Beranda / Romansa / Istri Cantik Penguasa Dingin / Pria Arogan Menyebalkan

Share

Pria Arogan Menyebalkan

Penulis: Komalasari
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-06 07:03:04

Kirei terbangun dan mendapati Dev sudah tidak ada di sebelahnya. “Ya, Tuhan,” desah wanita muda itu pelan, seraya menyentuh area kewanitaannya yang terasa tak nyaman.

Kirei bangkit perlahan, lalu turun dari tempat tidur. Dia mengambil mini slip dress dari lantai, lalu kimono dari dalam paper bag. 

Tenggorokan Kirei terasa begitu kering setelah bercinta. Dia beranjak keluar kamar, bermaksud pergi ke dapur. Padahal, Kirei belum mengetahui seluk-beluk tempat itu. 

Cahaya temaram menerangi sepanjang koridor. Kirei terus melangkah dalam kesunyian. Dia tak tahu harus ke mana. Kirei hanya mengikuti insting. 

Sesaat kemudian, Kirei akhirnya menemukan dapur. Dia segera mengisi gelas hingga penuh, lalu meneguk sampai hanya tersisa setengahnya. Ketika Kirei akan menghabiskan sisa air putih itu, sayup-sayup terdengar seorang pria merintih pelan. Suaranya agak parau, bagai sedang kesakitan.

“Siapa itu?” gumam Kirei, dengan wajah mulai tegang. Kembali terbayang dalam ingatan, kejadian kemarin malam di dekat pabrik kosong yang membuatnya disekap oleh Dev. 

“Apa lagi yang Dev lakukan?” gumam Kirei, kemudian meletakkan gelas di meja. Dia melangkah ke dekat jendela, lalu mengintip dari roller blind. 

Di sebelah dapur, ada bangunan kecil mirip gudang. Kirei memicingkan mata, sambil terus mengawasi bangunan itu. Dia yakin, rintihan yang didengar tadi berasal dari sana. Namun, Kirei tak melihat siapa pun.

“Sedang apa?” Suara berat Dev berhasil mengejutkan Kirei. 

Kirei langsung membalikkan badan. Dia menatap dengan sorot tak dapat diartikan, sedangkan Dev justru terlihat sangat tenang. 

“Apa yang kamu lihat dari sini?” tanya Dev, seraya berjalan mendekat ke hadapan Kirei. 

Kirei bermaksud mundur. Namun, di belakangnya ada jendela kaca berlapis roller blind, sehingga tak bisa ke mana-mana. 

“Siapa pria itu? Kenapa dia terdengar sangat kesakitan?” Kirei memberanikan diri bertanya.

“Pria yang mana?” Dev balik bertanya, berpura-pura tak mengerti maksud Kirei. 

“Jangan berlagak bodoh!" sergah Kirei pelan. “Aku mendengarnya. Apa yang kamu lakukan? Apakah ….” Wajah Kirei memucat. Dia berusaha menyembunyikan rasa takut di hadapan Dev.

Senyum tipis tersungging di bibir Dev. “Kamu pasti sedang mengigau. Sebaiknya segera kembali ke kamar,” ucap pria tampan 33 tahun tersebut. “Mari kuantar.” Dev mengulurkan tangan, bermaksud makin mendekat. 

“Tidak! Menjauh dariku!” sergah Kirei. “Kamu … kamu adalah penjahat berbahaya! Aku tidak mau tinggal di sini lebih lama lagi!"

Kirei mencari celah untuk melarikan diri. Dia mengambil jalan ke sisi kiri Dev. Namun, Kirei tak tahu seperti apa refleks seorang Dev Aydin Bahran.

Meskipun menggunakan tangan kiri, tetapi Dev bisa bergerak dengan tangkas. Tenaganya pun sangat kuat, saat menahan tubuh Kirei yang terus memberontak. 

“Jangan ribut, atau suaramu akan membuat yang lain terbangun,” ucap Dev setengah berbisik.

Kirei terpaku sambil bersandar di dada Dev, merasakan debaran jantung pria tampan tersebut. 

“Aku tidak akan menyakitimu, selama kamu bersikap baik. Tutup mata dan telingamu dari segala hal di tempat ini. Kamu hanya perlu fokus padaku. Hanya padaku, Sayang,” bisik Dev, dengan tangan kanan yang mencengkram pelan pipi Kirei. Membuat wanita muda itu sedikit mendongak. 

“Kita tidak punya urusan secara langsung. Kamu hanya perlu diam dan menurut. Dengan begitu, aku tidak akan melakukan sesuatu yang ….” Dev menjeda kalimatnya, kemudian mengecup lembut leher Kirei. 

“Aku juga tidak punya urusan dengan masalah utang-piutang antara kamu dan papa. Seharusnya, saat ini aku masih menikmati kebebasan sebagai seorang mahasiswi. Bukan jadi istri penjahat sepertimu!" balas Kirei sok berani.

“Jadi, kamu masih kuliah? Tidak masalah. Kamu bisa tetap melanjutkan masa belajar sampai selesai. Aku tidak akan membatasimu,” ujar Dev datar, tanpa menyingkirkan tangannya dari pipi Kirei. 

“Benarkah?” Kirei berusaha menetralkan debaran jantungnya.

“Ya. Namun, dengan satu catatan yang harus kamu perhatikan, Sayang.”

Kali ini, Dev melepaskan cengkraman lembutnya dari pipi Kirei. Dia membalikkan wanita muda itu jadi menghadap padanya. “Aku tidak akan mengambil risiko, dengan membiarkanmu berkeliaran di luar sana tanpa pengawasan.”

“Apa maksudmu?” Kirei menatap tak mengerti.

Akan tetapi, Dev tidak menjawab. Dia hanya tersenyum samar, lalu tiba-tiba mengangkat tubuh Kirei. Dipanggulnya wanita muda itu di pundak sebelah kiri.

“Hey! Turunkan aku!” 

Namun, Dev tidak menggubris. Dia membawa Kirei kembali ke kamar. 

Keesokan harinya, Kirei sudah bersiap pergi. Hari ini, dia ada kuliah pagi. 

“Supir akan mengantarmu ke kampus,” ucap Dev, setelah sarapan.

“Tidak usah. Aku bisa naik angkutan umum,” tolak Kirei.

“Sudah kukatakan semalam. Aku tidak akan membiarkanmu berkeliaran seorang diri tanpa pengawasan,” tegas Dev. 

“Aku tidak mau ada siapa pun yang tahu, bahwa aku sudah menikah. Apalagi, suamiku adalah Dev Aydin Bahran. Tidak!” tolak Kirei lagi cukup tegas. 

“Ya, ampun.” Dev menggeleng pelan, lalu beranjak ke hadapan Kirei. Ditatapnya sang istri, yang berusia jauh lebih muda darinya. 

“Dengarkan aku, Sayang,” ucap Dev, seraya menyentuh lembut pipi Kirei. “Semua orang mengenalku sebagai pengusaha. Tak ada yang tahu tentang kehidupan Dev Aydin di belakang layar. Seharusnya, kamu juga begitu. Namun, karena sudah telanjur ….” Dev menangkup paras cantik Kirei, yang alami tanpa polesan make up. Dilumatnya bibir sang istri beberapa saat. 

“Sudah kutegaskan. Jangan membantah,” ucap Dev, setelah puas mencium Kirei. “Jangan menguji kesabaranku.”

"Dasar pria arogan menyebalkan!"

"Ya. Itu aku." Dev menyeringai kecil.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Lemparan Jeruk

    “Berhenti di sini,” pinta Kirei pada Rudi, sopir yang ditugaskan mengantarnya ke kampus. “Pak Dev memerintahkan saya untuk ____” “Dia tidak ada di sini. Jangan khawatir. Aku tidak akan melarikan diri,” sela Kirei meyakinkan. “Maaf, Mbak. Tapi ….” Rudi terdengar ragu. Dia terlihat serba salah. “Aku janji.” Kirei mengangkat dua jari, sebagai penegas ucapannya tadi. “Aku tidak mau jadi pusat perhatian. Itu saja,” kilahnya. Rudi tidak punya pilihan lain. Akhirnya, dia setuju menurunkan Kirei beberapa meter dari pintu gerbang universitas, tempat wanita muda itu menimba ilmu. Setelah Kirei turun dari kendaraan, Rudi segera menghubungi seseorang. “Tugasku selesai,” ucapnya, langsung menutup sambungan tanpa basa-basi lagi. Dia harus segera kembali ke kediaman Dev. Sementara itu, Kirei berjalan kaki menuju pintu gerbang. Tepat sebelum memasuki halaman kampus, sebuah jeruk melayang dan mendarat tepat di pelipisnya. Kirei langsung tertegun. Dia bisa menebak siapa pelaku dari tin

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Kawanan yang Menghilang

    “Ini hanya kecelakaan kecil karena aku kurang hati-hati,” jawab Kirei. Lagi-lagi, dia berbohong. Kirei takut Dev marah dan melakukan sesuatu yang di luar batas. “Kecelakaan kecil katamu?” Dev menatap dengan sorot tajam. Rasa tak percaya tersirat jelas dari sepasang mata cokelat pria tampan itu. Kirei mengangguk pelan. “Jangan berbohong di hadapanku.” Nada bicara Dev terdengar aneh dan teramat menakutkan. “Ti-tidak. Bagaimana mungkin aku be-berani berbohong padamu.” Nyali Kirei selalu menciut ketika berhadapan langsung dengan Dev. Entah mengapa, aura pria berdarah Meksiko tersebut begitu menakutkan. “Kalau begitu, katakan siapa yang berani melakukan ini padamu?” “Sudah kukatakan tadi. Tidak ada!” tegas Kirei, seraya menepiskan tangan Dev dari wajahnya. “Sebaiknya, jangan ikut campur dengan urusan pribadiku!" Setelah berkata demikian, Kirei langsung berbalik. Tak ingin diinterogasi lebih jauh oleh Dev, wanita muda itu memilih berlari menuju kamar. Anehnya, Dev tidak

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Cara Seorang Dev

    “Jangan pura-pura tidak tahu!” Kirei menatap tajam.“Aku memang tidak tahu dan tidak mengerti dengan maksud pertanyaanmu tadi,” balas Dev tenang, seraya meletakkan buku di meja. Dia beranjak dari duduk, lalu mendekat ke hadapan Kirei. “Bagaimana kabarmu hari ini?” tanyanya, diiringi tatapan penuh arti.Namun, Kirei justru tak menyukai dengan cara Dev menatapnya. Dia langsung memalingkan wajah. “Hari-harimu akan jauh lebih tenang sekarang. Kupastikan tak ada yang berani mengganggumu lagi,” ucap Dev, pelan dan dalam. Kirei sontak menoleh, menatap tajam pria tampan di hadapannya. “Jadi, benar dugaanku? Kamu yang telah melenyapkan Natasha dan teman-temannya?”“Lebih tepatnya adalah anak buahku. Aku hanya memberi perintah,” ujar Dev tenang. “Bagaimana kamu bisa mengetahui semua itu?” Kirei menatap penuh selidik. “Kamu mengawasiku?” “Sudah kukatakan bahwa ini akan jadi lebih mudah untukku,” balas Dev tetap tenang. “Dari mana? Siapa? Bagaimana caranya kamu mengawasiku, Dev?” “Aku tidak

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Anak Haram

    Kirei terdiam. Namun, dia tak mau ambil pusing dan bergegas ke pintu. “Temani aku malam ini,” ucap Dev, bersamaan dengan Kirei yang hendak memutar gagang pintu. Kirei langsung menoleh. “Ke mana?” tanyanya pelan.“Nanti juga kamu akan tahu,” jawab Dev singkat. Dari nada bicara serta bahasa tubuhnya, tampak jelas bahwa dia tak berniat melanjutkan perbincangan. Apalagi, Dev kembali pada buku yang sedang dibacanya tadi. Melihat itu, Kirei juga tak ingin banyak bertanya. Dia bergegas keluar kamar. Kirei melangkah tergesa-gesa, membawa kemarahan yang tak dapat dilampiaskan sepenuhnya. Kirei masuk ke kamar dan langsung menutup pintu. Dia bersandar beberapa saat sambil memejamkan mata. Dadanya terasa begitu sesak, mengingat nasib sial yang harus dijalani saat ini. “Mama … kenapa? Kenapa harus aku yang menanggung semua kesalahanmu?” Kirei membuka mata, menatap sekeliling kamar yang ditempatinya. Penyesalan Kirei tak pernah habis, meskipun selalu berusaha menerima semua yang terjadi. Sesu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Di Jalan Sepi

    Tampaknya, Dev keberatan memenuhi keinginan Xander untuk berkenalan dengan Kirei. Dia punya alasan tersendiri bersikap begitu. Dev juga tidak merasa bersalah atau sekadar tak enak hati.“Bukankah kamu mengundangku untuk makan malam?” Nada pertanyaan Dev bagai sindiran halus, berhubung belum ada satu menu pun yang dihidangkan.“Oh, astaga. Aku terlalu fokus pada pembahasan tanah,” ujar Xander, yang segera menekan tombol merah di kaki meja.Tak berselang lama, tiga pelayan masuk ke ruangan itu. Masing-masing dari mereka membawa satu menu. Sesaat kemudian, muncul seorang lagi membawa troli dengan botol minuman keluaran brand luar negeri.“Aku sengaja hanya memsan sedikit makanan. Kamu jarang makan banyak jika kutraktir,” ucap

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Seperti Seorang Tawanan

    Kirei menatap Dev, meskipun wajah pria itu tidak terlihat jelas. Sesaat, dia memejamkan mata, menikmati sentuhan nakal sang suami. Namun, Kirei segera tersadar, ketika tangan Dev menelusup ke balik celana dalam, bermaksud menyentuh area kewanitaannya secara langsung.“Tidak. Kamu belum mencuci tangan,” cegah Kirei, seraya menahan tangan Dev hingga berhenti bergerak.Dev mengembuskan napas berat bernada keluhan, lalu menarik tangannya dari balik celana dalam Kirei. Dia kembali duduk pada posisi siap mengemudi. Namun, tak segera menyalakan mesin kendaraan. Dev terdiam beberapa saat, seperti tengah memikirkan sesuatu. Sesaat kemudian, barulah pria itu menyalakan mesin kendaraan, lalu menginjak pedal gas.Tak ada perbincangan selama dalam perjalanan. Hingga sedan hitam yang Dev kendarai mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Dibayar dengan Ciuman

    “Buku yang kubutuhkan tidak ada di perpustakaan pribadimu. Semua tentang bisnis dan …. Aku mahasiswi jurusan sastra.”Dev tersenyum simpul. “Buku apa yang kamu butuhkan? Aku akan mampir ke toko buku sambil pulang.”Kirei menyebutkan nama buku yang dia butuhkan sedangkan Dev mendengarkan dengan serius. Sesekali, pria tampan 38 tahun tersebut menautkan alis, lalu mengembuskan napas pelan.Sementara itu, Xander memperhatikan dengan sorot tak dapat diartikan. Dia tahu Dev sedang bicara dengan Kirei, wanita yang membuat penasaran karena belum sempat menyebutkan nama.Naluri Xander sebagai pria berlabel casanova begitu tergelitik, meskipun tahu betul bahwa Kirei merupakan istri Dev. Namun, godaan paras menawan dan tubuh

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Bermandikan Anggur

    Malam belum terlalu larut, ketika Kirei menutup buku, lalu meletakkannya di meja. Wanita muda itu terdiam beberapa saat, sebelum beranjak dari tempat tidur.Kirei melangkah keluar kamar, menyusuri koridor berhiaskan lampu tempel dengan jarak yang sudah diatur sedemikian rupa. Tujuannya adalah ruang kerja Dev. Dia tahu pada jam seperti itu, sang suami masih di sana.Sesaat kemudian, Kirei sudah tiba di depan ruang kerja Dev. Sebelum mengetuk pintu, dia menggulung rambut menggunakan jedai, lalu merapikan tali kimono.“Ah, bodoh sekali aku!” gerutu Kirei pelan. “Kenapa menemui Dev dengan pakaian seperti ini?”Kirei sadar hanya akan ‘cari mati’, bila menghadap Dev dengan penampilan seperti itu. Akhirnya, dia berbalik hend

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02

Bab terbaru

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Sama Saja

    “New York?” Kirei menatap tajam Owen yang langsung mengangguk. “Kenapa? Kenapa kau ingin membawaku ke sana?” tanya Kirei penuh selidik.“Bukankah kau tidak ingin kembali pada Dev Aydin? Pria itu ada di kota ini. Jika kau juga masih di sini, bukan tak mungkin dia akan menemukanmu dalam waktu dekat,” jelas Owen.Namun, Kirei langsung menggeleng kencang. “Tidak!” tolaknya tegas, seraya berdiri dan menjauh dari Owen. “Aku tidak akan mengulangi kebodohan yang sama, dengan langsung percaya pada pria yang belum kukenal baik.”“Apa yang salah dariku? Aku tidak punya niat buruk padamu. Aku justru ….” Owen yang sudah beranjak dari duduk, berjalan ke hadapan Kirei. “Kau sangat menarik,” ucapnya, seraya menyentuh pipi wanita itu.“Jangan merayuku!” Kirei menepiskan kasar tangan Owen dari wajahnya. “Aku tidak mengenalmu dan tak tahu apa yang kau inginkan.”“Jika aku punya niat buruk, aku pasti sudah memberitahukan keberadaanmu sejak awal kepada Dev Aydin. Aku juga tidak akan mengakui telah ditugas

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Pembohong Sialan

    Kirei tersenyum lebar, diiringi gelengan tak percaya. “Kupikir, kau tidak selucu ini, Tuan Wyatt.”“Aku serius.”Perlahan, senyuman Kirei memudar. Raut wajahnya berubah aneh.“Kenapa?”“Seharusnya, aku yang bertanya kenapa.”Owen tidak menjawab. Dia berbalik, menghadapkan tubuh sepenuhnya kepada Kirei. Pria tampan berambut cokelat gelap itu makin mendekat. “Anggap saja sebagai salam pertemuan dan perpisahan.”“Maksudmu?” Kirei menatap tak mengerti.“Aku tak tahu apakah kita akan bertemu lagi atau tidak. Kau wanita yang sangat menarik, Helena.&rdqu

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Sebentar Saja

    Kirei duduk di hadapan Owen, yang menatapnya dengan sorot tak dapat diartikan. “Sejak kapan kau ada di sini?” “Aku baru masuk.” “Aku tidak percaya.” Kirei menatap ragu.“Sungguh menyedihkan jadi Owen Wyatt. Kenapa sulit sekali mendapat kepercayaan dari orang lain?” Owen menggeleng tak mengerti, lalu berdecak pelan. “Ya, ampun. Apakah kata-kataku telah menyinggung perasaanmu?” Kirei menatap tak enak. “Aku tidak bermaksud begitu, mengingat semalam kau ….” Kirei tak melanjutkan kalimatnya.Owen justru tersenyum kalem menanggapi ekspresi tak enak yang Kirei tunjukkan. “Aku hanya sedang membutuhkan teman bicara,” ucapnya. “Kau pikir, aku adalah orang yang tepat untuk dijadikan teman bicara?”Owen kembali tersenyum kalem. “Ayo. Temani aku jalan-jalan. Anggap saja sebagai balas budi atas pertolonganku kemarin malam,” ujarnya enteng. Kirei mengembuskan napas pelan bernada keluhan. Wanita muda berkulit eksotis itu menatap aneh.“Ayolah, Nona.” Owen beranjak dari duduk, seakan tak menerima

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Tuan Pemaksa

    Kirei tak langsung menyetujui ajakan Owen. Dia terpaku menatap pria tampan bermata biru itu. Kali ini, dirinya harus lebih berhati-hati. Jangan sampai kejadian seperti terhadap Hernan terulang kembali.“Aku bisa pulang sendiri,” tolak Kirei halus.“Kenapa?” Owen tersenyum kalem. “Jangan khawatir. Aku bukan penjahat yang akan menculikmu,” candanya, meskipun terdengar tidak lucu.Namun, Kirei tetap menanggapi dengan senyuman. Ucapan Owen cukup menghibur, walau tak tahu apakah itu murni candaan atau bukan.Owen melangkah makin dekat ke hadapan Kirei. “Aku tahu siapa kau sebenarnya,” ucap pria itu pelan dan dalam.“Maksudmu?” Kirei menautkan

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Sang Pahlawan

    “Apa maksudmu, Tuan?” Kirei menatap tak mengerti.“Kami akan memberikan uang tips sesuai yang kau inginkan. Bagaimana?” Si pria tersenyum culas. “Kau tidak akan terlalu kewalahan melayani kami bertiga secara bersamaan ____”“Maaf. Aku tidak bisa,” tolak Kirei segera. Dia langsung berbalik, tak ingin meladeni para pria gila yang sedang berahi.“Hey, Sayang. Tunggu sebentar.” Pria itu meraih tangan Kirei, menahannya agar tidak pergi.Kirei yang merasa terancam, langsung berbalik. Tanpa segan, dia memukulkan nampan stainless yang dipegangnya ke kepala si pria hingga melepaskan cengkraman dan mundur beberapa langkah.Melihat temannya diperlakukan

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Tawaran Gila

    “Hai, Kawan. Apa kabar?” sapa Luis, seraya menyalami Owen.“Seperti yang kau lihat,” jawab Owen kalem, kemudian mengalihkan perhatian kepada Dev.“Ini Tuan Dev Aydin,” ucap Luis memperkenalkan.“Apa kabar, Tuan Dev,” sapa Owen, seraya mengulurkan tangan mengajak bersalaman.“Baik,” balas Dev datar. “Langsung saja ke inti dari pertemuan ini,” ucapnya tanpa basa-basi.Owen mempersilakan duduk, lalu memanggil pramusaji untuk memesan minuman. “Jadi, bagaimana? Apa yang bisa kubantu?” tanyanya.Dev tidak langsung menjawab. Dia mengeluarkan selembar foto dari dalam saku jake

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Pekerjaan Baru

    “Malam ini?” ulang Kirei tak percaya. “Ya. Kenapa? Apa kau belum siap?” Alicia menatap keheranan. “Bar ini baru dibuka beberapa bulan yang lalu. Kami membutuhkan sekitar tiga sampai lima pegawai lagi. Setiap malam, kami selalu kewalahan melayani pengunjung,” terang Alicia. “Um, iya. Aku … aku hanya belum tahu apa yang harus dilakukan. Maksudku, tugasku di sini.”“Aku akan menjelaskan padamu,” ucap Alicia. Sementara itu, Dev dan Luis terus mencari Kirei dengan menyusuri jalanan kota. Namun, mereka tak juga menemukan wanita muda itu. “Aku heran. Kirei sangat pandai melarikan diri. Jejaknya selalu hilang dengan cepat,” ucap Dev, saat berhenti di sebuah kedai kopi untuk beristirahat. “Tenang saja, Tuan. Kita masih memiliki banyak waktu di sini.” Luis menanggapi tenang ucapan Dev, sebelum meneguk kopinya. Luis merasa ada sesuatu yang berbeda dengan Dev. Dia belum pernah melihat sang majikan diresahkan oleh seorang wanita. Kali ini, sang ketua La Lechuza tersebut tampak sangat berbeda

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Eksotis

    Sandra kembali tersenyum. “Siapa namamu?” tanyanya.“Ki … Helena. Helena Aguilera,” jawab Kirei yakin.“Apa kau gadis Latin? Hm ….” Sandra memperhatikan Kirei dengan sorot aneh penuh selidik. “Agak berbeda, tapi … maksudku, aku punya teman seorang gadis Latin. Dia tidak terlihat sepertimu, meskipun …. Ah, sudahlah. Lupakan.” Sandra mengibaskan tangan di depan wajah, tak peduli dengan apa yang ada dalam pikirannya.“Ayahku berasal dari Indonesia,” ucap Kirei. Dia mengatakan yang sebenarnya, tetapi mengesankan bahwa dirinya berdarah campuran.Sandra manggut-manggut. “Baiklah, Helena. Apa kau mau ikut denganku?” tawarnya.

  • Istri Cantik Penguasa Dingin   Partner Baru

    Entah sudah berapa jauh Kirei berlari. Satu yang pasti, kakinya terasa begitu sakit karena hanya mengenakan kaos kaki. Kirei tertegun, lalu mengedarkan pandangan ke sekitar. Di sekelilingnya terdapat banyak gedung megah yang menjulang. Kekaguman hadir di hati Kirei. Tak pernah terbayangkan sebelumnya, dia bisa menjelajahi dua negara, meskipun dengan cara tidak biasa. Kirei mengembuskan napas pelan. Lelah dan lapar mendera hebat. Dia memilih menepi, sambil memikirkan apa yang harus dilakukan, tanpa uang serta bekal apa pun. Entah bagaimana dirinya bisa bertahan. Terlebih, ini adalah Kanada, bukan Indonesia. “Bantu aku, Tuhan,” gumam Kirei. Ditatapnya orang yang berlalu-lalang tanpa peduli.Kirei terduduk di emperan sebuah toko. Dia bersandar di sana, sekadar melepas lelah. Tanpa terasa, kantuk datang. Kirei tertidur dengan kepala terkulai ke depan. Beberapa saat berlalu. Entah berapa lama Kirei tertidur. Dia membuka mata perlahan. Tanpa diduga, di pangkuannya ada beberapa lembar

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status