Share

Bab 5 : Everything

Author: DinDin
last update Last Updated: 2025-03-10 15:20:59

Lotus, karyawan baru mendapat sanjungan ketika berhasil menjual koleksi Xollo termahal musim ini di hari pertama bekerja oleh rekan kerjanya.

Zen Fei sang pemilik yang kebetulan berada di sana kemudian menghampiri karyawan tersebut, dia dengan senyum mengucapkan selamat dan menambah bonus untuknya. Dia juga penasaran siapa yang membeli, namun saat karyawan tersebut menunjukkan atas nama Dani Alves raut wajahnya menjadi heran, itu adalah nama kawan lamanya. Bagaimana dia bisa membeli pakaian perempuan, jelas itu bukan ukuran wanita yang pernah ia temui.

***

Beranjak dari Xollo, Shanne kembali memasuki sebuah toko yang menjual kebutuhan wanita mulai dari make up dan perawatan kecantikan, Dani mengajak masuk tapi Shanne sempat menolak, dia tidak terlalu pandai memakai prodak kecantikan, tapi karena teringat ia ingin menguras kantong Dani sebagai pelajaran mendadak bersemangat.

"Ini bagian dari hidup seorang wanita, kamu harus membeli sesuatu dari sini," kata Dani.

"Baiklah," jawab Shanne bersemangat.

Dluar dugaan, Dani juga ikut menemaninya membuat Shanne merasa risih dengan tatapan beberapa wanita yang berbelanja. Dua pengunjung wanita lain juga mulai berbisik.

"Wanita itu sangat muda, kurasa dia sugar baby, ohh beruntung sekali," bisik pengunjung wanita, merasa iri.

"Laki laki modern jarang mau menemani wanitanya, bahkan aku yang menikah sepuluh tahun belum pernah," balas rekannya.

Pendengaran Shanne tajam, dia mendengar kedua wanita itu sedang membicarakan dirinya, rasanya ingin marah ketika mendengar kata "sugar baby".

Sepertinya semua laki laki memang memiliki harga diri tinggi mereka tidak mau masuk kandang wanita, ikut berkeliling seperti banci.

"Kenapa melamun, warna itu cocok untukmu." Kata Dani, dia memasukan lipstik ke kranjang belanjaan, "jangan pikirkan gadis lain, mereka hanya iri." Imbuhnya.

Shanne mengangguk, mereka mulai berkeliling mencari beberapa barang, sambil sesekali Dani juga bercanda meledek Shanne membuat suasana hati Shanne membaik.

"Keranjangku sudah penuh," kata Shanne, dia menunjuk kranjang belanjaan ditangan Dani.

"Kalau penuh kenapa?, kita bisa memanggil pelayan untuk mengambil kranjang lagi." Jawab Dani santai.

"Sudahlah, kepalaku sudah lelah memilih." Keluh Shanne.

"Baiklah, kita akan ke meja kasir."

Mereka di sambut ramah pegawai kasir, dengan senyum dan mulai menghitung. Ponsel Dani bergetar, ia kembali mendapat panggung masuk , terlihat ada banyak pesan juga di layar ponsel yang belum sempat terbaca.

Telfon kali ini ternyata berasal dari Zen Fei yang penasaran. Suara Zen Fei terdengar menusuk telinga meski Dani tidak menambahkan volume suara.

"Dari semua pesan dan panggilan telfon, hanya kamu saja yang tidak penting, sudahlah aku sedang bersama istriku sekarang," Dani mematikan ponselnya.

Panggilan telfon berakhir, sedangkan Zen Fei seperti orang yang terkena serangan jantung, dia tidak menduga koleksi Xollo untuk istri baru Dani Alves, kawan lamanya.

"Astaga kapan dia menikah?, siapa gadis itu?, apa dia juga model, akh... sial aku penasaran sekali." Gumamnya sendiri.

***

Sedangkan di meja kasir, Shanne masih berdiri menunggu.

"Anda sangat beruntung." Kata penjaga kasir.

"Kenapa?." Tanya Shanne penasaran.

"Seorang pria yang mau masuk ke toko kecantikan, dia pasti sangat mencintaimu," ucapnya sambil menyerahkan kantong pertama.

"Berati jika seorang pria ikut masuk ke toko senjata, dia sangat ingin membunuh pasangannya?," jawab Shanne.

Penjaga kasir itu terdiam, pelanggan di depannya terlihat tidak ramah untuk di ajak bicara. Lalu Dari belakang Shanne, pria beraroma maskulin sudah berdiri, dia membayar semua tagihan belanjaan lalu membawa semua ditangannya yang kokoh.

Jauh di sebrang ada supermarket yang menarik perhatian Shanne, dia ingin membeli beberapa cemilan di sana, ia merasa bosan dengan menu di rumah Dani yang terlalu sehat dan bersih. Sesekali ia ingin makan makanan instan dan cemilan pedas.

Dani yang sedang memasukan belanjaan di bagasi melihat sorot mata Shanne, ia menduga Shanne ingin perhiasan, karena supermarket tersebut bersebelahan dengan toko perhiasan.

"Masuklah aku akan membawamu kesana." Kata Dani.

Mata Shanne melotot, dia berpikir Dani bisa membaca pikirannya. Tapi dua menit kemudian Dani sedang memilihkan kalung untuk Shanne.

"Ayolah jangan cemberut, ini cocok untukmu." Kata Dani membujuk.

"Ayo kita pulang, tidak ada yang menarik di sini." Ucap Shanne dengan raut wajah kecewa.

Meski Shanne mengajak pulang, Dani tetap membeli satu set perhiasan untuk Shanne.

Brum Brum Brumm

Mereka melanjutkan perjalanan ke rumah, Dani melihat wajah cantik Shanne terlihat tidak puas.

"Apalagi yang kamu inginkan, aku akan membelikan mu?." tanya Dani penuh perhatian.

"Supermarket-." Jawab Shanne singkat.

"Baiklah, kita akan putar balik" Sahut Dani.

"Eh, sungguh?!"

Shanne terkejut, Dani mau putar balik mobilnya kembali, dia menemani Shanne yang ingin pergi ke supermarket.

"Apa kamu sungguh sungguh?," tanya Shanne, dia sedikit mendongak memastikan eskpresi Dani.

"Aku akan mendorong troli, kamu silahkan berbelanja."

Shanne tanpa basa basi mulai mengambil barang yang terpajang sesuai keinginannya, dia juga membeli makanan instan dan semua cemilan yang dia sukai, bahkan dia mengambil banyak kiwi sebagai buah kesukaannya.

"Apa makanan seperti ini bisa dimakan manusia?." Tanya Dani, dia menunjuk cemilan pedas.

"Hey, apa kamu gila, ini memang makanan manusia!" Omel Shanne.

"Ini sangat pedas, lambungmu bisa bocor," nasehat Dani.

"Dasar aneh, dalam hidup kita tidak hanya butuh makanan sehat, tapi makan makanan yang bisa membuat kita merasa bahagia." Ujar Shanne.

Mendengar jawaban itu, Dani mencubit hidung Shanne, dia mengucapkan kata kata yang tidak pernah terpikir olehnya.

"Baiklah kalau begitu, aku juga akan mencobanya," kata Dani, dia juga mengambil beberapa makanan pedas.

Selesai keluar dari pusat perbelanjaan, mata Dani melihat sosok yang tidak asing sedang berjalan masuk mobil di parkiran, tapi suara Shanne yang protes memecah pandangannya. Sampai akhirnya mereka melanjutkan perjalanan untuk pulang.

Brum.. Brum.. Brum..

Sesampainya di rumah, mereka di sambut para pelayan yang membantu membawakan belanjaan. Kepala pelayan sangat heran, Dani Alves tidak pernah pergi kemanapun selain lapangan golf, tapi kali ini secara khusus menemani nona Shanne seharian.

Begitu masuk Shanne langsung menuju ke kamar, dia tidak menggubris Dani yang mengatakan bahwa dia harus makan terlebih dahulu.

Seperti yang diharapkan koleksi Xollo sudah sampai di kediaman Dani, dengan senyum pelayan mengantar pakaian tersebut ke kamar Shanne.

“Nona, selera anda sangat bagus, pakaian ini akan sangat cocok untukmu.” Puji pelayan.

“Tentu saja, harganya saja pasti membuat tuan penguntit kapok setelahnya.”

“Tuan Dani dari keluarga Alves, mereka konglomerat, pakaian miliaran hanya seperti membuang koin receh.” Kata kepala pelayan.

"Uang itu benda, dia pasti akan habis," jawab Shanne siap memulai rencananya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 6 : Perhatian Suami Duda

    Shanne tidak bisa tidur meski hari sudah larut, dia pergi ke lantai bawah untuk mengambil sesuatu untuk dimakan. Ini pertama kalinya Shanne mengendap endap pergi ke dapur di malam hari. Dia mengira semua orang sudah tidur, sehingga dia dengan bebas mengambil cemilan dan sebotol wine. Saat kembali ke kamar, Shanne sepintas masih mendengar aktivitas di salah satu ruangan. Dia berpikir sejenak tapi tidak menemukan jawaban, dengan cuek dia pergi ke kamar tapi langkah ceroboh membuatnya tersungkur. Crang Gelas yang dibawa Shanne pecah, tapi sebotol wine yang ia bawa masih selamat. “Aw… sakit sekali.” Shanne meringis kesakitan. Dengan sedikit merangkak Shanne menepi, pantulan gelas jatuh sedikit mengenai lengannya. Lututnya juga terasa mati rasa menghantam lantai. Suara gaduh membuat Dani di ruang kerjanya langsung berlari memastikan apa yang terjadi, dia menyalakan lampu melihat Shanne terduduk kesakitan. "Shanne!?, apa yang terjadi?," tanya Dani. Dani dengan khawatir membop

    Last Updated : 2025-03-28
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 7 : Cucu Keluarga Alves

    Dokter memeriksa tubuh Shanne, dia sedikit mengangguk kemudian melihat ke arah Dani. "Dia demam tinggi, tapi yang paling serius adalah dia dehidrasi parah dan itu sangat berbahaya." Jelas Dokter. Dokter memberikan resep obat, menyarankan agar Shanne makan makanan bergizi dan minum air putih lebih banyak. "Jangan khawatir dalam tiga hari dia akan sembuh, untuk luka memar kalian hanya perlu mengompres dengan air es." Imbuh sang dokter. Kemudian kepala pelayan mengantar dokter tersebut sampai depan pintu rumah sambil mengucapkan terimakasih. Dokter paruh baya itu adalah dokter pribadi keluarga Alves, mereka memiliki dokter pribadi sebagai salah satu hal wajib untuk menunjang kesehatan. Di dalam kamar Shanne terbaring sedang dirawat oleh para pelayan yang membantu mengganti pakaian Shanne terlebih dahulu, sedangkan Dani ia sibuk mengatakan pada menejer dan para karyawan di ponsel untuk menunda rencana proyek pembangunan sampai minggu depan dengan alasan kesehatan, padahal ia i

    Last Updated : 2025-03-29
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 8 : Bertemu Ibu Mertua

    Dalam lelap tidur Shanne bertemu almarhum ibunya, dia sangat merindukan sosok itu hingga berlari secepat mungkin sambil terus memanggil. "Ibuu... Ibu...." Dani yang tidur di sebelah Shanne mencoba memeluk gadis yang terus mengigau sesekali mencoba membangunkan dengan lembut. "Shanne, bangunlah... Shanne... Shanne!" "Ibu... " Dani kemudian mengguncang tubuh Shanne sedikit kuat barulah ia sadar bahwa pertemuan dengan ibunya tidak nyata membuat matanya berkaca-kaca. "Tenanglah..," Dani memeluk penuh perhatian. Pelukan Dani hangat, Shanne tidak menyangka sebuah pelukan bisa melepaskan sesuatu yang bersembunyi di hatinya, membuatnya lega. "Minumlah... ini efek demam, seseorang akan mengalami mimpi yang dramatis." Kata Dani. Shanne kemudian minum wajahnya sedikit berpaling dari Dani dan mengucapkan terimakasih. "Ingat! Kali ini aku berterimakasih, tapi bukan berati aku sudah memaafkan mu!" Kata Shanne. Dani menahan tawa, dia hanya memberi kecupan pada Shanne yang malu

    Last Updated : 2025-03-30
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 9 : Jadi Sandra Papa Mertua

    Di kediaman Dani Alves, Sun Shanne dia baru saja keluar dari kamar, pelayan memberi tahu ada tamu untuknya dan menambahkan agar segera menemuinya, wanita berdarah eropa itu bertanya tamu siapa tapi pelayan tidak menjawab. “Anda harus menemuinya sendiri.” Kata pelayan. Dilanda rasa penasaran dia kemudian mengikuti arahan dari pelayan tersebut, dia menduga bahwa tamu yang pelayan maksud mungkin dia adalah anggota keluarga Alves yang lain secara Nyonya Stevia telah menemuinya. Kebetulan Dani tidak ada dirumah dia kembali bekerja di perusahaan juga memberi tahu akan pulang sedikit terlambat. Pelayan menuntun ke paviliun, seperti Nyonya Stevia di sana juga sudah disediakan teh tapi Sun Shanne tidak mendapati sosok siapapun, kemudian melihat sekitar mencari siapa yang dipanggil tamu oleh pelayan, kemudian datang laki laki gondrong dengan jas hitam pekat membawa dua anak buah dari sisinya. Laki laki itu melempar tatapan intimidasi terhadap Sun Shanne, tanpa perkenalan lewat mulut

    Last Updated : 2025-04-01
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab I : Pelaminan

    Hangatnya mentari pagi belum menyentuh tubuh Shanne, gadis yang masih pengar di ranjangnya membalikkan tubuhnya dengan malas telah menyadari hari sudah pagi. Dia belum melihat sekeliling kamarnya belum menyadari ada sosok laki laki yang tengah duduk di sofa.“Mpph.. jam berapa ini?.” Gumam Shanne, dia mencoba meraih jam di meja.Sosok laki laki itu mengamati dengan senyum tipis kemudian berdiri mendekat pada gadis tersebut, dia tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun seolah terpesona meski Sun Shanne tampak acak acakan.“Selamat pagi Nona…,” sapa laki laki tersebut, menyentuh hidung Shanne.“Kenapa ada suara yang menyapa di kepalaku?.” Pikir Shanne, belum menyadari.Shanne belum bangkit dia masih menyeimbangkan otaknya untuk melihat jam di tangannya dengan tepat. Dia minum lebih banyak semalam dari biasanya membuatnya sedikit kesulitan.“Hai Nona, sekarang adalah pukul tujuh pagi.” “Tujuh pagi, syukurlah aku tidak terlambat,” balas Shanne, “tunggu suara siapa barusan!”Shanne kemud

    Last Updated : 2025-03-09
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 2 : Ciuman Pertama

    “Selamat datang tuan… .” Sambut pelayan. Dani membalas dengan anggukan kecil, lalu pelayan membantu membawakan tas, begitu tiba ia mencari sosok isterinya, berjalan menuju kamar dengan banyak pikiran mengenai Shanne. Knock knock knock Tidak ada jawaban, Dani kemudian memanggil pelayan di bawah menanyakan tentang Shanne. “Maaf tuan, sepertinya nona Shanne sedang tidur.” “Apa dia sudah makan?.” Tanya Dani, ia memandang pintu kamar yang terkunci. “Belum Tuan, nona hanya makan dua keping biskuit.” Mendengar penjelasan pelayan, Dani berinisiatif membawakan makanan, dia secara khusus pulang lebih cepat hari ini untuk memastikan keadaan Shanne di rumah. Para pelayan juga merasa heran, majikannya tidak pernah melakukan hal ini bahkan pada mantan istrinya dahulu. Dani orang sibuk yang menghabiskan banyak waktunya untuk mengurus perusahaan. Sedangkan di dalam kamar, Shanne sedang bersiap untuk melarikan diri, dengan menggenggam benda tumpul di tangannya ia berniat akan memu

    Last Updated : 2025-03-09
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 3 : Dinner

    Dengan tidak percaya diri Shanne berjalan sendiri setelah kepala pelayan memapah langkahnya separuh jalan. Pakaian merah maroon yang ia kenakan sedikit memiliki ekor, serta sepatu hak tinggi yang ikut melengkapi menambah kesan anggun padanya. Dia mendadak terdiam, melihat area kebun disulap menjadi tempat dinner luar biasa, meja putih dengan hiasan mawar di atasnya menambah rona romansa. Latar tempat juga dihias dengan banyak bunga dan lampu kecil. Dani sengaja mempersiapkan ini atas saran dari orang kepercayaannya, agar bisa merebut hati Shanne. Masih perlu sepuluh langkah lagi untuk membuatnya benar benar hadir dinner malam itu. Tapi Shanne juga mencari celah, bagaimana ia akan kabur malam ini. Melihat Shanne yang terdiam mematung, Dani segera menghampiri menyerahkan tangannya untuk meraih tangan lembut Shanne. "Kamu sangat cantik malam ini,” puji Dani, ia melempar senyum bahagia. Shanne tidak terlalu memperhatikan apa yang diucapkan Dani, dalam otaknya berisi kata lari.

    Last Updated : 2025-03-09
  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 4 : Money

    Laki laki dengan tubuh penuh tato sedang merayu gadis muda, ia mengajak gadis itu untuk pergi makan malam bersama, tapi sejurus kemudian gadis itu sudah tertembak oleh satu peluru kemudian jatuh menghantam lantai sebuah pisau juga jatuh dari genggaman gadis muda tersebut. “Ganu!?, apa yang kau lakukan?.” Tanya laki laki bertato kebingungan. “Domenic, kamu sangat polos, gadis itu hendak membunuhmu.” Jelas Ganu. “Kami baru saja akan berciuman, tapi kau… ah sudah lupakan!” Laki laki bertato tersebut bernama Domenic, ia gangster yang ditakuti saat ini, selain kekuatan fisik yang ia miliki, ia juga dianugerahi pesona yang memikat. “Kesepian membuat kamu menjadi bodoh, apa yang akan Shanne katakan jika melihat semua ini,” ucapnya sembari mengantongi pistolnya kembali. “Dia pasti akan memukulku.” Jawab Domenic sedikit mengangguk. Ganu laki laki berwajah adem tersebut adalah tangan kanan Domenic dia memiliki kepribadian lemah lembut tapi tegas, selalu membawa pistol antik yang i

    Last Updated : 2025-03-09

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 9 : Jadi Sandra Papa Mertua

    Di kediaman Dani Alves, Sun Shanne dia baru saja keluar dari kamar, pelayan memberi tahu ada tamu untuknya dan menambahkan agar segera menemuinya, wanita berdarah eropa itu bertanya tamu siapa tapi pelayan tidak menjawab. “Anda harus menemuinya sendiri.” Kata pelayan. Dilanda rasa penasaran dia kemudian mengikuti arahan dari pelayan tersebut, dia menduga bahwa tamu yang pelayan maksud mungkin dia adalah anggota keluarga Alves yang lain secara Nyonya Stevia telah menemuinya. Kebetulan Dani tidak ada dirumah dia kembali bekerja di perusahaan juga memberi tahu akan pulang sedikit terlambat. Pelayan menuntun ke paviliun, seperti Nyonya Stevia di sana juga sudah disediakan teh tapi Sun Shanne tidak mendapati sosok siapapun, kemudian melihat sekitar mencari siapa yang dipanggil tamu oleh pelayan, kemudian datang laki laki gondrong dengan jas hitam pekat membawa dua anak buah dari sisinya. Laki laki itu melempar tatapan intimidasi terhadap Sun Shanne, tanpa perkenalan lewat mulut

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 8 : Bertemu Ibu Mertua

    Dalam lelap tidur Shanne bertemu almarhum ibunya, dia sangat merindukan sosok itu hingga berlari secepat mungkin sambil terus memanggil. "Ibuu... Ibu...." Dani yang tidur di sebelah Shanne mencoba memeluk gadis yang terus mengigau sesekali mencoba membangunkan dengan lembut. "Shanne, bangunlah... Shanne... Shanne!" "Ibu... " Dani kemudian mengguncang tubuh Shanne sedikit kuat barulah ia sadar bahwa pertemuan dengan ibunya tidak nyata membuat matanya berkaca-kaca. "Tenanglah..," Dani memeluk penuh perhatian. Pelukan Dani hangat, Shanne tidak menyangka sebuah pelukan bisa melepaskan sesuatu yang bersembunyi di hatinya, membuatnya lega. "Minumlah... ini efek demam, seseorang akan mengalami mimpi yang dramatis." Kata Dani. Shanne kemudian minum wajahnya sedikit berpaling dari Dani dan mengucapkan terimakasih. "Ingat! Kali ini aku berterimakasih, tapi bukan berati aku sudah memaafkan mu!" Kata Shanne. Dani menahan tawa, dia hanya memberi kecupan pada Shanne yang malu

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 7 : Cucu Keluarga Alves

    Dokter memeriksa tubuh Shanne, dia sedikit mengangguk kemudian melihat ke arah Dani. "Dia demam tinggi, tapi yang paling serius adalah dia dehidrasi parah dan itu sangat berbahaya." Jelas Dokter. Dokter memberikan resep obat, menyarankan agar Shanne makan makanan bergizi dan minum air putih lebih banyak. "Jangan khawatir dalam tiga hari dia akan sembuh, untuk luka memar kalian hanya perlu mengompres dengan air es." Imbuh sang dokter. Kemudian kepala pelayan mengantar dokter tersebut sampai depan pintu rumah sambil mengucapkan terimakasih. Dokter paruh baya itu adalah dokter pribadi keluarga Alves, mereka memiliki dokter pribadi sebagai salah satu hal wajib untuk menunjang kesehatan. Di dalam kamar Shanne terbaring sedang dirawat oleh para pelayan yang membantu mengganti pakaian Shanne terlebih dahulu, sedangkan Dani ia sibuk mengatakan pada menejer dan para karyawan di ponsel untuk menunda rencana proyek pembangunan sampai minggu depan dengan alasan kesehatan, padahal ia i

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 6 : Perhatian Suami Duda

    Shanne tidak bisa tidur meski hari sudah larut, dia pergi ke lantai bawah untuk mengambil sesuatu untuk dimakan. Ini pertama kalinya Shanne mengendap endap pergi ke dapur di malam hari. Dia mengira semua orang sudah tidur, sehingga dia dengan bebas mengambil cemilan dan sebotol wine. Saat kembali ke kamar, Shanne sepintas masih mendengar aktivitas di salah satu ruangan. Dia berpikir sejenak tapi tidak menemukan jawaban, dengan cuek dia pergi ke kamar tapi langkah ceroboh membuatnya tersungkur. Crang Gelas yang dibawa Shanne pecah, tapi sebotol wine yang ia bawa masih selamat. “Aw… sakit sekali.” Shanne meringis kesakitan. Dengan sedikit merangkak Shanne menepi, pantulan gelas jatuh sedikit mengenai lengannya. Lututnya juga terasa mati rasa menghantam lantai. Suara gaduh membuat Dani di ruang kerjanya langsung berlari memastikan apa yang terjadi, dia menyalakan lampu melihat Shanne terduduk kesakitan. "Shanne!?, apa yang terjadi?," tanya Dani. Dani dengan khawatir membop

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 5 : Everything

    Lotus, karyawan baru mendapat sanjungan ketika berhasil menjual koleksi Xollo termahal musim ini di hari pertama bekerja oleh rekan kerjanya. Zen Fei sang pemilik yang kebetulan berada di sana kemudian menghampiri karyawan tersebut, dia dengan senyum mengucapkan selamat dan menambah bonus untuknya. Dia juga penasaran siapa yang membeli, namun saat karyawan tersebut menunjukkan atas nama Dani Alves raut wajahnya menjadi heran, itu adalah nama kawan lamanya. Bagaimana dia bisa membeli pakaian perempuan, jelas itu bukan ukuran wanita yang pernah ia temui. *** Beranjak dari Xollo, Shanne kembali memasuki sebuah toko yang menjual kebutuhan wanita mulai dari make up dan perawatan kecantikan, Dani mengajak masuk tapi Shanne sempat menolak, dia tidak terlalu pandai memakai prodak kecantikan, tapi karena teringat ia ingin menguras kantong Dani sebagai pelajaran mendadak bersemangat. "Ini bagian dari hidup seorang wanita, kamu harus membeli sesuatu dari sini," kata Dani. "Baiklah," jaw

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 4 : Money

    Laki laki dengan tubuh penuh tato sedang merayu gadis muda, ia mengajak gadis itu untuk pergi makan malam bersama, tapi sejurus kemudian gadis itu sudah tertembak oleh satu peluru kemudian jatuh menghantam lantai sebuah pisau juga jatuh dari genggaman gadis muda tersebut. “Ganu!?, apa yang kau lakukan?.” Tanya laki laki bertato kebingungan. “Domenic, kamu sangat polos, gadis itu hendak membunuhmu.” Jelas Ganu. “Kami baru saja akan berciuman, tapi kau… ah sudah lupakan!” Laki laki bertato tersebut bernama Domenic, ia gangster yang ditakuti saat ini, selain kekuatan fisik yang ia miliki, ia juga dianugerahi pesona yang memikat. “Kesepian membuat kamu menjadi bodoh, apa yang akan Shanne katakan jika melihat semua ini,” ucapnya sembari mengantongi pistolnya kembali. “Dia pasti akan memukulku.” Jawab Domenic sedikit mengangguk. Ganu laki laki berwajah adem tersebut adalah tangan kanan Domenic dia memiliki kepribadian lemah lembut tapi tegas, selalu membawa pistol antik yang i

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 3 : Dinner

    Dengan tidak percaya diri Shanne berjalan sendiri setelah kepala pelayan memapah langkahnya separuh jalan. Pakaian merah maroon yang ia kenakan sedikit memiliki ekor, serta sepatu hak tinggi yang ikut melengkapi menambah kesan anggun padanya. Dia mendadak terdiam, melihat area kebun disulap menjadi tempat dinner luar biasa, meja putih dengan hiasan mawar di atasnya menambah rona romansa. Latar tempat juga dihias dengan banyak bunga dan lampu kecil. Dani sengaja mempersiapkan ini atas saran dari orang kepercayaannya, agar bisa merebut hati Shanne. Masih perlu sepuluh langkah lagi untuk membuatnya benar benar hadir dinner malam itu. Tapi Shanne juga mencari celah, bagaimana ia akan kabur malam ini. Melihat Shanne yang terdiam mematung, Dani segera menghampiri menyerahkan tangannya untuk meraih tangan lembut Shanne. "Kamu sangat cantik malam ini,” puji Dani, ia melempar senyum bahagia. Shanne tidak terlalu memperhatikan apa yang diucapkan Dani, dalam otaknya berisi kata lari.

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab 2 : Ciuman Pertama

    “Selamat datang tuan… .” Sambut pelayan. Dani membalas dengan anggukan kecil, lalu pelayan membantu membawakan tas, begitu tiba ia mencari sosok isterinya, berjalan menuju kamar dengan banyak pikiran mengenai Shanne. Knock knock knock Tidak ada jawaban, Dani kemudian memanggil pelayan di bawah menanyakan tentang Shanne. “Maaf tuan, sepertinya nona Shanne sedang tidur.” “Apa dia sudah makan?.” Tanya Dani, ia memandang pintu kamar yang terkunci. “Belum Tuan, nona hanya makan dua keping biskuit.” Mendengar penjelasan pelayan, Dani berinisiatif membawakan makanan, dia secara khusus pulang lebih cepat hari ini untuk memastikan keadaan Shanne di rumah. Para pelayan juga merasa heran, majikannya tidak pernah melakukan hal ini bahkan pada mantan istrinya dahulu. Dani orang sibuk yang menghabiskan banyak waktunya untuk mengurus perusahaan. Sedangkan di dalam kamar, Shanne sedang bersiap untuk melarikan diri, dengan menggenggam benda tumpul di tangannya ia berniat akan memu

  • Istri Kesayangan Om Duda    Bab I : Pelaminan

    Hangatnya mentari pagi belum menyentuh tubuh Shanne, gadis yang masih pengar di ranjangnya membalikkan tubuhnya dengan malas telah menyadari hari sudah pagi. Dia belum melihat sekeliling kamarnya belum menyadari ada sosok laki laki yang tengah duduk di sofa.“Mpph.. jam berapa ini?.” Gumam Shanne, dia mencoba meraih jam di meja.Sosok laki laki itu mengamati dengan senyum tipis kemudian berdiri mendekat pada gadis tersebut, dia tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun seolah terpesona meski Sun Shanne tampak acak acakan.“Selamat pagi Nona…,” sapa laki laki tersebut, menyentuh hidung Shanne.“Kenapa ada suara yang menyapa di kepalaku?.” Pikir Shanne, belum menyadari.Shanne belum bangkit dia masih menyeimbangkan otaknya untuk melihat jam di tangannya dengan tepat. Dia minum lebih banyak semalam dari biasanya membuatnya sedikit kesulitan.“Hai Nona, sekarang adalah pukul tujuh pagi.” “Tujuh pagi, syukurlah aku tidak terlambat,” balas Shanne, “tunggu suara siapa barusan!”Shanne kemud

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status