Beranda / Rumah Tangga / Istri Figuran Tuan Muda / Wanita Idaman Pak Dokter

Share

Wanita Idaman Pak Dokter

Penulis: Cheesecake
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-26 19:39:12

"Dear, bagaimana menurut kamu tentang Kana Maholtra? Dia wanita yang cantik dan baik, kan?"

Veshal menghentikan makannya, meletakkan alat makan di atas piring lalu meminum segelas air mineral hingga tandas. "Ma, stop jodoh-jodohkan aku. Aku belum siap menikah atau apapun itu!" jawabnya dengan sopan.

Mrs Khan menghela napasnya. Sudah ketiga kalinya ia berusaha menjodohkan putranya. Mulai dengan wanita pribumi hingga keturunan India, tetapi tidak ada satupun yang diterima putra kesayangannya itu.

"Kamu masih kepikiran Jasmine? Dia sudah tenang, Sayang. Sekarang waktunya kamu menjalani kehidupan baru," ucapnya kembali, yang terus berusaha sekuat tenaga membujuk Veshal.

Tetapi Veshal hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum, "Bukan Ma. Aku sudah ikhlaskan Jasmine."

"Lantas tunggu apa lagi?" tanya Mrs Khan, wanita tua itu sejenak berpikir lalu mengulas senyumnya setelah melihat mimik wajah putranya. "Oh Mama tau! Kamu pasti sudah punya pilihan sendiri, kan?"

Mr.Khan yang se
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Figuran Tuan Muda    Upaya Chandra

    "Selamat pagi, Tante. Bagaimana kabarnya hari ini?" Jelita tersenyum dan melangkah masuk menuju ruang rawat inap kelas VVIP tersebut. Tanpa ragu Jelita meraih sarapan pasien yang sudah tersedia di atas meja, dan membawanya mendekati Catherine. "Tante, kita sarapan dulu biar cepat sembuh!" ucapnya tersenyum lebar. Sudah beberapa hari setelah Catherine dan Mark pindah rumah sakit. Jelita terus menerus berusaha untuk mengurus dirinya. Walaupun hanya sebentar kala waktu luang di tengah kesibukannya, Jelita terus saja mendatangi kamar rawatnya. Perlahan Jelita mulai menaikkan posisi ranjang Catherine, membuat posisinya yang berbaring, menjadi setengah duduk. "Hari ini katanya ada jadwal Tante terapi, jadi izinkan saya yang akan suapin Tante ya!" bujuk Jelita yang masih menyadari ketidaksukaan Catherine terhadap dirinya. Catherine hanya diam dan membuang pandangannya ke sembarang arah. Lehernya yang masih terpasang gips, membuatnya tak mampu menggerakkan kepala dengan leluasa. "

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • Istri Figuran Tuan Muda    Calon Napi

    "Maksud kamu apa? Jadi selama ini kamu memanfaatkan aku?!" Adimas membentak, hingga suaranya terdengar keseluruhan ruangan. Sementara Chintya tampak sama sekali tidak merasa bersalah dan masih sibuk mengemasi pakaian miliknya dan memasukannya ke dalam sebuah koper. "Memang kenapa? Kamu juga menikmatinya, kan?" celetuk Chintya. "Heh, harusnya kamu sadar. Siapa yang curhat padaku dan mengatakan jika Jelita sangat membosankan karena terlalu kolot dan selalu enggan kamu sentuh!" Adimas mengusap wajahnya dengan kasar, karena perkataan Chintya memang ada benarnya. Dulu ia selalu merasa jenuh pada Jelita, yang selalu menolak untuk dibujuk melakukan hal-hal nakal. Itulah awal mula ia mulai tergoda oleh sosok Chintya yang selalu terlihat menggoda, walaupun ia sangat mengetahui jika Chintya sangat membenci Jelita. "Asal kamu tau ya! Aku sebenarnya tidak pernah ada niatan untuk menikah dengan kamu! Kamu hanyalah alat untuk aku membuat Jelita tersiksa!" jelas Chintya dengan tawa kecilnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • Istri Figuran Tuan Muda    Kepergiannya

    "Yang benar kamu?" tanya Jelita terkejut. Zeya mengangguk menjawab pertanyaan Jelita. Dan seketika wajah Jelita terlihat bingung. Jelita sama sekali tidak percaya dengan kabar yang baru saja didengar, semua terasa begitu mendadak baginya. "Lihat sendiri aja, yuk!" ajak Zeya yang langsung disetujui oleh Jelita. Keduanya pun berjalan cepat bahkan terkesan sangat tergesa-gesa. Hingga akhirnya mereka sampai di IGD yang terlihat sangat sibuk karena seorang pasien yang baru saja datang dengan keadaan kritis. "Gila, baru aja ditinggal sebentar udah kayak pasar malam. Banyak bsnget polisi dan wartawan!" seru Zeya yang melihat ke arah luar IGD. Melihat Jelita yang berada di dalam membuat wartawan semakin menggila, beruntung petugas keamanan dan dibantu polisi seketika langsung mengamankan sehingga tak mengganggu operasional rumah sakit. "Jelita, kamu jangan keluar-keluar dulu deh! Kalau ada yang dibutuhkan di luar, kamu bisa nyuruh aku aja!" seru Zeya yang menduga jika Jelita akan menjad

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-28
  • Istri Figuran Tuan Muda    Selamat Tinggal

    "Mih, aku gak mau dipenjara! Aku gak mau!" Sudah sejak datang tiba-tiba ke rumah orang tuanya Chintya tampak menggila, dan selalu saja mengatakan hal yang sama. Tersiarnya kabar Adimas meninggal dunia di infotainment, membuatnya semata-mata takut jika harus berakhir di balik jeruji besi bukan karena takut dan menyesal karena telah mencelakakan Adimas. "Pih, bagaimana ini? Mami gak mau ya jika anak kita harus terseret ke dalam penjara!" seru Rieta. Pikiran Jimmy semakin kalut. Tak ada 1 pun rencana di hidupnya yang berjalan sesuai keinginannya. Melihat rengekan istri dan anaknya semakin membuatnya gelap mata, Jimmy mengambil sebuah vas bunga di atas meja dan melemparkannya ke tembok. Prang! "Dasar anak bodoh! Gak punya otak!" makinya yang sudah tak tahan dengan kelakuan Chintya. "Kau selalu saja membuat onar. Apa kau sadar jika kau ini hanya bisa menyusahkan keluarga!" Chintya hanya menangis me ndengar amarah Jimmy yang sudah mencapai batasnya, sementara Rieta terli

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-28
  • Istri Figuran Tuan Muda    Harapan Baru

    "Selamat pagi, Dok!" "Pagi." Jelita tersenyum menanggapi seluruh sapaan para perawat yang menyapanya. Kini ia memulai harinya sebagai dokter umum sebelum kembali menempuh pendidikan sebagai dokter spesialis. Jelita memasuki ruangan ICU, menatap pria yang sudah selama setengah tahun masih enggan untuk membuka matanya. Seluruh kesetiaan ia curahkan, sebagai bentuk baktinya sebagai seorang istri. "Selamat pagi, Mark," sapa Jelita dengan senyuman yang tersungging di wajahnya. Seperti biasanya, Jelita mengawali harinya untuk menyapa Mark. Berbincang seadanya untuk sekedar bercerita mengenai hari-hari yang dilaluinya. Perlahan ia mulai membersihkan tubuh Mark, memastikan kebersihan tubuh suaminya yang tak pernah terlihat bergerak. "Mark, apa kamu gak bosan tidur terus?" ucap Jelita terus menerus walaupun lawan bicaranya sama sekali tidak pernah menanggapi. "Aku sekarang sudah punya gaji loh! Aku bisa traktir kamu, makanya cepat dong buka matanya." "Oh ya, Om Chandra meminta

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Istri Figuran Tuan Muda    Kabar Baik

    "Selamat datang kembali, Nak!" Chandra tersenyum menyambut kedatangan Jelita. Setelah berpikir panjang, Jelita pada akhirnya setuju untuk kembali ke rumah keluarga suaminya. Ia memutuskan untuk membuka lembaran baru, dan melupakan segala kemalangan yang menimpanya selama tinggal di sana. "Terima kasih, Om. Saya senang bisa disambut kembali," jawab Jelita tersenyum. Chandra mendekati Jelita lalu perlahan menepuk pundak menantunya. "Nak, kita ini keluarga dan saya adalah ayah mertuamu. Kamu bisa memanggil saya Daddy atau Papa. Senyaman kamu aja." "Baik, Dad!" jawab Jelita malu. Bi Marni yang turut menyambut kedatangan Jelita pun tampak tersenyum. Wanita tua itu cukup lega karena perlahan Jelita bisa diterima dengan baik. Walaupun Catherine masih saja bersikap acuh, setidaknya kali ini dia tidak pernah mencaci maki Jelita apalagi sampai bermain tangan. Jelita mengalihkan pandangannya, dan tersenyum melihat Bi Marni. Ia pun mendekati Bi Marni dan berkata, "Apa kabar, Bi? Akhir

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Istri Figuran Tuan Muda    Lost memories

    Deg! "Aku Jelita, istri kamu!" Mark mengerutkan keningnya seakan tengah berpikir. Tetapi semakin ia ingat semua hanya membuatnya sakit kepala. Kini matanya beralih pada ibu dan ayahnya yang berada di sisi lainnya. "Mom, Chintya mana? Saya kenapa? Dan kenapa Mommy memakai kursi roda?" Rentetan pertanyaan terus menerus Mark tanyakan. Jelita berusaha mengerti kondisi medis suaminya yang mungkin saja kehilangan sebagian dari ingatannya. "Nak, lebih baik kamu istirahat dulu. Kamu jangan terlalu berpikir keras," jawab Chandra menanggapi. Namun, Mark masih saya mengerutkan keningnya. Semua terasa asing baginya, terutama sosok wanita asing yang tiba-tiba saja mengaku sebagai istrinya. "Kamu, siapa tadi namamu?" tanyanya pada Jelita sambil memejamkan matanya, berusaha untuk mengingat nama yang terasa tak asing. Jelita pun menjawab, "Jelita Anjani, nama saya Jelita Anjani." Suasana pun hening untuk sesaat, seakan menunggu tanggapan Mark kembali. Jelita hanya bisa tersenyum t

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-30
  • Istri Figuran Tuan Muda    Hadiah

    "Ta, kamu serius beli jam mahal kayak begitu? Buat apaan? Astaga Jelita!" Tawa Jelita terus terdengar setiap kali Zeya protes dengan apa yang baru saja dilakukannya. Walaupun terkesan ikut campur, Jelita memahami maksud dari sahabatnya. Zeya hanya khawatir kepadanya, mengingat selama ini Jelita hanya menggantungkan hidupnya dari uang tabungan miliknya. Bahkan kartu yang Mark berikan padanya pada hari sebelum kecelakaan, tak pernah sekalipun Jelita gunakan. Jelita adalah sosok wanita yang selalu memikirkan matang-matang sebelum membeli sesuatu. "Santai aja, Zey. Gak apa-apa sekali-kali, toh kebetulan tabungan aku masih ada sedikit dan ditambah gaji aku 2 bulan ini," jawab Jelita santai. Jelita tersenyum sambil mengecek kembali jam tangan yang akan ia beli. Dibolak-balikan arloji tersebut dengan perlahan dengan senyuman yang seakan tak pudar dari wajahnya. "Mark dikit lagi ulang tahun. Aku perhatikan dia sangat menyukai jam tangan, jadi mau berikan satu untuk dia," jelas Jeli

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-30

Bab terbaru

  • Istri Figuran Tuan Muda    Menjauhlah!

    "Zeya, aku harus cari Zeya!" ucap Jelita panik.Jelita segera bangkit lalu sedikit meminum panas miliknya dengan gestur yang terburu-buru. "Maaf, Dok. Saya harus cari Zeya! Nanti kita ngobrol lagi ya.""Terima kasih untuk oleh-olehnya, saya sangat suka!" lanjutnya kembali dan segera pergi tanpa memberikan kesempatan Veshal untuk berbicara.Veshal menggelengkan kepalanya sambil terkekeh dengan tingkah laku Jelita yang sama sekali tidak berubah. Matanya terus menatap sosok Jelita yang semakin jauh hingga akhirnya menghilang dari pandangannya.Sementara itu Jelita berjalan cepat menuju IGD, karena seharusnya hari ini adalah waktunya Zeya untuk jaga pagi.Jelita membuka pintu yang terbuat dari kaca, lalu mengedarkan pandangannya mencari sosok sang sahabat."Ada apa, Dok?" tanya salah satu perawat yang berada di IGD."Dokter Zeya mana ya? Bukannya hari ini ia jaga pagi?" Jelita pun kembali bertanya dengan kepala yang masih menoleh ke kanan dan ke kiri."Tadi kami dapat kabar kalau Dokter Z

  • Istri Figuran Tuan Muda    Yang Kembali Datang

    "Honey! Lihat mereka semua sudah berbuat tidak sopan padaku!"Tanpa sedikitpun rasa malu, Chintya berlari ke arah Mark dan menggandeng lengan kekar dari mantan tunangannya. Nada suaranya terdengar manja saat berbicara pada Mark, seperti saat ia dulu masih menjadi kekasih pria itu.Mark segera menarik tangannya dengan kasar, menatap Chintya penuh dengan kebencian yang telah mendarah daging. "Menjijikan!"Mark merogoh kantong jas dan mengambil sebuah sapu tangan dan sebotol hand sanitizer spray. Ia pun segera menyemprotkannya ke tangan yang terkena sentuhan Chintya lalu mengelapnya dengan sapu tangan dan membuangnya ke lantai."Lain kali langsung lapor polisi saya kalau dia datang kesini lagi!" seru Mark pada semua penjaga keamanan yang berada di sana."Mark kok kamu begitu sih?! Tolong dengarkan penjelasan aku dulu, ini semua salah paham! Aku selama ini dijebak!" pekik Chintya.Chintya berusaha mengejar Mark dan meraih tangannya,tetapi ia segera dihadang oleh 2 orang security yang seo

  • Istri Figuran Tuan Muda    Dia Kembali Lagi

    "Good morning, Sayang!"Senyuman dan ucapan mesra dari suaminya yang sudah sering ia dapatkan tak lantas membuatnya terbiasa. Jelita tertegun, memandangi wajah rupawan yang kini tersenyum dan berada tepat di hadapannya."Kenapa? Kebiasaan bengong kayak begitu."Tanpa ragu Mark mencium kening istrinya. Membuat Jelita kian terkejut dan memutuskan untuk segera beranjak dari ranjangnya."Hey, mau kemana? Bukannya kamu dinas siang?" tanya Mark.Jelita menoleh lalu menjawab, "Aku ingin bicara dengan Zeya. Aku gak mau ia salah paham karena kita semalam menolak membantunya."Secepat kilat Jelita segera bersiap. Entah mengapa perasannya tidak enak setelah ia menolak membatu Zeya untuk menemui Nicky. Setelah ia selesai, tak lupa ia turut membantu Mark untuk memilihkan pakaian apa yang akan dikenakan oleh suaminya hari itu.Tak terasa jarum jam terus berjalan sebagaimana mestinya, dan kini mobil Mark telah sampai di halaman rumah sakit tempat Jelita mengabdikan dirinya.Kruk alatnya menopang kes

  • Istri Figuran Tuan Muda    Rencana

    "Kamu gak lagi sakit, kan Le?"Nicky tertawa dan menggeleng perlahan. Wajah kedua orang tuanya menyiratkan kebingungan dengan salah satu telapak tangan sang ayah menyentuh kening Nicky."Aku serius toh, Pak," ucap Nicky.Kedua orang tuanya saling menatap satu sama lainnya. Tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh putranya. Masih jelas diingatan mereka saat Nicky mengatakan tidak akan pernah menikah, tetapi kini semua perkataan itu berbanding terbalik."Kita bawa ke Mbah Tejo aja toh, Pak. Biar disembur. Ibu takut ada yang tempeli," ujar sang ibu memberi saran.Seketika Nicky tertawa. Ia tidak habis pikir jika ibunya sampai berpikiran sejauh itu.Putra satu-satunya meminta izin menikah, bukannya direstui malah ingin dibawa ke dukun karena takut ada makhluk halus yang merasuki Nicky."Bu, Pak. Aku sadar dan sehat wal afiat lahir batin loh. Aku gak ditempeli apa-apa, aku serius!" ucapnya menegaskan sambil mengacungkan jemari telunjuk dan jempol tangannya membentuk huruf v.Kedua oran

  • Istri Figuran Tuan Muda    Tolong aku!

    Belaian di kepalanya terasa begitu lembut hingga membuatnya tersentak dan tersadar dari alam mimpi. Baru saja matanya terbuka, wajah tampan dengan senyuman lembut seketika menyambutnya. "Mark!" "Tidur lagi saja kalau kamu masih mengantuk," ucap Mark. Jelita seketika mengedarkan pandangannya. Ternyata dirinya dan Mark masih berada di dalam mobil. Tak sengaja Jelita melihat ke arah jam tangannya, dan kini waktu sudah berlalu selama 2 jam semenjak ia tertidur. "Ini kita baru sampai? Kok lama banget?!" tanyanya yang bahkan baru menyadari jika mesin mobil sudah dalam keadaan mati, bahkan supir yang mengantarkan mereka pun sepertinya sudah turun terlebih dahulu. Mark tertawa lalu mencubit hidung istrinya. "Bukan perjalanannya yang lama, tapi kamu yang tidurnya kelamaan." "Hah?!" Wajah Jelita yang terlihat bingung semakin menambah keras tawa Mark, yang akhirnya membuat Jelita kesal dan mencubit perut suaminya. "Bodo amat! Aku mau turun!" rajuk Jelita. Jelita pun turut dari

  • Istri Figuran Tuan Muda    Perjodohan

    Mark terdiam, menatap wajah sang istri yang tertidur di bahunya. Saat itu, setelah mendapatkan telepon dari Zeya, ia pun terburu-buru pergi ke rumah sakit, diantar oleh supir pribadi keluarganya. Ia pun bahkan rela menunggu dengan sabar hingga jam kerja istrinya selesai, dan kini mereka dalam perjalanan menuju ke rumah. "Sepertinya dia sangat kelelahan," ucap Mark. Pak Supri tersenyum melihat kedamaian dari kedua majikannya. Tak pernah terbayangkan jika Mark yang begitu membenci istrinya, kini bisa berbalik dan sangat menaruh perhatian pada Jelita. "Namanya juga Dokter, Tuan. Pasti Nyonya capek sekali, apalagi kalau rumah sakitnya ramai," sahut Supri. "Tapi kenapa dia sangat menyukai pekerjaannya. Bahkan dia akan marah jika saya menyuruhnya untuk berhenti." Supri tertawa kecil menanggapi perkataan tuannya. Dengan mata uang masih fokus ke jalan pun ia berkata, "Ini adalah cita-cita beliau. Dan untuk menjadi dokter banyak sekali usaha yang Nyonya lakukan. Itulah yang membuat Nyon

  • Istri Figuran Tuan Muda    Luka Yang Kembali Terbuka

    "Kamu mau kemana?" tanya Jelita saat melihat Zeya yang sangat kelelahan dengan membawa selembar map di tangannya."Oh aku mau kasih ini ke ruang radiologi, tadi ketinggalan," ucap Zeya sambil tertawa kecil.Tanpa bertanya Jelita merebut map tersebut lalu berkata, "Biar aku saja! Kamu istirahat! Gak usah ngeyel, cukup dengerin aku!" seru Jelita yang sudah tidak tahan melihat Zeya yang terus menerus memforsir tenaganya hanya untuk membuang waktu."Tapi, Ta!" Belum juga Zeya melanjutkan perkataanya, ia pun langsung terdiam.karena Jelita yang melotot ke arahnya."Udah diem! Kalau kami gak nurut, aku akan paksa kamu besok untuk libur. Biar aja aku yang long shift untuk menggantikan kamu, paham!" ancamnya sungguh-sungguh.Dengan langkah kakinya yang cepat, Jelita pun berjalan menuju ruang Radiologi. Ia terdiam sejenak saat melewati ruangan poli kandungan seakan ada sesuatu yang menarik perhatiannya.Ada suatu rasa yang terbesit dihatinya, rasa rindu akan sesuatu yang samar bahkan nyaris tak

  • Istri Figuran Tuan Muda    Hampa

    Deg!"Nicky? A-aku gak salah lihat, kan?!" Zeya menggosok kedua matanya dengan punggung tangannya beberapa kali, memastikan. jika penglihatannya tidaklah salah.Namun semakin melakukan hal tersebut maka semakin Jelas pula rupa sosok Nicky yang kini dilihatnya. Nicky jelas terlihat di atas pelaminan dan tengah tersenyum dengan memakai busana pengantin. Pria itu terlihat bahagia bersanding dengan seorang wanita yang memiliki wajah buram, seolah tidak diizinkan tertangkap oleh penglihatannya. Zeya terdiam, hatinya sungguh terasa nyeri bak luka yang tersiram air garam. Dia dan Nicky memanglah tidak memiliki hubungan apapun, lantas mengapa ia merasakan sesuatu yang menyiksa seperti ini? Tiba-tiba saja kedua mata Nicky melirik padanya, mata mereka pun saling bertemu dan pria itu pun melambaikan tangannya hingga akhirnya.BRAK!Zeya terbangun saat tubuhnya menggelinding dan jatuh dari atas ranjang. Seketika gadis itu pun meringis lalu berusaha bangkit walaupun masih dalam keadaan semp

  • Istri Figuran Tuan Muda    Rencana Nicky

    Perkataan Jelita sontak membuat suasana menjadi hening. Nicky terdiam, bibirnya kelu untuk sekedar menjawab. "Sayang," ucap Mark berusaha menenangkan hati istrinya. Tetapi Jelita yang sudah bertahan berbulan-bulan untuk tidak ikut campur pun pada akhirnya merasa muak. Zeya memang tidak banyak bicara tentang Nicky, tapi sikap gadis itu yang berubah menjadi lebih pemurung sangat mengusik Jelita. "Gak bisa, Mark! Harusnya kalau memang gak niat sungguh-sungguh, ya gak usah dekatin Zeya. Baru digertak saja sudah melempem!" ucap Jelita sewot. Mark menepuk keningnya. Nampaknya istrinya ini sudah tidak bisa ditenangkan lagi. Sedangkan Nicky hanya menerima setiap cacian dari Jelita, seakan sudah mempersiapkan semuanya jika hal ini pasti terjadi. "Sebenarnya, bukan tanpa alasan aku menghilang," ucap Nicky. Tatapan Mark dan Juga Jelita semakin fokus pada Nicky. Raut wajah Nicky yang memelas membuat mereka panasaran akan maksud perkataan yang baru saja ia lontarkan. Mark menghel

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status