“Kamu harus memperbaiki nama baikmu, Arka!” tegas Brian sebelum anak tirinya meluapkan amarahnya.“Tapi, Pa. Aku sudah mengikuti saran dari Papa untuk mengikuti prosedur kasusku ... aku menjalani wajib lapor agar nama baikku tetap terjaga dan tak mencoreng nama baik keluarga! Kenapa aku harus menikahi wanita jalang itu! Apa kata orang lain kalau aku menghamili wanita jalang?” papar Arka tetap menolak. “Papa belum tahu seperti apa wanita itu ... dia sangat mengerikan, Pa!” tambah Arka seraya menggertakan kedua giginya. “Jangan termakan omongannya yang mengaku sahabatnya dokter Yuna. Dia munafik ... sangat berbeda dengan dokter Yuna!”Terbayang dalam benaknya bagaimana wanita itu tega mengkhianati sahabatnya. Bahkan Vina tak segan meracuni Yuna. Ya, walaupun atas perintahnya dan semuanya demi keuntungannya. Arka dapat menyimpulkan jika wanita itu berani melakukan segala hal demi ambisinya.“Papa lebih tahu seperti apa wanita itu dan hal tersebutlah yang papa cemaskan, Arka!” ucap Brian
“Ada satu orang yang papa curigai dan menjadi pengendali Arka. Papa perlu memastikan dia lah dalangnya ... itulah sebabnya Arka harus masuk kembali ke perusahaan agar dia bisa muncul,” jelas Brian dengan tatapan berat, tetapi penuh keyakinan.“Maafkan papa jika membebanimu, tetapi ini adalah jalan yang terpikir olehku, Jason. Papa yakin, kamu bisa memahaminya,” sambung Brian seraya menatap penuh sesal pada Jason.Jason tertegun mendengar penjelasan ayahnya. Ia memandangi kedua kakinya yang masih berlabuh di atas step kursi rodanya. Tujuannya memang mengungkap dalang dari orang yang menyebabkan kedua kakinya lumpuh.“Apa aku tahu siapa orangnya?” tanya Jason memastikan.“Ya, tetapi papa tidak bisa memberitahumu sekarang sebelum yakin dialah pelakunya. Yang jelas Arka terlibat,” jawab Brian yakin.Wajah Jason tampak berpikir keras. Tentu saja terlalu beresiko menerima Arka kembali, tetapi melihat kesungguhan papanya ... Jason perlu mempertimbangkan hal tersebut. Setidaknya Jason yakin B
“V—vina hamil dan Arka akan menikahinya?” tanya Yuna dengan nada terbata, ia tarlalu syok saat Jason menceritakan hasil pertemuannya dengan Brian. Wanita itu bahkan bangkit dari dekapan Jason. Ya, lelaki itu memberitahunya setelah berada di kamar tidurnya. Tentu saja reaksi Yuna sama seperti dirinya saat mendengar penjelasan tersebut dari papanya. Dokter cantiknya menatap wajahnya tak percaya. “Bukan itu saja, Arka akan kemabli ke perusahaan dengan jabatan direktur.” Jason menambahkan dan tentu saja Yuna semakin tersentak. “Kamu yakin itu permintaan papamu?” tanya Yuna dengan tatapan curiga. “Atas dasar apa?” Jason terdiam sebentar. Kemudian ia menceritakan semua hasil pertemuannya dengan papanya. Termasuk tentang kecurigaan Brian tentang orang yang selamaa ini membantu Arka. “Tapi, tetap saja tak masuk akal, Jason! Arka saja sudah licik lalu ditambah dengan kehadiran Vina ... apa yang ada dalam pikiranmu dan papamu,” hardik Yuna kesal. “Yuna, dengarkan aku! Untuk saat ini Arka
“Aku penasaran, kenapa kamu memintaku membunuh lelaki itu? Bukankah dia juga partner tidurmu?” selidik Arka menatap curiga. Kemudian ia meneguk gelas wiskinya.Vina sedikit tersentak dengan pertanyaan terakhir Arka. Sepertinya lelaki di hadapannya menyelidiki kehidupannya, sama seperti Jason. Ia lantas menukar posisi tumpangan kakinya seraya tersenyum sinis sebelum menjawab.“Bukankah kalau dia tiada … kamu juga untung, Tuan Arka?” sahut Vina mempertahankan senyuman sinisnya.Wanita itu lantas mengambil alis gelas wiski dari hadapan Arka lalu mengisinya. Namun saat ia hendak menenggaknya, Arka menahannya. Lelaki itu mengambil alih gelas miliknya dari tangan Vina.“Apa kamu lupa kalau dalam perutmu ada janin atau memang kamu berpura-pura hamil?” celetuk Arka lalu menegak sampai tuntas minuman keras tersebut.“Ah, aku lupa,” sahut Vina langsung. “Terima kasih sudah mengingatkan,” imbuhnya diakhiri senyuman tulus.Wanita itu lantas
“Kemari kamu, Wanita Jalang! Gara-gara kamu Ryan meninggal!” teriak Neta dengan suara lantang. Seolah sengaja agar seluruh penghuni rumah sakit mendengar teriakannya.Anak buah Jason yang berjaga di sana langsung menjagal Neta. Wanita makin berontak dan berteriak kencang. Tentu saja perbuatannya sangat mengganggu, hingga akhirnya Jason memberi isyarat untuk melepaskan wanita paruh baya tersebut.“Mentang-mentang kalian banyak uang jadi sesuka hati memperlakukan orang kecil,” gerundel Neta menunjukkan wajah tak sukanya. Neta langsung menghampiri tempat Yua berada, di ujung lorong bersama Jason, Adam dan Rina. Langkahnya terburu menandakan ia tengah emosi dengan kedua tangan mengepal. Akan tetapi, mereka yang ada di sana sama sekali tak gentar, apalagi Yuna.“Cukup di situ!” perintah Jason saat jarak mereka hanya tersisa satu meter.Wanita paruh baya itu refleks terhenti. Perintah Jason yang tegas seolah mempan. Neta mencibir, tetapi ia terlanjur berhenti.“Kamu berani memerintahku?” g
“Apa?! Tuan Jason berkata apa?” Vina terkejut mendengar laporan dari Neta di balik telepon.“Tuan Jason bilang kalau kamu masih terus mengusiknya dan Yuna, dia akan menyebarkan foto-foto panasmu dengan Ryan di dalam mobil,” sahut Neta dari balik telepon. “Vina, tolong jangan lanjutkan. Tante nggak mau nama baik Ryan jadi rusak dan dikenang sebagai anak nakal,” tambahnya.Vina mengepalkan tangan kanannya dengan wajah menahan kesal. “Sialah, aku lupa kalau pria cacat itu menyimpan foto-fotoku dan Ryan. Bisa tamat riwayatku kalau dia menyebarkan foto-foto itu,” batinnya.“Ya sudah, nanti aku minta temenku yang wartawan untuk pulang. Turuti saja ucapan pria cacat itu!” titah Vina kesal. Ia bahkan tak menunjukkan nada sopan, walaupun wanita di balik teleponnya lebih tua dari dirinya.Berbagai umpatan keluar dari mulut Vina setelah sambungan telepon dengan Neta tersambung. Hingga Arka yang masih berada di hadapannya tertawa mengejek. Tentu saja Vina makin kesal.“Berhentilah menertawakanku!
Selama satu minggu Yuna memastikan kedua kaki Jason bisa berjalan dengan kuat. Ia bahkan mulai memberikan pelatihan pada Jason untuk berlari di atas treadmill. Yuna terus mengontrol detak jantung dalam setiap gerakan larinya.Hanya Yuna yang tahu tentang kondisi kesehatan Jason serta kedua kakinya. Wajah dan tubuh gagah Jason makin terpancar saat ia berlari di atas treadmill. Yuna tersenyum puas melihat hasil denyut jantung lelakinya sudah stabil, artinya lelaki tampan itu sudah bisa berjalan dengan kuat dan tak ada kendala pada kedua kakinya.“Latihan hari ini cukup!” ucap Yuna seraya memberikan senyuman cantiknya. “Besok kamu sudah bisa berlari mengejar layangan, atau menendang musuhmu dengan kedua kakimu,” cicitnya.Jason tertawa kecil mendengar lelucon Yuna. Ia lantas mematikan mesin tersebut, menuruti perintah dokter pribadinya yang cantik. Hatinya terus bersorak riang, hingga tak bisa berhenti tersenyum. Apa lagi, jika ia membayangkan kejadian esok
Jason dan Yuna panik. Keduanya segera melepaskan tautan bibirnya dan seegra berpencar. Untunglah indera penglihatan Jason menemukan kursi yang paling dekat, sehingga ia segera duduk di sana.Ya, Jason merahasiakannya dari Adam tentang dirinya sudah bisa berjalan. Bukan karena ia tak percaya dengan asisten pribadinya, tetapi biarkan Adam fokus dengan pekerjaannya. Tepat setelah Jason duduk dengan benar dan Yuna tengah berpura-pura membaca berkas hasil pemeriksaan, pintu terbuka lebar.Bukan itu saja yang membuat mereka segera menjauh saat mendengar Adam akan bergegas masuk. Tentu saja mereka tak akan membiarkan lelaki itu menyaksikan ciuman hangat di pagi hari. Keduanya harus menjaga perasaan Adam.“Ah, aku kira kalian tidak ada di dalam,” ucap Adam segera melangkan masuk dan mendekati keduanya.“Maafkan aku, tak mendengar suara panggilanmu, Adam. Aku sedang fokus menyimak hasil kemajuan kesehatanku,” sahut Jason berbohong.Yuna segera memutar tubuhnya. Napasnya masih sedikit tersenga