Share

Istri Kesayangan Om Duda
Istri Kesayangan Om Duda
Author: DinDin

Bab I : Pelaminan

Author: DinDin
last update Last Updated: 2025-03-09 07:00:43

Hangatnya mentari pagi belum menyentuh tubuh Shanne, gadis yang masih pengar di ranjangnya membalikkan tubuhnya dengan malas telah menyadari hari sudah pagi. Dia belum melihat sekeliling kamarnya belum menyadari ada sosok laki laki yang tengah duduk di sofa.

“Mpph.. jam berapa ini?.” Gumam Shanne, dia mencoba meraih jam di meja.

Sosok laki laki itu mengamati dengan senyum tipis kemudian berdiri mendekat pada gadis tersebut, dia tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun seolah terpesona meski Sun Shanne tampak acak acakan.

“Selamat pagi Nona…,” sapa laki laki tersebut, menyentuh hidung Shanne.

“Kenapa ada suara yang menyapa di kepalaku?.” Pikir Shanne, belum menyadari.

Shanne belum bangkit dia masih menyeimbangkan otaknya untuk melihat jam di tangannya dengan tepat. Dia minum lebih banyak semalam dari biasanya membuatnya sedikit kesulitan.

“Hai Nona, sekarang adalah pukul tujuh pagi.”

“Tujuh pagi, syukurlah aku tidak terlambat,” balas Shanne, “tunggu suara siapa barusan!”

Shanne kemudian bangkit dia terkejut dengan kehadiran sosok laki laki asing di ranjang tempat tidurnya.

“Siapa kamu?!”

“Aku adalah Dani Alves, calon suamimu dan pagi ini adalah hari pernikahan kita.”

Dengan enteng Dani Alves, Om duda kaya raya tersebut membawa paksa tubuh Shanne ke dalam mobil, tidak peduli seberapa kuat dia melawan tenaganya tidak mampu.

“Lepaskan, dasar kamu pria mesum!” Berontak Shanne.

Dani tidak memperdulikan ocehan Shanne, gadis 20 tahun itu dibawa melaju dengan mobil mewah menuju sebuah gedung dimana Dani benar benar akan menikahinya.

Shanne digendong paksa dan di serahkan pada para pelayan dan penata rias yang sudah menunggunya di dalam. Gaun putih juga sudah terpanjang di sana untuk dikenakan olehnya.

“Tunggu apa yang akan kalian lakukan, jangan mendekat!” Tegas Shanne.

“Jangan khawatir Nona, kami tidak akan menyakiti anda.” Kata salah satu pelayan.

Shanne tidak berdaya, Dani mengutus bawahan perempuan yang memiliki keahlian bela diri, menahannya sekuat tenaga untuk di sulap menjadi pengantin yang menakjubkan.

“Aku mohon, kalian tidak mengerti….kalian pasti salah orang, lepaskan aku.” Shanne memelas, matanya berkaca kaca.

“Tuan Dani tidak salah mengambil pengantin, Nona Sun Shanne,” sahut seorang pria tua,”saya akan mengantar anda ke pelaminan, Tuan Dani dan para tamu sudah menunggu di sana.”

Shanne dibawa ke pelaminan dengan dekorasi elegan, Shanne tidak menyadari bahwa keluarga sambungnya hadir di tengah tengah tamu untuk menyaksikan pernikahannya berlangsung.

Dani dia muncul meraih tangan Shanne sambil membisikkan sesuatu bernada ancaman membuatnya akhirnya terpaku dan menurut.

Keluarganya adalah dalang dari pernikahan paksa yang terjadi demi rasa haus akan kekayaan dan kekuasaan. Mereka telah bersikap kejam dan tidak adil terhadap Sun Shanne serta mengambil keuntungan yang merugikan dirinya setelah ibunya meninggal dunia.

Dewie ibu tiri Shanne tertawa puas dalam hatinya melihat Shanne di pelaminan, dia melirik suaminya yang sama puasnya.

“Anak dari jalang Eve dia pantas mendapatnya.” Gumam Dewi.

Setelah pernikahan berlangsung Shanne kembali dibawa memasuki mobil.

“Tolong lepaskan saya, pernikahan ini salah!”

“Kamu adalah istriku sekarang, kamu tidak punya alasan kemanapun selain di sisiku.” Kata Dani.

Brum.. brum.. brum..

Mereka tiba di kediaman Dani, sebuah hunian mewah dengan fasilitas lengkap di dalamnya, bahkan terdapat pelayan dan beberapa orang yang bekerja di rumah tersebut.

“Selamat datang Tuan dan Nona.” Sapa para pelayan.

“Antarkan dia ke kamarnya.” Perintah Dani.

“Baik Tuan, silahkan Nona ikut dengan saya.” Kata pelayan ramah.

Alih alih mengikuti panduan pelayan yang akan membawanya ke kamar, Shanne dia justru lari menuju gerbang dan ditangkap kembali oleh Dani.

“Nona Sun Shanne, kenapa kamu buru buru sekali, kamarmu berada di dalam aku akan mengantarmu.” Ucap Dani, dia sudah menggendong tubuh Shanne.

“Cih, aku tidak sudi tinggal di rumah pria brengsek sepertimu!”

“Aku adalah suamimu sekarang, jadilah istri yang patuh.” Kata Dani lembut.

Dibawanya tubuh Shanne ke ke sebuah kamar, di mana kamar tersebut memang sudah disiapkan untuk malam pengantin dengan dekorasi romansa, membuat Sun Shanne merinding, dia takut akan dilecehkan nanti malam.

Malam harinya Dani masuk ke kamar, dia ingin menghabiskan malam pertama dengan istri barunya, tapi Shanne selalu melawan dia bertindak kasar dan mendorong tubuh Dani keluar kamar

“Aku tidak akan membiarkanmu menyentuhku sejengkal pun!” Tegas Shanne.

Dia kemudian menutup pintu mengganjalnya dengan beberapa barang, Sun Shanne yang kelelahan kemudian tertidur di ranjang.

Pagi hari pun tiba, Shanne yang sedang membalikkan tubuhnya menyentuh sesuatu yang familiar kemudian seketika bangkit.

“Hwaaa… bagaimana kamu bisa masuk!” Teriak Shannie terkejut.

Laki laki telanjang dada tersebut membuka matanya, dia hanya melemparkan senyum geli mendengar Shannie bicara.

“Ini rumahku, aku bisa masuk ruangan manapun yang aku mau.” Sahut Dani.

Shanne merinding, pikirannya terbang penuh adegan cabul, sosok Dani yang mengaku duda padanya telah berada satu ranjang dengannya semalaman, padahal ia ingat betul setelah proses pernikahan selesai ia mencoba kabur tapi tidak berhasil, lalu berakhir mengunci diri di kamar tersebut. Bahkan Shanne menambahkan meja kecil dan sofa agar tidak ada seorangpun bisa menerobos masuk namun, berakhir sia sia.

Dani berjalan ke arah Shanne yang mematung, dia banyak dihujani kejadian yang sulit untuk dirinya mengerti.

“Sayang, jangan takut begitu… .” Kata Dani, mendekat.

“Sayang?, hey, jangan sembarang mengganti nama orang!” Protes Shanne.

“Baiklah, Shanne sayang, kita sudah melewatkan jam sarapan.” Ucap Dani kembali.

“Astaga, jauhkan kalimat “sayang” itu, kita bukan siapa siapa!, aku orang waras dan kamu penjahat!” Imbuh Shanne frustasi, mengacungkan jari telunjuknya.

“Pernikahan kita ini direstui, kamu adalah istriku sekarang.”

Shanne dengan kapasitas otaknya hampir meledak terlalu lelah berpikir, dia mengambil lampu tidur di dekatnya mengacungkan pada Dani sebagai ancaman, tapi dengan santai Dani menanggapi.

“Omong kosong macam apa ini!, kamu penguntit yang menculik paksa wanita di apartemennya!” Omel Shanne.

“Kalau kamu tidak percaya, kenapa tidak bertanya saja pada keluargamu?.”

Kata kata Dani merobek ingatannya, kata keluarga mengingatkan kapan terakhir kali dirinya bertemu, berbicara dengan keluarganya, tidak mungkin mereka tiba tiba memberi restu pada pernikahan yang tidak mereka ketahui, merasa bahwa ada hal yang tidak beres semakin ia ingin pergi dari kediaman Om duda.

Dani mendekat dalam sekejap kemudian berhasil membawa tubuh Shanne tanpa aba aba.

“Hey, jangan kurang ajar lepaskan aku!, lepaskan!” Ronta Shanne.

Tubuh seksi Shanne meronta, tapi wajahnya juga tersipu ini pertama kalinya dia digendong seperti bayi oleh laki laki tampan, apalagi lekuk perutnya begitu keren bersentuhan dengan pipinya.

Mereka sampai di meja makan, disana mereka disambut pelayan yang ramah, dengan hidangan yang sudah tersaji rapi.

“Silahkan Tuan… Nona… .”

Shanne menyipitkan pandangan, merasa heran dengan menu sarapan yang tersedia.

“Nona Shanne, anda bisa menyerahkan lampu tersebut kepada saya.” Kata pelayan sambil mengulurkan tangannya.

“Eh, ya… .” Sahut Shanne, merasa menyesal tidak menggunakan lampu tersebut untuk memukul Dani yang kurang ajar.

Dani memberi kode mempersilahkan Shanne untuk duduk, tapi dia menolak untuk makan apapun.

“Nona, apakah anda khawatir jika makanan ini mengandung racun?.” Tanya pelayan.

“Umm.. bukan begitu maksudku.” Shanne menggelengkan kepala.

Pelayan itu kemudian membungkuk meminta sang Nona untuk sarapan, membujuknya dengan beberapa kalimat.

“Jangan berkata begitu, aku akan makan… .” Timpal Shanne.

Dia akhirnya duduk di kursi yang telah dipersilahkan Dani untuknya.

“Hey, apa orang kaya hanya makan roti dan salad?.” Ucap Shanne heran.

“Tidak semua, bisa juga sereal.”

“Apa kamu telanjang dada setiap pagi?.” Tanya Shanne kembali.

“Tidak, tapi jika kamu mau aku bersedia telanjang setiap hari.” jawab Dani, melempar tatapan mesum.

Shanne yang mendengar kalimat tersebut memasang wajah jijik, lalu membuang muka cantiknya, terasa jawaban tersebut di luar prediksi manusia.

Masih belum menyentuh makanan di meja Dani kemudian menanyakan makanan yang ingin Shanne makan. Tapi dengan separuh tersenyum ia memiliki Sub Shanne memiliki ide.

“Apapun, kamu hanya tinggal mengatakan pada pelayan di sana.” Ucap Dani.

“Sungguh?, bagaimana jika aku ingin makan lobster, kimbab, ramen, steak atau bahkan daging rusa sekalipun?, ah iya kepiting alaska, apa itu bisa.” Kata Shanne, dia sengaja mengatakan itu semua, berharap Dani tidak bisa mengabulkannya.

“Baiklah, apapun yang istriku minta.” Sahut Dani.

Pelayan hanya tersenyum merasa lega, Nona rumah ini begitu cantik, lucu dan sopan, tidak seperti Nona sebelumnya.

“Mohon tunggu sebentar saya akan segera menyajikan untuk anda.” Kata Pelayan tersebut.

Shanne kemudian berdiri dia mengejar pelayan tersebut kemudian meminta maaf, dia hanya ingin mengerjai Dani bukan untuk merepotkan dirinya.

“Maafkan aku, kamu tidak perlu melakukan apapun, aku bisa makan sarapan yang sudah kamu siapakah.” Ucap Shanne.

“Nona, jika anda benar benar menginginkannya jangan khawatir akan merepotkan.” Jelas Pelayan.

“Ah tidak, begini saja sajikan nasi goreng saja.” Kata Shanne kembali dengan memasang senyum kuda.

“Baiklah Nona, saya akan segera kembali.”

Shanne kemudian duduk kembali di meja makan, Dani terlihat menahan tawa dari sudut bibirnya, membuat Shanne melempar buah apel ke arahnya.

“Astaga..” Ucap Dani kaget.

Siang harinya Shanne terlihat mondar mandir di kamar, ia sudah tiga kali mencoba kabur tapi terus menerus tertangkap, sampai kemudian ia membanting dirinya di kasur, sepintas mengamati langit langit kamar yang kokoh, matanya mulai berkaca-kaca.

“Huffh….”

Shanne terbesit ucapan Dani yang memintanya menanyakan langsung soal pernikahan pada keluarganya, tapi dia tidak tahu dengan cara apa bisa menghubungi mereka, kecuali jika Shanne pulang dan meminta kejelasan, itupun jika mereka masih berada di alamat yang sama seperti sepuluh tahun lalu.

Ceklek..

Dani merasa heran, kenapa pintu kamar Shanne tidak terkunci, kemudian ia masuk mendapati Shannie berpikir keras sambil memejamkan mata, tidak menyadari kepala Dani mendekat mencium keningnya.

“Astaga!, huekk!” Ucap Shanne ia mengelap bekas kecupan Dani, lalu berdiri dengan bibir yang siap mengomel.

“Tega sekali, atau jangan jangan kamu suka di cium di bagian lain.” Goda Dani.

“Aku memang pemabuk dan penjudi, tapi aku bukan pelacur.” Timpal Shanne.

Tanpa ekspresi pinggang ramping Shanne diraih tanpa jarak bersentuhan dengan Dani. Jantungnya berdegup kencang.

Telunjuk Dani menyentuh bibir Shanne, jatuh satu kecupan lembut di sana.

“Shanne, aku mencintaimu.” Ucap Dani, ia mengelus rambut lurus Shanne.

Shanne tidak bisa menjawab, ia tidak menginginkan pernikahan seperti ini, dengan pria yang tidak ia kenal sebelumnya. Kemarin memaksanya menikah, kemudian mendadak dia menyatakan cinta saat ini, sungguh situasi yang rumit membuat Shanne ingin segera bangun dari mimpi buruk ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 2 : Ciuman Pertama

    “Selamat datang tuan… .” Sambut pelayan. Dani membalas dengan anggukan kecil, lalu pelayan membantu membawakan tas, begitu tiba ia mencari sosok isterinya, berjalan menuju kamar dengan banyak pikiran mengenai Shanne. Knock knock knock Tidak ada jawaban, Dani kemudian memanggil pelayan di bawah menanyakan tentang Shanne. “Maaf tuan, sepertinya nona Shanne sedang tidur.” “Apa dia sudah makan?.” Tanya Dani, ia memandang pintu kamar yang terkunci. “Belum Tuan, nona hanya makan dua keping biskuit.” Mendengar penjelasan pelayan, Dani berinisiatif membawakan makanan, dia secara khusus pulang lebih cepat hari ini untuk memastikan keadaan Shanne di rumah. Para pelayan juga merasa heran, majikannya tidak pernah melakukan hal ini bahkan pada mantan istrinya dahulu. Dani orang sibuk yang menghabiskan banyak waktunya untuk mengurus perusahaan. Sedangkan di dalam kamar, Shanne sedang bersiap untuk melarikan diri, dengan menggenggam benda tumpul di tangannya ia berniat akan memu

    Last Updated : 2025-03-09
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 3 : Dinner

    Dengan tidak percaya diri Shanne berjalan sendiri setelah kepala pelayan memapah langkahnya separuh jalan. Pakaian merah maroon yang ia kenakan sedikit memiliki ekor, serta sepatu hak tinggi yang ikut melengkapi menambah kesan anggun padanya. Dia mendadak terdiam, melihat area kebun disulap menjadi tempat dinner luar biasa, meja putih dengan hiasan mawar di atasnya menambah rona romansa. Latar tempat juga dihias dengan banyak bunga dan lampu kecil. Dani sengaja mempersiapkan ini atas saran dari orang kepercayaannya, agar bisa merebut hati Shanne. Masih perlu sepuluh langkah lagi untuk membuatnya benar benar hadir dinner malam itu. Tapi Shanne juga mencari celah, bagaimana ia akan kabur malam ini. Melihat Shanne yang terdiam mematung, Dani segera menghampiri menyerahkan tangannya untuk meraih tangan lembut Shanne. "Kamu sangat cantik malam ini,” puji Dani, ia melempar senyum bahagia. Shanne tidak terlalu memperhatikan apa yang diucapkan Dani, dalam otaknya berisi kata lari.

    Last Updated : 2025-03-09
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 4 : Money

    Laki laki dengan tubuh penuh tato sedang merayu gadis muda, ia mengajak gadis itu untuk pergi makan malam bersama, tapi sejurus kemudian gadis itu sudah tertembak oleh satu peluru kemudian jatuh menghantam lantai sebuah pisau juga jatuh dari genggaman gadis muda tersebut. “Ganu!?, apa yang kau lakukan?.” Tanya laki laki bertato kebingungan. “Domenic, kamu sangat polos, gadis itu hendak membunuhmu.” Jelas Ganu. “Kami baru saja akan berciuman, tapi kau… ah sudah lupakan!” Laki laki bertato tersebut bernama Domenic, ia gangster yang ditakuti saat ini, selain kekuatan fisik yang ia miliki, ia juga dianugerahi pesona yang memikat. “Kesepian membuat kamu menjadi bodoh, apa yang akan Shanne katakan jika melihat semua ini,” ucapnya sembari mengantongi pistolnya kembali. “Dia pasti akan memukulku.” Jawab Domenic sedikit mengangguk. Ganu laki laki berwajah adem tersebut adalah tangan kanan Domenic dia memiliki kepribadian lemah lembut tapi tegas, selalu membawa pistol antik yang i

    Last Updated : 2025-03-09
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 5 : Everything

    Lotus, karyawan baru mendapat sanjungan ketika berhasil menjual koleksi Xollo termahal musim ini di hari pertama bekerja oleh rekan kerjanya. Zen Fei sang pemilik yang kebetulan berada di sana kemudian menghampiri karyawan tersebut, dia dengan senyum mengucapkan selamat dan menambah bonus untuknya. Dia juga penasaran siapa yang membeli, namun saat karyawan tersebut menunjukkan atas nama Dani Alves raut wajahnya menjadi heran, itu adalah nama kawan lamanya. Bagaimana dia bisa membeli pakaian perempuan, jelas itu bukan ukuran wanita yang pernah ia temui. *** Beranjak dari Xollo, Shanne kembali memasuki sebuah toko yang menjual kebutuhan wanita mulai dari make up dan perawatan kecantikan, Dani mengajak masuk tapi Shanne sempat menolak, dia tidak terlalu pandai memakai prodak kecantikan, tapi karena teringat ia ingin menguras kantong Dani sebagai pelajaran mendadak bersemangat. "Ini bagian dari hidup seorang wanita, kamu harus membeli sesuatu dari sini," kata Dani. "Baiklah," jaw

    Last Updated : 2025-03-10
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 6 : Perhatian Suami Duda

    Shanne tidak bisa tidur meski hari sudah larut, dia pergi ke lantai bawah untuk mengambil sesuatu untuk dimakan. Ini pertama kalinya Shanne mengendap endap pergi ke dapur di malam hari. Dia mengira semua orang sudah tidur, sehingga dia dengan bebas mengambil cemilan dan sebotol wine. Saat kembali ke kamar, Shanne sepintas masih mendengar aktivitas di salah satu ruangan. Dia berpikir sejenak tapi tidak menemukan jawaban, dengan cuek dia pergi ke kamar tapi langkah ceroboh membuatnya tersungkur. Crang Gelas yang dibawa Shanne pecah, tapi sebotol wine yang ia bawa masih selamat. “Aw… sakit sekali.” Shanne meringis kesakitan. Dengan sedikit merangkak Shanne menepi, pantulan gelas jatuh sedikit mengenai lengannya. Lututnya juga terasa mati rasa menghantam lantai. Suara gaduh membuat Dani di ruang kerjanya langsung berlari memastikan apa yang terjadi, dia menyalakan lampu melihat Shanne terduduk kesakitan. "Shanne!?, apa yang terjadi?," tanya Dani. Dani dengan khawatir membop

    Last Updated : 2025-03-28
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 7 : Cucu Keluarga Alves

    Dokter memeriksa tubuh Shanne, dia sedikit mengangguk kemudian melihat ke arah Dani. "Dia demam tinggi, tapi yang paling serius adalah dia dehidrasi parah dan itu sangat berbahaya." Jelas Dokter. Dokter memberikan resep obat, menyarankan agar Shanne makan makanan bergizi dan minum air putih lebih banyak. "Jangan khawatir dalam tiga hari dia akan sembuh, untuk luka memar kalian hanya perlu mengompres dengan air es." Imbuh sang dokter. Kemudian kepala pelayan mengantar dokter tersebut sampai depan pintu rumah sambil mengucapkan terimakasih. Dokter paruh baya itu adalah dokter pribadi keluarga Alves, mereka memiliki dokter pribadi sebagai salah satu hal wajib untuk menunjang kesehatan. Di dalam kamar Shanne terbaring sedang dirawat oleh para pelayan yang membantu mengganti pakaian Shanne terlebih dahulu, sedangkan Dani ia sibuk mengatakan pada menejer dan para karyawan di ponsel untuk menunda rencana proyek pembangunan sampai minggu depan dengan alasan kesehatan, padahal ia i

    Last Updated : 2025-03-29
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 8 : Bertemu Ibu Mertua

    Dalam lelap tidur Shanne bertemu almarhum ibunya, dia sangat merindukan sosok itu hingga berlari secepat mungkin sambil terus memanggil. "Ibuu... Ibu...." Dani yang tidur di sebelah Shanne mencoba memeluk gadis yang terus mengigau sesekali mencoba membangunkan dengan lembut. "Shanne, bangunlah... Shanne... Shanne!" "Ibu... " Dani kemudian mengguncang tubuh Shanne sedikit kuat barulah ia sadar bahwa pertemuan dengan ibunya tidak nyata membuat matanya berkaca-kaca. "Tenanglah..," Dani memeluk penuh perhatian. Pelukan Dani hangat, Shanne tidak menyangka sebuah pelukan bisa melepaskan sesuatu yang bersembunyi di hatinya, membuatnya lega. "Minumlah... ini efek demam, seseorang akan mengalami mimpi yang dramatis." Kata Dani. Shanne kemudian minum wajahnya sedikit berpaling dari Dani dan mengucapkan terimakasih. "Ingat! Kali ini aku berterimakasih, tapi bukan berati aku sudah memaafkan mu!" Kata Shanne. Dani menahan tawa, dia hanya memberi kecupan pada Shanne yang malu

    Last Updated : 2025-03-30
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 9 : Jadi Sandra Papa Mertua

    Di kediaman Dani Alves, Sun Shanne dia baru saja keluar dari kamar, pelayan memberi tahu ada tamu untuknya dan menambahkan agar segera menemuinya, wanita berdarah eropa itu bertanya tamu siapa tapi pelayan tidak menjawab. “Anda harus menemuinya sendiri.” Kata pelayan. Dilanda rasa penasaran dia kemudian mengikuti arahan dari pelayan tersebut, dia menduga bahwa tamu yang pelayan maksud mungkin dia adalah anggota keluarga Alves yang lain secara Nyonya Stevia telah menemuinya. Kebetulan Dani tidak ada dirumah dia kembali bekerja di perusahaan juga memberi tahu akan pulang sedikit terlambat. Pelayan menuntun ke paviliun, seperti Nyonya Stevia di sana juga sudah disediakan teh tapi Sun Shanne tidak mendapati sosok siapapun, kemudian melihat sekitar mencari siapa yang dipanggil tamu oleh pelayan, kemudian datang laki laki gondrong dengan jas hitam pekat membawa dua anak buah dari sisinya. Laki laki itu melempar tatapan intimidasi terhadap Sun Shanne, tanpa perkenalan lewat mulut

    Last Updated : 2025-04-01

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 24 : Lentera

    Keesokan harinya...Dalam kamar Sun Shanne terbangun, menggeser kakinya untuk mengapung dibibir ranjang. Tubuhnya masih terasa sedikit berat ia lalu mengingat telah makan malam bersama dan bersulang bersama Renra. Dengan langkah malas setelah sepuluh menit duduk, ia akhirnya berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Shanne bangun paling terlambat, semuanya sudah berkumpul untuk sarapan pagi. Tapi Shanne dengan wajah kusut turun dari lift, matanya mencari cari sosok sang duda sebelum ia mengambil posisi duduk di meja makan. Domenic datang tepat di belakang Shanne, dia menepuk pundak sahabatnya dengan lembut," kamu pasti mencari Dani, dia sudah pergi pagi buta." Rasa penasaran Sun akhirnya terjawab membuatnya merasa lega, tidak heran sosok Dani yang sibuk sudah pasti dia pulang lebih dulu. Tapi, yang tidak di ketahui oleh dirinya Dani berada di tangan Domenic sepenuhnya, dia di suatu tempat yang tidak akan pernah Sun sadari, di sembunyikan sebagai sandra untuk Alaxsander

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 23 : Makan Malam Bersama The Rude

    Renra mencubit Ganu, "kamu mau mengatai aku seekor lembu kan!" Ganu mengelak, dia menurunkan tubuh Renra lalu menggelengkan kepala, "tidak, maksudku... lemah lembut." "Huh, alasan." Timpa Renra. Dani duduk sambil membandingkan pertemuan pertama kali dengan sosok Renra dengan yang kali ini ia lihat, dimana sosok itu seperti tidak memiliki hati nurani juga bermata bengis, tapi disini Dani melihat dia seperti gadis yang bermanja pada sang kakak. Sedangkan Ganu, pria berkacamata itu menarik rasa penasaran Dani, ini pertama kalinya bertemu. Ganu menoleh kemudian terkejut dengan sosok yang duduk bersebrangan dengan Domenic. Sedangkan Sun Shanne yang masih memperhatikan hujan tidak merespon Ganu yang terkejut. "Apa ini sungguhan?." Kata Ganu, dia melempar tatapan kepada Shanne yang cuek. "Bukannya aku sudah memberi tahumu?dia bahkan baru saja bertaruh di kursi Pion." Sahut Renra. "Aku pikir kau bercanda." Ganu terkejut, " Aw... lihat.. aku seharian belum makan apapun." imbuh Gan

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 22 : Suatu Ketika

    "Katakan padaku, di mana pria pemilik jam tangan ini?" Tanya Sun Shanne, dia mengelap air mata gadis bernama Sofia dengan ujung jarinya. Sofia gadis kecil berusia 9 tahun itu menggelengkan kepala, dia tidak tahu kemana Vlad dan kawan kawan membawanya. "Kalo begitu pergilah pulang, dan jangan pernah melakukan hal ini lagi, atau aku tidak pernah lagi mau menemui mu!" Ancam Shanne. Sofia mengangguk, dia tampak seperti gadis kecil penurut, "Vlad mengatakan jika aku punya hadiah mewah, Kak Sun akan kembali." tutur Sofia dengan nada penuh penyesalan. "Baiklah, aku maafkan, lain kali jangan terperdaya ucapan orang lain" Tatap Shanne menegaskan. Gadis itu mengangguk pelan, dia langsung berlari menuju arah pulang, meninggalkan Sun Shanne sendirian.*** Beberapa detik kemudian ponselnya berbunyi memberi sebuah pesan dari Renra. Dia menanyakan keberadaan Dani pada Shanne untuk memastikan orang yang duduk di meja para kupu kupu bukan Dani Alves. Seharusnya pria seperti Dani tidak ak

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 21 : Pergi Bersama

    Dani merasa bangga dengan apa yang dikatakan oleh istrinya, mereka jarang bicara satu sama lain tapi dia memahami bagaimana hubungan dirinya dengan kedua orang tua serta sang Kakak. Dani meraih tangan Sun Shanne, "maaf Ibu, kami punya rencana pergi hari ini, apa ada yang ingin Ibu katakan lagi?." Tanya Dani. Nyonya Stevia memegang kepalanya frustasi, dia tidak mengatakan apapun langsung angkat kaki dari rumah putra keduanya. Di depan mobil langsung di sambut sekretaris pribadinya yang sudah menebak reaksi Dani Alves pada sang Nyonya. Dani memandangi Shanne, tidak tau kata yang tepat untuk menggambarkan pribadinya yang unik, kadang lemah lembut, kasar, kadang juga penyayang dan keibuan. Sun Shanne mendongak, "lihat apa!" bentaknya. "Tentu saja melihat dirimu, siapa lagi?." Dani menjawab sambil celingukan menegaskan memang Shanne wanita yang ia pandangi. "Dengar, hari ini aku akan pergi ke The Rude, aku tidak akan mendengar larangan apapun." Kata Sun Shanne, dia pergi ke kam

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 20 : Shut up!

    Tiga hari telah berlalu dari kesepakatan yang telah disetujui oleh Domenic dan dirinya, ia tahu ini semua sebagai tolak ukur menilai keseriusannya. Meski ini bukan hal mudah menjamin seratus persen keberhasilan tapi dia mulai berusaha dengan mengurus pembagian saham sebagai langkah pertama, sesuai yang Domenic minta. Memberikan saham tidak semudah memberi kejutan pada anak kecil, dia juga harus mengurus beberapa hal dan antisipasi resiko kedepannya, membuatnya harus memiliki jam ekstra untuk bekerja. "Huftt..." Dani menghela napas bersandar pada kursi kerjanya. Terlintas seharian ini dia juga belum mendengar Sun Shanne keluar kamar, maka dari itu dia menyimpan pekerjaan miliknya sebentar untuk melihat gadis yang ia cintai di kamar. Dani menaiki tangga, dia berhenti sejenak lalu menatap layar ponselnya, ia menekan logo aplikasi belanja online untuk membeli sesuatu, dia tampak memainkan jarinya dengan wajah serius kemudian menyimpan ponsel di sakunya kembali. Begitu masuk seper

  • Istri Kesayangan Om Duda    19 : Secarik Rencana

    Angin malam sepoi sepoi mengelus lembut paras Sun Shanne membuat Dani tidak berpikir banyak tentang keputusannya, untuk memenuhi tantangan yang Domenic berikan. Sun Shanne telah menyihir matanya untuk terus jatuh cinta padanya. Dia tidak akan ragu melakukan apapun bahkan meskipun mempertaruhkan segalanya. "Seperti apapun dia hanya pria nekat, Domenic!" "Siapa peduli? jangan berpikir terlalu keras Sun." Balas Domenic sambil menaikan alisnya sebelah. Sun Shanne melirik ke arah Renra dia tampak tenang tenang saja sambil mengunyah permen karet kesukaannya"Renra, kenapa kamu diam saja, bantu aku bicara!" Mendengar Sun Shanne berteriak gadis seksi itu hanya menaikan kedua bahunya dengan ekspresi tidak ingin terlibat. Merasa jengkel Shanne menghampiri tubuh Dani yang berdiri agak jauh dari mereka, "Dani, bukankah kita sudah sepakat dengan semua ini, aku bukan lagi istrimu!" Dani membalas dengan senyum, kini dia lebih percaya diri dengan isi kepalanya, "maaf saja sayang, itu pal

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 18 : Dare!

    "Sebenarnya kita akan kemana?!" Sun Shanne mulai kesal, dia terlihat beberapa kali mendesis ingin mengomel. "Duduk dan nikmati perjalanan." Balas Domenic. Renra justru ia malah tidur selama perjalanan, tidak perduli mereka akan kemana, selama ada senjata ditangannya dia tidak akan khawatir kemanapun. Sun Shanne yang lelah berhenti protes, dia pasrah tidak menumpang mobil yang dikemudikan oleh Domenic, sahabatnya. Suasana dimobil hanya disini suara deru mesin yang kemudian disela suara perut Sun Shanne yang keroncongan. Kruyuk~ Kruyuk~ Suara itu membuat Domenic melirik ke arah Dani, "apa kamu tidak memberi makan gadis yang kau culik!?" Dani, dia melihat ke belakang Sun Shanne yang sibuk memandangi jendela mobil, tidak ingin menangkap wajah Dani. "Apa kamu ingin makan sesuatu?." Tanya Dani lembut. "Tidak!" Jawab Sun Shanne singkat. Dani menujuk salah satu tempat mewah yang berdiri kokoh meminta Domenic untuk menepi sebelum terlewat agar Sun Shanne bisa makan sesuatu di sana, l

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 17 : Mata yang Jujur

    Tidak lama orang yang dicari mereka muncul dengan berlari, diikuti pelayan yang coba menyaingi langkah sang Nona. "Kalian... " Sun Shanne menyambut antusias namun langsung teralihkan dengan keadaan yang ia lihat di luar saat mendekati Domenic dan Renra. "Apa yang terjadi?." Sun Shanne, dia merasa tindakan ini berlebihan setelah melihat kekacauan yang sahabatnya buat, terlalu banyak darah yang mereka ciptakan bahkan pada security paruh baya. "Kenapa kamu tampak bingung?." Balas Renra. "Sun Shanne? lihat bekas luka itu, seharus kami yang bertanya apa yang terjadi?." Tanya Domenic, ia memperhatikan jari jemari Sun Shanne dan bekas lecet di tubuhnya. Sun Shanne melihat ke arah tubuhnya, "Ini bukan apa apa, aku akan menjelaskan setelah kita keluar dari rumah ini." "Tunggu!" Sahut Dani menghalangi, ia lupa dengan kesepakatan yang telah terjadi untuk membiarkan Shanne pergi. Renra berjalan besedekap mendekati Dani, "Menculik, lalu menikahi secara paksa, apa itu disebut pernika

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 16 : Dua Orang Mengerikan

    "Sudah, cukup! berikan berkas itu dan aku akan menyelesaikan sendiri." Pinta Sun Shanne, dia telah mendengar banyak kejutan dari mulut sang detektif, "aku anggap akan sepadan untuk membayar perlakuan Ayahmu." Tanpa protes Dani memberikan berkas didepannya lalu berbalas tatap dengan detektif Louis yang telah diminta mendampingi Sun Shanne pulang ke apartemennya. Dengan ini perjalanan pernikahan mereka juga akan segera berakhir.Sun Shanne juga harus segera bergerak dengan informasi yang sudah di kantongi olehnya, bukan waktunya untuk menangis apalagi merasa takut dengan fakta yang telah ia telan. Meski tampak luar bersikap biasa saja, ia sebenarnya sedang menekan dirinya agar tegas dengan hatinya pergi dari kediaman Dani Alves, pria yang telah menikahinya secara paksa. Detektif Louis melempar senyum dia mempersilahkan Sun Shanne melangkah lebih dulu, "silahkan Nona, saya akan mengantar anda." Shanne mendongak dia masih belum berdiri tapi sudah dipersilahkan berjalan lebih dahul

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status