Ayahnya Cecilia memang keterlaluan. Pada saat seperti ini, dia malah masih begitu memedulikan putra kesayangannya. Sekarang Cecilia malah ditugaskan menyelesaikan semua kesalahan yang diperbuat anak haram itu.Jujur saja, seandainya yang membuat kesalahan itu adalah Cecilia. Daniel pasti … pasti tidak akan berusaha menyelesaikan masalah dan tidak akan sepanik sekarang.Anak perempuan memang untuk dikorbankan!“Panggil Pak Logan ke ruanganku.” Cecilia menelepon dengan suara dingin.…Setelah mobil Daniel meninggalkan perusahaan, dia menyadari ada mobil yang sedang mengikutinya. Dia pun tersenyum sinis menyuruh sopirnya untuk beralih ke sebuah gang kecil. Kemudian, Daniel menuruni mobil, lalu berjalan ke dua jalan berikutnya, baru menaiki taksi ke tempat tinggal Olivia.Daniel yang sekarang tidak ada bedanya dengan mata-mata. Hanya saja, dia juga sudah kehabisan akal.Begitu pintu dibuka, tampak putra kesayangannya sedang bermain ponsel di sofa. Melihat sikap santai putranya, amarah Dani
Olivia sudah bersama Daniel selama bertahun-tahun. Dia dapat membedakan apakah Daniel sedang marah atau tidak. Ketika menyadari perubahan ekspresi Daniel, dia juga tidak berani beronar lagi. Dia hanya memasang wajah cemberut, lalu membangkitkan dirinya.“Ma.” Edward maju untuk memapah ibunya, lalu memalingkan kepalanya berkata, “Pa, aku tahu masalah ini salahku. Aku bertanggung jawab dalam masalah kali ini. Tapi jelas-jelas ada yang ingin menjebakku. Aku nggak percaya parfumku akan bermasalah. Pasti semua ini kerjaan orang lain, ada yang ingin mencelakaiku.”Jujur saja, Edward pernah berpikir apakah semua ini adalah ulah Cecilia. Hanya saja, setelah dipikir-pikir, sepertinya orang yang lebih patut dicurigai adalah anggotanya sendiri.Seandainya tidak ada masalah dengan Tiara dan benar parfumnya bermasalah, kemungkinan masalahnya ada di saat proses pengujian.Hanya saja, sekarang Edward tidak diperbolehkan meninggalkan rumah. Dia tidak bisa melakukan apa pun selain berspekulasi.Daniel
Edward merasa dirinya sudah jatuh ke dalam jurang tanpa ujung. Dia berusaha untuk menggapai sesuatu, tapi baru saja dia menggapainya, ternyata yang digapainya adalah ular berbisa.“Sudahlah, sekarang sudah tidak ada gunanya berbicara seperti ini! Kita harus pikirkan cara penyelesaiannya!”Daniel juga merasa ada yang janggal, tapi dia tidak tahu bagian mana yang janggal. “Aku pasti akan pikirkan caranya. Nanti aku akan pergi jenguk Beny. Dia perlu tahu masalah yang sedang dihadapi Kusumo Group.”Beny bukan mesti mengetahui masalah perusahaan saja, dia juga harus mengetahui masalah kematian Yohanes. Jika dia bisa mengendalikan Kusumo Group pada kondisi genting ini, bisa jadi Daniel masih ada kesempatan lagi.Daniel mungkin bisa … menyelamatkan putranya.Dengan berpikir seperti ini, Daniel tidak bisa duduk tenang lagi. “Aku keluar dulu.”“Pa, aku ikut!” Edward juga tidak bisa duduk diam lagi. Dia merasa semakin panik saja. “Aku ingin pergi bersamamu.”“Ikut apaan?! Sekarang kamu masih bel
“Kamu buta?! Kamu nggak kenal sama aku?!” maki Daniel dengan emosi. Dia merasa orang-orang ini tidak menghormatinya.Sebelumnya Daniel tidak pernah melihat orang-orang ini. Siapa mereka sebenarnya?“Maaf, pokoknya semuanya tidak diperbolehkan untuk menjenguk!” Raut wajah kedua pengawal terlihat sangat serius. Meski dimaki dengan kasar, mereka tetap tidak mengizinkan ada yang menjenguk Beny.“Aku ingin menjenguk kakakku sendiri. Apa aku perlu persetujuan kalian? Kalian ini namanya melanggar hukum. Jangan sampai aku lapor polisi!” ancam Daniel, lalu hendak menerobos ke dalam.Belum sempat melangkah satu langkah, malah ada yang menghalanginya lagi. Saat Edward ingin memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk menerobos ke dalam, lengannya langsung ditahan oleh pengawal.“Sakit, sakit, sakit …,” jerit Edward kesakitan.Daniel segera menghentikannya, “Edward, kamu nggak kenapa-napa, ‘kan? Kalian bahkan berani menyakiti putraku!”“Silakan pulang!” Pengawal menjulurkan tangannya untuk meng
Ketika tujuan kedatangan Daniel terbongkar, dia terbengong sejenak, baru segera merespons, “Kak, apa yang sedang kamu katakan? Apa maksudnya ingin mengutuk Kak Beny supaya segera mati? Kami itu saudara kandung! Kenapa kamu berbicara seperti ini?”“Mentang-mentang kalian itu saudara kandung. Jadi kalian boleh terus mengganggunya? Bukankah putrimu sudah datang, kenapa kamu malah bawa putramu ke sini lagi?” Laura terlihat sangat marah hingga tangannya bergetar.Setelah terbengong sejenak, Daniel masih tidak mengerti apa maksud Laura. Putrinya datang?“Cecilia … dia datang ke sini?” Setelah berpikir sejenak, Daniel pun bertanya.“Jangan pura-pura lagi! Dua hari lalu, Cecilia baru saja kemari. Kami kira dia berbaik hati ingin menjenguk omnya. Siapa tahu ….” Laura menundukkan kepalanya, lalu melanjutkan dengan emosi tinggi, “Padahal Kak Beny-mu baru saja diselamatkan dari kondisi kritis, apa kalian berdua datang untuk merenggut nyawanya? Pokoknya, aku nggak akan izinin kalian untuk menjenguk
Daniel dan Edward meninggalkan rumah sakit dengan terdiam.Ketika mereka masuk ke mobil, Edward duluan memecahkan keheningan. “Pa ….”“Mungkin benar apa katamu,” ucap Daniel dengan serius.Dari tadi Daniel terus memikirkan masalah ini. Hatinya sungguh kacau.Tidak dipungkiri bahwa ucapan Laura tadi telah menyadarkan mereka. Mereka sungguh tidak menyangka Cecilia akan mendahului mereka untuk mengunjungi Beny. Dia bahkan meminta stempel pribadi Beny.Apa kegunaan stempel itu? Tadi Laura mengatakan Cecilia ingin mewakili Beny untuk mengelola perusahaan. Itu berarti Cecilia ingin menguasai perusahaan.Namun sebelumnya Cecilia sudah berjanji akan menjaga adiknya dan membantu adiknya untuk mengelola perusahaan. Tak disangka Cecilia adalah wanita bermuka dua. Putri yang dibesarkan dengan susah payah, putri yang kelihatannya sangat patuh itu ternyata membelakanginya melakukan semua ini.Selain hal ini, masih ada hal apa lagi yang disembunyikan Cecilia.Setelah mendengar ucapan sang ayah, Edwar
Ketika kepikiran ucapan Laura tadi, api di dalam hati Daniel semakin berkobar lagi. Cecilia oh Cecilia, kamu memang hebat!Hal pertama yang dipikirkan Daniel adalah langsung pulang ke rumah. Dia segera memarkirkan mobilnya, lalu bergegas memasuki rumah.“Di mana Cecilia?” jerit Daniel dengan keras. Dia ingin meminta penjelasan dari Cecilia.“Kamu lagi ngapain?” Tania berjalan keluar sambil memegang secangkir teh lemon yang baru diseduhnya. “Galak sekali! Cecilia lagi nggak ada di rumah. Ngapain kamu cari Cecilia?”“Ngapain? Putrimu memang berbakti sekali!”Lantaran tidak berhasil bertemu dengan Cecilia, amarah di hati Daniel dilampiaskan ke diri Tania. Dia langsung menampar Tania.“Plak!” Tamparan mendadak ini membuat Tania terbengong di tempat. Dia tidak sempat mengelak, bahkan cangkir teh di tangannya pun jatuh dan hancur berkeping-keping.Tamparan kuat itu tak hanya membuat Tania kaget, wajahnya juga membengkak. Hanya saja, dia tidak menangis dan merengek, dia malah menatap Daniel d
“Kenapa? Apa ada yang salah dengan ucapanku?” Daniel menyipitkan matanya. Dia tidak merasa ada yang salah dengan ucapannya. Daniel memang beranggapan seperti itu selama bertahun-tahun ini.“Hehe!” Tania tersenyum sinis, lalu menyindir, “Sepertinya kamu memang sangat menyayangi Cecilia. Jelas-jelas kamu tahu Cecilia sangat kompeten, tapi kamu tetap nggak bersedia untuk serahkan kekuasaan kepadanya. Cecilia bisa menjabat di posisi sekarang juga murni mengandalkan dirinya sendiri. Apa yang sudah kamu berikan kepadanya? Kamu hanya selalu memikirkan anak harammu saja! Kamu nggak sisain apa-apa untuk Cecilia. Apa kamu pernah berpikir bagaimana masa depan Cecilia?”Tidak pernah ada yang mengatakan ucapan seperti ini kepada Daniel. Daniel pun terbengong beberapa saat. “Cepat atau lambat dia akan menikah! Setelah dia menikah nanti, dia bukan lagi anggota Keluarga Kusumo, mana mungkin dia mewarisi harta kita!”“Aku sudah pernah mengatakan masalah ini sama kamu. Siapa suruh dia itu anak perempuan
Ratu meremas seprai ranjang dan baru melepasnya setelah beberapa saat. Dia pun kembali berbaring dan menghela napas panjang, seakan-akan ingin membuang pikiran negatif yang ada di kepalanya jauh-jauh. Seraya menatap plafon, sang Ratu berkata lirih, “Yuna gimana?”“Dia baik-baik saja. Dia sedang menunggu untuk jadi badan yang baru untuk Yang Mulia. Saya sudah merawat Yang Mulia dengan baik, jadi tenang saja!”“Badan baru? Fred, di mana badan barumu? Apa kamu sudah mencari orang yang cocok untuk kamu?”“... Yang Mulia ngomong apa? Saya masih cukup muda! Eksperimen kali ini adalah untuk Yang Mulia!”“Memang kamu masih cukup muda sekarang, tapi berapa lama itu bisa bertahan? Kamu pintar sekali ya. Selama ini kamu selalu ngomong apa pun yang kamu lakukan semuanya demi aku, padahal kamu cuma menjadikan aku sebagai objek percobaan!”“Saya ….”MulanyaFred ingin membantah tuduhan itu, tetapi dia tiba-tiba malah tertawa. Suara tawanya pelan di awal, tetapi lama kelamaan makin kencang sampai terb
“Ya, Yang Mulia. Ada apa?”“Kamu masih belum jawab aku. Gimana kalau eksperimennya nggak berjalan sesuai rencanamu?”“Pasti berhasil, aku jamin!” kata Fred seraya menepuk tangan sang Ratu seperti sedang membujuk anak kecil. Akan tetapi sang Ratu tidak membalas. Dia hanya menatap Fred dengan datar seperti sedang menonton sebuah tayangan yang membosankan.“Baiklah … kalau eksperimennya gagal, masih ada satu solusi, tapi sayangnya Yang Mulia nggak akan bisa melihat itu!”“Jadi kamu masih punya rencana cadangan? Sudah kuduga, kamu memang menyembunyikan sesuatu dariku.”“Bukankah setiap orang pasti punya rahasia yang mereka simpan untuk diri sendiri, Yang Mulia? Tapi apa pun itu, percayalah padaku. Semua yang aku lakukan selalu memprioritaskan Yang Mulia.”“Apa rencana cadanganmu itu?”“Itu ...,” Fred sempat ragu sesaat. Jelas dia tidak ingin membeberkan rencananya kepada orang lain, khususnya sang Ratu. “Yang Mulia nggak perlu tahu. Kalau Yang Mulia selamat, berarti eksperimennya berhasil
Karena semuanya terjadi begitu mendada, tidak ada orang yang tahu apa yang terjadi sebenarnya. Setelah Fred mengatur semuanya sesuai dengan rencananya, dia pergi ke kamar di mana sang Ratu berada. Dia mengutus orang kepercayaannya untuk berjaga, menjamin supaya kondisi kesehatan Ratu tetap prima. Namun dua hari terakhir tiba-tiba kondisinya memburuk.Awalnya Fred bahkan curiga sang Ratu bersekongkol dengan Yuna karena mereka berdua sama-sama jatuh sakit. Namun setelah dipikirkan lagi, mereka tidak punya alasan yang cukup meyakinkan untuk itu. Terlebih lagi mereka berdua juga sudah tidak berada di tempat yang sama. Tidak mungkin mereka bisa berkomunikasi dalam bentuk apa pun.Begitu masuk, Fred melihat Ratu yang terbaring lemas di atas ranjang. Dia menghampiri sang Ratu, membungkukkan badannya dan berkata dengan santun. “Yang Mulia? Yang Mulia?”Kelopak mata Ratu terlihat ada sedikit pergerakan, tetapi dia tidak membuka matanya entah karena memang tidak kuat, atau karena dia tidak ingin
Rainie duduk di pojokan seorang diri, berpikir mengapa Fred melakukan ini, dan mengapa dia mengumumkannya secara mendadak. Fred sendiri tahu ini terlalu mendadak, tetapi mau bagaimana lagi. Tubuh sang Ratu terus melemah dan sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi.Sejak awal Fred sudah tahu kalau kondisi kesehatan sang Ratu kurang baik, makanya dia mau menyelesaikan eksperimennya secepat mungkin, dan mencari tubuh pengganti yang sehat secara fisik. Tetapi dia malah menemui masalah yang berkepanjangan sampai detik ini. Sementara itu kesehatan sang Ratu terus memburuk. Meski sudah diobati oleh sekelompok dokter terpercaya pun, yang namanya penuaan memang tidak bisa dicegah. Organ-organ tubuhnya kian melemah. Proses penuaan yang dialami oleh sang Ratu membuat Fred ketakutan. Sekarang dia masih cukup sehat, tetapi sebentar lagi dia juga akan memasuki usia tua dan tubuhnya juga pasti perlahan akan ikut melemah.Semua orang sama di hadapan hidup dan mati. Tidak ada seorang pun yang bisa me
Saat Rainie bilang begitu, ekspresi yang terlihat di wajah Fred langsung berubah menjadi serius.“Ikut aku!” katanya.Rainie terus berjalan mengikuti Fred, mereka masih berada di lantai yang sama, tetapi mereka masuk ke sebuah ruangan lain. Selagi Rainie menutup kembali pintu ruangan itu, Fred duduk dan bertanya padanya, “Obat yang tadi kamu bilang itu maksudnya obat yang bisa bikin badan jadi nggak kelihatan?”“Iya! Tadi aku baru dapat kabar, kemungkinan dalam dua hari ini aku bisa dapat resepnya. Bukanya aku nggak mau kerja di lab, tapi aku takut kelewatan informasi penting.”“HP-mu ada di sini,” kata Fred. “Kalau ada apa-apa, aku bakal kasih tahu kamu segera.”“Tapi …,” Rainie berhenti sejenak dan melanjutkan dengan nada bicara yang pelan, “Cuma aku yang bisa mengendalikan pikirannya. Dia cuma mendengar perintahku. Aku takut kalau bukan aku, nanti bakal berpengaruh ke hipnotisnya. Bisa saja dia jadi sadar dan aku gagal dapat resepnya.”“Rainie, kamu sudah berani mengancamku, ya?”Se
“….”Berbagai macam protes dapat mereka dengar di sana. Rianie juga mengernyit tidak menyangka dia akan dipanggil secara tiba-tiba begini. Namun, Fred mengangkat kedua tangannya meminta mereka semua untuk tetap tenang, lalu dia berbicara, “Karena eksperimen ini sangat rumit dan mudah terjadi kesalahan, jadi mulai sekarang kalian semua harus bersiap-siap yang baik. Alasan lainnya … aku pernah bilang aku paling nggak suka dikhianati, dan orang yang bermulut ember. Jadi untuk menjamin keberhasilan eksperimen ini, tolong kerja sama dari kalian semua. Tapi jangan khawatir, soal kebutuhan dasar seperti makan dan minum pasti sudah kusiapkan. Tapi dengan syarat, semua perangkat komunikasi akan kusita sebentar!”Begitu Fred selesai berbicara, langsung ada orang yang maju dan menyerahkan semua barang bawaannya. Ponsel Rainie juga tentunya disita. Sebenarnya, sebelum ini pun, semua yang masuk ke lab tidak diperkenankan untuk membawa perangkat komunikasi apa pun, jadi kebanyakan yang disita kali i
Taka lama setelah Rainie menutup telepon, orang yang diutus oleh Fred datang memanggilnya, meminta dia untuk pergi ke lab. Panggilan yang terkesan terburu-buru membuat Rainie sedikit cemas apa mungkin terjadi sesuatu di sana.Apakah Rainie tidak memiliki ambisinya sendiri? Tentu ada. Jika dia berhasil membuat obat menghilang itu dan bisa menggunakan hipnotisnya dengan lebih baik, dia tidak perlu bergantung kepada Fred lagi. Selama Rainie memiliki dua hal itu, dia bisa melindungi dirinya sendiri dan tidak perlu takut untuk mengelilingi dunia lagi.Rainie tidak pernah tertarik dengan iming-iming kehidupan abadi. Di matanya, kehidupan abadi hanyalah impian kosong. Kalaupun menemukan satu orang lagi yang cocok, intinya mereka tetaplah dua orang yang berbeda, bagaimana mungkin bisa berpindah menjadi satu tubuh yang sama? Dengan teknologi yang maju seperti sekarang pun, donor organ saja masih bisa menunjukkan adanya gejala ketidakcocokkan, apalagi mentransfer jiwa yang abstrak.Namun tentu R
“Lho, bukannya dia ada di sana? Tunggu, kamu tahu dari mana anakmu ada di istana negara Yuraria? Siapa yang bilang begitu?”“.…”Sane jadi terbawa emosi karena tiba-tiba anaknya tidak diketahui keberadaannya, sampai-sampai dia kehilangan akal sehat dan baru sadar ketika ditanya balik oleh Rainie. Benar juga, Shane tahu dari mana kalau Nathan ada di sana? Dia tentu tidak bisa bilang kalau Ross yang memberi tahu.”“Aku … dari informasi yang Brandon dapat, dia bilang Nathan nggak ada di sana. Rainie, kan kamu sudah dipercaya sama Fred. Tolong bantu aku cari tahu keberadaan Nathan.”“Brandon?!”Benar Brandon memang selama ini terus mencari di mana Nathan berada, tetapi tidak pernah ada temuan yang berarti, jadi Shane menggunakan alasan itu untuk meyakinkan Rainie.“Kamu percaya sama omongan dia? Memangnya dia pernah pergi cari langsung ke istana negara sana? Apa dia ada ngajak kamu untuk nyari ke sana? Atau dia punya saudara di istana? Sekarang dia saja nggak bisa menolong istrinya sendiri
“Bukan begitu. Maksudku, istana negara kan besar, apa mungkin ….”“Nggak mungkin!” sela Ross, lalu tanpa ragu dia berkata, “Aku lahir dan tumbuh besar di sana. Seberapa besar tempat itu, bahkan sampai ada berapa ekor semut pun aku tahu. Kalau memang ada anak yang kamu maksud itu, aku pasti sudah lihat!”“.…”Mendengar itu, tatapan di kedua mata Shane langsung hampa dan dia tampak sedang berpikir dalam. Jelas sekali bantahan Ross memberikan pukulan yang sangat dalam baginya. Selama ini dia berasumsi Nathan ada di istana kerajaan Yuraria dan yakin kalau dia baik-baik saja meski tidak bisa melihatnya secara langsung. Selama Shane memiliki cara untuk menyelamatkannya, ayah dan anak bisa bersatu kembali, tetapi sayang Shane harus menelan fakta pahit bahwa Nathan tidak ada di sana.Lantas jika Nathan tidak ada di sana, ada di manakah dia?Ross jadi tidak enak hati melihat Shane begitu kecewa. “Jangan sedih dulu. Kalau nggak ada di istana, mungkin dia disembunyikan di tempat lain. Kalau Fred