Beranda / Pernikahan / Iparku Yang Menggoda / 3 Tanda Merah Di Dadanya

Share

3 Tanda Merah Di Dadanya

Penulis: Eunoia
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-30 14:14:54

Pasangan suami itu naik ke lantai dua, Lauren harus menyiapkan pakaian untuk Matthew yang akan berangkat kerja lagi. Kasihan sekali pikirnya suaminya itu sangat sibuk, padahal baru pulang dari luar kota. Walaupun perusahaan milik keluarga, tapi tidak bisa bekerja leha-leha. Apalagi Matthias sekarang yang menjadi Direktur Utama, dikenal sebagai Bos yang tegas dan kompeten. 

Melihat Matthew yang akan masuk ke kamar mandi, Lauren terlebih dahulu bertanya, "Kamu mau pakai jas warna apa hari ini? Biar aku siapin."

Matthew pun menoleh dan terlihat mengusap dagunya seperti sedang berpikir keras. "Apa saja deh, selera kamu kan bagus, pasti aku pakai kok. Aku mandi dulu ya, gerah banget badan aku, lengket." Setelah mengatakan itu, Matthew pun baru masuk ke kamar mandi. 

Lauren sendiri masuk ke ruangan ward drobe mulai mencari setelan jas dan juga dasi warna senada yang menurut nya cocok. Memang selera nya tentang fashion cukup bagus, ya karena dulu saat kuliah pun mengambil jurusan desainer. Sayangnya sekarang hanya jadi Ibu rumah tangga, suaminya tidak mengijinkan Lauren bekerja. 

Seperti kebanyakan pria lainnya, Mathhew pun tidak lama selesai mandi. Terlihat di tubuhnya buliran air, ternyata keramas juga, terbukti dari rambut nya yang basah. Lauren yang dari tadi duduk di ranjang pun beranjak dan memberikan pakaian pada suaminya itu. "Nih aku sudah pilihan warna navy, kesukaan kamu."

"Makasih sayang, tapi aku pengen kamu bantu aku pakai baju nya hehe." Matthew terlihat sekali ingin bermanja dengan istrinya itu, tidak apa kan? 

Lauren hanya menggeleng pelan dan mengatai Matthew seperti anak kecil saja, namun tetap Ia lakukan sebagai bukti istri yang berbakti. Mathhew bahkan tidak malu membuka handuk yang menutupi bagian bawahnya, hingga mrmbuat nya telanjang bulat. Tidak usah malu, keduanya kan suami istri. 

Di saat Lauren akan mengancingkan kemeja, matanya tidak sengaja menangkap sesuatu di dada bidang Mathhew. Jari telunjuk nya lalu terulur mengusap tanda merah yang sangat familiar itu. Namun Lauren tersentak saat tangannya ditangkap, membuat nya mengangkat kepala dan langsung bertatapan dengan suaminya. 

"Sayang ini masih pagi, aku juga mau berangkat kerja. Kamu jangan goda aku dong," rengek Matthew sambil mengerucutkan bibir nya. Padahal hanya sentuhan ringan, tapi Mathhew yang memang mudah tergoda langsung terangsang. 

Lauren memilih memendam rasa penasaran nya, lalu menanyakan hal lain. "Kamu kemarin malam gak pulang dan bilang keluar kota, kamu pergi dengan siapa? Apa dengan sekertaris kamu itu lagi?" Nada suara Lauren terdengar agak berat, begitu pun tatapannya menjadi tajam. 

Matthew yang melihat perubahan ekspresi istrinya itu tentu saja dibuat bingung. Ia berdehem pelan berusaha menghilangkan perasaan gugup nya, lalu menjawab, "Iya aku pergi dengan Anne, dia kan sekertaris aku dan harus selalu ada di samping aku. Lagian kalau aku sendiri yang kerja bakal kerepotan, bukannya tugas sekertaris handle pekerjaan bos nya ya?"

Bahu Lauren terlihat melemas, Ia lalu melepaskan tangannya yang dari tadi dipegang Mathhew. Berusaha menutupi perasaan kecewanya, Ia memilih memberikan jas di ranjang pada pria itu dan menyuruh nya memakai baju sendiri. Sedangkan Lauren keluar kamar lebih dulu, untuk menyiapkan sarapan. Mungkin saja Mathhew belum sarapan. 

Sebenarnya Lauren tidak mau berpikir negatif dan menduga jika suaminya itu ada main dengan perempuan lain di luar setelah melihat tanda merah di dada Mathhew. Itu adalah kiss mark, wanita dewasa sepertinya yang sangat berpengalaman dalam urusan ranjang tentu saja tahu tanda itu. Tadinya Lauren ingin tanyakan, tapi takut sakit hati sendiri. 

Lamunan Lauren lalu terhenti saat mendapatkan pelukan tiba-tiba dari belakang. Sudah dapat dipastikan jika itu adalah Mathhew. "Sayang makasih sudah siapin sarapan, tapi kayanya aku gak akan makan di rumah, sudah telat banget," kata Matthew tidak enak. 

"Hm ya sudah, tapi nanti di kantor jangan lupa sarapan. Jangan tinggalin, nanti kamu sakit lagi," sahut Lauren sambil mengusap tangan pria itu yang bertengger di perut nya. 

Sempat Lauren tawarkan untuk membuat bekal, tapi Matthew menolak dan memilih akan membeli di kantor saja. Keduanya lalu keluar dari rumah, seperti kebiasan Lauren mengantar suaminya itu hanya sampai ke depan. Lambaian tangan Lauren pun baru turun setelah mobil Mercedes-Benz itu keluar dari gerbang rumah. 

Senyuman di bibir Lauren pun luntur, berganti dengan tatapannya yang tajam. "Sepertinya aku harus mencari tahu sesuatu, ini bukan pertama kali aku lihat tanda merah itu di tubuh Matthew. Tapi.. Bagaimana kalau semisal dugaan aku itu benar?" Batin Lauren bergemelut. 

***

Siang ini Lauren sudah dandan cantik, Ia akan ke kantor tempat bekerja suaminya dengan alasan membawakan makan siang. Jarang sekali Ia melakukan ini, Lauren pun sengaja tidak memberitahu Matthew terlebih dahulu karena memang di balik niat nya ada sesuatu. Apalagi kalau mencari bukti tentang kecurigaan perselingkuhan suaminya. 

Dengan menaiki mobil pribadi nya, Lauren entah kenapa merasa berdebar, tidak seperti biasanya. Namun Ia berusaha menguatkan hati nya, sambil di hati terkecil berharap jika dugaannya salah dan tidak terbukti. Hah bukankah pemikirannya ini sangat naif? Padahal sudah ada bukti. 

Setengah jam kemudian Lauren sampai juga di kantor itu, saat Ia masuk sempat menjadi pusat perhatian dari beberapa karyawan. Dengan senyuman ramah nya, Lauren membalas sapaan mereka. Lauren pun langsung menuju lantai dua belas, tepat nya ruangan pribadi tempat bekerja Matthew. Namun aneh nya, meja di depan ruang kerja yang biasanya di tempati sekertaris kosong. Kemana Anne? 

"Ahh tunggu dulu, pintunya belum ditutup rapat!" Pekikan suara perempuan di dalam ruangan, sontak saja membuat Lauren berdebar dengan kedua matanya yang berkedip perlahan. 

Dengan kaki gemetar nya, Lauren berjalan berusaha untuk menggapai pintu yang memang tidak tertutup rapat, menyisakan celah sedikit. Namun belum sempat tangannya menggapai pegangan dan membuka nya, sebuah tangan di belakang terulur dan menahan nya. Lauren pun menoleh dan sedikit terkejut melihat kehadiran Kakak Ipar nya, sejak kapan? 

"Kak Matthias, a-ada apa?" tanya Lauren dengan suara gagap nya. Percayalah posisi mereka saat ini cukup dekat, bahkan pinggang ramping nya bersentuhan dengan sisi tubuh pria jangkung itu. 

Tetapi Matthias tidak menjawab dan malah menarik tangannya pergi dari sana. Lauren terlihat berjalan agak sempoyongan karena tarikan pria itu yang cukup kencang, mereka lalu masuk ke dalam lift dan Matthias segera menekan tombol lantai paling atas. Melihat itu membuat Lauren bingung. "Kita mau kemana? Kak Matthias kenapa narik-narik tangan aku?" tanyanya agak protes. 

Saat Matthias menoleh ke belakang, Lauren langsung mengatupkan bibir nya melihat tatapan dalam pria itu. "Ada yang ingin saya bicarakan dengan kamu, kamu juga sepertinya terus memikirkan nya dari kemarin malam."

Kemarin malam? Bukankah kejadian kemarin malam itu.. Lauren yang berhubungan badan dengan sosok yang yang dianggap nya suaminya? 

Bab terkait

  • Iparku Yang Menggoda   4 Ada Main Belakang

    Ternyata Matthias membawa Lauren ke ruang kerja nya. Perasaan Lauren mulai tidak enak, Ia lalu memperhatikan pria itu yang duduk di sofa sambil memperhatikannya dalam. Tanpa sadar Lauren menelan ludah kasar, tidak bohong jika Matthias terlihat sangat gagah dengan gaya duduk nya yang seperti bos itu.Lauren berdehem pelan dan berucap memecah keheningan. "Ekhem sebenarnya Kak Matthias mau bicara apa? Bisa langsung saja? Aku tidak bisa lama-lama karena ada urusan lain." Lauren berusaha tidak terlihat gugup, berdiri di depan meja yang berhadapan dengan Matthias. "Urusan apa memangnya?" tanya Matthias balik, sebelah sudut bibir pria itu terlihat tertarik. "Seharusnya kamu berterima kasih pada saya karena sudah nyelamatin kamu tadi," lanjut nya. Kernyitan dalam terlihat di kening Lauren mendengar itu, membuatnya bingung. "Menyelamatkan apa?""Menurut kamu? Saya tahu kamu pintar, pasti bisa langsung menduga sendiri maksud saya. Kamu pasti curiga kan pada Matthew? Ya kecurigaan kamu itu ben

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • Iparku Yang Menggoda   5 Sebuah Penawaran

    Lauren kembali menolehkan kepala ke belakang, menatap tidak percaya Kakak Ipar nya yang berani mengatakan itu. Senyuman sinis terukir di bibir nya, perlahan mulai merasa putus asa. "Apa sebenarnya mau Kakak?" tanyanya dengan suara serak karena menahan tangisan. Matthias memilih memasukan terlebih dahulu tangannya ke dalam saku celana, tatapannya terlihat terhunus pada wanita itu. "Saya tidak minta yang aneh-aneh Lauren, saya bukan orang jahat yang mau memanfaatkan kamu. Lagian saya sadar sikap saya kurang ajar karena sudah menyentuh adik Ipar sendiri. Jadi ayo duduk, masih banyak hal yang harus kita bicarakan," ujar nya dengan suara berat. Dengusan kasar keluar lewat celah bibir Lauren, tidak lama kekehan kecil terdengar dari nya. "Bukan orang jahat? Lalu kenapa Kakak malah masuk ke kamar aku dan menyentuh aku? Demi Tuhan aku kira malam itu adalah Matthew, jadi aku biarkan saja. Kalau aku tahu yang menyentuh malam itu adalah Kakak, sudah pasti aku tendang Kakak keluar," cerca nya be

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • Iparku Yang Menggoda   6 Wajah Sok Polos

    Setelah turun dari lantai atas menuju lantai dua belas, langkah Lauren terlihat mantap menuju ruang kerja Matthew. Ia tetap pada tujuan utamanya untuk bertemu suaminya itu, sekaligus ingin melihat juga apakah pria itu masih bermesraan dengan sekertaris nya atau tidak. Tatapannya langsung tajam pada Anne, ternyata mereka sudah selesai. Anne pun terlihat terkejut melihat kedatangan istri dari Bos nya, segera Ia berdiri dan tersenyum canggung. "Selamat siang Bu Lauren, apa anda mau bertemu dengan Pak Matthew? Beliau belum keluar untuk makan siang, masih ada pekerjaan," sapa nya berusaha ramah. Padahal di dalam hati ogah-ogahan sekali, tapi Anne harus menjaga citra baik. Bukannya menjawab menanggapi perkataan wanita yang satu tahun lebih muda darinya itu, Lauren malah memperhatikan penampilan Anne dari bawah sampai ke wajah. Bibir Lauren terlihat mengernyit tidak suka dengan dandanan sekertaris itu. "Kamu tidak malu Anne pakai baju terbuka seperti ini ke kantor? Ini kantor loh, bukan Ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-17
  • Iparku Yang Menggoda   7 Ada Yang Membelanya

    Rumah menjadi tempat nyaman bagi Lauren untuk pulang, bisa menenangkan hati juga pikirannya yang sekarang sedang suntuk. Baru saja akan menaiki tangga menuju kamar nya, matanya tidak sengaja melihat mertuanya yang sedang bersantai di halaman belakang. Melihat itu, Lauren pun memutuskan menghampiri nya. "Mama jangan panas-panasan, nanti sakit lagi," tegur nya setelah dekat. Alisya menoleh dan langsung tersenyum melihat kedatangan menantunya itu. Sebelah tangannya terulur, dan Lauren yang mengerti pun langsung menggenggam nya. Bisa merasakan telapak tangan Alisya yang dingin. "Mama kenapa gak tidur siang? Biasanya jam segini suka tidur. Tadi sudah makan dan minum obat, belum?" Karena biasanya Lauren yang suapin, tapi kan hari ini Ia sudah dari kantor suaminya. "Sudah kok, tadi sama mbok Tati yang suapin. Kamu cepat juga pulang dari kantor nya, Mama kira akan lama. Gimana tadi sama Matthew, apa dia sedang sibuk?" Lauren tanpa sadar mendengus pelan saat mendengar satu nama itu. "Iya dia

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-18
  • Iparku Yang Menggoda   8 Diam-diam Menguping

    Ditanyai seperti itu tentu saja Matthew gelagapan. Tengkuknya yang berkeringat pun Ia usap, tanda jika dirinya memang sedang gugup. "Kamu bicara apa sih, kok nuduh aku begitu? Aku pikir pakaian Anne biasa saja, maksudnya.. Aku gak terlalu sering perhatiin cara pakaian ataupun dandanan dia. Yang penting kan cara kerja dia yang bagus untuk perusahaan," ucap nya membela diri. Dengusan kasar keluar lewat celah bibir Lauren mendengar jawaban suaminya yang menurut nya tidak masuk akal. Dadanya terasa panas karena Matthew seperti sedang membela Anne sekarang. "Lain kali kalau kamu mau tegur dia jangan terlalu keras, tidak enak kalau ada karyawan lain lihat, nanti kan jadi bahan pembicaraan. Aku cuman gak mau mereka bicarain kamu aneh-aneh di belakang," kata Matthew mencari alasan lain. Setelah mengatakan itu, Matthew pun masuk ke kamar mandi. Tanpa sadar tangan Lauren sudah terkepal dari tadi, awas saja pikirnya si Anne itu, pasti akan Ia balas. Padahal Lauren merasa sikapnya ini benar, en

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-19
  • Iparku Yang Menggoda   9 Berduaan Di Dapur

    Melihat Matthias yang turun dari kursi Bar dan mendekati nya, membuat Lauren tanpa sadar meremas gelas di tangannya. Setelah pria itu berdiri di depannya dengan jarak satu langkah, baru lah Ia bisa melihat wajahnya dengan jelas. "Tidak, aku kebangun karena ingin minum. Kakak sendiri kenapa belum tidur?" tanyanya balik. Matthias terlihat mengedikkan bahu nya. "Saya gak bisa tidur, terus mikirin kamu," jawab nya lalu menyeringai kecil. "Ternyata kamu malah turun, apa tahu kalau saya sedang di sini?" Lauren langsung mencebikkan bibir tidak suka, sok percaya diri sekali pikir nya Kakak Ipar nya ini. Lauren memutuskan menjauh dan membuka lemari, mencari makanan ringan. Matthias yang merasa dicuekin hanya terkekeh kecil, Ia tahu sikapnya ini agak menyebalkan karena sudah menggoda Lauren. Tetapi jika menganggap nya bercanda, tidak, Ia serius beberapa hari ini memang terus memikirkan wanita cantik itu. Matanya terus memperhatikan setiap gerak-gerik nya. Karena Lauren merasa lapar, Ia memut

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20
  • Iparku Yang Menggoda   10 Seperti Dipermainkan

    Lauren yang kesal karena dari tadi seperti di permainkan oleh Matthias memutuskan beranjak dari duduk nya dan akan pergi. Tetapi tangannya malah ditahan, bahkan Matthias menarik nya hingga membuat posisi berdiri mereka cukup dekat. "Mau apa? Jangan macam-macam ya!" ujar nya memperingati. Khawatir sekali ada yang melihat, tapi Ia malah diam saja. Matthias semakin menarik senyuman nya. Pria itu tahu jika saat ini Lauren sedang gugup. "Dengar dulu penjelasan saya, jangan dulu marah dan pergi," ucap nya ingin meluruskan, Ia sadar perkataannya tadi agak kurang ajar. "Saya cuman bercanda, gak mungkin minta tidur se-kamar dengan kamu kok."Sebelah alis Lauren terangkat, seolah meragukan penjelasan Matthias. Sialnya senyuman di bibir pria itu membuatnya selalu tidak bisa berpikir positif. Lauren sepertinya terlalu buruk hati sampai selalu berpikir jika isi pikiran Kakak Ipar nya ini selalu licik dan kotor. Lauren lalu berusaha melepaskan tangannya yang dari tadi di pegang, tapi ternyata tida

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • Iparku Yang Menggoda   11 Selalu Mencari Kesempatan

    Setelah kejadian malam dimana Matthias kembali menggodanya, Lauren mulai menjaga jarak dan menghindari Kakak Iparnya itu. Hanya tidak mau saja orang lain curiga, selain itu Lauren juga masih kesal dengan sikap Matthias yang seperti tidak memberikan batasan padanya.“Kamu kenapa ngemas-ngemas baju begitu, mau kemana?” tanya Matthew yang baru selesai mandi, terlihat buliran udara di tubuh pria itu membuatnya semakin terlihat seksi. "Bukannya baju aku sudah kamu kemas ya?" lanjutnya kebingungan karena istrinya itu memasukkan juga pakaiannya ke dalam koper yang sama.Dengan senyuman penuh arti nya Lauren pun menjawab. "Siapin baju aku untuk di Labuan Bajo juga lah, aku satuin aja ya di koper kamu, soalnya muat." Melihat bola mata Matthew melebar setelah mendengar penuturannya tadi, membuat Lauren rasanya ingin tertawa. Pasti Matthew terkejut."Loh-loh kan yang pergi cuman aku, kenapa-" Sebelum Matthew melanjutkan kata nya, Lauren pun menyela dengan cepat,"Aku juga mau ikut dong, lagian k

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22

Bab terbaru

  • Iparku Yang Menggoda   55 Kebahagiaan Semakin Lengkap

    "Selamat Pak Matthias, bayinya jenis kelamin laki-laki. Tampan dan sehat," ujar Dokter Lina yang sedang menggendong bayi nya yang sudah di bersihkan dan diselimuti kain hangat. Dengan hati-hati Dokter Lina mengalihkan gendongan bayi itu darinya menjadi ke pangkuan Matthias. Melihat pria itu yang terlihat kikuk dan takut-takut, membuat nya tersenyum geli. Seperti biasa, suami dari para pasien nya selalu bereaksi seperti itu. Setelah memastikan bayi itu di gendongan orang tuanya, Ia dan suster pun memutuskan keluar memberikan waktu. Tatapan Matthias terlihat dalam pada bayi di pangkuan nya, matanya masih terpejam tapi tidak tidur karena terus menggeliat kecil. "Hei, em kenalkan aku Papa kamu," bisik nya memperkenalkan diri, membuat Lauren yang mendengar nya terkekeh kecil. Ternyata suaminya itu masih kikuk, lucu sekali. "Sayang kemarilah, aku juga mau lihat baby," panggil Lauren seraya melambaikan tangan nya, dan Matthias pun mendekati ranjang. Sedikit merendahkan tubuh nya supaya i

  • Iparku Yang Menggoda   54 Suami Siaga

    Setelah Matthew diperiksa lebih lanjut, ternyata benar jika psikis adiknya itu sedikit terganggu. Dokter yang menangani nya mengatakan semua terjadi karena pria itu yang terlalu stress memikirkan banyak hal, dan yang paling utama adalah luka batin nya yang ditinggalkan orang tercinta. Akhirnya Matthias pun memutuskan mengobati adiknya itu di luar negeri, dengan persetujuan Mama nya juga."Aku gak nyangka Matthew akan sampai begini, tapi kenapa? Aku jadi ngerasa orang jahat karena sudah buat dia begitu, apa kita terlalu berlebihan?" gumam Lauren membunuh keheningan di dalam mobil. Mereka di perjalanan pulang dari bandara, telah mengantar Matthew ke Singapura.Matthias menghela nafas nya pelan, lalu menggenggam tangan istrinya membuat perhatian wanita itu yang dari tadi tertuju keluar menjadi ke arah nya. "Tidak berlebihan kok, hukuman itu memang pantas dia dapatkan. Sekarang dia baru merasakan menyesal, sedangkan dulu menyiakan kamu," ujar nya.Memang benar sih yang dikatakan Matthias,

  • Iparku Yang Menggoda   53 Matthew Jadi Gila?

    Selama Lauren di sekap di tempat tinggal Matthew, pria itu memang tidak bertindak kejam atau menyakiti nya. Malahan sikap Matthew sangat perhatian dan memperlakukan nya dengan baik, memberikan apapun yang Lauren inginkan kecuali permintaannya untuk pulang. Lauren terus berdoa di dalam hati semoga suaminya bisa segera menemukan nya.Brak! "Matthew sialan, kamu dimana? Dimana Lauren hah? Dasar bajingan, kurang ajar!"Suara keributan di luar kamar membuat tidur nyaman Lauren terganggu. Suasana kamar yang ditempatinya gelap, tapi Lauren masih bisa melihat jelas jam di dinding yang sekarang menunjukkan pukul empat pagi. Mendengar keributan di luar semakin keras, membuatnya memutuskan beranjak untuk mengecek.Saat Lauren membuka pintu kamar, Ia dikejutkan melihat beberapa orang di ruang utama. Tidak, lebih tepat nya dua orang yang sedang berkelahi di tengah. Melihat jika salah satunya adalah suaminya, membuat Lauren bergegas mendekat untuk memisahi. Tetapi seorang pria berbadan besar langs

  • Iparku Yang Menggoda   52 Bertindak Nekat

    Perlahan kelopak mata Lauren terbuka, menunjukkan bola mata kecoklatan nya yang indah. Ringisan pelan terdengar dari bibir nya merasakan pusing yang sangat di kepala. Saat menyadari sesuatu, repleks tangannya menyentuh perut nya dan bernafas lega karena masih besar dan Ia tidak merasakan sakit di sana. Dengan perlahan Lauren mendudukan tubuh nya, memperhatikan kamar yang dominan sekali dengan warna hitam. Sudah dapat dipastikan ini bukan di rumah nya, jadi kemana Matthew membawanya? Lauren ingat kejadian sebelum Ia pingsan, tidak menyangka mantan suaminya akan bertindak se-nekad ini. Bukankah sangat berlebihan? Ceklek! "Oh kamu sudah bangun? Kebetulan banget, aku bawain kamu makan siang," sapa Matthew yang masuk ke dalam kamar nya seraya membawa nampan. Senyuman cerah terlihat di bibir pria itu, berbeda sekali ekspresi nya dengan saat di rumah Lauren. Melihat pria itu mendekat, membuat Lauren bersikut sedikit menjauh memberikan jarak. Bagaimana pun Ia harus tetap hati-hati. "Kamu

  • Iparku Yang Menggoda   51 Rencana Penculikan

    Rumah mewah dengan gaya khas Eropa menjadi hadiah pernikahan yang Matthias berikan untuk sang istri. Lauren dibuat terkagum sendiri dan langsung suka, apalagi halaman nya sangat luas membuatnya sudah membayangkan akan membuat taman bunga yang beragam. Selang sebulan setelah keduanya resmi menjadi pasutri, Lauren langsung hamil. Matthias yang dari awal memang sudah posesif, kini sudah semakin meningkat menjadi protektif dan memerintahkan pada pelayan di rumah menjaga istrinya itu selama dirinya bekerja. "Kok wajahnya cemberut gitu hm? Semangat dong, kan mau berangkat keluar kota," tanya Lauren bingung memperhatikan ekspresi wajah suaminya pagi ini. Ia sedang memasangkan dasi, sudah menjadi kebiasaan. Helaan nafas panjang keluar lewat celah bibir Matthias, tangannya lalu memeluk pinggang ramping Lauren menarik nya agar menempel di tubuh nya. "Gimana aku gak sedih sayang mau ninggalin kamu? Gak tahu kenapa, perasaan aku gak enak," jawab nya dengan sorot mata dalam. "Hei jangan ngomon

  • Iparku Yang Menggoda   50 Pengantin Baru

    "Bagaimana para saksi, sah?" tanya si penghulu setelah Matthias mengucap ijab kabul nya dengan lantang dalam satu tarikan nafas.Semua orang di ruangan itu yang menyaksikan pun langsung mengangguk menjawab sah, setelah itu si penghulu pun langsung membacakan doa untuk pasangan pengantin baru itu, membuat kelegaan terasa di hati semua orang. Apalagi pada Lauren dan Matthias. Akhirnya keduanya bersama dalam ikatan yang sah, setelah ini tidak ada lagi yang bisa memisahkan."Silahkan memasangkan cincin ke pasangannya masing-masing," kata penghulu itu setelah selesai membacakan doa.Lauren dan Matthias pun duduk menghadap satu sama lain, tersenyum malu-malu saat pandangan bertemu. Para fotografer dan para tamu pun ikut mengabadikan moment menyoroti adegan romantis itu, terlihat senyuman di bibir semua orang juga tanda mereka ikut senang. Setelah pasangan pengantin itu selesai memakaikan cincin, Matthias pun tidak lupa mengecup kening istrinya membuat keluarganya bersorak menggoda."Mas ih

  • Iparku Yang Menggoda   49 Sudah Direstui

    Hanya selang seminggu setelah sidang perceraian nya, Lauren mulai disibukkan dengan persiapan pernikahan nya. Bagi Lauren ini terlalu cepat, tapi Matthias terus mengatakan tidak ingin berlama-lama pacaran dan mengikatnya dalam hubungan lebih sakral. Awalnya pria itu ingin menyelenggarakan pernikahan mewah, tapi setelah perbincangan panjang akhirnya hanya dihadiri orang terdekat saja. Lauren memperhatikan penampilan nya di cermin. Bibir nya mengulas senyum tipis melihat Ia malam ini sudah rapih dan cantik dengan dress formal. "Huft kenapa rasanya deg-deg an banget ya mau ketemu Mama Alisya? Dulu kayanya gak begini," gumam nya seorang diri seraya menyentuh dada nya, bisa merasakan detakan cepat di sana. Apa mungkin karena Ia akan dikenalkan sebagai calon menantu? Lucu sebenar nya, padahal dulu sudah pernah mendapat gelar itu dari orang yang sama, hanya saja kini pasangannya berbeda. Walaupun Matthias selalu meyakinkan nya jika Alisya pun tidak masalah dengan hubungan mereka, tapi teta

  • Iparku Yang Menggoda   48 Menjemput Kebahagiaan Baru

    Satu bulan sudah berlalu, bagi Lauren beberapa hari ke belakang cukup melelahkan bagi batin dan tubuh nya. Apalagi mengurusi perceraian nya dengan Matthew, butuh banyak usaha supaya pria itu mau mendatangani surat cerai. Dan akhir nya, hari yang dinantikan nya pun datang. Hari ini Ia resmi bercerai dengan Matthew."Are you okey, honey?" tanya Matthias di sebelah nya, pria itu mungkin bisa mendengar helaan nafas berat nya tadi. Lauren pun membalas tatapan nya dengan senyuman tipis, seolah mengatakan jika dirinya baik-baik saja.Lauren hanya merasa lega setelah hakim pemimpin sidang itu mengetuk palu menandakan ikatan dirinya bersama Matthew sudah terputus. Selama dirinya dalam masa penyembuhan, Matthias pun selalu setia di samping nya, membuat Lauren tidak terlalu larut dalam kesedihan.Ternyata janji pria itu benar-benar terbukti, Lauren sudah tidak ragu lagi membuka hati nya untuk Matthias.Setelah sidang berakhir, semua orang di dalam pun beranjak keluar. Siang ini cuaca terlihat ce

  • Iparku Yang Menggoda   47 Ingin Bermesraan

    Saat Lauren sedang bersih-bersih apartemen, perhatiannya teralih ke arah pintu mendengar suara kode di tekan beberapa kali menandakan ada yang masuk. Benar saja, tidak lama seseorang itu masuk seraya menunjukkan kresek belanjaan nya tinggi. Lauren pun memutuskan menghentikan dahulu kegiatannya dan menghampiri Matthias. "Loh sudah bersih lagi aja apartemen nya, apa kamu yang bersihin dari tadi pagi?" tanya Matthias memperhatikan sekitar yang dulu menjadi tempat tinggal nya. Ingat sekali kemarin masih berdebu walau tidak se-kotor itu juga, sanking jarang nya Ia tempati. "Hehe iya, habisnya aku bosen rebahan terus, kan mending bersih-bersih biar nyaman," jawab Lauren dengan senyuman cerah nya. Matthias lalu memperhatikan penampilan wanita itu dalam diam. Buliran keringat terlihat di kening Lauren, menandakan lelah nya telah bekerja seharian. Pandangannya lalu turun lagi dan malah berlama-lama di dada atas Lauren yang terbuka karena menggunakan kaos cukup rendah. Tangannya gatal sekali

DMCA.com Protection Status