Ck, ceritanya malah digantung!Brandon mengambil handuk untuk menyeka keringat Yuna. “Istirahatlah dan minum sedikit teh.”“Emm.” Setelah menyeka keringat di wajah, Yuna duduk di tempat yang lebih sejuk sambil menyesap teh. “Akhir pekan ….” Jarang-jarang Brandon berbicara dengan terbata-bata. “Emm?” Yuna mengerutkan keningnya. Dia melihat Brandon dengan penasaran.“Akhir pekan ini, aku bawa kamu ke suatu tempat.”Melihat ekspresi Brandon, jelas sekali dia tidak ingin pergi ke tempat itu, tapi dia terpaksa harus pergi ke sana. Sepertinya tempat seperti itu hanya ada satu ….“Temani kamu pulang ke Kediaman Setiawan?”“Dari mana kamu bisa tahu?” tanya Brandon dengan agak penasaran. Dia pun melanjutkan, “Emm, nggak bakal lama, kok. Tapi, kamu mesti temani aku.”Yuna berpikir-pikir. “Acara pertunangan om kamu?”“Emm!” Brandon tersenyum sinis. “Iya, ke sana cuma buat formalitas saja. Tapi kamu harus mempersiapkan mentalmu untuk pergi ke tempat seperti itu.”Melihat ekspresi serius Brandon,
Proses menunggu hasil sungguh terasa menyiksa. Meski hanya sehari saja, rasanya bagai satu abad bagi Edward.Begitu pula dengan Daniel, dia yang sedang di kantornya itu merasa tidak tenang saat ini. Dia terus berdiri dan mengintip ke luar menunggu karyawan departemen pengujian datang mengantar hasil sampling. Putranya memang bersikeras mengatakan tidak ada masalah apa pun dengan parfumnya. Hanya saja, Daniel tetap merasa tidak tenang.Daniel sudah mengutus orang untuk mencari peracik aroma itu. Setidaknya peracik aroma tidak boleh melarikan diri. Setelah hasil pengujian keluar dan parfum dinyatakan tidak bermasalah, Daniel baru akan melepaskannya. Namun jika pemeriksaan bermasalah … peracik aroma ini harus menanggungnya!Saat hampir menjelang jam makan siang, Cecilia baru datang ke ruangan ayahnya dengan memegang amplop di tangannya. “Pa!”“Gimana?” Daniel langsung berdiri, lalu bertanya dengan penasaran.Cecilia menatap Daniel dengan ekspresi galau. Dia segera menutup pintu ruangan da
“Cecilia, apa hasil ini bisa dipercaya? Apa mungkin ….” Daniel berpikir sejenak, lalu melanjutkan, “Maksudku, apa mungkin ada yang menukar sampel parfum? Atau bisa jadi hanya parfum batch ini saja yang bermasalah, yang lain tidak bermasalah. Coba kamu pikir, dari parfum ini lewat banyak tangan, dari proses pengantaran parfum dari pabrik ke perusahaan sampai melakukan uji laboratorium. Bisa jadi ada yang keliru ….”Cecilia menghela napas tanda tidak berdaya. “Pa! Aku pernah kepikiran semua yang kamu katakan. Tapi demi menjamin tidak terjadi kelalaian di setiap sesi, aku turun tangan sendiri untuk melakukan pengawasan langsung dari pengambilan sisa stok sampai diantar ke perusahaan untuk diuji. Kalau Papa bahkan nggak percaya sama aku, aku juga nggak tahu harus berkata apa lagi.”Berhubung Cecilia sudah berbicara seperti ini, tentu saja Daniel tidak akan mencurigainya. “Cecilia, mana mungkin Papa akan curiga sama kamu? Aku hanya merasa … emm … kamu tahu sendiri sekarang adalah saat-saat
“Cecilia, Cecilia ….”Saat ini, pikiran Daniel sungguh kacau. Dia hanya bisa menaruh seluruh harapan ke diri putrinya.Cecilia menggenggam tangan Daniel yang gemetar itu. “Pa, jangan panik!”Kemudian, Cecilia memalingkan kepalanya untuk memerintah bawahannya, “Panggil manajer penjualan untuk beri tahu awak media, Kusumo Group adalah perusahaan besar, kita nggak akan lari dari tanggung jawab.”“Hanya saja, masalah parfum masih belum bisa dipastikan. Kita semua masih menunggu hasil pengujian. Kalau benar masalah ada di parfum kita, kita pasti akan bertanggung jawab dan membayar ganti rugi. Jadi jika ada yang menyebar rumor sebelum hasil keluar, kita terpaksa akan menyelesaikannya melalui jalur hukum!”“Selain itu, panggil departemen humas untuk segera mengunggah pernyataan. Sekarang perusahaan beroperasional secara normal. Mengenai masalah parfum, kita pasti akan memberi penjelasan kepada publik!”Cecilia tidak terlihat panik sama sekali, segera memerintah bawahannya.Kali ini, Daniel ba
Ayahnya Cecilia memang keterlaluan. Pada saat seperti ini, dia malah masih begitu memedulikan putra kesayangannya. Sekarang Cecilia malah ditugaskan menyelesaikan semua kesalahan yang diperbuat anak haram itu.Jujur saja, seandainya yang membuat kesalahan itu adalah Cecilia. Daniel pasti … pasti tidak akan berusaha menyelesaikan masalah dan tidak akan sepanik sekarang.Anak perempuan memang untuk dikorbankan!“Panggil Pak Logan ke ruanganku.” Cecilia menelepon dengan suara dingin.…Setelah mobil Daniel meninggalkan perusahaan, dia menyadari ada mobil yang sedang mengikutinya. Dia pun tersenyum sinis menyuruh sopirnya untuk beralih ke sebuah gang kecil. Kemudian, Daniel menuruni mobil, lalu berjalan ke dua jalan berikutnya, baru menaiki taksi ke tempat tinggal Olivia.Daniel yang sekarang tidak ada bedanya dengan mata-mata. Hanya saja, dia juga sudah kehabisan akal.Begitu pintu dibuka, tampak putra kesayangannya sedang bermain ponsel di sofa. Melihat sikap santai putranya, amarah Dani
Olivia sudah bersama Daniel selama bertahun-tahun. Dia dapat membedakan apakah Daniel sedang marah atau tidak. Ketika menyadari perubahan ekspresi Daniel, dia juga tidak berani beronar lagi. Dia hanya memasang wajah cemberut, lalu membangkitkan dirinya.“Ma.” Edward maju untuk memapah ibunya, lalu memalingkan kepalanya berkata, “Pa, aku tahu masalah ini salahku. Aku bertanggung jawab dalam masalah kali ini. Tapi jelas-jelas ada yang ingin menjebakku. Aku nggak percaya parfumku akan bermasalah. Pasti semua ini kerjaan orang lain, ada yang ingin mencelakaiku.”Jujur saja, Edward pernah berpikir apakah semua ini adalah ulah Cecilia. Hanya saja, setelah dipikir-pikir, sepertinya orang yang lebih patut dicurigai adalah anggotanya sendiri.Seandainya tidak ada masalah dengan Tiara dan benar parfumnya bermasalah, kemungkinan masalahnya ada di saat proses pengujian.Hanya saja, sekarang Edward tidak diperbolehkan meninggalkan rumah. Dia tidak bisa melakukan apa pun selain berspekulasi.Daniel
Edward merasa dirinya sudah jatuh ke dalam jurang tanpa ujung. Dia berusaha untuk menggapai sesuatu, tapi baru saja dia menggapainya, ternyata yang digapainya adalah ular berbisa.“Sudahlah, sekarang sudah tidak ada gunanya berbicara seperti ini! Kita harus pikirkan cara penyelesaiannya!”Daniel juga merasa ada yang janggal, tapi dia tidak tahu bagian mana yang janggal. “Aku pasti akan pikirkan caranya. Nanti aku akan pergi jenguk Beny. Dia perlu tahu masalah yang sedang dihadapi Kusumo Group.”Beny bukan mesti mengetahui masalah perusahaan saja, dia juga harus mengetahui masalah kematian Yohanes. Jika dia bisa mengendalikan Kusumo Group pada kondisi genting ini, bisa jadi Daniel masih ada kesempatan lagi.Daniel mungkin bisa … menyelamatkan putranya.Dengan berpikir seperti ini, Daniel tidak bisa duduk tenang lagi. “Aku keluar dulu.”“Pa, aku ikut!” Edward juga tidak bisa duduk diam lagi. Dia merasa semakin panik saja. “Aku ingin pergi bersamamu.”“Ikut apaan?! Sekarang kamu masih bel
“Kamu buta?! Kamu nggak kenal sama aku?!” maki Daniel dengan emosi. Dia merasa orang-orang ini tidak menghormatinya.Sebelumnya Daniel tidak pernah melihat orang-orang ini. Siapa mereka sebenarnya?“Maaf, pokoknya semuanya tidak diperbolehkan untuk menjenguk!” Raut wajah kedua pengawal terlihat sangat serius. Meski dimaki dengan kasar, mereka tetap tidak mengizinkan ada yang menjenguk Beny.“Aku ingin menjenguk kakakku sendiri. Apa aku perlu persetujuan kalian? Kalian ini namanya melanggar hukum. Jangan sampai aku lapor polisi!” ancam Daniel, lalu hendak menerobos ke dalam.Belum sempat melangkah satu langkah, malah ada yang menghalanginya lagi. Saat Edward ingin memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan untuk menerobos ke dalam, lengannya langsung ditahan oleh pengawal.“Sakit, sakit, sakit …,” jerit Edward kesakitan.Daniel segera menghentikannya, “Edward, kamu nggak kenapa-napa, ‘kan? Kalian bahkan berani menyakiti putraku!”“Silakan pulang!” Pengawal menjulurkan tangannya untuk meng