Share

Bab 20. Doakan Saja

Bab 20. Doakan Saja

Aku menatap suamiku menunggu jawaban darinya. Wajah Mas Farhan seketika menunjukkan keseriusan, seakan memikirkan sesuatu.

"Bingung juga, Dek. Terakhir aku mendapat cerita dari Pak Prapto sebelah rumah ini. Dia juga seperti kita, dimintai tolong saudaranya. Eh, berakhir diteror penagih hutang karena yang sodara yang kredit itu nunggak. Sampai tidak bisa kerja dengan tenang, lo. Sehari bisa ditelpon sepuluh kali. Yang nelpon judes, lagi. Itu yang diceritakan Pak Prapto, ya. Nanti kita seperti itu tidak?"

"Kalau resikonya seperti itu, ya susah, Mas. Orang yang ngutang, kita yang dikejar. Bingung, aku. Diiyakan ada resikonya, ditolak nanti dia ngadu ke ibu. Tambah pusing aku. Mas, tahu ibu bagaimana, kan?" ucapku dengan memasang tampang bingung seperti dipersimpangan.

"Sebenarnya, kalau ada tunggakan bukan tanggung jawab kita, Dek. Biasanya di sebut pihak ketiga. Tetapi, kita yang ditanyai kalau si penghutang tidak bisa dihubungi."

"Ya itu, Mas. Sedangkan nomor ponse
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status