saja, Leuis masih belum berani mengakui perasaannya secara
"Apa kamu serius dengan putri om dan akan menikahinya?" tanya daddy Keanu pada Leuis saat keluarga mereka tengah berkumpul di ruang keluarga di Penthouse opa Hardhan yang kini sudah beralih menjadi milik daddy Keanu itu."Dad ... Kenapa bertanya seperti itu?" keluh Aurora sebelum melirik sekilas Leia yang tengah fokus dengan makanannya."Kenapa? Daddy hanya memastikan saja karena kamu adalah anak Daddy satu-satunya. Tidak ada satupun yang boleh menyakitimu termasuk Leuis!"Daddy Keanu kembali menatap tajam Leuis, "Ayo jawab!" serunya dengan tidak sabar."Saya tidak bisa menjanjikan apapun pada Om, karena saya tidak dapat menebak kedepannya akan seperti apa. Tapi satu hal yang pasti, saya tidak akan pernah menyakiti Aurora," jawab Leuis."Lagipula aku belum mau menikah, Dad! Aku masih mau mengembangkan karir modelku," sambung Aurora."Mau kamu kembangi lagi hingga tahap mana, Aurora? Kamu sudah berada di puncak karirmu saat ini, d
"Siang sekali kau datangnya, dari mana saja?" cecar Leuis ketika pintu kantornya mengayun terbuka, menampakkan sosok Guzmân yang melangkah masuk mendekatinya.Alih-alih merespon Leuis, Guzmân malah mendudukkan dirinya di kursi depan meja kerja Leuis,"Aaahh hari yang membahagiakan ... " desahnya penuh kemenangan.Leuis menyipitkan kedua matanya ke arah Guzmân saat bertanya, "Dan apa tepatnya yang membuatmu bahagia?" Mengingat sahabatnya itu baru saja bertemu dengan Leia, membuat Leuis menduga kalau ini pasti ada hubungannya dengan Leia. Jangan bilang kalau mereka ..."Kami sudah resmi pacaran sekarang," jawab Guzmân dengan nada bangga.Seketika bahu Leuis merosot di kursinya, seolah ada beban berat yang menimpa bahunya itu. Ia menatap Guzmân lekat-lekat mencari jejak kebohongan di sana, tapi sialnya kedua mata pria itu mengatakan yang sebaliknya."Well ... Congratulations, to both of you!" serunya meski tidak terdengar
"Pria itu selalu mendekatiku, Dad! Dan aku sudah kehabisan cara untuk membuatnya menjauh dariku!" keluh Aurora pada daddy Keanu, saat mereka tengah menghadiri pesta cocktail di salah satu rumah klien daddy Keanu yang juga dihadiri daddy Elrick dan mommy Aliana itu.Daddy Keanu melirik pria yang dimaksud putri semata wayangnya itu, pria yang saat ini terus menatap Aurora tanpa berkedip sedikitpun,"Pria seperti itu hanyalah para pria pemburu harta," gumam daddy Elrick yang langsung diamini daddy Keanu,"Ya, aku juga menduganya seperti itu. Dan kamu sudah bertindak benar dengan memilih untuk menjauhkannya, Aurora.""Ya tapi pria itu terus saja mendatangiku, Dad. Dia bahkan mengetahui jadwal pemotretanku dengan tepat. Dia selalu mengetahui lokasiku berada.""Apa kamu mau Daddy menghabisinya?" tanya daddy Keanu.Aurora meringis sebelum menjawab, "Tidak, Demi Tuhan jangan, Dad! Aku hanya ingin menghindarinya bukan menghilangkan nyawa
Karena Guzmân yang terus mendesaknya, pada akhirnya Leia menceritakan semua masalahnya dengan Leuis. Mulai dari c1uman tak terduga mereka di atas jembatan harapan, lanjut ke c1uman Leuis yang lainnya, hingga ke masalah Aurora.Leia tidak lagi dapat menyembunyikan semua kenyataan itu dari Guzmân. Pria itu telah lama curiga kalau ada sesuatu di antara Leia dan Leuis, dan dengan gigihnya selalu mengorek masalah itu dari Leia.Bahkan Leia mengakui kalau sebenarnya ia sangat menyukai Leuis, hanya karena tidak ingin menjadi orang ketiga di dalam hubungan pria itu dengan Aurora, itu makanya ia memilih untuk menjauh.Meski demikian ia tetap merahasiakan kalau Leuis adalah kakak angkatnya, dan Leia adalah putri dari miliarder ternama, Mr. Rick."Jadi, Leuis memintamu untuk turut serta ke Venice?" tanya Guzmân."Yaa ... " jawab Leia sambil memberengut dan menyandarkan punggungnya ke kursinya."Kenapa terlihat kesal seperti itu? Bukankah it
"Hari ini Leia tidak masuk!" seru Leon sambil duduk santai dengan kedua kaki yang ia naikkan ke atas meja.Dari balik meja kerjanya, Leuis menatap kedua kaki yang saling menopang itu tanpa ada keinginan untuk menegurnya untuk menurunkan kakinya, ia tidak mau membuang kata-katanya dengan percuma, adiknya itu tidak akan mau mendengarkan.Sejak Leon kerja di perusahaannya, Leia memang selalu berangkat bareng kakaknya itu. Dan Leia tidak pernah lagi mendatangi unitnya. Wanita itu selalu pulang malam dan beralasan makan di tempat Aletta pada Leon dan sepupu-sepupunya. Dan paginya selalu beralasan Aletta sudah membawakan sarapan pagi untuknya.Apa benar dengan yang dikatakan Alexa tempo hari, kalau Leia menghindarinya hanya karena tidak mau menjadi orang ketiga di dalam hubungannya dengan Aurora? Apa wanita itu benar-benar cemburu pada Aurora?Haruskah Leuis menceritakan yang sebenarnya pada Leia kalau ia dan Aurora hanya tengah berpura-pura p
"Harus banget yaa kamu pindah, Leia?" tanya Alexa pada sepupunya yang tengah packing baju-bajunya untuk di pindahkan ke Apartmentnya yang baru."Apartmentku yang baru lebih dekat jaraknya dari kantor Leuis, Lexa. Bisa dicapai dengan hanya berjalan kaki," jawab Leia."Aku tahu bukan itu kan alasan utamamu untuk segera pindah dari sini?" tebak Alexa.Leia menutup kopernya yang sudah penuh, setelah menguncinya dengan rapat baru ia mengalihkan perhatiannya pada Alexa, "Apa maksudmu?" tanyanya."Leuis, karena dia sekarang telah menjalin hubungan dengan Aurora kan?"Leia tertawa getir, "Astaga ... Darimana pikiran anehmu itu datang, Lexa? Apa hubungannya kepindahanku dengan Leuis dan Aurora? Mereka mau menikah sekalipun aku tidak peduli, aku sudah memiliki Guzmân, apa kamu lupa dengan apa yang daddyku bilang kemarin malam? Kami akan dijodohkan.""Kamu hanya tinggal menyangkalnya saja, Leia. Tidak perlu menjelaskan panjang lebar sepert
"Kamu menyukai Leia kita, ya kan?" tebak Alexa.Mereka tengah menikmati malam hari yang tidak kalah ramainya dengan siang hari di jalanan terindah di kota Paris itu, seperti biasanya Leuis selalu memilih untuk jalan di belakang mereka. Dan Alexa menyamakan langkahnya dengan pria itu saat yang lainnya sudah berada sedikit lebih jauh darinya dan Leuis."Aku memang menyukainya, dia adikku," jawab Leuis dengan santai, dan Alexa memutar kedua bola matanya,"Kamu tahu betul apa maksud dari pertanyaanku tadi, Leuis."Sambil memasukkan sebelah tangannya ke saku celananya, Leuis menatap punggung wanita yang Alexa maksud, yang tengah bergandengan tangan dengan Aletta. Sesekali jari telunjuk wanita itu menunjuk ke salah satu kafe atau apapun selama percakapannya dengan sahabatnya itu.Ya, ia tahu apa maksud dari pertanyaan Alexa tadi, dan ia enggan untuk menjawabnya. Bukan karena ia tidak percaya pada Alexa, tapi karena mengatakan yang sebenarnya pu