Share

Bab 3 : Dinner

Author: DinDin
last update Last Updated: 2025-03-09 09:08:49

Dengan tidak percaya diri Shanne berjalan sendiri setelah kepala pelayan memapah langkahnya separuh jalan. Pakaian merah maroon yang ia kenakan sedikit memiliki ekor, serta sepatu hak tinggi yang ikut melengkapi menambah kesan anggun padanya.

Dia mendadak terdiam, melihat area kebun disulap menjadi tempat dinner luar biasa, meja putih dengan hiasan mawar di atasnya menambah rona romansa. Latar tempat juga dihias dengan banyak bunga dan lampu kecil.

Dani sengaja mempersiapkan ini atas saran dari orang kepercayaannya, agar bisa merebut hati Shanne.

Masih perlu sepuluh langkah lagi untuk membuatnya benar benar hadir dinner malam itu. Tapi Shanne juga mencari celah, bagaimana ia akan kabur malam ini.

Melihat Shanne yang terdiam mematung, Dani segera menghampiri menyerahkan tangannya untuk meraih tangan lembut Shanne.

"Kamu sangat cantik malam ini,” puji Dani, ia melempar senyum bahagia.

Shanne tidak terlalu memperhatikan apa yang diucapkan Dani, dalam otaknya berisi kata lari.

"Sun Shanne?, apa kamu baik baik saja?,” Tanya Dani, ia menyentuh dagu Shanne.

PLAK

Shanne menepis tangan Dani, ia dengan tegas mengatakan bahwa ia tidak sudi makan malam dengan laki laki brengsek, tapi belum selesai bicara pramusaji menghidangkan wine terbaik membuat Shanne yang kecanduan alkohol mendadak haus.

Dani memahami Shanne terus melirik minuman memabukan tersebut, membuat Dani tidak sungkan menarik pelan Shanne untuk segera duduk menikmati makan malam dan beberapa botol wine terbaik.

"Cih, aku tidak tertarik dengan ajakan makan malam tuan penguntit!”

"Jangan sungkan, wine di meja sudah mencuri perhatianmu sejak tadi bukan?.”

Shanne menepis tuduhan Dani meski benar, ia mengganti topik dengan mengatakan bahwa Dani adalah pria paling aneh yang pernah ditemuinya.

"Terserah kamu saja, mm.. apa makanan favoritmu?," tanya Dani.

Shanne tidak menjawab apapun ketika Dani menanyakan makanan favorit Shanne, ia tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut karena selama ini dia makan apapun yang ada, tidak pernah punya pilihan untuk memiliki makanan favorit.

Dani kemudian memeluk Shanne begitu erat, ia juga tahu Shanne tidak memiliki jawaban, orang kepercayaan Dani mengatakan bahwa Shanne tidak hidup bersama kedua orang tuanya selama ini, Dani mengetahui fakta bahwa Shanne telah hidup dijalanan bertahun tahun.

"Aku tahu, kamu tidak perlu menjawab," kata Dani.

"Jika kamu tau aku tidak punya jawaban kenapa menanyakan?, aku telah hidup di jalanan dengan bahagia dan damai, tanpa makanan favorit dan gaun indah."

"Aku juga pernah berpikir seperti itu, tapi aku tidak seberani kamu," ucapnya menatap Shanne.

Dani menceritakan bahwa dia pernah merasa jenuh dengan keluarga dan rutinitas yang sama setiap hari, Dani tidak punya banyak waktu untuk bermain seperti anak anak lain, orang tuanya selalu mendidik dirinya dengan keras.

Suatu ketika dalam perjalanan pulang ia melihat lima orang anak jalanan, mereka begitu bahagia menikmati sepotong roti sambil bercanda ria. Dani merasa mereka lebih beruntung darinya.

"Tawa yang aku lihat benar benar polos dan bahagia, mereka beruntung, tapi aku tidak berani lari waktu itu"

"Jangan bodoh, keluargamu hanya mendidikmu tidak menyiksamu, kamu tidak punya alasan untuk kabur kemanapun." Jelas Shanne.

Ucapan Shanne menjelaskan bagaimana perlakuan keluarganya dahulu, Dani merasa iba, yang dikatakan orang kepercayaan benar adanya meski Shanne tidak terus terang menceritakan.

"Tuan aneh!, kenapa memesan makan yang semuanya sudah tersedia di rumah." Ucap Shanne.

"Aku melakukan ini untuk mengajak istri mencicipi beberapa hidangan unik," jawabnya, "sekaligus sebagai kencan pertama kita," Imbuh Dani dengan mata berbinar.

Shanne yang mendengar hanya mengeryitkan dahi, malas mengomentari. Beberapa saat kemudian hidangan mulai disajikan, pramusaji juga mulai menuang minuman

"Cobalah...." Pinta Dani, ia mengulurkan tangannya menyuapi Shanne.

PLAK

Shanne menepis niat Dani menyuapinya, dia ingin melakukannya sendiri, dengan sedikit melotot dia memberi perintah untuk Dani diam.

"Aku suamimu, kenapa menyuapi saja tidak boleh," protes Dani.

"Makanan akan jadi hambar jika tersentuh pria aneh sepertimu." Sahut Shanne, dia mulai suapan pertama.

Shanne merasa makanan ini pernah ia makan sebelumnya bersama sahabatnya, rasanya begitu mirip.

"Bagaimana, apa pendapatmu?," tanya Dani dengan penasaran, "kalau tidak menyukainya kamu bisa mencicipi yang lain."

"Tidak buruk." Jawab Shanne.

Makan malam kali ini tanpa disadari membuat Shanne dan Dani lebih banyak mengobrol, mereka melewati makan malam yang seru, sampai Shanne kehilangan kesadaran karena terlalu mabuk.

Dani memanggil pelayan, dia tidak menduga Shane minum alkohol seperti minum air biasa,ia mabuk lebih cepat sebelum hidangan penutup.

"Teman teman aku disini... do.. re.. mi... ." Shanne mulai bicara rancu.

Pelayan membantu melepas sepatu hak tinggi yang Shanne kenakan, tanpa diduga Shanne ternyata berpura pura ia tidak mabuk lebih cepat seperti dugaan Dani dan para pelayan, ia sering minum sehingga satu botol tidak akan ada artinya.

Shanne menghitung dalam batin, di hitungan ketiga ia berlari menuju gerbang. Membuat pelayan terkejut dan tanpa berpikir panjang ikut berlari ke arah Shanne.

Dani menghela nafas panjang, dia tidak menduga Shanne masih bisa mengendalikan dirinya setelah satu botol wine.

"Benar benar gadis yang tidak bisa ditebak, kamu harus dihukum setelah ini." Gumam Dani.

***

"Nona jangan kabur!, berhenti!" Teriak para pelayan.

Satu langkah lagi ia berhasil melewati gerbang yang tidak terkunci karena asisten koki hendak keluar.

Asisten koki yang menyadari langsung spontan menghadang.

BRUK

Shanne dan asisten koki mereka terjatuh, membuat bersama, membuat pelayan dengan mudah menangkap Shanne. Dani yang berjalan santai memandangi tubuh Shanne yang terjatuh di tanah.

"Sial, kenapa kamu menghalangi rencanaku!" Omel Shanne.

"Ekm.. " Dani berdehem.

Dengan wajah marah Dani membawa tubuh Shanne bersamanya menuju kamar miliknya. Shanne memukul dengan tangannya sebagai perlawanan.

Di dalam kamar tubuh Shanne di hempas sedikit keras ke ranjang, kedua tangannya digenggam erat ke atas oleh Dani.

"Kamu harus di hukum!"

Dani langsung mencumbu Shanne, tubuh kekar yang dimilikinya dominan tidak berguna seberapa kuat Shanne ingin melepaskan diri.

"Ugh!"

Sensasi geli Shanne rasakan ketika Dani juga mencium lehernya, suara nafas yang melemahkan tenaganya untuk melawan. Matanya terpejam dia ketika Dani mulai memburu mencium dirinya.

"Hen.ti.ka.n..." Shanne memohon, pikirannya mulai tidak karuan.

Dani tidak menghiraukan permintaan Shanne, dia seenaknya memanjakan tubuh istrinya, sebagai pria dia mengagumi tubuh Shanne. Nafas Shanne juga memburu, dia merasakan Dani sedikit meraba bagian bawah gaunnya.

"Ah, jang.ngan..."

Sebelum Shanne berpikir bahwa keperawanannya akan direnggut oleh Dani, duda kaya tersebut langsung berhenti, dia menatap wajah Shanne yang memerah dengan sedikit berkeringat.

"Ini adalah hukuman dariku, kamu menipu di acara makan malam." Kata Dani.

Shanne dengan keadaan berantakan hanya diam, dia masih merasakan sisa lembut lidah yang menjelajahi lehernya. Pengalaman yang membuat otaknya lepas kendali.

"Aku akan memberi hukuman untuk istri yang suka berbohong lebih dari ini jika kamu mengulanginya" Ucap Dani memperingatkan, kemudian ia pergi dari hadapan Shanne.

***

Setelah Dani pergi ke kamarnya, dia tidak bisa membohongi dirinya, dia menginginkan lebih banyak dari tubuh Sun Shanne.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 4 : Money

    Laki laki dengan tubuh penuh tato sedang merayu gadis muda, ia mengajak gadis itu untuk pergi makan malam bersama, tapi sejurus kemudian gadis itu sudah tertembak oleh satu peluru kemudian jatuh menghantam lantai sebuah pisau juga jatuh dari genggaman gadis muda tersebut. “Ganu!?, apa yang kau lakukan?.” Tanya laki laki bertato kebingungan. “Domenic, kamu sangat polos, gadis itu hendak membunuhmu.” Jelas Ganu. “Kami baru saja akan berciuman, tapi kau… ah sudah lupakan!” Laki laki bertato tersebut bernama Domenic, ia gangster yang ditakuti saat ini, selain kekuatan fisik yang ia miliki, ia juga dianugerahi pesona yang memikat. “Kesepian membuat kamu menjadi bodoh, apa yang akan Shanne katakan jika melihat semua ini,” ucapnya sembari mengantongi pistolnya kembali. “Dia pasti akan memukulku.” Jawab Domenic sedikit mengangguk. Ganu laki laki berwajah adem tersebut adalah tangan kanan Domenic dia memiliki kepribadian lemah lembut tapi tegas, selalu membawa pistol antik yang i

    Last Updated : 2025-03-09
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 5 : Everything

    Lotus, karyawan baru mendapat sanjungan ketika berhasil menjual koleksi Xollo termahal musim ini di hari pertama bekerja oleh rekan kerjanya. Zen Fei sang pemilik yang kebetulan berada di sana kemudian menghampiri karyawan tersebut, dia dengan senyum mengucapkan selamat dan menambah bonus untuknya. Dia juga penasaran siapa yang membeli, namun saat karyawan tersebut menunjukkan atas nama Dani Alves raut wajahnya menjadi heran, itu adalah nama kawan lamanya. Bagaimana dia bisa membeli pakaian perempuan, jelas itu bukan ukuran wanita yang pernah ia temui. *** Beranjak dari Xollo, Shanne kembali memasuki sebuah toko yang menjual kebutuhan wanita mulai dari make up dan perawatan kecantikan, Dani mengajak masuk tapi Shanne sempat menolak, dia tidak terlalu pandai memakai prodak kecantikan, tapi karena teringat ia ingin menguras kantong Dani sebagai pelajaran mendadak bersemangat. "Ini bagian dari hidup seorang wanita, kamu harus membeli sesuatu dari sini," kata Dani. "Baiklah," jaw

    Last Updated : 2025-03-10
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 6 : Perhatian Suami Duda

    Shanne tidak bisa tidur meski hari sudah larut, dia pergi ke lantai bawah untuk mengambil sesuatu untuk dimakan. Ini pertama kalinya Shanne mengendap endap pergi ke dapur di malam hari. Dia mengira semua orang sudah tidur, sehingga dia dengan bebas mengambil cemilan dan sebotol wine. Saat kembali ke kamar, Shanne sepintas masih mendengar aktivitas di salah satu ruangan. Dia berpikir sejenak tapi tidak menemukan jawaban, dengan cuek dia pergi ke kamar tapi langkah ceroboh membuatnya tersungkur. Crang Gelas yang dibawa Shanne pecah, tapi sebotol wine yang ia bawa masih selamat. “Aw… sakit sekali.” Shanne meringis kesakitan. Dengan sedikit merangkak Shanne menepi, pantulan gelas jatuh sedikit mengenai lengannya. Lututnya juga terasa mati rasa menghantam lantai. Suara gaduh membuat Dani di ruang kerjanya langsung berlari memastikan apa yang terjadi, dia menyalakan lampu melihat Shanne terduduk kesakitan. "Shanne!?, apa yang terjadi?," tanya Dani. Dani dengan khawatir membop

    Last Updated : 2025-03-28
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 7 : Cucu Keluarga Alves

    Dokter memeriksa tubuh Shanne, dia sedikit mengangguk kemudian melihat ke arah Dani. "Dia demam tinggi, tapi yang paling serius adalah dia dehidrasi parah dan itu sangat berbahaya." Jelas Dokter. Dokter memberikan resep obat, menyarankan agar Shanne makan makanan bergizi dan minum air putih lebih banyak. "Jangan khawatir dalam tiga hari dia akan sembuh, untuk luka memar kalian hanya perlu mengompres dengan air es." Imbuh sang dokter. Kemudian kepala pelayan mengantar dokter tersebut sampai depan pintu rumah sambil mengucapkan terimakasih. Dokter paruh baya itu adalah dokter pribadi keluarga Alves, mereka memiliki dokter pribadi sebagai salah satu hal wajib untuk menunjang kesehatan. Di dalam kamar Shanne terbaring sedang dirawat oleh para pelayan yang membantu mengganti pakaian Shanne terlebih dahulu, sedangkan Dani ia sibuk mengatakan pada menejer dan para karyawan di ponsel untuk menunda rencana proyek pembangunan sampai minggu depan dengan alasan kesehatan, padahal ia i

    Last Updated : 2025-03-29
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 8 : Bertemu Ibu Mertua

    Dalam lelap tidur Shanne bertemu almarhum ibunya, dia sangat merindukan sosok itu hingga berlari secepat mungkin sambil terus memanggil. "Ibuu... Ibu...." Dani yang tidur di sebelah Shanne mencoba memeluk gadis yang terus mengigau sesekali mencoba membangunkan dengan lembut. "Shanne, bangunlah... Shanne... Shanne!" "Ibu... " Dani kemudian mengguncang tubuh Shanne sedikit kuat barulah ia sadar bahwa pertemuan dengan ibunya tidak nyata membuat matanya berkaca-kaca. "Tenanglah..," Dani memeluk penuh perhatian. Pelukan Dani hangat, Shanne tidak menyangka sebuah pelukan bisa melepaskan sesuatu yang bersembunyi di hatinya, membuatnya lega. "Minumlah... ini efek demam, seseorang akan mengalami mimpi yang dramatis." Kata Dani. Shanne kemudian minum wajahnya sedikit berpaling dari Dani dan mengucapkan terimakasih. "Ingat! Kali ini aku berterimakasih, tapi bukan berati aku sudah memaafkan mu!" Kata Shanne. Dani menahan tawa, dia hanya memberi kecupan pada Shanne yang malu

    Last Updated : 2025-03-30
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 9 : Jadi Sandra Papa Mertua

    Di kediaman Dani Alves, Sun Shanne dia baru saja keluar dari kamar, pelayan memberi tahu ada tamu untuknya dan menambahkan agar segera menemuinya, wanita berdarah eropa itu bertanya tamu siapa tapi pelayan tidak menjawab. “Anda harus menemuinya sendiri.” Kata pelayan. Dilanda rasa penasaran dia kemudian mengikuti arahan dari pelayan tersebut, dia menduga bahwa tamu yang pelayan maksud mungkin dia adalah anggota keluarga Alves yang lain secara Nyonya Stevia telah menemuinya. Kebetulan Dani tidak ada dirumah dia kembali bekerja di perusahaan juga memberi tahu akan pulang sedikit terlambat. Pelayan menuntun ke paviliun, seperti Nyonya Stevia di sana juga sudah disediakan teh tapi Sun Shanne tidak mendapati sosok siapapun, kemudian melihat sekitar mencari siapa yang dipanggil tamu oleh pelayan, kemudian datang laki laki gondrong dengan jas hitam pekat membawa dua anak buah dari sisinya. Laki laki itu melempar tatapan intimidasi terhadap Sun Shanne, tanpa perkenalan lewat mulut

    Last Updated : 2025-04-01
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 10 : Situasi Rumit

    Di pinggir jalan Domenic, pria penuh tato menemui kenalan guna mencari informasi keberadaan Sun Shanne, bersama Ganu juga Renra. "Sun, aku tidak melihatnya melewati jalan ini." Ucap wanita muda tersebut. "Dom, ini kota besar mencari satu orang akan sangat sulit." Imbuh wanita lebih tua di sebelahnya. Pagi tadi mereka baru bergerak bahwa ada sesuatu yang tidak beres mengingat Sun Shanne telah pergi begitu lama, saat Renra mengunjungi apartemennya ia tidak menemui apapun selain ponsel kehabisan daya milik Sun Shanne, ia memberikan ponsel Sun Shanne pada Ganu untuk melacak informasi keberadaan Sun Shanne tapi tidak memiliki apapun sebagai petunjuk. "Bagaimana ini, tidak ada apapun yang mencurigakan." Kata Ganu, dia berbalik dari kursi kerjanya di depan komputer. "Apa mungkin dia memiliki kekasih." Sahut Domenic. Renra mendengus, dia mengarahkan lemparan jeruk ke wajah Domenic. "Aw-," "Lagipula pria seperti apa yang membuat Sun Shanne meninggalkan ponselnya dan kita begit

    Last Updated : 2025-04-02
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 11 : Love Or Honor

    Pelayan masuk menemui Nyonya Stevia sambil membawa pesan bahwa putra kedua Alves sudah tiba dengan detektif Louis. Nyonya Stevia antusias dia bangkit dari duduknya untuk menyambut putra kedua yang kalut dalam hatinya. "Duduklah, kamu bisa membicarakan hal ini," kata Nyonya Stevia. "Katakan padaku sejauh mana Ibu mengetahui siapa Sun Shanne?!." Lontar Dani dengan tegas. Wanita itu tersenyum, dia tidak langsung menjawab melainkan memberikan dokumen berisi perjalanan Sun Shanne selama lima tahun terakhir. "Ibu tahu sejauh tulisan di dokumen ini." Ujar Nyonya Stevia. Dani mengeryitkan dahi, dia membolak balikkan isi dokumen tersebut bahkan tercatat Sun Shanne pernah membunuh seorang laki laki hidung belang lima tahun lalu tapi tidak terjerat hukum pidana, informasi yang didapat sang ibu lebih akurat daripada detektif Loius. "Wanita itu menakutkan, lebih baik lepaskan dia sebelum membuat masalah di keluarga kita." Nasihat Nyonya Stevia, dia memberikan jalan keluar untuk tanda

    Last Updated : 2025-04-03

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 24 : Lentera

    Keesokan harinya...Dalam kamar Sun Shanne terbangun, menggeser kakinya untuk mengapung dibibir ranjang. Tubuhnya masih terasa sedikit berat ia lalu mengingat telah makan malam bersama dan bersulang bersama Renra. Dengan langkah malas setelah sepuluh menit duduk, ia akhirnya berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Shanne bangun paling terlambat, semuanya sudah berkumpul untuk sarapan pagi. Tapi Shanne dengan wajah kusut turun dari lift, matanya mencari cari sosok sang duda sebelum ia mengambil posisi duduk di meja makan. Domenic datang tepat di belakang Shanne, dia menepuk pundak sahabatnya dengan lembut," kamu pasti mencari Dani, dia sudah pergi pagi buta." Rasa penasaran Sun akhirnya terjawab membuatnya merasa lega, tidak heran sosok Dani yang sibuk sudah pasti dia pulang lebih dulu. Tapi, yang tidak di ketahui oleh dirinya Dani berada di tangan Domenic sepenuhnya, dia di suatu tempat yang tidak akan pernah Sun sadari, di sembunyikan sebagai sandra untuk Alaxsander

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 23 : Makan Malam Bersama The Rude

    Renra mencubit Ganu, "kamu mau mengatai aku seekor lembu kan!" Ganu mengelak, dia menurunkan tubuh Renra lalu menggelengkan kepala, "tidak, maksudku... lemah lembut." "Huh, alasan." Timpa Renra. Dani duduk sambil membandingkan pertemuan pertama kali dengan sosok Renra dengan yang kali ini ia lihat, dimana sosok itu seperti tidak memiliki hati nurani juga bermata bengis, tapi disini Dani melihat dia seperti gadis yang bermanja pada sang kakak. Sedangkan Ganu, pria berkacamata itu menarik rasa penasaran Dani, ini pertama kalinya bertemu. Ganu menoleh kemudian terkejut dengan sosok yang duduk bersebrangan dengan Domenic. Sedangkan Sun Shanne yang masih memperhatikan hujan tidak merespon Ganu yang terkejut. "Apa ini sungguhan?." Kata Ganu, dia melempar tatapan kepada Shanne yang cuek. "Bukannya aku sudah memberi tahumu?dia bahkan baru saja bertaruh di kursi Pion." Sahut Renra. "Aku pikir kau bercanda." Ganu terkejut, " Aw... lihat.. aku seharian belum makan apapun." imbuh Gan

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 22 : Suatu Ketika

    "Katakan padaku, di mana pria pemilik jam tangan ini?" Tanya Sun Shanne, dia mengelap air mata gadis bernama Sofia dengan ujung jarinya. Sofia gadis kecil berusia 9 tahun itu menggelengkan kepala, dia tidak tahu kemana Vlad dan kawan kawan membawanya. "Kalo begitu pergilah pulang, dan jangan pernah melakukan hal ini lagi, atau aku tidak pernah lagi mau menemui mu!" Ancam Shanne. Sofia mengangguk, dia tampak seperti gadis kecil penurut, "Vlad mengatakan jika aku punya hadiah mewah, Kak Sun akan kembali." tutur Sofia dengan nada penuh penyesalan. "Baiklah, aku maafkan, lain kali jangan terperdaya ucapan orang lain" Tatap Shanne menegaskan. Gadis itu mengangguk pelan, dia langsung berlari menuju arah pulang, meninggalkan Sun Shanne sendirian.*** Beberapa detik kemudian ponselnya berbunyi memberi sebuah pesan dari Renra. Dia menanyakan keberadaan Dani pada Shanne untuk memastikan orang yang duduk di meja para kupu kupu bukan Dani Alves. Seharusnya pria seperti Dani tidak ak

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 21 : Pergi Bersama

    Dani merasa bangga dengan apa yang dikatakan oleh istrinya, mereka jarang bicara satu sama lain tapi dia memahami bagaimana hubungan dirinya dengan kedua orang tua serta sang Kakak. Dani meraih tangan Sun Shanne, "maaf Ibu, kami punya rencana pergi hari ini, apa ada yang ingin Ibu katakan lagi?." Tanya Dani. Nyonya Stevia memegang kepalanya frustasi, dia tidak mengatakan apapun langsung angkat kaki dari rumah putra keduanya. Di depan mobil langsung di sambut sekretaris pribadinya yang sudah menebak reaksi Dani Alves pada sang Nyonya. Dani memandangi Shanne, tidak tau kata yang tepat untuk menggambarkan pribadinya yang unik, kadang lemah lembut, kasar, kadang juga penyayang dan keibuan. Sun Shanne mendongak, "lihat apa!" bentaknya. "Tentu saja melihat dirimu, siapa lagi?." Dani menjawab sambil celingukan menegaskan memang Shanne wanita yang ia pandangi. "Dengar, hari ini aku akan pergi ke The Rude, aku tidak akan mendengar larangan apapun." Kata Sun Shanne, dia pergi ke kam

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 20 : Shut up!

    Tiga hari telah berlalu dari kesepakatan yang telah disetujui oleh Domenic dan dirinya, ia tahu ini semua sebagai tolak ukur menilai keseriusannya. Meski ini bukan hal mudah menjamin seratus persen keberhasilan tapi dia mulai berusaha dengan mengurus pembagian saham sebagai langkah pertama, sesuai yang Domenic minta. Memberikan saham tidak semudah memberi kejutan pada anak kecil, dia juga harus mengurus beberapa hal dan antisipasi resiko kedepannya, membuatnya harus memiliki jam ekstra untuk bekerja. "Huftt..." Dani menghela napas bersandar pada kursi kerjanya. Terlintas seharian ini dia juga belum mendengar Sun Shanne keluar kamar, maka dari itu dia menyimpan pekerjaan miliknya sebentar untuk melihat gadis yang ia cintai di kamar. Dani menaiki tangga, dia berhenti sejenak lalu menatap layar ponselnya, ia menekan logo aplikasi belanja online untuk membeli sesuatu, dia tampak memainkan jarinya dengan wajah serius kemudian menyimpan ponsel di sakunya kembali. Begitu masuk seper

  • Istri Kesayangan Om Duda    19 : Secarik Rencana

    Angin malam sepoi sepoi mengelus lembut paras Sun Shanne membuat Dani tidak berpikir banyak tentang keputusannya, untuk memenuhi tantangan yang Domenic berikan. Sun Shanne telah menyihir matanya untuk terus jatuh cinta padanya. Dia tidak akan ragu melakukan apapun bahkan meskipun mempertaruhkan segalanya. "Seperti apapun dia hanya pria nekat, Domenic!" "Siapa peduli? jangan berpikir terlalu keras Sun." Balas Domenic sambil menaikan alisnya sebelah. Sun Shanne melirik ke arah Renra dia tampak tenang tenang saja sambil mengunyah permen karet kesukaannya"Renra, kenapa kamu diam saja, bantu aku bicara!" Mendengar Sun Shanne berteriak gadis seksi itu hanya menaikan kedua bahunya dengan ekspresi tidak ingin terlibat. Merasa jengkel Shanne menghampiri tubuh Dani yang berdiri agak jauh dari mereka, "Dani, bukankah kita sudah sepakat dengan semua ini, aku bukan lagi istrimu!" Dani membalas dengan senyum, kini dia lebih percaya diri dengan isi kepalanya, "maaf saja sayang, itu pal

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 18 : Dare!

    "Sebenarnya kita akan kemana?!" Sun Shanne mulai kesal, dia terlihat beberapa kali mendesis ingin mengomel. "Duduk dan nikmati perjalanan." Balas Domenic. Renra justru ia malah tidur selama perjalanan, tidak perduli mereka akan kemana, selama ada senjata ditangannya dia tidak akan khawatir kemanapun. Sun Shanne yang lelah berhenti protes, dia pasrah tidak menumpang mobil yang dikemudikan oleh Domenic, sahabatnya. Suasana dimobil hanya disini suara deru mesin yang kemudian disela suara perut Sun Shanne yang keroncongan. Kruyuk~ Kruyuk~ Suara itu membuat Domenic melirik ke arah Dani, "apa kamu tidak memberi makan gadis yang kau culik!?" Dani, dia melihat ke belakang Sun Shanne yang sibuk memandangi jendela mobil, tidak ingin menangkap wajah Dani. "Apa kamu ingin makan sesuatu?." Tanya Dani lembut. "Tidak!" Jawab Sun Shanne singkat. Dani menujuk salah satu tempat mewah yang berdiri kokoh meminta Domenic untuk menepi sebelum terlewat agar Sun Shanne bisa makan sesuatu di sana, l

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 17 : Mata yang Jujur

    Tidak lama orang yang dicari mereka muncul dengan berlari, diikuti pelayan yang coba menyaingi langkah sang Nona. "Kalian... " Sun Shanne menyambut antusias namun langsung teralihkan dengan keadaan yang ia lihat di luar saat mendekati Domenic dan Renra. "Apa yang terjadi?." Sun Shanne, dia merasa tindakan ini berlebihan setelah melihat kekacauan yang sahabatnya buat, terlalu banyak darah yang mereka ciptakan bahkan pada security paruh baya. "Kenapa kamu tampak bingung?." Balas Renra. "Sun Shanne? lihat bekas luka itu, seharus kami yang bertanya apa yang terjadi?." Tanya Domenic, ia memperhatikan jari jemari Sun Shanne dan bekas lecet di tubuhnya. Sun Shanne melihat ke arah tubuhnya, "Ini bukan apa apa, aku akan menjelaskan setelah kita keluar dari rumah ini." "Tunggu!" Sahut Dani menghalangi, ia lupa dengan kesepakatan yang telah terjadi untuk membiarkan Shanne pergi. Renra berjalan besedekap mendekati Dani, "Menculik, lalu menikahi secara paksa, apa itu disebut pernika

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 16 : Dua Orang Mengerikan

    "Sudah, cukup! berikan berkas itu dan aku akan menyelesaikan sendiri." Pinta Sun Shanne, dia telah mendengar banyak kejutan dari mulut sang detektif, "aku anggap akan sepadan untuk membayar perlakuan Ayahmu." Tanpa protes Dani memberikan berkas didepannya lalu berbalas tatap dengan detektif Louis yang telah diminta mendampingi Sun Shanne pulang ke apartemennya. Dengan ini perjalanan pernikahan mereka juga akan segera berakhir.Sun Shanne juga harus segera bergerak dengan informasi yang sudah di kantongi olehnya, bukan waktunya untuk menangis apalagi merasa takut dengan fakta yang telah ia telan. Meski tampak luar bersikap biasa saja, ia sebenarnya sedang menekan dirinya agar tegas dengan hatinya pergi dari kediaman Dani Alves, pria yang telah menikahinya secara paksa. Detektif Louis melempar senyum dia mempersilahkan Sun Shanne melangkah lebih dulu, "silahkan Nona, saya akan mengantar anda." Shanne mendongak dia masih belum berdiri tapi sudah dipersilahkan berjalan lebih dahul

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status