Proses menunggu hasil sungguh terasa menyiksa. Meski hanya sehari saja, rasanya bagai satu abad bagi Edward.Begitu pula dengan Daniel, dia yang sedang di kantornya itu merasa tidak tenang saat ini. Dia terus berdiri dan mengintip ke luar menunggu karyawan departemen pengujian datang mengantar hasil sampling. Putranya memang bersikeras mengatakan tidak ada masalah apa pun dengan parfumnya. Hanya saja, Daniel tetap merasa tidak tenang.Daniel sudah mengutus orang untuk mencari peracik aroma itu. Setidaknya peracik aroma tidak boleh melarikan diri. Setelah hasil pengujian keluar dan parfum dinyatakan tidak bermasalah, Daniel baru akan melepaskannya. Namun jika pemeriksaan bermasalah … peracik aroma ini harus menanggungnya!Saat hampir menjelang jam makan siang, Cecilia baru datang ke ruangan ayahnya dengan memegang amplop di tangannya. “Pa!”“Gimana?” Daniel langsung berdiri, lalu bertanya dengan penasaran.Cecilia menatap Daniel dengan ekspresi galau. Dia segera menutup pintu ruangan da
“Cecilia, apa hasil ini bisa dipercaya? Apa mungkin ….” Daniel berpikir sejenak, lalu melanjutkan, “Maksudku, apa mungkin ada yang menukar sampel parfum? Atau bisa jadi hanya parfum batch ini saja yang bermasalah, yang lain tidak bermasalah. Coba kamu pikir, dari parfum ini lewat banyak tangan, dari proses pengantaran parfum dari pabrik ke perusahaan sampai melakukan uji laboratorium. Bisa jadi ada yang keliru ….”Cecilia menghela napas tanda tidak berdaya. “Pa! Aku pernah kepikiran semua yang kamu katakan. Tapi demi menjamin tidak terjadi kelalaian di setiap sesi, aku turun tangan sendiri untuk melakukan pengawasan langsung dari pengambilan sisa stok sampai diantar ke perusahaan untuk diuji. Kalau Papa bahkan nggak percaya sama aku, aku juga nggak tahu harus berkata apa lagi.”Berhubung Cecilia sudah berbicara seperti ini, tentu saja Daniel tidak akan mencurigainya. “Cecilia, mana mungkin Papa akan curiga sama kamu? Aku hanya merasa … emm … kamu tahu sendiri sekarang adalah saat-saat
“Cecilia, Cecilia ….”Saat ini, pikiran Daniel sungguh kacau. Dia hanya bisa menaruh seluruh harapan ke diri putrinya.Cecilia menggenggam tangan Daniel yang gemetar itu. “Pa, jangan panik!”Kemudian, Cecilia memalingkan kepalanya untuk memerintah bawahannya, “Panggil manajer penjualan untuk beri tahu awak media, Kusumo Group adalah perusahaan besar, kita nggak akan lari dari tanggung jawab.”“Hanya saja, masalah parfum masih belum bisa dipastikan. Kita semua masih menunggu hasil pengujian. Kalau benar masalah ada di parfum kita, kita pasti akan bertanggung jawab dan membayar ganti rugi. Jadi jika ada yang menyebar rumor sebelum hasil keluar, kita terpaksa akan menyelesaikannya melalui jalur hukum!”“Selain itu, panggil departemen humas untuk segera mengunggah pernyataan. Sekarang perusahaan beroperasional secara normal. Mengenai masalah parfum, kita pasti akan memberi penjelasan kepada publik!”Cecilia tidak terlihat panik sama sekali, segera memerintah bawahannya.Kali ini, Daniel ba
Ayahnya Cecilia memang keterlaluan. Pada saat seperti ini, dia malah masih begitu memedulikan putra kesayangannya. Sekarang Cecilia malah ditugaskan menyelesaikan semua kesalahan yang diperbuat anak haram itu.Jujur saja, seandainya yang membuat kesalahan itu adalah Cecilia. Daniel pasti … pasti tidak akan berusaha menyelesaikan masalah dan tidak akan sepanik sekarang.Anak perempuan memang untuk dikorbankan!“Panggil Pak Logan ke ruanganku.” Cecilia menelepon dengan suara dingin.…Setelah mobil Daniel meninggalkan perusahaan, dia menyadari ada mobil yang sedang mengikutinya. Dia pun tersenyum sinis menyuruh sopirnya untuk beralih ke sebuah gang kecil. Kemudian, Daniel menuruni mobil, lalu berjalan ke dua jalan berikutnya, baru menaiki taksi ke tempat tinggal Olivia.Daniel yang sekarang tidak ada bedanya dengan mata-mata. Hanya saja, dia juga sudah kehabisan akal.Begitu pintu dibuka, tampak putra kesayangannya sedang bermain ponsel di sofa. Melihat sikap santai putranya, amarah Dani
Olivia sudah bersama Daniel selama bertahun-tahun. Dia dapat membedakan apakah Daniel sedang marah atau tidak. Ketika menyadari perubahan ekspresi Daniel, dia juga tidak berani beronar lagi. Dia hanya memasang wajah cemberut, lalu membangkitkan dirinya.“Ma.” Edward maju untuk memapah ibunya, lalu memalingkan kepalanya berkata, “Pa, aku tahu masalah ini salahku. Aku bertanggung jawab dalam masalah kali ini. Tapi jelas-jelas ada yang ingin menjebakku. Aku nggak percaya parfumku akan bermasalah. Pasti semua ini kerjaan orang lain, ada yang ingin mencelakaiku.”Jujur saja, Edward pernah berpikir apakah semua ini adalah ulah Cecilia. Hanya saja, setelah dipikir-pikir, sepertinya orang yang lebih patut dicurigai adalah anggotanya sendiri.Seandainya tidak ada masalah dengan Tiara dan benar parfumnya bermasalah, kemungkinan masalahnya ada di saat proses pengujian.Hanya saja, sekarang Edward tidak diperbolehkan meninggalkan rumah. Dia tidak bisa melakukan apa pun selain berspekulasi.Daniel
Edward merasa dirinya sudah jatuh ke dalam jurang tanpa ujung. Dia berusaha untuk menggapai sesuatu, tapi baru saja dia menggapainya, ternyata yang digapainya adalah ular berbisa.“Sudahlah, sekarang sudah tidak ada gunanya berbicara seperti ini! Kita harus pikirkan cara penyelesaiannya!”Daniel juga merasa ada yang janggal, tapi dia tidak tahu bagian mana yang janggal. “Aku pasti akan pikirkan caranya. Nanti aku akan pergi jenguk Beny. Dia perlu tahu masalah yang sedang dihadapi Kusumo Group.”Beny bukan mesti mengetahui masalah perusahaan saja, dia juga harus mengetahui masalah kematian Yohanes. Jika dia bisa mengendalikan Kusumo Group pada kondisi genting ini, bisa jadi Daniel masih ada kesempatan lagi.Daniel mungkin bisa … menyelamatkan putranya.Dengan berpikir seperti ini, Daniel tidak bisa duduk tenang lagi. “Aku keluar dulu.”“Pa, aku ikut!” Edward juga tidak bisa duduk diam lagi. Dia merasa semakin panik saja. “Aku ingin pergi bersamamu.”“Ikut apaan?! Sekarang kamu masih bel
“Kamu buta?! Kamu nggak kenal sama aku?!” maki Daniel dengan emosi. Dia merasa orang-orang ini tidak menghormatinya.Sebelumnya Daniel tidak pernah melihat orang-orang ini. Siapa mereka sebenarnya?“Maaf, pokoknya semuanya tidak diperbolehkan untuk menjenguk!” Raut wajah kedua pengawal terlihat sangat serius. Meski dimaki dengan kasar, mereka tetap tidak mengizinkan ada yang menjenguk Beny.“Aku ingin menjenguk kakakku sendiri. Apa aku perlu persetujuan kalian? Kalian ini namanya melanggar hukum. Jangan sampai aku lapor polisi!” ancam Daniel, lalu hendak menerobos ke dalam.Belum sempat melangkah satu langkah, malah ada yang menghalanginya lagi. Saat Edward ingin memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk menerobos ke dalam, lengannya langsung ditahan oleh pengawal.“Sakit, sakit, sakit …,” jerit Edward kesakitan.Daniel segera menghentikannya, “Edward, kamu nggak kenapa-napa, ‘kan? Kalian bahkan berani menyakiti putraku!”“Silakan pulang!” Pengawal menjulurkan tangannya untuk meng
Ketika tujuan kedatangan Daniel terbongkar, dia terbengong sejenak, baru segera merespons, “Kak, apa yang sedang kamu katakan? Apa maksudnya ingin mengutuk Kak Beny supaya segera mati? Kami itu saudara kandung! Kenapa kamu berbicara seperti ini?”“Mentang-mentang kalian itu saudara kandung. Jadi kalian boleh terus mengganggunya? Bukankah putrimu sudah datang, kenapa kamu malah bawa putramu ke sini lagi?” Laura terlihat sangat marah hingga tangannya bergetar.Setelah terbengong sejenak, Daniel masih tidak mengerti apa maksud Laura. Putrinya datang?“Cecilia … dia datang ke sini?” Setelah berpikir sejenak, Daniel pun bertanya.“Jangan pura-pura lagi! Dua hari lalu, Cecilia baru saja kemari. Kami kira dia berbaik hati ingin menjenguk omnya. Siapa tahu ….” Laura menundukkan kepalanya, lalu melanjutkan dengan emosi tinggi, “Padahal Kak Beny-mu baru saja diselamatkan dari kondisi kritis, apa kalian berdua datang untuk merenggut nyawanya? Pokoknya, aku nggak akan izinin kalian untuk menjenguk
Yang paling penting sekarang, jika Rainie tidak bisa bekerja sama dengan Fred, dia sudah tidak punya tempat lagi untuk pergi.“Sejujurnya, selama ini aku selalu meneliti tentang cara mengendalikan pikiran orang lain!” jawab Rainie dengan tegas, setelah melalui pemikiran yang matang.Dengan satu jari menyusuri tulang hidungnya, Fred mengulangi ucapan Rainie. “Pikiran?”Kurang lebih Fred mengerti ke mana arah penelitian yang Rainie maksud.“Kamu pasti pernah main boneka yang dikendalikan pakai tali, ‘kan? Kurang lebih seperti it.”“Jadi kamu bisa mengendalikan perilaku orang lain seperti boneka? Terus apa menariknya?!”Fred memiliki ambisi untuk mengendalikan Yuraria, bahkan seluruh dunia. Akan tetapi yang dia inginkan adalah mengendalikan orang lain yang masih hidup, agar mereka tunduk di bawahnya, bukannya boneka yang tidak memiliki pemikirannya sendiri. Apa serunya mengendalikan orang yang mudah untuk dikendalikan.“Oh, jelas ini menarik banget!” kata Rainie. “Aku tahu kamu mau orang
Fred tidak berkomentar ataupun membalasnya. Dia hanya menatap wajah dan mata Rainie dengan serius. Meski tidak berkata apa-apa, dalam hatinya dia tahu setiap tutur kata yang wanita yang ada di depan matanya ini ucapkan sangat akurat. Setelah situasi tenggelam dalam kesunyian singkat, Fred berdeham dan bertanya.“Nama kamu ….”“Rainie.”“Orang itu sudah mati dari beberapa hari yang lalu. Berarti kamu juga sudah lama memegang barang itu, tapi kenapa kamu baru datang sekarang?”“Awalnya aku juga nggak tahu apa ini. Aku terus mencari mencari kalian tapi nggak berhasil. Setelah itu aku ditangkap sama Brandon dan kawan-kawannya.”“Brandon?! Brandon dan temannya?”“Iya! Aku berhasil kabur dengan susah payah dan langsung teringat sama kamu. Aku tahu kamu cuma yang bisa kasih semua yang aku mau. Dan cuma aku yang bisa membantu kamu!” kata Rainie dengan rasa percaya diri yang membumbung tinggi.“Gimana kamu bisa kabur dari mereka?”Perhatian Fred tertuju kepada hal itu. Dia sudah merasakan langs
Sekarang di dalam ruang kantor itu hanya ada Fred dan wanita tersebut. Fred masih tak bergerak di kursinya seraya mengamati wanita itu. Pakaiannya lusuh dan terlihat sangat kasihan meski dia sudah berusaha untuk bersikap elegan.“Kamu ….”“Aku Rainie, bawahannya asisten yang paling kamu percaya itu. Aku pernah bekerja ….”“Aku nggak tertarik kamu siapa. Aku cuma mau tahu apa tujuan kamu datang ke sini? Dari mana kamu tahu aku kepalanya di sini?”“Soal itu, ya. Sebenarnya awalnya aku juga nggak tahu siapa yang bertanggung jawab atas organisasi ini, sampai … aku menemukan kartu nama yang ada bosku pegang.”“Kartu nama apa? Maksud kamu kepingan kecil itu? Itu paling cuma koin untuk main game atau sejenisnya,” kata Fred menyangkal. Dia tentu saja tidak mau secepat itu mengakuinya. Yang dia lakukan sekarang ini adalah menguji apakah Rainie benar-benar tahu sesuatu atau hanya sekadar asal bicara.Akan tetapi Rainie sudah menduga hal seperti ini pasti terjadi. Dia tidak tampak kebingungan dan
“Yang Mulia jangan berpikir begitu. Kita justru saling menguntungkan satu sama lain. Yang Mulia bisa kembali muda, sedangkan aku mendapat kekuasaan penuh. Bukankah begitu lebih bagus?”“Hmph!”Sang Ratu sudah malas membicarakan ini. Namun bagi Fred itu tidak masalah. Selama semua berjalan sesuai dengan rencananya, apa yang ingin dia capai sebentar lagi akan berhasil. Tidak ada lagi seorang pun yang bisa menghentikannya. Di saat itu pula dari luar Fred mendengar suara lirih yang memanggilnya.“Pak Fred!”“Ada apa?”Sebenarnya Fred sedikit kesal karena dia sudah berpesan untuk jangan mengganggu kecuali ada hal penting. Namun lagi-lagi yang datang adalah mereka. Fred masih lebih suka dengan si cacat yang menjadi bos Rainie dan Shane dulu. Meski cacat secara fisik, dia cukup pintar dan banyak membantu Fred. Sayang sekali dia sudah tidak ada …. Tanpa berpikir panjang, Fred melihat di tangan orang itu ada sebuah botol kecil seperti botol parfum yang dijual di luar sana. Perbedaannya, cairan
“Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia
Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre
“Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung
“Seaneh apa pun ini pasti ada penjelasannya,” kata Brandon. Dia mengamati bantal di atas kasur itu dan menaruhnya kembali, lalu berkata, “Ayo kita keluar dulu sekarang!”Di kamar itu sudah tidak ada orang dan sudah tidak perlu dikunci lagi. Mereka berdua pun satu per satu keluar dan setela mereka kembali ke tempat Shane berada.“Rainie benar-benar menghilang?” tanya Shane.“Iya,” jawab Chermiko menganggu.“Kok bisa? Apa ada orang lain dari organisasi itu yang menolong dia?”“Aku nggak tahu.”Tidak ada satu orang pun di antara mereka yang tahu mengapa Rainie bisa menghilang. Mereka bertiga sama bingungnya karena tidak ada penjelasan yang masuk di akal. Brandon tak banyak bicara, dia mengerutkan keningnya membayangkan kembali ada apa saja yang dia lihat di kamar itu. Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, tetapi dia tidak tahu apa itu.Shane, yang entah sedang memikirkan apa, juga tiba-tiba berkata, “Apa mungkin …? Nggak, itu mustahil ….”“Apaan? Apa yang nggak mungkin?” Cher
Chermiko sudah menahannya sebisa mungkin, tetapi suara gemetar bercampur dengan napas terengah-engah tetap saja menakutkan untuk didengar. Saat mendengar itu, Shane langsung terbelalak dan menyahut, “Apa?!”“Rainie … Rainie nggak ada di kamarnya!” kata Chermiko sembari menunjuk ke belakang.“Ngomong yang jelas, kenapa dia bisa nggak ada?” Ucapan ini datang dari belakang, membuat Chermiko kaget dan menoleh, dan menemukan ternyata Brandon sudah ada di belakangnya entah dari kapan.Brandon baru tidur sebentar dan belum lama terbangun. Semua masalah yang mereka alami membuat kualitas tidurnya terganggu. Anak dan istri tidak ada, dan sekarang ditambah lagi dengan sekian banyak masalah serius yang datang tak habis-habis. Bagaimana dia bisa tidur lelap? Apalagi sekarang ada dua bayi yang entah anaknya atau bukan datang membutuhkan penjagaan.Tidur singkat sudah cukup untuk memulihkan energinya, setelah itu Brandon mandi dan mengganti pakaian, lalu turun untuk melihat anak-anaknya, dan ternyat