Share

Mini Slip Dress

Author: Komalasari
last update Last Updated: 2025-02-06 06:11:02

Kirei hendak mundur. Namun, di belakangnya ada Sigit yang menghalangi. Alhasil, dia tidak bisa ke mana-mana.

“Duduk,” suruh Sigit pelan, tapi bernada penuh intimidasi. 

Mau tak mau, Kirei menurut. Dia duduk di sebelah Dev, yang terlihat sangat tenang. 

“Bisa dimulai sekarang?” tanya petugas yang akan menikahkan Kirei dan Dev.

Dev mengangguk penuh wibawa.

Namun, tidak dengan Kirei. Dia justru sangat tegang. 

Prosesi pernikahan dimulai. Tak seperti upacara sakral biasa, Dev dan Kirei hanya diminta menandatangani beberapa lembar dokumen, yang entah apa isinya. 

Kirei tak sempat membaca seluruh isi yang tertera dalam dokumen itu. Dia langsung membubuhkan tanda tangannya. Wanita muda itu tidak tahu apa yang akan terjadi setelah diperistri Dev. 

Beberapa saat berlalu. Petugas yang tadi menikahkan Dev dan Kirei telah pergi. 

“Kirei akan kubawa sekarang juga,” ucap Dev datar.

“Dia sudah menjadi milik Anda,” balas Sigit tanpa beban.

“Papa!” sergah Kirei, melayangkan tatapan protes terhadap Sigit. Namun, sesaat kemudian langsung tertunduk lesu, melihat sorot tajam penuh isyarat dari sang ayah. 

“Anda berhak atas diri Kirei, selama saya belum bisa melunasi utang plus bunganya,” ujar Sigit, lagi-lagi tanpa beban.

Dev tidak menanggapi. Dia menoleh sekilas kepada Kirei, sebelum kembali mengarahkan perhatian pada Sigit. “Ingat dengan perjanjian kita, Pak Sigit. Putri Anda hanya sebagai jaminan. Artinya, Anda tetap berkewajiban melunasi seluruh utang beserta bunganya.”

“Saya tidak akan lupa, Pak Dev.” Sigit mengangguk sopan. Betapa tunduk dirinya di hadapan pengusaha, yang telah menjadi suami Kirei tersebut. 

“Selama itu, aku berhak melakukan apa pun terhadap putri Anda,” ucap Dev lagi, tanpa ekspresi.

Sigit kembali mengangguk, seakan benar-benar tak peduli dengan keadaan Kirei. “Bawa saja dia,” ucapnya kemudian.

“Papa sungguh keterlaluan!” Kirei menatap tak suka. “Aku tidak mau ikut dengannya. Dia ….” Kirei menatap Dev dengan sorot tak dapat diartikan. 

Dev membalas tatapan Kirei. Namun, dia tidak terpengaruh sama sekali. Pria tampan dengan tinggi 185 cm itu berbalik sambil meraih pergelangan tangan Kirei, menuntunnya pergi dari sana. 

“Tidak! Lepaskan aku!” Kirei berusaha menyingkirkan tangan Dev dari pergelangannya. 

Namun, Dev tidak menggubris. Pria itu terus melangkah gagah, hingga tiba di dekat mobil SUV hitam yang terparkir di halaman. 

Seorang pria berjas hitam yang berdiri dekat mobil itu, segera membukakan pintu untuk Dev. “Langsung pulang, Pak?” tanyanya, setelah Dev dan Kirei duduk di jok tengah.

Dev mengangguk samar.

Tak berselang lama, SUV hitam itu melaju gagah meninggalkan halaman kediaman sigit. 

Selama dalam perjalanan, Kirei tidak bersuara sedikit pun. Kembali terbayang dalam ingatannya, ketika disekap di ruangan gelap juga pengap, dalam keadaan terikat dan mata tertutup. 

“Kenapa kamu tegang sekali?” tanya Dev, seraya melirik Kirei. Nada bicaranya sama persis, seperti yang wanita muda itu dengar kemarin malam.

Kirei memberanikan diri menoleh. “Kamu kah pria itu?” Suaranya agak parau karena gugup.

Dev tersenyum simpul. “Pendengaran serta daya ingatmu sangat baik,” ucapnya datar.

“Ya, Tuhan. Apa yang papa lakukan? Kenapa dia menyerahkanku pada pria sepertimu?” gumam Kirei, seraya menunduk. 

“Kebetulan sekali. Dengan begitu, aku tidak akan kesulitan dalam mengawasimu,” ujar Dev, masih dengan gaya bicaranya yang aneh. Datar dan agak dingin.

Kirei menggeleng kencang. “Sudah kukatakan. Aku tidak melihat apa pun malam itu!” tegasnya., seraya kembali menoleh kepada Dev.

“Aku tidak akan mengambil risiko. Ini jauh lebih baik,” ucap Dev, seraya mengarahkan perhatian ke depan. 

“Tidak untukku. Aku tidak merasa baik.” Kirei memalingkan wajah, menatap ke luar jendela. 

Tak berselang lama, SUV hitam itu telah tiba di depan rumah dua lantai yang terlihat unik. Rumah itu berada di pinggiran kota, sehingga suasana di sekitarnya terasa masih asri dan cukup sepi. 

Dev keluar terlebih dulu, sebelum membantu Kirei turun. Tanpa banyak bicara, dia langsung menuntun wanita muda berambut panjang itu masuk. 

Ketika sudah berada di dalam rumah, seorang wanita dengan rentang usia seperti Kirei datang menghadap. Dia adalah Santi, satu-satunya asisten rumah tangga di sana. 

“Ini Kirei. Mulai sekarang, dia akan tinggal di sini. Layani dengan baik segala hal yang dibutuhkannya,” ucap Dev penuh wibawa.ria 

Santi mengangguk. “Baik, Pak," ucapnya sopan.

“Tunjukkan kamar yang sudah disiapkan untuknya,” titah Dev, sebelum berlalu dari ruang tamu. 

“Untukku?” gumam Kirei, kemudian menoleh kepada Dev yang sudah menjauh beberapa langkah. “Apa kita tidur di kamar terpisah?” tanya Kirei cukup nyaring.

Dev menghentikan langkah, kemudian menoleh. “Ya,” jawabnya singkat. 

“Ya. Itu lebih baik,” ucap Kirei lega. Setidaknya, dia tak harus terus berdekatan dengan Dev.

Dev tersenyum kecil, sebelum berbalik. 

Sesaat kemudian, Kirei sudah berada di kamar yang disediakan untuknya. Dia tidak berganti pakaian karena tak membawa baju sehelai pun. 

“Konyol," gumam Kirei, diiringi gelengan tak percaya. Baru saja akan memeriksa setiap sudut kamar itu, tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu. 

Dev masuk sambil membawa paper bag berwarna merah hati, lalu meletakkannya di kasur. “Baju untukmu,” uucanya datar.

“Syukurlah.” Kirei langsung memeriksa isi paper bag itu dengan antusias. Namun, tiba-tiba dia terpaku. “Apa ini?” Kirei memperhatikan mini slip dress satin merah, dengan tepian berenda.

“Pakailah,” suruh Dev tenang.

Kirei menatap protes.

“Ini adalah malam pertama kita, Kirei."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Pelayanan Pertama

    Kirei langsung memasukkan kembali baju tidur seksi itu ke paper bag. “Kenapa?” Dev berdiri di hadapan Kirei. “Aku tidak mau,” tolak Kirei, seraya berbalik membelakangi. Dev menggumam pelan, kemudian menyentuh lengan Kirei. “Ganti bajumu,” ucapnya, setengah berbisik. “Kamu sudah jadi milikku. Itu artinya, aku bebas melakukan apa pun terhadapmu.”“Aku tidak mau,” tolak Kirei segera. “Aku tidak sudi bercinta dengan seorang penjahat!"Dev kembali menggumam pelan. “Penjahat? Memangnya, apa yang kamu ketahui tentangku?” “Jangan kira aku tidak mengenali suaramu, Pak Dev. Semua masih terekam jelas dalam ingatanku.”“Jangan mempersulit dirimu, Sayang," ucap Dev pelan. Kirei berbalik, lalu mundur perlahan. Memberi jarak antara dirinya dengan Dev. “Siapa kamu sebenarnya Dev Aydin Bahran?” Kirei menatap tajam pria tampan berperawakan tinggi tegap itu. “Aku? Silakan cari tahu sendiri.” Dev begitu tenang menghadapi Kirei, yang justru memperlihatkan sikap tak bersahabat. Dev mengalihkan perha

    Last Updated : 2025-02-06
  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Pria Arogan Menyebalkan

    Kirei terbangun dan mendapati Dev sudah tidak ada di sebelahnya. “Ya, Tuhan,” desah wanita muda itu pelan, seraya menyentuh area kewanitaannya yang terasa tak nyaman. Kirei bangkit perlahan, lalu turun dari tempat tidur. Dia mengambil mini slip dress dari lantai, lalu kimono dari dalam paper bag. Tenggorokan Kirei terasa begitu kering setelah bercinta. Dia beranjak keluar kamar, bermaksud pergi ke dapur. Padahal, Kirei belum mengetahui seluk-beluk tempat itu. Cahaya temaram menerangi sepanjang koridor. Kirei terus melangkah dalam kesunyian. Dia tak tahu harus ke mana. Kirei hanya mengikuti insting. Sesaat kemudian, Kirei akhirnya menemukan dapur. Dia segera mengisi gelas hingga penuh, lalu meneguk sampai hanya tersisa setengahnya. Ketika Kirei akan menghabiskan sisa air putih itu, sayup-sayup terdengar seorang pria merintih pelan. Suaranya agak parau, bagai sedang kesakitan. “Siapa itu?” gumam Kirei, dengan wajah mulai tegang. Kembali terbayang dalam ingatan, kejadian kemarin mal

    Last Updated : 2025-02-06
  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Lemparan Jeruk

    “Berhenti di sini,” pinta Kirei pada Rudi, sopir yang ditugaskan mengantarnya ke kampus. “Pak Dev memerintahkan saya untuk ____” “Dia tidak ada di sini. Jangan khawatir. Aku tidak akan melarikan diri,” sela Kirei meyakinkan. “Maaf, Mbak. Tapi ….” Rudi terdengar ragu. Dia terlihat serba salah. “Aku janji.” Kirei mengangkat dua jari, sebagai penegas ucapannya tadi. “Aku tidak mau jadi pusat perhatian. Itu saja,” kilahnya. Rudi tidak punya pilihan lain. Akhirnya, dia setuju menurunkan Kirei beberapa meter dari pintu gerbang universitas, tempat wanita muda itu menimba ilmu. Setelah Kirei turun dari kendaraan, Rudi segera menghubungi seseorang. “Tugasku selesai,” ucapnya, langsung menutup sambungan tanpa basa-basi lagi. Dia harus segera kembali ke kediaman Dev. Sementara itu, Kirei berjalan kaki menuju pintu gerbang. Tepat sebelum memasuki halaman kampus, sebuah jeruk melayang dan mendarat tepat di pelipisnya. Kirei langsung tertegun. Dia bisa menebak siapa pelaku dari tin

    Last Updated : 2025-02-06
  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Kawanan yang Menghilang

    “Ini hanya kecelakaan kecil karena aku kurang hati-hati,” jawab Kirei. Lagi-lagi, dia berbohong. Kirei takut Dev marah dan melakukan sesuatu yang di luar batas. “Kecelakaan kecil katamu?” Dev menatap dengan sorot tajam. Rasa tak percaya tersirat jelas dari sepasang mata cokelat pria tampan itu. Kirei mengangguk pelan. “Jangan berbohong di hadapanku.” Nada bicara Dev terdengar aneh dan teramat menakutkan. “Ti-tidak. Bagaimana mungkin aku be-berani berbohong padamu.” Nyali Kirei selalu menciut ketika berhadapan langsung dengan Dev. Entah mengapa, aura pria berdarah Meksiko tersebut begitu menakutkan. “Kalau begitu, katakan siapa yang berani melakukan ini padamu?” “Sudah kukatakan tadi. Tidak ada!” tegas Kirei, seraya menepiskan tangan Dev dari wajahnya. “Sebaiknya, jangan ikut campur dengan urusan pribadiku!" Setelah berkata demikian, Kirei langsung berbalik. Tak ingin diinterogasi lebih jauh oleh Dev, wanita muda itu memilih berlari menuju kamar. Anehnya, Dev tidak

    Last Updated : 2025-02-06
  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Cara Seorang Dev

    “Jangan pura-pura tidak tahu!” Kirei menatap tajam.“Aku memang tidak tahu dan tidak mengerti dengan maksud pertanyaanmu tadi,” balas Dev tenang, seraya meletakkan buku di meja. Dia beranjak dari duduk, lalu mendekat ke hadapan Kirei. “Bagaimana kabarmu hari ini?” tanyanya, diiringi tatapan penuh arti.Namun, Kirei justru tak menyukai dengan cara Dev menatapnya. Dia langsung memalingkan wajah. “Hari-harimu akan jauh lebih tenang sekarang. Kupastikan tak ada yang berani mengganggumu lagi,” ucap Dev, pelan dan dalam. Kirei sontak menoleh, menatap tajam pria tampan di hadapannya. “Jadi, benar dugaanku? Kamu yang telah melenyapkan Natasha dan teman-temannya?”“Lebih tepatnya adalah anak buahku. Aku hanya memberi perintah,” ujar Dev tenang. “Bagaimana kamu bisa mengetahui semua itu?” Kirei menatap penuh selidik. “Kamu mengawasiku?” “Sudah kukatakan bahwa ini akan jadi lebih mudah untukku,” balas Dev tetap tenang. “Dari mana? Siapa? Bagaimana caranya kamu mengawasiku, Dev?” “Aku tidak

    Last Updated : 2025-02-25
  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Anak Haram

    Kirei terdiam. Namun, dia tak mau ambil pusing dan bergegas ke pintu. “Temani aku malam ini,” ucap Dev, bersamaan dengan Kirei yang hendak memutar gagang pintu. Kirei langsung menoleh. “Ke mana?” tanyanya pelan.“Nanti juga kamu akan tahu,” jawab Dev singkat. Dari nada bicara serta bahasa tubuhnya, tampak jelas bahwa dia tak berniat melanjutkan perbincangan. Apalagi, Dev kembali pada buku yang sedang dibacanya tadi. Melihat itu, Kirei juga tak ingin banyak bertanya. Dia bergegas keluar kamar. Kirei melangkah tergesa-gesa, membawa kemarahan yang tak dapat dilampiaskan sepenuhnya. Kirei masuk ke kamar dan langsung menutup pintu. Dia bersandar beberapa saat sambil memejamkan mata. Dadanya terasa begitu sesak, mengingat nasib sial yang harus dijalani saat ini. “Mama … kenapa? Kenapa harus aku yang menanggung semua kesalahanmu?” Kirei membuka mata, menatap sekeliling kamar yang ditempatinya. Penyesalan Kirei tak pernah habis, meskipun selalu berusaha menerima semua yang terjadi. Sesu

    Last Updated : 2025-02-25
  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Di Jalan Sepi

    Tampaknya, Dev keberatan memenuhi keinginan Xander untuk berkenalan dengan Kirei. Dia punya alasan tersendiri bersikap begitu. Dev juga tidak merasa bersalah atau sekadar tak enak hati.“Bukankah kamu mengundangku untuk makan malam?” Nada pertanyaan Dev bagai sindiran halus, berhubung belum ada satu menu pun yang dihidangkan.“Oh, astaga. Aku terlalu fokus pada pembahasan tanah,” ujar Xander, yang segera menekan tombol merah di kaki meja.Tak berselang lama, tiga pelayan masuk ke ruangan itu. Masing-masing dari mereka membawa satu menu. Sesaat kemudian, muncul seorang lagi membawa troli dengan botol minuman keluaran brand luar negeri.“Aku sengaja hanya memsan sedikit makanan. Kamu jarang makan banyak jika kutraktir,” ucap

    Last Updated : 2025-02-28
  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Seperti Seorang Tawanan

    Kirei menatap Dev, meskipun wajah pria itu tidak terlihat jelas. Sesaat, dia memejamkan mata, menikmati sentuhan nakal sang suami. Namun, Kirei segera tersadar, ketika tangan Dev menelusup ke balik celana dalam, bermaksud menyentuh area kewanitaannya secara langsung.“Tidak. Kamu belum mencuci tangan,” cegah Kirei, seraya menahan tangan Dev hingga berhenti bergerak.Dev mengembuskan napas berat bernada keluhan, lalu menarik tangannya dari balik celana dalam Kirei. Dia kembali duduk pada posisi siap mengemudi. Namun, tak segera menyalakan mesin kendaraan. Dev terdiam beberapa saat, seperti tengah memikirkan sesuatu. Sesaat kemudian, barulah pria itu menyalakan mesin kendaraan, lalu menginjak pedal gas.Tak ada perbincangan selama dalam perjalanan. Hingga sedan hitam yang Dev kendarai mem

    Last Updated : 2025-03-01

Latest chapter

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Sama Saja

    “New York?” Kirei menatap tajam Owen yang langsung mengangguk. “Kenapa? Kenapa kau ingin membawaku ke sana?” tanya Kirei penuh selidik.“Bukankah kau tidak ingin kembali pada Dev Aydin? Pria itu ada di kota ini. Jika kau juga masih di sini, bukan tak mungkin dia akan menemukanmu dalam waktu dekat,” jelas Owen.Namun, Kirei langsung menggeleng kencang. “Tidak!” tolaknya tegas, seraya berdiri dan menjauh dari Owen. “Aku tidak akan mengulangi kebodohan yang sama, dengan langsung percaya pada pria yang belum kukenal baik.”“Apa yang salah dariku? Aku tidak punya niat buruk padamu. Aku justru ….” Owen yang sudah beranjak dari duduk, berjalan ke hadapan Kirei. “Kau sangat menarik,” ucapnya, seraya menyentuh pipi wanita itu.“Jangan merayuku!” Kirei menepiskan kasar tangan Owen dari wajahnya. “Aku tidak mengenalmu dan tak tahu apa yang kau inginkan.”“Jika aku punya niat buruk, aku pasti sudah memberitahukan keberadaanmu sejak awal kepada Dev Aydin. Aku juga tidak akan mengakui telah ditugas

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Pembohong Sialan

    Kirei tersenyum lebar, diiringi gelengan tak percaya. “Kupikir, kau tidak selucu ini, Tuan Wyatt.”“Aku serius.”Perlahan, senyuman Kirei memudar. Raut wajahnya berubah aneh.“Kenapa?”“Seharusnya, aku yang bertanya kenapa.”Owen tidak menjawab. Dia berbalik, menghadapkan tubuh sepenuhnya kepada Kirei. Pria tampan berambut cokelat gelap itu makin mendekat. “Anggap saja sebagai salam pertemuan dan perpisahan.”“Maksudmu?” Kirei menatap tak mengerti.“Aku tak tahu apakah kita akan bertemu lagi atau tidak. Kau wanita yang sangat menarik, Helena.&rdqu

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Sebentar Saja

    Kirei duduk di hadapan Owen, yang menatapnya dengan sorot tak dapat diartikan. “Sejak kapan kau ada di sini?” “Aku baru masuk.” “Aku tidak percaya.” Kirei menatap ragu.“Sungguh menyedihkan jadi Owen Wyatt. Kenapa sulit sekali mendapat kepercayaan dari orang lain?” Owen menggeleng tak mengerti, lalu berdecak pelan. “Ya, ampun. Apakah kata-kataku telah menyinggung perasaanmu?” Kirei menatap tak enak. “Aku tidak bermaksud begitu, mengingat semalam kau ….” Kirei tak melanjutkan kalimatnya.Owen justru tersenyum kalem menanggapi ekspresi tak enak yang Kirei tunjukkan. “Aku hanya sedang membutuhkan teman bicara,” ucapnya. “Kau pikir, aku adalah orang yang tepat untuk dijadikan teman bicara?”Owen kembali tersenyum kalem. “Ayo. Temani aku jalan-jalan. Anggap saja sebagai balas budi atas pertolonganku kemarin malam,” ujarnya enteng. Kirei mengembuskan napas pelan bernada keluhan. Wanita muda berkulit eksotis itu menatap aneh.“Ayolah, Nona.” Owen beranjak dari duduk, seakan tak menerima

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Tuan Pemaksa

    Kirei tak langsung menyetujui ajakan Owen. Dia terpaku menatap pria tampan bermata biru itu. Kali ini, dirinya harus lebih berhati-hati. Jangan sampai kejadian seperti terhadap Hernan terulang kembali.“Aku bisa pulang sendiri,” tolak Kirei halus.“Kenapa?” Owen tersenyum kalem. “Jangan khawatir. Aku bukan penjahat yang akan menculikmu,” candanya, meskipun terdengar tidak lucu.Namun, Kirei tetap menanggapi dengan senyuman. Ucapan Owen cukup menghibur, walau tak tahu apakah itu murni candaan atau bukan.Owen melangkah makin dekat ke hadapan Kirei. “Aku tahu siapa kau sebenarnya,” ucap pria itu pelan dan dalam.“Maksudmu?” Kirei menautkan

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Sang Pahlawan

    “Apa maksudmu, Tuan?” Kirei menatap tak mengerti.“Kami akan memberikan uang tips sesuai yang kau inginkan. Bagaimana?” Si pria tersenyum culas. “Kau tidak akan terlalu kewalahan melayani kami bertiga secara bersamaan ____”“Maaf. Aku tidak bisa,” tolak Kirei segera. Dia langsung berbalik, tak ingin meladeni para pria gila yang sedang berahi.“Hey, Sayang. Tunggu sebentar.” Pria itu meraih tangan Kirei, menahannya agar tidak pergi.Kirei yang merasa terancam, langsung berbalik. Tanpa segan, dia memukulkan nampan stainless yang dipegangnya ke kepala si pria hingga melepaskan cengkraman dan mundur beberapa langkah.Melihat temannya diperlakukan

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Tawaran Gila

    “Hai, Kawan. Apa kabar?” sapa Luis, seraya menyalami Owen.“Seperti yang kau lihat,” jawab Owen kalem, kemudian mengalihkan perhatian kepada Dev.“Ini Tuan Dev Aydin,” ucap Luis memperkenalkan.“Apa kabar, Tuan Dev,” sapa Owen, seraya mengulurkan tangan mengajak bersalaman.“Baik,” balas Dev datar. “Langsung saja ke inti dari pertemuan ini,” ucapnya tanpa basa-basi.Owen mempersilakan duduk, lalu memanggil pramusaji untuk memesan minuman. “Jadi, bagaimana? Apa yang bisa kubantu?” tanyanya.Dev tidak langsung menjawab. Dia mengeluarkan selembar foto dari dalam saku jake

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Pekerjaan Baru

    “Malam ini?” ulang Kirei tak percaya. “Ya. Kenapa? Apa kau belum siap?” Alicia menatap keheranan. “Bar ini baru dibuka beberapa bulan yang lalu. Kami membutuhkan sekitar tiga sampai lima pegawai lagi. Setiap malam, kami selalu kewalahan melayani pengunjung,” terang Alicia. “Um, iya. Aku … aku hanya belum tahu apa yang harus dilakukan. Maksudku, tugasku di sini.”“Aku akan menjelaskan padamu,” ucap Alicia. Sementara itu, Dev dan Luis terus mencari Kirei dengan menyusuri jalanan kota. Namun, mereka tak juga menemukan wanita muda itu. “Aku heran. Kirei sangat pandai melarikan diri. Jejaknya selalu hilang dengan cepat,” ucap Dev, saat berhenti di sebuah kedai kopi untuk beristirahat. “Tenang saja, Tuan. Kita masih memiliki banyak waktu di sini.” Luis menanggapi tenang ucapan Dev, sebelum meneguk kopinya. Luis merasa ada sesuatu yang berbeda dengan Dev. Dia belum pernah melihat sang majikan diresahkan oleh seorang wanita. Kali ini, sang ketua La Lechuza tersebut tampak sangat berbeda

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Eksotis

    Sandra kembali tersenyum. “Siapa namamu?” tanyanya.“Ki … Helena. Helena Aguilera,” jawab Kirei yakin.“Apa kau gadis Latin? Hm ….” Sandra memperhatikan Kirei dengan sorot aneh penuh selidik. “Agak berbeda, tapi … maksudku, aku punya teman seorang gadis Latin. Dia tidak terlihat sepertimu, meskipun …. Ah, sudahlah. Lupakan.” Sandra mengibaskan tangan di depan wajah, tak peduli dengan apa yang ada dalam pikirannya.“Ayahku berasal dari Indonesia,” ucap Kirei. Dia mengatakan yang sebenarnya, tetapi mengesankan bahwa dirinya berdarah campuran.Sandra manggut-manggut. “Baiklah, Helena. Apa kau mau ikut denganku?” tawarnya.

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Partner Baru

    Entah sudah berapa jauh Kirei berlari. Satu yang pasti, kakinya terasa begitu sakit karena hanya mengenakan kaos kaki. Kirei tertegun, lalu mengedarkan pandangan ke sekitar. Di sekelilingnya terdapat banyak gedung megah yang menjulang. Kekaguman hadir di hati Kirei. Tak pernah terbayangkan sebelumnya, dia bisa menjelajahi dua negara, meskipun dengan cara tidak biasa. Kirei mengembuskan napas pelan. Lelah dan lapar mendera hebat. Dia memilih menepi, sambil memikirkan apa yang harus dilakukan, tanpa uang serta bekal apa pun. Entah bagaimana dirinya bisa bertahan. Terlebih, ini adalah Kanada, bukan Indonesia. “Bantu aku, Tuhan,” gumam Kirei. Ditatapnya orang yang berlalu-lalang tanpa peduli.Kirei terduduk di emperan sebuah toko. Dia bersandar di sana, sekadar melepas lelah. Tanpa terasa, kantuk datang. Kirei tertidur dengan kepala terkulai ke depan. Beberapa saat berlalu. Entah berapa lama Kirei tertidur. Dia membuka mata perlahan. Tanpa diduga, di pangkuannya ada beberapa lembar

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status