Share

Bab 46

Adegan berciuman berlangsung singkat. Ketika mereka sama-sama tersadar, mereka menyudahinya segera.

Mereka berdua tampak salah tingkah.

Namun Raina lebih parah. Perempuan itu sangat malu. Pipinya terasa hangat hingga menundukkan wajah tak mampu menatap Bayu.

“Maafkan aku,” ucap Bayu merasa bersalah.

“Ti-tidak apa-apa kok,” gugup Raina.

Kemudian suasana kembali menghening kala sejenak.

Ketika mereka hendak bicara kembali, Raina dan Bayu justru bersuara bersamaan.

“Ehm ….”

“Ladies first,” persilakan Bayu.

“Balik yuk,” ajak Raina melirik ke arah mansion. “disini sangat dingin, anginnya kencang sekali.”

Bayu tampak tersenyum tipis.

“Aku juga mau bilang begitu. Disini terlalu berangin, dalam keadaan basah bisa kena flu!”

Raina menyetujui Bayu melalui anggukan.

Lalu mereka pun memutuskan kembali ke mansion.

Adegan mesra memang telah berakhir, namun bayang-bayang itu begitu melekat di benak Raina.

Dia tidak bisa melenyapkan dari pikiran.

Ketika sedang bercermin, Raina tiba-tiba mengingat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status