Share

Bab 3 Malam Pertama

'Aku benar-benar tidak bisa kabur, ya?’

Teringat tatapan tajam Raka, Salsa kini duduk dengan cemas di pinggir ranjang.

Terlebih, semua pembantu sudah disuruh pulang dari apartemen.

Membuat suasana semakin sepi.

Nyonya Indri sepertinya mengatur demikian agar pernikahannya dan Raka, tidak diketahui banyak orang.

Dan juga .... agar mereka fokus pada malam pertama ini.

Memikirkan itu, seketika Salsa merinding.

Haruskah Salsa melepas harta yang dijaganya ini untuk pria asing yang tiba-tiba menjadi suaminya?

Tangannya saling meremas sembari memperhatikan pintu kamar–khawatir pria yang baru saja menikah dengannya tiba-tiba masuk.

Namun semakin kita ketakutan, biasanya ketakutan itu justru semakin cepat saja terjadi.

Kriet!

Pintu kamar mendadak terbuka dan Raka pun masuk ke kamar!

Syok, Salsa langsung menunduk.

Dia bahkan sampai tak menyadari jika Raka sudah berdiri di hadapannya.

"Tatap saya!"

Suara berat dan penuh nada mendominasi itu terdengar begitu dekat–membuat jantung Salsa berdegup kencang.

Sebelumnya, Salsa sempat sekilas menyaksikan sendiri seperti apa pria ini bersikap hangat pada Indri.

Tapi, saat bersamanya … Raka benar-benar berbeda.

Pria itu begitu dingin dan sangat mengerikan.

Tubuh Salsa sampai bergetar hebat karena menahan rasa takut.

Raka pun menyadari itu.

Dia sendiri sebenarnya tidak bermaksud untuk membuat wanita di hadapannya itu ketakutan.

Tapi, dia juga tak ingin basa-basi.

"Salsa," panggil pria itu langsung menyebut nama wanita yang disebutkannya untuk pertama kali di pernikahan tadi, "kenapa kau mau menikah dengan cara seperti ini?"

Deg!

Mendengar itu, Salsa pun memberanikan diri untuk mendongak menatap wajah Raka.

Kali ini Salsa jelas melihat wajah tampan seorang pria yang telah menjadi suaminya. Salsa sangat mengakui ketampanannya. Namun, Salsa sadar betul akan posisinya saat ini. Meski status pria itu suaminya, tapi hanya sementara.

Istri kedua yang disembunyikan, itulah statusnya saat ini.

"Saya butuh uang, Tuan. Untuk pendidikan adik saya," jawab Salsa tanpa kebohongan.

Raka memicingkan matanya kala mendengar jawaban Salsa. "Jadi, kau menjual dirimu demi uang?" ulangnya memperjelas maksud ucapan Salsa.

Tubuh Salsa mematung setelah mendengar ucapan Raka.

Bibirnya bergerak, tapi tidak ada suara yang keluar.

Apa yang diucapkan pria itu tak salah.

Salsa memang menjual diri untuk uang dan untuk membebaskan dirinya dari hukuman penjara akibat tak mampu membayar tagihan rumah sakit untuk Indri. Tapi, mengapa hatinya sakit?

Di sisi lain, Raka melihat keterdiaman Salsa dan tiba-tiba menjauh. "Kau boleh tidur, saya sedang tidak tidak ingin melakukannya," ungkap pria itu.

Setelahnya, Raka pun berlalu pergi entah ke mana–meninggalkan Salsa yang kini berada di kamar sendirian.

Brak!

Ketika pintu kamar kembali tertutup, Salsa menarik napas panjang.

Sekarang apa yang harus dia lakukan?

Apakah malam pertamanya akan berakhir seperti ini?

Di satu sisi, dia lega karena belum disentuh.

Tapi, dia juga takut bila Nyonya Indri datang dan memarahinya.

Kalau dia dituntut, bagaimana nasib sang adik yang kini sudah berada di rumah kontrakan yang dijanjikan Indri sebelumnya?

Pendidikan adiknya nanti?

Atau kuliah Salsa yang terpaksa berhenti?

Jujur, banyak hal yang dipikirkan Salsa.

Terlalu banyak, hingga mata gadis itu pun memberat.

Tampak lelah dengan segala hal yang terjadi belakangan ini.

Bugh!

Tanpa sadar, Salsa pun tertidur dalam balutan kebayanya.

**

Drap!

Drap!

Pagi-pagi sekali, gadis itu baru terjaga kala mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat.

'Apa itu Tuan Raka?' panik Salsa.

Dirinya kembali merasa takut. Bagaimana jika pria itu mengambil haknya pagi ini?

Tapi, ternyata berbeda dari pikirannya, langkah kaki itu milik ... Nyonya Indri?

"Raka di mana?" tanya Istri pertama suaminya itu tanpa basa-basi.

"Saya tidak tahu, Nyonya. Sejak semalam Tuan pergi," jawab Salsa, cepat.

"Sejak semalam?" tanya Indri penuh selidik. Wanita itu seketika melihat penampilan Salsa dari atas ke bawah–yang masih dengan kebaya pengantin di tubuhnya.

"Kalian berdua tidak melakukannya?"

Mendengar pertanyaan itu, Salsa terkesiap.

Dia pun menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Jujur, dia takut dengan reaksi Indri dan langsung menunduk.

Apakah wanita itu akan marah karena Salsa gagal menjalankan tugasnya?

Tapi, bukan Salsa yang menolak.

Raka sendiri yang tidak ingin melakukannya.

"Hahaha..."

Berbeda dari yang dia pikirkan, Indri justru tertawa?

Sebenarnya, ada apa dengan istri pertama suaminya ini?

"Baiklah. Kali ini, dimaafkan. Tapi, nanti siang, datanglah ke alamat ini!"

Srak!

Bersamaan dengan itu, Indri pun melempar sebuah kertas yang bertuliskan alamat tempat tinggalnya tepat mengenai wajah Salsa.

Hah?

Benarkah Nyonya Indri tak masalah sama sekali?

Salsa seketika merasakan kebingungan luar biasa.

Sebelumnya, wanita itu ingin berbagi suami dan memaksanya melahirkan anak laki-laki bagi mereka.

Tapi, sekarang dia begitu santai setelah Indri gagal?

“Kenapa kau diam saja?"

Salsa sontak menggelengkan kepala cepat–takut menyinggung Indri.

Untungnya, wanita itu tak mempermasalahkannya. “Oke. Kau bisa periksa rekeningmu, ya. Gaji bulananmu sudah masuk. Bye!” ucapnya, lalu pergi begitu saja.

Salsa menghela napas lega.

Dia lalu mengecek rekeningnya.

Setelah menerima sebagian bayarannya, Salsa pun gegas membawa Dara untuk tinggal di sebuah rumah yang jauh lebih baik dari pada sebelumnya.

Tak lupa juga, dia membeli ponsel untuknya agar memudahkannya menghubungi sang adik kapanpun.

Bahkan, Salsa sudah menyiapkan tabungan untuk pendidikan sang adik.

Apapun yang dia lakukan demi adiknya bisa memiliki tempat tinggal yang layak serta memiliki pendidikan yang bagus.

Agar suatu hari nanti bisa menjadi wanita mandiri yang sukses.

Tidak seperti dirinya....

"Oh, iya. Kakak, kerja apa?" tanya Dara tampak bingung.

Tiba-tiba saja mereka bisa menempati rumah yang begitu bagus.

Setahunya, kakaknya itu tak memiliki tabungan sebanyak ini?

Beberapa hari lalu, mereka bahkan tidur di atas kardus setelah diusir sang tante.

Di sisi lain, mata Salsa tampak membelalak. "I--itu..."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status