Share

Istri Kesayangan Om Duda
Istri Kesayangan Om Duda
Penulis: DinDin

Bab I : Pelaminan

Penulis: DinDin
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-09 07:00:43

Hangatnya mentari pagi belum menyentuh tubuh Shanne, gadis yang masih pengar di ranjangnya membalikkan tubuhnya dengan malas telah menyadari hari sudah pagi. Dia belum melihat sekeliling kamarnya belum menyadari ada sosok laki laki yang tengah duduk di sofa.

“Mpph.. jam berapa ini?.” Gumam Shanne, dia mencoba meraih jam di meja.

Sosok laki laki itu mengamati dengan senyum tipis kemudian berdiri mendekat pada gadis tersebut, dia tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun seolah terpesona meski Sun Shanne tampak acak acakan.

“Selamat pagi Nona…,” sapa laki laki tersebut, menyentuh hidung Shanne.

“Kenapa ada suara yang menyapa di kepalaku?.” Pikir Shanne, belum menyadari.

Shanne belum bangkit dia masih menyeimbangkan otaknya untuk melihat jam di tangannya dengan tepat. Dia minum lebih banyak semalam dari biasanya membuatnya sedikit kesulitan.

“Hai Nona, sekarang adalah pukul tujuh pagi.”

“Tujuh pagi, syukurlah aku tidak terlambat,” balas Shanne, “tunggu suara siapa barusan!”

Shanne kemudian bangkit dia terkejut dengan kehadiran sosok laki laki asing di ranjang tempat tidurnya.

“Siapa kamu?!”

“Aku adalah Dani Alves, calon suamimu dan pagi ini adalah hari pernikahan kita.”

Dengan enteng Dani Alves, Om duda kaya raya tersebut membawa paksa tubuh Shanne ke dalam mobil, tidak peduli seberapa kuat dia melawan tenaganya tidak mampu.

“Lepaskan, dasar kamu pria mesum!” Berontak Shanne.

Dani tidak memperdulikan ocehan Shanne, gadis 20 tahun itu dibawa melaju dengan mobil mewah menuju sebuah gedung dimana Dani benar benar akan menikahinya.

Shanne digendong paksa dan di serahkan pada para pelayan dan penata rias yang sudah menunggunya di dalam. Gaun putih juga sudah terpanjang di sana untuk dikenakan olehnya.

“Tunggu apa yang akan kalian lakukan, jangan mendekat!” Tegas Shanne.

“Jangan khawatir Nona, kami tidak akan menyakiti anda.” Kata salah satu pelayan.

Shanne tidak berdaya, Dani mengutus bawahan perempuan yang memiliki keahlian bela diri, menahannya sekuat tenaga untuk di sulap menjadi pengantin yang menakjubkan.

“Aku mohon, kalian tidak mengerti….kalian pasti salah orang, lepaskan aku.” Shanne memelas, matanya berkaca kaca.

“Tuan Dani tidak salah mengambil pengantin, Nona Sun Shanne,” sahut seorang pria tua,”saya akan mengantar anda ke pelaminan, Tuan Dani dan para tamu sudah menunggu di sana.”

Shanne dibawa ke pelaminan dengan dekorasi elegan, Shanne tidak menyadari bahwa keluarga sambungnya hadir di tengah tengah tamu untuk menyaksikan pernikahannya berlangsung.

Dani dia muncul meraih tangan Shanne sambil membisikkan sesuatu bernada ancaman membuatnya akhirnya terpaku dan menurut.

Keluarganya adalah dalang dari pernikahan paksa yang terjadi demi rasa haus akan kekayaan dan kekuasaan. Mereka telah bersikap kejam dan tidak adil terhadap Sun Shanne serta mengambil keuntungan yang merugikan dirinya setelah ibunya meninggal dunia.

Dewie ibu tiri Shanne tertawa puas dalam hatinya melihat Shanne di pelaminan, dia melirik suaminya yang sama puasnya.

“Anak dari jalang Eve dia pantas mendapatnya.” Gumam Dewi.

Setelah pernikahan berlangsung Shanne kembali dibawa memasuki mobil.

“Tolong lepaskan saya, pernikahan ini salah!”

“Kamu adalah istriku sekarang, kamu tidak punya alasan kemanapun selain di sisiku.” Kata Dani.

Brum.. brum.. brum..

Mereka tiba di kediaman Dani, sebuah hunian mewah dengan fasilitas lengkap di dalamnya, bahkan terdapat pelayan dan beberapa orang yang bekerja di rumah tersebut.

“Selamat datang Tuan dan Nona.” Sapa para pelayan.

“Antarkan dia ke kamarnya.” Perintah Dani.

“Baik Tuan, silahkan Nona ikut dengan saya.” Kata pelayan ramah.

Alih alih mengikuti panduan pelayan yang akan membawanya ke kamar, Shanne dia justru lari menuju gerbang dan ditangkap kembali oleh Dani.

“Nona Sun Shanne, kenapa kamu buru buru sekali, kamarmu berada di dalam aku akan mengantarmu.” Ucap Dani, dia sudah menggendong tubuh Shanne.

“Cih, aku tidak sudi tinggal di rumah pria brengsek sepertimu!”

“Aku adalah suamimu sekarang, jadilah istri yang patuh.” Kata Dani lembut.

Dibawanya tubuh Shanne ke ke sebuah kamar, di mana kamar tersebut memang sudah disiapkan untuk malam pengantin dengan dekorasi romansa, membuat Sun Shanne merinding, dia takut akan dilecehkan nanti malam.

Malam harinya Dani masuk ke kamar, dia ingin menghabiskan malam pertama dengan istri barunya, tapi Shanne selalu melawan dia bertindak kasar dan mendorong tubuh Dani keluar kamar

“Aku tidak akan membiarkanmu menyentuhku sejengkal pun!” Tegas Shanne.

Dia kemudian menutup pintu mengganjalnya dengan beberapa barang, Sun Shanne yang kelelahan kemudian tertidur di ranjang.

Pagi hari pun tiba, Shanne yang sedang membalikkan tubuhnya menyentuh sesuatu yang familiar kemudian seketika bangkit.

“Hwaaa… bagaimana kamu bisa masuk!” Teriak Shannie terkejut.

Laki laki telanjang dada tersebut membuka matanya, dia hanya melemparkan senyum geli mendengar Shannie bicara.

“Ini rumahku, aku bisa masuk ruangan manapun yang aku mau.” Sahut Dani.

Shanne merinding, pikirannya terbang penuh adegan cabul, sosok Dani yang mengaku duda padanya telah berada satu ranjang dengannya semalaman, padahal ia ingat betul setelah proses pernikahan selesai ia mencoba kabur tapi tidak berhasil, lalu berakhir mengunci diri di kamar tersebut. Bahkan Shanne menambahkan meja kecil dan sofa agar tidak ada seorangpun bisa menerobos masuk namun, berakhir sia sia.

Dani berjalan ke arah Shanne yang mematung, dia banyak dihujani kejadian yang sulit untuk dirinya mengerti.

“Sayang, jangan takut begitu… .” Kata Dani, mendekat.

“Sayang?, hey, jangan sembarang mengganti nama orang!” Protes Shanne.

“Baiklah, Shanne sayang, kita sudah melewatkan jam sarapan.” Ucap Dani kembali.

“Astaga, jauhkan kalimat “sayang” itu, kita bukan siapa siapa!, aku orang waras dan kamu penjahat!” Imbuh Shanne frustasi, mengacungkan jari telunjuknya.

“Pernikahan kita ini direstui, kamu adalah istriku sekarang.”

Shanne dengan kapasitas otaknya hampir meledak terlalu lelah berpikir, dia mengambil lampu tidur di dekatnya mengacungkan pada Dani sebagai ancaman, tapi dengan santai Dani menanggapi.

“Omong kosong macam apa ini!, kamu penguntit yang menculik paksa wanita di apartemennya!” Omel Shanne.

“Kalau kamu tidak percaya, kenapa tidak bertanya saja pada keluargamu?.”

Kata kata Dani merobek ingatannya, kata keluarga mengingatkan kapan terakhir kali dirinya bertemu, berbicara dengan keluarganya, tidak mungkin mereka tiba tiba memberi restu pada pernikahan yang tidak mereka ketahui, merasa bahwa ada hal yang tidak beres semakin ia ingin pergi dari kediaman Om duda.

Dani mendekat dalam sekejap kemudian berhasil membawa tubuh Shanne tanpa aba aba.

“Hey, jangan kurang ajar lepaskan aku!, lepaskan!” Ronta Shanne.

Tubuh seksi Shanne meronta, tapi wajahnya juga tersipu ini pertama kalinya dia digendong seperti bayi oleh laki laki tampan, apalagi lekuk perutnya begitu keren bersentuhan dengan pipinya.

Mereka sampai di meja makan, disana mereka disambut pelayan yang ramah, dengan hidangan yang sudah tersaji rapi.

“Silahkan Tuan… Nona… .”

Shanne menyipitkan pandangan, merasa heran dengan menu sarapan yang tersedia.

“Nona Shanne, anda bisa menyerahkan lampu tersebut kepada saya.” Kata pelayan sambil mengulurkan tangannya.

“Eh, ya… .” Sahut Shanne, merasa menyesal tidak menggunakan lampu tersebut untuk memukul Dani yang kurang ajar.

Dani memberi kode mempersilahkan Shanne untuk duduk, tapi dia menolak untuk makan apapun.

“Nona, apakah anda khawatir jika makanan ini mengandung racun?.” Tanya pelayan.

“Umm.. bukan begitu maksudku.” Shanne menggelengkan kepala.

Pelayan itu kemudian membungkuk meminta sang Nona untuk sarapan, membujuknya dengan beberapa kalimat.

“Jangan berkata begitu, aku akan makan… .” Timpal Shanne.

Dia akhirnya duduk di kursi yang telah dipersilahkan Dani untuknya.

“Hey, apa orang kaya hanya makan roti dan salad?.” Ucap Shanne heran.

“Tidak semua, bisa juga sereal.”

“Apa kamu telanjang dada setiap pagi?.” Tanya Shanne kembali.

“Tidak, tapi jika kamu mau aku bersedia telanjang setiap hari.” jawab Dani, melempar tatapan mesum.

Shanne yang mendengar kalimat tersebut memasang wajah jijik, lalu membuang muka cantiknya, terasa jawaban tersebut di luar prediksi manusia.

Masih belum menyentuh makanan di meja Dani kemudian menanyakan makanan yang ingin Shanne makan. Tapi dengan separuh tersenyum ia memiliki Sub Shanne memiliki ide.

“Apapun, kamu hanya tinggal mengatakan pada pelayan di sana.” Ucap Dani.

“Sungguh?, bagaimana jika aku ingin makan lobster, kimbab, ramen, steak atau bahkan daging rusa sekalipun?, ah iya kepiting alaska, apa itu bisa.” Kata Shanne, dia sengaja mengatakan itu semua, berharap Dani tidak bisa mengabulkannya.

“Baiklah, apapun yang istriku minta.” Sahut Dani.

Pelayan hanya tersenyum merasa lega, Nona rumah ini begitu cantik, lucu dan sopan, tidak seperti Nona sebelumnya.

“Mohon tunggu sebentar saya akan segera menyajikan untuk anda.” Kata Pelayan tersebut.

Shanne kemudian berdiri dia mengejar pelayan tersebut kemudian meminta maaf, dia hanya ingin mengerjai Dani bukan untuk merepotkan dirinya.

“Maafkan aku, kamu tidak perlu melakukan apapun, aku bisa makan sarapan yang sudah kamu siapakah.” Ucap Shanne.

“Nona, jika anda benar benar menginginkannya jangan khawatir akan merepotkan.” Jelas Pelayan.

“Ah tidak, begini saja sajikan nasi goreng saja.” Kata Shanne kembali dengan memasang senyum kuda.

“Baiklah Nona, saya akan segera kembali.”

Shanne kemudian duduk kembali di meja makan, Dani terlihat menahan tawa dari sudut bibirnya, membuat Shanne melempar buah apel ke arahnya.

“Astaga..” Ucap Dani kaget.

Siang harinya Shanne terlihat mondar mandir di kamar, ia sudah tiga kali mencoba kabur tapi terus menerus tertangkap, sampai kemudian ia membanting dirinya di kasur, sepintas mengamati langit langit kamar yang kokoh, matanya mulai berkaca-kaca.

“Huffh….”

Shanne terbesit ucapan Dani yang memintanya menanyakan langsung soal pernikahan pada keluarganya, tapi dia tidak tahu dengan cara apa bisa menghubungi mereka, kecuali jika Shanne pulang dan meminta kejelasan, itupun jika mereka masih berada di alamat yang sama seperti sepuluh tahun lalu.

Ceklek..

Dani merasa heran, kenapa pintu kamar Shanne tidak terkunci, kemudian ia masuk mendapati Shannie berpikir keras sambil memejamkan mata, tidak menyadari kepala Dani mendekat mencium keningnya.

“Astaga!, huekk!” Ucap Shanne ia mengelap bekas kecupan Dani, lalu berdiri dengan bibir yang siap mengomel.

“Tega sekali, atau jangan jangan kamu suka di cium di bagian lain.” Goda Dani.

“Aku memang pemabuk dan penjudi, tapi aku bukan pelacur.” Timpal Shanne.

Tanpa ekspresi pinggang ramping Shanne diraih tanpa jarak bersentuhan dengan Dani. Jantungnya berdegup kencang.

Telunjuk Dani menyentuh bibir Shanne, jatuh satu kecupan lembut di sana.

“Shanne, aku mencintaimu.” Ucap Dani, ia mengelus rambut lurus Shanne.

Shanne tidak bisa menjawab, ia tidak menginginkan pernikahan seperti ini, dengan pria yang tidak ia kenal sebelumnya. Kemarin memaksanya menikah, kemudian mendadak dia menyatakan cinta saat ini, sungguh situasi yang rumit membuat Shanne ingin segera bangun dari mimpi buruk ini.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 2 : Ciuman Pertama

    “Selamat datang tuan… .” Sambut pelayan. Dani membalas dengan anggukan kecil, lalu pelayan membantu membawakan tas, begitu tiba ia mencari sosok isterinya, berjalan menuju kamar dengan banyak pikiran mengenai Shanne. Knock knock knock Tidak ada jawaban, Dani kemudian memanggil pelayan di bawah menanyakan tentang Shanne. “Maaf tuan, sepertinya nona Shanne sedang tidur.” “Apa dia sudah makan?.” Tanya Dani, ia memandang pintu kamar yang terkunci. “Belum Tuan, nona hanya makan dua keping biskuit.” Mendengar penjelasan pelayan, Dani berinisiatif membawakan makanan, dia secara khusus pulang lebih cepat hari ini untuk memastikan keadaan Shanne di rumah. Para pelayan juga merasa heran, majikannya tidak pernah melakukan hal ini bahkan pada mantan istrinya dahulu. Dani orang sibuk yang menghabiskan banyak waktunya untuk mengurus perusahaan. Sedangkan di dalam kamar, Shanne sedang bersiap untuk melarikan diri, dengan menggenggam benda tumpul di tangannya ia berniat akan memu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 3 : Dinner

    Dengan tidak percaya diri Shanne berjalan sendiri setelah kepala pelayan memapah langkahnya separuh jalan. Pakaian merah maroon yang ia kenakan sedikit memiliki ekor, serta sepatu hak tinggi yang ikut melengkapi menambah kesan anggun padanya. Dia mendadak terdiam, melihat area kebun disulap menjadi tempat dinner luar biasa, meja putih dengan hiasan mawar di atasnya menambah rona romansa. Latar tempat juga dihias dengan banyak bunga dan lampu kecil. Dani sengaja mempersiapkan ini atas saran dari orang kepercayaannya, agar bisa merebut hati Shanne. Masih perlu sepuluh langkah lagi untuk membuatnya benar benar hadir dinner malam itu. Tapi Shanne juga mencari celah, bagaimana ia akan kabur malam ini. Melihat Shanne yang terdiam mematung, Dani segera menghampiri menyerahkan tangannya untuk meraih tangan lembut Shanne. "Kamu sangat cantik malam ini,” puji Dani, ia melempar senyum bahagia. Shanne tidak terlalu memperhatikan apa yang diucapkan Dani, dalam otaknya berisi kata lari.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 4 : Money

    Laki laki dengan tubuh penuh tato sedang merayu gadis muda, ia mengajak gadis itu untuk pergi makan malam bersama, tapi sejurus kemudian gadis itu sudah tertembak oleh satu peluru kemudian jatuh menghantam lantai sebuah pisau juga jatuh dari genggaman gadis muda tersebut. “Ganu!?, apa yang kau lakukan?.” Tanya laki laki bertato kebingungan. “Domenic, kamu sangat polos, gadis itu hendak membunuhmu.” Jelas Ganu. “Kami baru saja akan berciuman, tapi kau… ah sudah lupakan!” Laki laki bertato tersebut bernama Domenic, ia gangster yang ditakuti saat ini, selain kekuatan fisik yang ia miliki, ia juga dianugerahi pesona yang memikat. “Kesepian membuat kamu menjadi bodoh, apa yang akan Shanne katakan jika melihat semua ini,” ucapnya sembari mengantongi pistolnya kembali. “Dia pasti akan memukulku.” Jawab Domenic sedikit mengangguk. Ganu laki laki berwajah adem tersebut adalah tangan kanan Domenic dia memiliki kepribadian lemah lembut tapi tegas, selalu membawa pistol antik yang i

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 5 : Everything

    Lotus, karyawan baru mendapat sanjungan ketika berhasil menjual koleksi Xollo termahal musim ini di hari pertama bekerja oleh rekan kerjanya. Zen Fei sang pemilik yang kebetulan berada di sana kemudian menghampiri karyawan tersebut, dia dengan senyum mengucapkan selamat dan menambah bonus untuknya. Dia juga penasaran siapa yang membeli, namun saat karyawan tersebut menunjukkan atas nama Dani Alves raut wajahnya menjadi heran, itu adalah nama kawan lamanya. Bagaimana dia bisa membeli pakaian perempuan, jelas itu bukan ukuran wanita yang pernah ia temui. *** Beranjak dari Xollo, Shanne kembali memasuki sebuah toko yang menjual kebutuhan wanita mulai dari make up dan perawatan kecantikan, Dani mengajak masuk tapi Shanne sempat menolak, dia tidak terlalu pandai memakai prodak kecantikan, tapi karena teringat ia ingin menguras kantong Dani sebagai pelajaran mendadak bersemangat. "Ini bagian dari hidup seorang wanita, kamu harus membeli sesuatu dari sini," kata Dani. "Baiklah," jaw

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 6 : Perhatian Suami Duda

    Shanne tidak bisa tidur meski hari sudah larut, dia pergi ke lantai bawah untuk mengambil sesuatu untuk dimakan. Ini pertama kalinya Shanne mengendap endap pergi ke dapur di malam hari. Dia mengira semua orang sudah tidur, sehingga dia dengan bebas mengambil cemilan dan sebotol wine. Saat kembali ke kamar, Shanne sepintas masih mendengar aktivitas di salah satu ruangan. Dia berpikir sejenak tapi tidak menemukan jawaban, dengan cuek dia pergi ke kamar tapi langkah ceroboh membuatnya tersungkur. Crang Gelas yang dibawa Shanne pecah, tapi sebotol wine yang ia bawa masih selamat. “Aw… sakit sekali.” Shanne meringis kesakitan. Dengan sedikit merangkak Shanne menepi, pantulan gelas jatuh sedikit mengenai lengannya. Lututnya juga terasa mati rasa menghantam lantai. Suara gaduh membuat Dani di ruang kerjanya langsung berlari memastikan apa yang terjadi, dia menyalakan lampu melihat Shanne terduduk kesakitan. "Shanne!?, apa yang terjadi?," tanya Dani. Dani dengan khawatir membop

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 7 : Cucu Keluarga Alves

    Dokter memeriksa tubuh Shanne, dia sedikit mengangguk kemudian melihat ke arah Dani. "Dia demam tinggi, tapi yang paling serius adalah dia dehidrasi parah dan itu sangat berbahaya." Jelas Dokter. Dokter memberikan resep obat, menyarankan agar Shanne makan makanan bergizi dan minum air putih lebih banyak. "Jangan khawatir dalam tiga hari dia akan sembuh, untuk luka memar kalian hanya perlu mengompres dengan air es." Imbuh sang dokter. Kemudian kepala pelayan mengantar dokter tersebut sampai depan pintu rumah sambil mengucapkan terimakasih. Dokter paruh baya itu adalah dokter pribadi keluarga Alves, mereka memiliki dokter pribadi sebagai salah satu hal wajib untuk menunjang kesehatan. Di dalam kamar Shanne terbaring sedang dirawat oleh para pelayan yang membantu mengganti pakaian Shanne terlebih dahulu, sedangkan Dani ia sibuk mengatakan pada menejer dan para karyawan di ponsel untuk menunda rencana proyek pembangunan sampai minggu depan dengan alasan kesehatan, padahal ia i

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 8 : Bertemu Ibu Mertua

    Dalam lelap tidur Shanne bertemu almarhum ibunya, dia sangat merindukan sosok itu hingga berlari secepat mungkin sambil terus memanggil. "Ibuu... Ibu...." Dani yang tidur di sebelah Shanne mencoba memeluk gadis yang terus mengigau sesekali mencoba membangunkan dengan lembut. "Shanne, bangunlah... Shanne... Shanne!" "Ibu... " Dani kemudian mengguncang tubuh Shanne sedikit kuat barulah ia sadar bahwa pertemuan dengan ibunya tidak nyata membuat matanya berkaca-kaca. "Tenanglah..," Dani memeluk penuh perhatian. Pelukan Dani hangat, Shanne tidak menyangka sebuah pelukan bisa melepaskan sesuatu yang bersembunyi di hatinya, membuatnya lega. "Minumlah... ini efek demam, seseorang akan mengalami mimpi yang dramatis." Kata Dani. Shanne kemudian minum wajahnya sedikit berpaling dari Dani dan mengucapkan terimakasih. "Ingat! Kali ini aku berterimakasih, tapi bukan berati aku sudah memaafkan mu!" Kata Shanne. Dani menahan tawa, dia hanya memberi kecupan pada Shanne yang malu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 9 : Jadi Sandra Papa Mertua

    Di kediaman Dani Alves, Sun Shanne dia baru saja keluar dari kamar, pelayan memberi tahu ada tamu untuknya dan menambahkan agar segera menemuinya, wanita berdarah eropa itu bertanya tamu siapa tapi pelayan tidak menjawab. “Anda harus menemuinya sendiri.” Kata pelayan. Dilanda rasa penasaran dia kemudian mengikuti arahan dari pelayan tersebut, dia menduga bahwa tamu yang pelayan maksud mungkin dia adalah anggota keluarga Alves yang lain secara Nyonya Stevia telah menemuinya. Kebetulan Dani tidak ada dirumah dia kembali bekerja di perusahaan juga memberi tahu akan pulang sedikit terlambat. Pelayan menuntun ke paviliun, seperti Nyonya Stevia di sana juga sudah disediakan teh tapi Sun Shanne tidak mendapati sosok siapapun, kemudian melihat sekitar mencari siapa yang dipanggil tamu oleh pelayan, kemudian datang laki laki gondrong dengan jas hitam pekat membawa dua anak buah dari sisinya. Laki laki itu melempar tatapan intimidasi terhadap Sun Shanne, tanpa perkenalan lewat mulut

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-01

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 9 : Jadi Sandra Papa Mertua

    Di kediaman Dani Alves, Sun Shanne dia baru saja keluar dari kamar, pelayan memberi tahu ada tamu untuknya dan menambahkan agar segera menemuinya, wanita berdarah eropa itu bertanya tamu siapa tapi pelayan tidak menjawab. “Anda harus menemuinya sendiri.” Kata pelayan. Dilanda rasa penasaran dia kemudian mengikuti arahan dari pelayan tersebut, dia menduga bahwa tamu yang pelayan maksud mungkin dia adalah anggota keluarga Alves yang lain secara Nyonya Stevia telah menemuinya. Kebetulan Dani tidak ada dirumah dia kembali bekerja di perusahaan juga memberi tahu akan pulang sedikit terlambat. Pelayan menuntun ke paviliun, seperti Nyonya Stevia di sana juga sudah disediakan teh tapi Sun Shanne tidak mendapati sosok siapapun, kemudian melihat sekitar mencari siapa yang dipanggil tamu oleh pelayan, kemudian datang laki laki gondrong dengan jas hitam pekat membawa dua anak buah dari sisinya. Laki laki itu melempar tatapan intimidasi terhadap Sun Shanne, tanpa perkenalan lewat mulut

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 8 : Bertemu Ibu Mertua

    Dalam lelap tidur Shanne bertemu almarhum ibunya, dia sangat merindukan sosok itu hingga berlari secepat mungkin sambil terus memanggil. "Ibuu... Ibu...." Dani yang tidur di sebelah Shanne mencoba memeluk gadis yang terus mengigau sesekali mencoba membangunkan dengan lembut. "Shanne, bangunlah... Shanne... Shanne!" "Ibu... " Dani kemudian mengguncang tubuh Shanne sedikit kuat barulah ia sadar bahwa pertemuan dengan ibunya tidak nyata membuat matanya berkaca-kaca. "Tenanglah..," Dani memeluk penuh perhatian. Pelukan Dani hangat, Shanne tidak menyangka sebuah pelukan bisa melepaskan sesuatu yang bersembunyi di hatinya, membuatnya lega. "Minumlah... ini efek demam, seseorang akan mengalami mimpi yang dramatis." Kata Dani. Shanne kemudian minum wajahnya sedikit berpaling dari Dani dan mengucapkan terimakasih. "Ingat! Kali ini aku berterimakasih, tapi bukan berati aku sudah memaafkan mu!" Kata Shanne. Dani menahan tawa, dia hanya memberi kecupan pada Shanne yang malu

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 7 : Cucu Keluarga Alves

    Dokter memeriksa tubuh Shanne, dia sedikit mengangguk kemudian melihat ke arah Dani. "Dia demam tinggi, tapi yang paling serius adalah dia dehidrasi parah dan itu sangat berbahaya." Jelas Dokter. Dokter memberikan resep obat, menyarankan agar Shanne makan makanan bergizi dan minum air putih lebih banyak. "Jangan khawatir dalam tiga hari dia akan sembuh, untuk luka memar kalian hanya perlu mengompres dengan air es." Imbuh sang dokter. Kemudian kepala pelayan mengantar dokter tersebut sampai depan pintu rumah sambil mengucapkan terimakasih. Dokter paruh baya itu adalah dokter pribadi keluarga Alves, mereka memiliki dokter pribadi sebagai salah satu hal wajib untuk menunjang kesehatan. Di dalam kamar Shanne terbaring sedang dirawat oleh para pelayan yang membantu mengganti pakaian Shanne terlebih dahulu, sedangkan Dani ia sibuk mengatakan pada menejer dan para karyawan di ponsel untuk menunda rencana proyek pembangunan sampai minggu depan dengan alasan kesehatan, padahal ia i

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 6 : Perhatian Suami Duda

    Shanne tidak bisa tidur meski hari sudah larut, dia pergi ke lantai bawah untuk mengambil sesuatu untuk dimakan. Ini pertama kalinya Shanne mengendap endap pergi ke dapur di malam hari. Dia mengira semua orang sudah tidur, sehingga dia dengan bebas mengambil cemilan dan sebotol wine. Saat kembali ke kamar, Shanne sepintas masih mendengar aktivitas di salah satu ruangan. Dia berpikir sejenak tapi tidak menemukan jawaban, dengan cuek dia pergi ke kamar tapi langkah ceroboh membuatnya tersungkur. Crang Gelas yang dibawa Shanne pecah, tapi sebotol wine yang ia bawa masih selamat. “Aw… sakit sekali.” Shanne meringis kesakitan. Dengan sedikit merangkak Shanne menepi, pantulan gelas jatuh sedikit mengenai lengannya. Lututnya juga terasa mati rasa menghantam lantai. Suara gaduh membuat Dani di ruang kerjanya langsung berlari memastikan apa yang terjadi, dia menyalakan lampu melihat Shanne terduduk kesakitan. "Shanne!?, apa yang terjadi?," tanya Dani. Dani dengan khawatir membop

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 5 : Everything

    Lotus, karyawan baru mendapat sanjungan ketika berhasil menjual koleksi Xollo termahal musim ini di hari pertama bekerja oleh rekan kerjanya. Zen Fei sang pemilik yang kebetulan berada di sana kemudian menghampiri karyawan tersebut, dia dengan senyum mengucapkan selamat dan menambah bonus untuknya. Dia juga penasaran siapa yang membeli, namun saat karyawan tersebut menunjukkan atas nama Dani Alves raut wajahnya menjadi heran, itu adalah nama kawan lamanya. Bagaimana dia bisa membeli pakaian perempuan, jelas itu bukan ukuran wanita yang pernah ia temui. *** Beranjak dari Xollo, Shanne kembali memasuki sebuah toko yang menjual kebutuhan wanita mulai dari make up dan perawatan kecantikan, Dani mengajak masuk tapi Shanne sempat menolak, dia tidak terlalu pandai memakai prodak kecantikan, tapi karena teringat ia ingin menguras kantong Dani sebagai pelajaran mendadak bersemangat. "Ini bagian dari hidup seorang wanita, kamu harus membeli sesuatu dari sini," kata Dani. "Baiklah," jaw

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 4 : Money

    Laki laki dengan tubuh penuh tato sedang merayu gadis muda, ia mengajak gadis itu untuk pergi makan malam bersama, tapi sejurus kemudian gadis itu sudah tertembak oleh satu peluru kemudian jatuh menghantam lantai sebuah pisau juga jatuh dari genggaman gadis muda tersebut. “Ganu!?, apa yang kau lakukan?.” Tanya laki laki bertato kebingungan. “Domenic, kamu sangat polos, gadis itu hendak membunuhmu.” Jelas Ganu. “Kami baru saja akan berciuman, tapi kau… ah sudah lupakan!” Laki laki bertato tersebut bernama Domenic, ia gangster yang ditakuti saat ini, selain kekuatan fisik yang ia miliki, ia juga dianugerahi pesona yang memikat. “Kesepian membuat kamu menjadi bodoh, apa yang akan Shanne katakan jika melihat semua ini,” ucapnya sembari mengantongi pistolnya kembali. “Dia pasti akan memukulku.” Jawab Domenic sedikit mengangguk. Ganu laki laki berwajah adem tersebut adalah tangan kanan Domenic dia memiliki kepribadian lemah lembut tapi tegas, selalu membawa pistol antik yang i

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 3 : Dinner

    Dengan tidak percaya diri Shanne berjalan sendiri setelah kepala pelayan memapah langkahnya separuh jalan. Pakaian merah maroon yang ia kenakan sedikit memiliki ekor, serta sepatu hak tinggi yang ikut melengkapi menambah kesan anggun padanya. Dia mendadak terdiam, melihat area kebun disulap menjadi tempat dinner luar biasa, meja putih dengan hiasan mawar di atasnya menambah rona romansa. Latar tempat juga dihias dengan banyak bunga dan lampu kecil. Dani sengaja mempersiapkan ini atas saran dari orang kepercayaannya, agar bisa merebut hati Shanne. Masih perlu sepuluh langkah lagi untuk membuatnya benar benar hadir dinner malam itu. Tapi Shanne juga mencari celah, bagaimana ia akan kabur malam ini. Melihat Shanne yang terdiam mematung, Dani segera menghampiri menyerahkan tangannya untuk meraih tangan lembut Shanne. "Kamu sangat cantik malam ini,” puji Dani, ia melempar senyum bahagia. Shanne tidak terlalu memperhatikan apa yang diucapkan Dani, dalam otaknya berisi kata lari.

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 2 : Ciuman Pertama

    “Selamat datang tuan… .” Sambut pelayan. Dani membalas dengan anggukan kecil, lalu pelayan membantu membawakan tas, begitu tiba ia mencari sosok isterinya, berjalan menuju kamar dengan banyak pikiran mengenai Shanne. Knock knock knock Tidak ada jawaban, Dani kemudian memanggil pelayan di bawah menanyakan tentang Shanne. “Maaf tuan, sepertinya nona Shanne sedang tidur.” “Apa dia sudah makan?.” Tanya Dani, ia memandang pintu kamar yang terkunci. “Belum Tuan, nona hanya makan dua keping biskuit.” Mendengar penjelasan pelayan, Dani berinisiatif membawakan makanan, dia secara khusus pulang lebih cepat hari ini untuk memastikan keadaan Shanne di rumah. Para pelayan juga merasa heran, majikannya tidak pernah melakukan hal ini bahkan pada mantan istrinya dahulu. Dani orang sibuk yang menghabiskan banyak waktunya untuk mengurus perusahaan. Sedangkan di dalam kamar, Shanne sedang bersiap untuk melarikan diri, dengan menggenggam benda tumpul di tangannya ia berniat akan memu

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab I : Pelaminan

    Hangatnya mentari pagi belum menyentuh tubuh Shanne, gadis yang masih pengar di ranjangnya membalikkan tubuhnya dengan malas telah menyadari hari sudah pagi. Dia belum melihat sekeliling kamarnya belum menyadari ada sosok laki laki yang tengah duduk di sofa.“Mpph.. jam berapa ini?.” Gumam Shanne, dia mencoba meraih jam di meja.Sosok laki laki itu mengamati dengan senyum tipis kemudian berdiri mendekat pada gadis tersebut, dia tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun seolah terpesona meski Sun Shanne tampak acak acakan.“Selamat pagi Nona…,” sapa laki laki tersebut, menyentuh hidung Shanne.“Kenapa ada suara yang menyapa di kepalaku?.” Pikir Shanne, belum menyadari.Shanne belum bangkit dia masih menyeimbangkan otaknya untuk melihat jam di tangannya dengan tepat. Dia minum lebih banyak semalam dari biasanya membuatnya sedikit kesulitan.“Hai Nona, sekarang adalah pukul tujuh pagi.” “Tujuh pagi, syukurlah aku tidak terlambat,” balas Shanne, “tunggu suara siapa barusan!”Shanne kemud

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status