“Kita bicara di kantin! Jangan buat ribut di sini dan mengganggu pasien lain!” ucap Yuna membalas tatapan tak sukanya Neta.Tanpa menunggu jawaban dari wanita tua itu, Yuna langsung melenggang ke arah belakang Neta. Tentu saja Neta tak sempat protes dan hanya bisa mengikuti arah langkah kakinya Yuna. Masih banyak beberapa kolega di rumah sakit itu yang masih mengenal Yuna.Mereka masih menyapa dan memberi hormat pada dokter cantik itu, hingga Yuna harus membalas sapaan mereka dengan senyuman ramah. Walaupun Yuna sudah tak lagi bekerja di sana, tetapi dengan perginya dokter cantik itu pada Jason ... rumah sakit itu mendapatkan sumbangan tetap dari CEO tampan itu. Nama dokter cantik itu akan selalu dikenang.Apa lagi dokter Rudi—direktur rumah sakit itu mengaguminya. Yuna bak pahlawan demi kemajuan rumah sakit itu, sehingga ia masih diterima dengan baik dan permintaan bantuannya selalu didahulukan. Alasan itu juga Jason meminta Ryan dirawat di sana, untuk memastikan keselamatan lelaki i
“Ini minum dulu!” Jason berkata seraya memberikan jus jeruk pada Yuna yang baru saja memasuki mobil.“Sepertinya kamu tahu kalau aku sedang kesal,” jawab Yuna seraya menerima jus tersebut.Jason tersenyum tipis. Kemudian ia memerintahkan sopirnya untuk segera bergegas meninggalkan rumah sakit. Adam yang duduk di bangku samping pak Rama—sopirnya Jason hanya tersenyum melihat perhatian bosnya pada Yuna.“Ah, aku hampir lupa. Sebaiknya kirim orang untuk mengikuti wanita tua itu! Dia bilang bertemu dengan Vina beberapa kali,” ucap Yuna pada Jason. “Sepertinya wanita licik itu mengatakan hal yang aneh-aneh, hingga tante Neta tampak murka seperti tadi,” imbuhnya.“Kamu yakin, Vina menemui ibunya Ryan?” tanya Jas
“Arka, benar yang dikatakan wanita itu? Dia wanita yang berada dalam video vulgarmu?” Brian mencecar anak tirinya dengan tatapan murka. “Pa, a—aku bisa jelaskan,” sahut Arka gagap. Wajahnya bahkan tampak pucat. Lelaki itu panik. Padahal ia tengah bersikap baik di hadapan Brian agar ayah tirinya tak mengirimnya ke Hongkong sesuai perintah Jason. Vina mengacaukan segalanya. “Tentu, Tuan! Aku punya buktinya kalau akulah wanita itu,” seru Vina lantang. Jujur saja wanita itu pun cemas saat Brian harus memergokinya. Tujuannya hanyalah memaksa Arka bertanggung jawab saja. Jantungnya berdegup kencang dan tak karuan. Bagaimana jika Brian menyalahkannya, pikir Vina. Berita tentang Brian yang lebih perhatian pada Arka yang merupakan anak tirinya daripada Jason—anak kandungnya, sudah menyebar ke dalam perusahaan. Kali ini Vina hanya bisa pasrah.“Kalian berdua, ikut aku ke dalam!” titah Brian tegas.Lelaki paruh baya itu langsu
Vina tersentak. Tatapan Brian seolah mengintimidasi. Akan tetapi, ia sadar lelaki itu pasti akan memastikan dirinya bisa dipercaya..Wanita itu menundukkan pandangannya dan memasang wajah penuh penyesalan. Bukanlah hal yang sulit untuk Vina bukan. Bahkan wanita itu bisa meneteskan air mata agar terlihat sungguh-sungguh.“A–aku terlalu takut dan merasa bersalah setelah kejadian tersebut. Jujur saja aku bingung dan putus asa, Tuan … beberapa kali saya melakukan percobaan bunuh diri lagi,” jelas Vina diikuti tetes air mata penyesalannya. Tentu saja pura-pura.“Hingga akhirnya aku sadar dengan kondisi tubuhku yang berbeda … maksudku, aku telat haid dan ternyata aku hamil … akhirnya aku sadar kalau aku harus bertahan hidup. Anakku berhak hidup, Tuan,” sambung Vina seraya menaikkan pandangannya. Ia memasang tatapan nelangsa dan memohon. “Aku hidup demi anak dalam kandunganku, bukan untukku. Itulah alasanku kemari, Tuan Brian,” pungkasnya.Brian terdiam dengan wajah berpikir. Vina langsung m
“Kamu harus memperbaiki nama baikmu, Arka!” tegas Brian sebelum anak tirinya meluapkan amarahnya.“Tapi, Pa. Aku sudah mengikuti saran dari Papa untuk mengikuti prosedur kasusku ... aku menjalani wajib lapor agar nama baikku tetap terjaga dan tak mencoreng nama baik keluarga! Kenapa aku harus menikahi wanita jalang itu! Apa kata orang lain kalau aku menghamili wanita jalang?” papar Arka tetap menolak. “Papa belum tahu seperti apa wanita itu ... dia sangat mengerikan, Pa!” tambah Arka seraya menggertakan kedua giginya. “Jangan termakan omongannya yang mengaku sahabatnya dokter Yuna. Dia munafik ... sangat berbeda dengan dokter Yuna!”Terbayang dalam benaknya bagaimana wanita itu tega mengkhianati sahabatnya. Bahkan Vina tak segan meracuni Yuna. Ya, walaupun atas perintahnya dan semuanya demi keuntungannya. Arka dapat menyimpulkan jika wanita itu berani melakukan segala hal demi ambisinya.“Papa lebih tahu seperti apa wanita itu dan hal tersebutlah yang papa cemaskan, Arka!” ucap Brian
“Ada satu orang yang papa curigai dan menjadi pengendali Arka. Papa perlu memastikan dia lah dalangnya ... itulah sebabnya Arka harus masuk kembali ke perusahaan agar dia bisa muncul,” jelas Brian dengan tatapan berat, tetapi penuh keyakinan.“Maafkan papa jika membebanimu, tetapi ini adalah jalan yang terpikir olehku, Jason. Papa yakin, kamu bisa memahaminya,” sambung Brian seraya menatap penuh sesal pada Jason.Jason tertegun mendengar penjelasan ayahnya. Ia memandangi kedua kakinya yang masih berlabuh di atas step kursi rodanya. Tujuannya memang mengungkap dalang dari orang yang menyebabkan kedua kakinya lumpuh.“Apa aku tahu siapa orangnya?” tanya Jason memastikan.“Ya, tetapi papa tidak bisa memberitahumu sekarang sebelum yakin dialah pelakunya. Yang jelas Arka terlibat,” jawab Brian yakin.Wajah Jason tampak berpikir keras. Tentu saja terlalu beresiko menerima Arka kembali, tetapi melihat kesungguhan papanya ... Jason perlu mempertimbangkan hal tersebut. Setidaknya Jason yakin B
“V—vina hamil dan Arka akan menikahinya?” tanya Yuna dengan nada terbata, ia tarlalu syok saat Jason menceritakan hasil pertemuannya dengan Brian. Wanita itu bahkan bangkit dari dekapan Jason. Ya, lelaki itu memberitahunya setelah berada di kamar tidurnya. Tentu saja reaksi Yuna sama seperti dirinya saat mendengar penjelasan tersebut dari papanya. Dokter cantiknya menatap wajahnya tak percaya. “Bukan itu saja, Arka akan kemabli ke perusahaan dengan jabatan direktur.” Jason menambahkan dan tentu saja Yuna semakin tersentak. “Kamu yakin itu permintaan papamu?” tanya Yuna dengan tatapan curiga. “Atas dasar apa?” Jason terdiam sebentar. Kemudian ia menceritakan semua hasil pertemuannya dengan papanya. Termasuk tentang kecurigaan Brian tentang orang yang selamaa ini membantu Arka. “Tapi, tetap saja tak masuk akal, Jason! Arka saja sudah licik lalu ditambah dengan kehadiran Vina ... apa yang ada dalam pikiranmu dan papamu,” hardik Yuna kesal. “Yuna, dengarkan aku! Untuk saat ini Arka
“Aku penasaran, kenapa kamu memintaku membunuh lelaki itu? Bukankah dia juga partner tidurmu?” selidik Arka menatap curiga. Kemudian ia meneguk gelas wiskinya.Vina sedikit tersentak dengan pertanyaan terakhir Arka. Sepertinya lelaki di hadapannya menyelidiki kehidupannya, sama seperti Jason. Ia lantas menukar posisi tumpangan kakinya seraya tersenyum sinis sebelum menjawab.“Bukankah kalau dia tiada … kamu juga untung, Tuan Arka?” sahut Vina mempertahankan senyuman sinisnya.Wanita itu lantas mengambil alis gelas wiski dari hadapan Arka lalu mengisinya. Namun saat ia hendak menenggaknya, Arka menahannya. Lelaki itu mengambil alih gelas miliknya dari tangan Vina.“Apa kamu lupa kalau dalam perutmu ada janin atau memang kamu berpura-pura hamil?” celetuk Arka lalu menegak sampai tuntas minuman keras tersebut.“Ah, aku lupa,” sahut Vina langsung. “Terima kasih sudah mengingatkan,” imbuhnya diakhiri senyuman tulus.Wanita itu lantas