Hari yang panjang untuk Jason dan Yuna. Tampaknya belum berakhir, Brian menunggunya di ruang tamu mansion Jason hingga ia pulang kerja. Lelaki itu pun meminta Yuna untuk beristirahat lebih dahulu.
“Aku akan menemui papaku dulu!” ucap Jason seraya melirik pada wanita di sampingnya.
Yuna mengangguk. Ia lantas membungkuk hormat pada Brian sebelum meninggalkan ruang tamu. Tentu saja ia tak ingin mengganggu pembahasan ayah dan anak itu.
Setelah Yuna tak terlihat barulah Jason mendekati Brian. Apa pun reaksi papanya, ia sudah menerima konsekuensinya. Akan tetapi, melihat raut wajahnya Brian saat ini, Jason seolah bisa menebak tujuan kedatangan papanya.
“Papa masih mau protes dengan pemecatan Arka atau mau marah karena aku melaporkan video vulgarnya ke polisi?
“Sepertinya kamu sedang senang?” tanya Yuna seraya meletakan nampan berisi gelas dan piring kecil, tempat obat dan vitamin untuk Jason. Yuna lantas meletakan nampan tersebut di atas nakas samping ranjang Jason. Jason tak segera menjawab, tetapi ia memberi isyarat agar Yuna duduk di tepi ranjangnya dekat dengan dirinya. Tentu saja dokter cantiknya tak keberatan.“Jalanku sedikit terbuka lebar,” jawab Jason seraya meraih kedua tangan Yuna dan menggenggamnya erat.“Tuan Brian pasti membawa berita baik. Apa dia sadar kalau Arka tak baik?” tanya Yuna lagi. Ia menatap hangat wajah lelakinya yang duduk bersandar pada ranjan tidur.Jason menggelengkan kepalanya. Kemudian ia menarik lembut tubuh Yuna dalam pelukannya. “Papaku masih melindungi lelaki itu, tetapi dia menghalangiku jika aku akan menghukumnya. Dan ...,” ucap Jason menggantung.Tentu saja Yuna penasaran, hingga ia bangkit dari pelukan lelakinya. Yuna menunggu Jason menyelesaikan kalimatnya. Namun, lelaki itu hanya tersenyum dan me
“Mas, itu sama saja dengan mengusir Arka? Rencana Jason sungguh keterlaluan!” pekik Elsa tak terima pada suaminya.Brian menceritakan semua hasil perjumpaannya dengan Jason pada Elsa dan Arka. Sesuai dengan keputusannya, ia tak akan menghalangi Jason dan rencananya. Tentu saja, Brian sudah tahu kalau istri dan anak tirinya tak akan menerima keputusan tersebut.“Kamu harus tegas dong, Mas! Jason itu anakmu, jangan sampai dia membantah perintahmu.” Elsa membujuk suaminya dengan nada sedikit merayu.“Tapi, anakmu sudah membuat malu nama baik perusahaan ... apa itu tidak keterlaluan, hah?” sahut Brian menahan kesal.Elsa sedikit tersentak. Pertama kali suaminya meninggikan suaranya. Dalam hatinya ia menggerutu kesal, tetapi ia segera memasang wajah menangkan sembari mengusap lembut lengan suaminya.“Mas, sudah berapa kali Arka memberi jawaban kalau dia hanya tertekan dengan semua tuntutan pekerjaan ... seharusnya Jason tak menyalahkan Arka, wajah dia lelaki dewasa. Birahinya harus tersalu
“Tuan, sepertinya mobil belakang ngikutin kita terus,” ucap pak Rama—sopir pribadinya Jason.Tentu saja Jason dan Yuna langsung menoleh ke belakang. Benar saja mobil hitam di belakang mengikuti mereka begitu dekat. Ke mana pun pak Rama bergerak, menyalip dan berbelok ... kendaraan itu terus mengikuti.“Tetap tenang, Pak Rama! Aku akan menghubungi Adam yang sudah lebih dulu berada di Bandara .. aku akan mengatakan padanya jika akan sedikit terlambat,” titah Jason seraya merogoh saku blazer kasualnya.Lelaki tampan itu hanya mengenakan kaos santai dan blazer kasual serta celana kain, tetapi tak mengurangi wajah tampannya. Sementara Yuna hanya mengenakan dress dengan V-neck selutut dengan rambut digerai. Pasangan yang tampak serasi.&ldqu
“Ryan kecelakaan?” tanya Jason dengan raut wajah terkejut.Anak buahnya langsung memberikan laporan melalui sambungan telepon. “Maafkan saya, Tuan. Saat kami hendak mengamankannya, ia melarikan diri dan terseret truk. Kami sudah melarikannya ke rumah sakit terdekat, Tuan.”Jason terdiam sebentar. Otak dan pikirannya tampak berpikir cepat. Sementara Yuna yang masih berada di sebelahnya tampak cemas dan penasaran, tetapi ia tak berani bertanya. Ya, dokter cantik itu memilih menunggu Jason selesai.“Kamu yakin Ryan kecelakaan, Niko?” tanya Jason memastikan.“Mm ... sejujurnya saya pun tidak yakin, Tuan. Karena kejadiannya terlalu cepat dan mencurigakan. Sayangnya, kami kehilangan sopir truk tersebut ... maafkan kecerobohan saya, Tuan,” jawab anak buahnya yang bernama Niko.Lelaki itu memijat ujung keningnya. Tentu saja, ia tak akan tega tertawa saat mendengar berita kecelakaan, meskipun orang tersebut adalah pengkhianatnya. Jason menghela napas sebentar, sadar Niko menunggu perintahnya d
“Ryan sudah dihubungin, sih,” gumam Vina seraya memandangi layar ponselnya. Wanita itu terus berusa menghubungi Ryan melalui saluraran teleponnya. Berkali-kali tak ada jawaban, hingga akhirnya ponselnya tak dapat dihubungi. Sontak saja wajah Vina berubah masam dan kesal.“Kok mati? Padahal aku pengen tahu, dia berhasil membunuh tuan Jason dan Yuna apa nggak?” ujarnya lagi. “Tapi, kalau dia berhasil membunuh atau setidaknya mereka celaka ... pasti beritanya tersiar di televisi dan media sosial.”Vina berbicara dengan dirinya sendiri seraya menyalakan kembali layar ponselnya dan langsung membuka akun sosial medianya. Tak ada berita tentang Jason ataupun Yuna yang ditemuinya di sana. Ia kembali berdecak kesal.“Sebaiknya aku coba lihat di televisi saja.” Vina berkata seraya melangkah memasuki lorong bangsal rawatnya.Ya, sedari tadi dirinya menghubungi Ryan di taman samping rumah sakit. Ia memerlukan udara segar agar pikirannya yang tengah kalut bisa dikendalikan. Saat ia baru saja berb
Setelah hampir satu bulan Jason menjalani terapi dengan pendampingan Yuna, ia merasakan kedua kakinya terasa bertenaga. Bahkan Jason pernah mencoba berdiri tanpa sepengetahuan Yuna. Walaupun belum cukup kuat berdiri lama, tetapi kali ini ia merasa kedua kakinya bertenaga.“Kamu yakin ingin mencoba berjalan?” tanya Yuna memastikan.Dokter cantik itu dapat melihat semangat Jason. Jujur saja ua sedikit cemas dan berniat menunggu Adam. Khawatir jika Jason terjatuh, ia tak mampu menopang tubuh lelakinya. Akan tetapi Jason tampak yakin.“Baiklah, tapi jangan dipa
Jason langsung memerintahkan Adam mempersiapkan semua rencana pernikahannya dengan Yuna. Akan tetapi, lelaki itu memilih merahasiakan kondisi kesehatannya. Biarlah orang lain masih menganggapnya lumpuh.Tujuannya tak lain agar mereka yang meremehkannya merasa puas mencibir. Tentu saja Yuna setuju dan hanya dirinya saja yang tahu. Tak perlu perayaan mewah, walaupun tetap saja acara tersebut akan menjadi perhatian beberapa media. Apalagi perusahaan pernah mengalami kasus dan sekarang tengah naik daun kembali berkat Vicky.“Kamu yakin mau merahasiakan kondisi kesehatanmu dari Adam dan juga papamu?” tanya Yuna seraya membantu Jason memakaikan jas kerjanya dalam keadaan berdiri.“Tentu saja,” jawan Jason langsung seraya memutar tubuhnya menghadap wanitanya.Jason lantas meraih dagu Yuna yang memasang wajah ragu padanya. “Aku yakin Adam akan paham alasanku. Dia begitu mempercayai kamu, Yuna ... mungkin dia akan marah dan merajuk padaku, tetapi Adam adalah orang yang cerdas. Tenang saja, oke
“Kita bicara di kantin! Jangan buat ribut di sini dan mengganggu pasien lain!” ucap Yuna membalas tatapan tak sukanya Neta.Tanpa menunggu jawaban dari wanita tua itu, Yuna langsung melenggang ke arah belakang Neta. Tentu saja Neta tak sempat protes dan hanya bisa mengikuti arah langkah kakinya Yuna. Masih banyak beberapa kolega di rumah sakit itu yang masih mengenal Yuna.Mereka masih menyapa dan memberi hormat pada dokter cantik itu, hingga Yuna harus membalas sapaan mereka dengan senyuman ramah. Walaupun Yuna sudah tak lagi bekerja di sana, tetapi dengan perginya dokter cantik itu pada Jason ... rumah sakit itu mendapatkan sumbangan tetap dari CEO tampan itu. Nama dokter cantik itu akan selalu dikenang.Apa lagi dokter Rudi—direktur rumah sakit itu mengaguminya. Yuna bak pahlawan demi kemajuan rumah sakit itu, sehingga ia masih diterima dengan baik dan permintaan bantuannya selalu didahulukan. Alasan itu juga Jason meminta Ryan dirawat di sana, untuk memastikan keselamatan lelaki i
Tak ada lagi halangan menuju hari pernikahan Jason dan Yuna. Semuanya terencana dengan baik. Vincent Wang dan ayahnya serta beberapa investor Hongkong bahkan menyempatkan diri untuk menghadiri pernikahan Jason dan Yuna. Persidangan kasus Arka, Elsa, Teguh—mantan suaminya Elsa dan Tamara, sudah mendekati akhir. Akan tetapi, sudah dipastikan mereka mendapatkan hukuman setimpal. Bukan itu saja, beberapa petugas yang dulu terlibat dan terbukti membantu mereka, sudah mendapatkan hukumannya. Damian, pengacaranya Jason dan Adam memastikan semuanya mendapatkan hukuman. Hingga malam di hari pernikahan tiba, Yuna kembali ke kediamannya dan berbincang bersama pamannya. Ia akan semakin merindukan Dimas, padahal selama ini Yuna jarang berada di rumah. Bahkan Yuna tak malu menggelayut manja pada pamannya yang sudah dianggapnya seperti pengganti ayahnya. “Apa kamu tidak malu terus menggelayut seperti anak kecil?” celetuk Dimas seraya melirik wajah Yuna yang bersandar di bahunya, tetapi ia tersenyu
“Ada apa, Adam? Ada masalah?” tanya Jason setelah berada di samping sahabatnya.Adam hanya tersenyum tipis, enggan menjawab. Kemudian ia memutar tubuhnya menatap gedung megah di sana, lalu mengedarkan pandangannya mencari seseorang. “Sudah selesai? Di mana dokter Yuna?” tanyanya seraya menatap pada Jason.“Yuna menunggu di kafe itu.” Jason menunjuk bangunan kafe di samping gedung.“Memangnya ada yang belum selesai dengan persiapan gedungnya?” tanya Adam dengan raut wajah bingung.Jason menghela napas berat. Ia tahu Adam hanya berusaha menghindari pertanyaan darinya. Ya, sahabatnya itu sedikit tertutup untuk masalah pribadi jika dirinya tak mendesak atau mencari tahu sendiri masalah yang sedang dihadapi Adam.“Ya, memang ada yang belum selesai ... kamu, Adam,” sahut Jason seraya berpindah duduk pada bangku di samping taman bunga, tepi mobilnya terparkir.“Aku? Memangnya ada apa denganku?” tunjuk Adam pada dirinya. Ia semakin memasang wajah bingung.Pria tampan itu tak segera menjawab.
Informasi yang diberikan Rina begitu mengejutkan. Racun arsenik itu berasal dari kelompoknya Teguh Gunawan–mantan suaminya Elsa. Bahkan informasi yang diberikan Rina di luar dugaan yang lainnya.Perawat cantik itu bahkan menemukan tempat persembunyian kelompok mafianya Teguh. Tak menyangga wanita yang terlihat lugu, ternyata memiliki kontribusi besar. Yuna bahkan bangga menjadi sahabat baiknya.Jason langsung bertindak cepat. Akan tetapi, ia memastikan pihak kepolisian yang menangani kasus tersebut benar-benar bersih. Tentu saja selama ini dirinya dan Adam dibantu Rocky menyelidiki para polisi yang bekerja untuk Elsa. Serta para mafia polisi yang tunduk pada kelompoknya Teguh sudah pasti tak bisa berkutik.Damian Alexander, pengacaranya Jason dengan senang hati mengurus semua mafia polisi tersebut. Apa lagi semua bukti yang Jason kumpulkan sangatlah kuat. Bukti tambahan ponselnya Vina, serta bukti penyelidikan Brian yang menunjukkan jelas jika kecelakaan Jason disengaja dan pelakunya
“E–elsa? Papa yakin?” tanya Jason terbata dengan tatapan tak percaya.Brian mengangguk lemah dalam posisi tidurnya. Jason terdiam syok, hingga tubuhnya tampak mematung. Bahkan ia tampak seperti orang linglung menatap wajah papanya.Bukan karena Jason tak percaya pelakunya adalah Elsa, tetapi ia mencemaskan keadaan Brian. Justru karena ia memperkirakan pelakunya adalah Elsa ataupun Arka. Jujur saja ia ingin mencecar papanya, tetapi Yuna sudah menarik kedua bahunya menjauh dari tubuh Brian.“Cukup, Jason! Kita masih punya banyak waktu.” Yuna memberi nasehat.Tepat saat Jason mengangguk pasrah, pintu ruangan tersebut ada yang mengetuk. Tak lama langsung terbuka. Dokter Rudi datang dengan Rina, sahabat baiknya Yuna sekaligus satu-satunya perawat yang mengetahui keadaan Brian.“Kita beri ruang agar Dokter Rudi memeriksa keadaan papamu!” ucap Yuna seraya membawa tubuh Jason menjauh dari ranjang brankar Brian.Dokter cantik itu lantas mengangguk pada dokter Rudi, isyarat agar dia segera meme
“Mungkin saya punya informasi yang membantu untuk Tuan Jason.” Rocky berkata setelah memastikan fokus mereka selesai dengan informasi tentang Vina. Sontak saja, Jason, Yuna dan Adam menoleh padanya. Ketiganya menunggu penjelasannya dengan wajah sigap. Rocky mengeluarkan beberapa lembar foto dari saku dalam jasnya, lalu menjajarkan di atas meja yang menjadi pembatas mereka. “Sebenarnya tadi itu aku dan anak buahku sedang meninjau tempat Tuan Jason kecelakaan setelah menemukan beberapa bukti, lalu Tuan memberitahu kalau Adam sedang dalam bahaya di jalur tersebut ... itulah sebabnya kami datang lebih cepat,” jelas Rocky terdengar melegakan. Adam tersenyum lega. Semua ini memang bukan kebetulan, tetapi hal tersebut berkat kesigapan Jason. Rocky lantas melanjutkan penjelasannya. “Saya berhasil menemukan keberadaan keluarga dari supir truk yang menjadi tersangka penabrakan Tuan Jason. Lalu beberapa bukti jika kecelakaan tersebut sudah direkayasa,” jelas Rocky seraya menunjuk beberapa fo
Adam pantas untuk merasa tenang dan tak perlu panik. Bantuan dari Rocky—anak buahnya Jason datang lebih cepat. Tentu saja Adam tahu kehadiran mereka dari cara mereka memberi sinyal. Dua mobil dari belakang langsung menyalip kendaraan yang sedari tadi diduga orang yang hendak mencelakainya serta menggiringnya menuju arah jalan tempat Jason kecelakaan. Sementara dua mobil lainnya mengamankan kendaraan yang mengikuti Adam.Kini dua mobil itu mengawalnya hingga Adam memilih kembali ke rumah sakit. Jason langsung menyambutnya dan memeluk sebentar lalu ia berpindah pada anak buahnya yang berada di belakang Adam. “Terima kasih, kalian memang selalu bisa diandalkan,” ucapnya pada mereka.“Sama-sama, Tuan Jason. Ini adalah tugas kami,” sahut lelaki yang berada di paling kiri. Jumlah mereka enam orang dan semuanya berpakaian formal.“Ah, Tuan. Saya baru saja menerima pesan dari anak buahku yang kutugaskan mencari keberadaan—“ ucap lelaki tadi terhenti. Jason menempelkan jari telunjuknya di dep
“Apa?” Jason terkejut dengan ucapan Adam dari balik telepon. Wajah pria tampan itu langsung berubah pucat dan cemas, serta panik. Ia bahkan refleks berdiri dan mengacak rambut belakangnya, frutasi. Yuna yang berada di sampingnya pun ikut bangkit merasakan kecemasan Jason. “Apa yang terjadi, Jason?” tanya Yuna panik. Jason hanya memberi isyarat untuk tenang dengan mengangkat tangan kanannya. Ia lantas fokus pada ponselnya. “Dengarkan aku, Adam! Tetap tenang dan jangan putuskan sambungan teleponnya! Terus beri laporan padaku kondisi terkinimu, mengerti!” perintahnya. “Baik, Jason. Tolong bantu aku secepatnya,” sahut Adam terdengar panik. “Tentu, aku pasti akan membantumu dan tak akan tinggal diam,” balas Jason cepat. “Aku akan meminta Rocky untuk mengirimkan anak buahnya dan secepatnya menjemputmu,” pungkasnya menenangkan. Terdengar jelas suara Adam mengatur napasnya dari balik telepon. Tentu saja, Jason dapat merasakan bagaimana cemasnya Adam, dirinya sudah pernah mengalami hal te
“Sepertinya habis batre. Aku selalu lupa charger ponsel dan biasanya diisi daya jika sedang dalam perjalanan di mobil,” ucap Adam diakhiri senyuman canggung.“Bisa tolong buka laci dasbor di hadapanmu? Aku menyimpan alat pengisi dayanya di sana.” Adam menunjuk laci di hadapan Tamara.Wajah wanita cantik itu yang semula tegang kini tampak terlihat lega. Ia bahkan segera menuruti permintaan Adam, mengeluarkan alat mengisi daya ponselnya. “Berikan ponselmu padaku! Biarkan aku yang memasangkannya,” ujarnya.Adam mengangguk dan memberikan ponselnya pada Tamara. Wanita itu tampak cekatan dan memang sudah terbiasa melakukannya. Tanpa disadari Adam masih meliriknya curiga.Tentu saja yang dilakukan Adam tadi hanyalah pura-pura. Ia bukanlah pria bodoh seperti yang dikatakan Jason. Adam lebih mengandalkan intuisi dan nalurinya dalam berbisnis.Ya, pria tampan itu memiliki pemikiran yang sama dengan Jason. Tak ada sesuatu hal di dunia ini yang kebetulan, pemikiran mereka. Mungkin karena mereka s
“Aku akan mencoba menghubungi Adam. Saat ini dia sedang bersama dengan Tamara “ Jason berkata dengan tatapan cemas seraya menggulir beberapa kali layar ponselnya.Yuna hanya mengangguk. Wajahnya pun tak kalah cemas dengan lelakinya. Ia lantas menoleh ke arah ujung lorong tempat pria mencurigakan tadi menghilang.Tampaknya mereka lebih waspada atau sadar jika keberadaannya sudah diketahui. Yuna lantas menatap Jason yang tiba-tiba tersentak dengan kedua bola mata melotot. “Ada apa, Jason?” tanya Yuna langsung.“Adam menolak panggilanku,” sahut Jason langsung. “Akan kucoba lagi,” ujarnya seraya mengulang panggilan teleponnya.“Mungkin Adam tak sengaja menggeser ke tolak.” Yuna mencoba menenangkan.Jason mengangguk. Namun, ia kembali tersentak. Ponsel Adam tak bisa dihubungi. Pria tampan itu masih penasaran dan mencobanya sekali lagi.“Adam mematikan ponselnya,” tebak Jason disusul helaan napas berat. “Sepertinya Tamara sedang bersamanya,” tambahnya seraya memijat ujung alisnya.“Bagaiman