Sebuah Kerajaan Bernama Kerajaan Souling adalah Kerajaan makmur yang dipimpin oleh seorang Raja Dioyung.
Raja Dioyung sangat baik mengelola Kerajaan yang cukup luas. Beliau mampu mengelola prajurit Kerajaan Souling menjadi tangguh. Keseharian Raja Dioyung sering melihat lingkungan penduduk Kerajaan Souling di atap istana.Kerajaan Souling sering mengalami peperangan dengan Kerajaan Besar yang berada di seberang lautan berbeda benua. Banyak prajurit yang gugur karena pertempuran di area hutan Kerajaan Souling.Sebut saja Kerajaan Jinwou memiliki prajurit besar dan makmur. Kerajaan Jinwou ingin mengambil alih kekuasaan seluruh kerajaan di benua Negeri Souling.Kerajaan Souling setiap 10 tahun bahkan lebih, sering kehilangan prajurit. Hal itu membuat Raja Dioyung memutar otak untuk mengelola pertahanan kerajaan yang dipercaya oleh komandan bernama Youjung.Berulang kali Kerajaan Souling dan petinggi kerajaan sering mengirim surat diplomasi kepada Negeri Souling. Tapi Kerajaan Jinwou mengirim kembali surat kepada Raja Dioyung. Bahkan pernah surat itu tidak mendapat balasan sama sekali.Raja Dioyung duduk di tahta dengan karpet merah ditemani pelayan istana. Lalu datang seorang komandan Youjung berdiri menyampaikan laporan keamanan rutin kepada Raja Dioyung."Lapor raja, patroli Kerajaan Souling kemarin dalam kondisi aman, baik dalam kerajaan maupun perbatasan." ucap Youjung berdiri tegak mengucap lisan kepada Raja Dioyung dengan atribut prajurit."Baik" ucap Raja Dioyung."Prajurit akan patroli pagi, hari ini." ucap Youjung."Laksanakan." ucap Raja Dioyung nada tegas."Baik." ucap Komandan Youjung nada tegas dan pergi meninggalkan kerajaan.Setelah Youjung pergi tak lama datang petinggi kerajaan berdiri menghadap Raja Dioyung."Lapor raja, kita harus mengadakan rapat hari ini, mengenai kondisi kerajaan." ucap petinggi kerajaan."Baik, bagaimana kerajaan, apa terjadi sesuatu?" ucap Raja Dioyung."Saat ini petinggi kerajaan lain sudah menerima banyak laporan tentang kondisi kerajaan di berbagai sektor. Petinggi kerajaan mendiskusikan dengan petinggi lain tentang kondisi kerajaan berbagai sektor yang memburuk. Tapi petinggi lebih membahas soal pertahanan Kerajaan Souling raja." ucap petinggi kerajaan berdiri di depan Raja Dioyung."Baik mari kita ke ruang rapat sekarang." ucap Raja Dioyung berdiri dari ruang terbuka tahta berjalan bersama ke ruang rapat kerajaan.Raja duduk di meja bundar bersama dengan petinggi kerajaan lain membahas kondisi kerajaan."Raja, sektor militer memerlukan prajurit besar agar pertahanan kerajaan menjadi aman." ucap seorang petinggi.Raja Dioyung diam."Raja, sebaiknya dibangun pusat pendidikan militer dan pusat produksi senjata modern. Itu dulu difokuskan raja." ucap petinggi lain.Raja Dioyung diam"Saya juga menerima laporan kalau bidang pembangunan militer diperlukan tapi masih terbatas sumber daya dan rancangan masih perlu dikembangkan." ucap penasihat kerajaan, menjawab masalah petinggi yang disampaikan.Raja hanya diam melipat tangan dan mendengarkan ocehan masalah petinggi.Sementara, para petinggi terdiam mendengar jawaban penasihat kerajaan."Apa itu diperlukan?" ucap Raja Dioyung."Betul raja." ucap seorang petinggi."Memang 20 tahun lalu kerajaan ini diambang peperangan dan kita kehilangan banyak prajurit karena kekuatan militer dari negeri seberang menggunakan strategi jitu dan prajurit besar." ucap penasihat berbicara kepada petinggi kerajaan."Segera lakukan pengembangan militer kerajaan." ucap Raja Dioyung."Baik." ucap seluruh petinggi kerajaan termasuk penasihat.Siang hari Raja Dioyung makan siang bersama keluarga. Di meja makan Raja Dioyung membicarakan tentang kondisi Negeri Souling sambil makan."Apa? Bagaimana dengan kondisi kerajaan di masa depan Dioyung?" ucap istrinya."Petinggi sudah mengambil keputusan dan usulan mereka saya ikuti." ucap Dioyung."Syukurlah semoga Negeri Souling tetap aman." ucap istrinya.Diojung mengusulkan kalau pengembangan militer dialihkan dalam penelitian lain lebih tepat.Dioyung terkejut mendengar pendapat anaknya. Karena tidak pernah raja pikirkan tentang hal itu. Justru Dioyung tertarik dengan usulan itu.Sementara tanggapan Diofu mengusulkan tentang kemiliteran meminta bantuan dari negeri lain sebagai bantuan atau membuat aliansi.Raja Dioyung memahami kalau negeri lain sejak dulu hingga saat ini tidak bisa diajak beraliansi. Karena semua kerajaan di benua ini tidak saling berhubungan satu sama lain. Bahkan bermusuhan dan tidak peduli. Jadi Raja Dioyung menganggap itu mustahil."Diofu akan mencari cara untuk mempertahankan keutuhan Kerajaan Souling." ucap Diofu di meja makan."Diofun kamu fokus saja pada dirimu sebagai pelajar. Jangan yang lain kamu pikirkan. Biar bapak kamu dan pejabat kerajaan yang mengerjakan itu semua." ucap Ibu Diofu.""Benar Diofu pemikiran kamu terlalu aneh. Fokus saja pada sekolah. Kamu masih terlalu muda membahas ini." ucap Diojung.Diofu terdiam dan menuruti pembicaraan ibu dan kakaknya."Diojung, penelitian kamu tentang ide ini masih terlalu jauh. Karena penelitian dan pengembangan ini terlalu lama. Sementara kerajaan harus siap menghadapi insiden yang datang kapan saja. Bapak sudah menetapkan kebijakan petinggi kerajaan." ucap Bapaknya Diojung memikirkan ulang dan menyampaikan sisi lain tanggapan Diojung."Baik, pak." ucap Diojung.Sementara itu Raja Dioyung ditemui oleh Diofu anak keduanya, saat ingin membuka pintu ruang kerja."Ada apa Diofu?" ucap Bapak Diofu."Boleh saya dan bapak cerita di dalam saja pak?" ucap Diofu."Baik kita masuk saja ke dalam." ucap Raja Dioyung.Mereka berdua duduk di atas bangku putih Khas Kerajaan elit. Dioyung dan Diofu duduk berhadapan, sementara pelayan menyajikan teh kepada mereka berdua, lalu pelayan istana pergi."Bicaralah Diofu" ucap Dioyung."Pak, segera lakukan pertemuan kepada kerajaan lain supaya. ucap Diofu yang belum selesai berbicara kepada Dioyung.Duuug.."Cukup Diofu! Raja Dioyung memukul meja kerjanya dengan keras sampai dua cangkir teh panas terguling dari meja hingga jatuh pecah ke lantai.Diofu berdiri, tubuhnya kaget saat mendengar hentakan suara meja dipukul Dioyung. Wajah Diofu berubah marah saat Dioyung memukul meja."Cukup Diofu, kamu fokus saja pada sekolah kamu. Jangan campuri urusan lain soal kerajaan." ucap Dioyung."Saya sudah membaca di perpustakaan, sejak dulu pertempuran kerajaan ini tidak pernah berakhir." ucap Diofu nada keras."Pemikiran kamu terhadap hal itu mustahil Diofu." ucap Raja Dioyung."Semua itu ada caranya jika pertempuran terus dilakukan kemajuan penelitian dan kerajaan ini jadi terhambat." ucap Diofu nada keras.Dua prajurit istana yang tak sengaja lewat di area kerja raja, langsung masuk ke dalam karena terdengar suara keributan di dalam."Ada apa ini." ucap seorang prajurit kepada mereka berdua."Bawa Diofu keluar dari ruang kerja saya, mau bekerja jadi tidak bisa."Diofu kedua tangan dipegang dua prajurit dan diseret keluar ruang kerja raja."Lepaskan aku." ucap Diofu diseret dua prajurit keluar menuju aula hiburan istana."Haduh, ada-ada saja ulah Diofu itu. Hal tak masuk akal disampaikan kepadaku." ucap Dioyung dengan wajah kesal berjalan menuju sofa kerja raja.Sementara dua pelayan istana sedang membersihkan meja dan lantai yang kotor dan basah.Diofu pergi keluar istana menuju kota dan melihat suasana pemukiman ditemani oleh dua prajurit tangguh.Diofu berjalan, tapi merasa tidak enak jika di kawal begini. Disana Diofu melihat perkelahian antara dua pemuda. Karena masalah sepele, seorang lelaki di dorong lelaki lain dengan pakaian compang camping hingga terjatuh mengenai gerobak pedagang tengah berjualan hingga berserakan."Hey, kenapa kalian berdua diam saja?" Apa kalian tidak ingin melerai pertengkaran mereka berdua?" ucap Diofu kepada dua pengawal berdiri dibelakangnya.Mereka berdua diam saja dan tidak menjawab apapun pertanyaan Diofu."Kalau begitu biar saya saja yang hentikan ini." ucap Diofu mulai berlari menghampiri dua lelaki bertengkar."Hey Diofu hentikan, jangan dekati mereka." Dua pengawal Diofu berlari dan langsung memegang tubuh Diofu sebelum melerai perkelahian dua lelaki. Dua prajurit membawanya kembali ke istana secara paksa."Hey.. Lepaskan aku, lepaskan aku." ucap Diofu kepada dua prajurit digendong paksa kembali ke istana.Sampai di dalam istana Diofu dihadapkan kepada Raja Dioyung di aula tahta duduk raja."Lepaskan aku." ucap Diofu memberontak tubuhnya, kepada pengawal Diofu yang terus memegang tangan Diofu."Lapor raja, Diofu berulah lagi. Tadi Diofu ingin menolong dua lelaki yang berkelahi raja." ucap seorang prajurit."Apa, Diofu...! Kamu berulah terus ya tadi di ruang kerja bapak. Sekarang diluar istana. Apa kamu pikir itu bagus." ucap Dioyung kepada Diofu nada marah."Tapi saya hanya ingin menolongnya tidak lebih dari itu. Apa bapak pikir ini bagus. Saya dikawal prajurit setiap hari. Dan tadi dua prajurit tidak menolong dua prajurit, padahal saya menyuruhnya, tapi mereka diam saja. Apa itu bagus bapak?" ucap Diofu nada marah kepada bapaknya sambil bertanya."Dengar Diofu, kamu adalah anak Kerajaan Souling. Wajar kamu di kawal, kemana pun kamu pergi. Urusan kita melindungi kerajaan dan penduduknya dari serangan kerajaan musuh. ucap Dioyung nada marah."Tapi membiarkan penduduk dalam negeri berkelahi termasuk kewajiban prajurit bapak?" ucap Diofun nada marah dan bertanya."Diofun kamu berani menentang bapak." ucap Dioyung kepada Diofu."Saya hanya memberitahu bapak agar memberikan arahan tentang masa depan dan perbaikan kerajaan ini bapak." ucap Diofu nada marah."Terlihat suasana kerajaan semakin panas. Banyak pegawai kerajaan yang keluar dan melihat pertengkaran bapak dan anak dari sudut aula tahta.Para pegawai mulai mencibir raja dan anak raja dari jauh tentang pertengakaran ini.Dua prajurit memegang tangan Diofu melihat ke sekeliling kerajaan terlihat orang istana berkumpul dengan wajah panik.Bersambung.Diofu dibawa dua prajurit ke dalam ruang tamu keluarga pribadi raja. Diofu disuruh duduk sendirian bersama dua prajurit yang berdiri dihadapannya. Sementara di dalam ruang pribadi raja, tampak sunyi tidak ada orang.Dioyung sang raja, masih di aula istana bersama dengan para penghuni Kerajaan Souling. Mereka berkumpul mencibir Raja Dioyung. Sementara Raja Dioyung sibuk berbicara dengan penasihat Kerajaan Souling."Apa yang terjadi Raja." ucap yonjing."Aduh, kok bisa seramai ini ya." ucap Raja Dioyung sambil menggeleng kepala kepada yonjing.Dioyung terlihat malu terhadap penghuni Kerajaan Souling dihadapannya. Dia langsung menyuruh Yonjing untuk mengurus penghuni Kerajaan Souling untuk kembali bubar dan beraktivitas seperti biasa.Yonjing terlihat kaget, dan menyuruh seorang prajurit untuk membubarkan kerumunan dan meninggalkan aula istana.Sementara Raja Dioyung masuk menemui Diofu dihadapan dua prajurit.Diofu berdiri melihat Dioyung tetapi kedua tangan Diofu dipegang oleh dua praj
"Saya disini, prajurit turunkan senjata." ucap Kapten Lou berdiri dihadapan rombongan Kerajaan Souling."Siap." ucap seruan prajurit Rowa menurunkan pedang dan berjalan kembali ke tenda prajurit Rowa."Apa yang ingin kamu negosiasikan kepada saya?" Tanya Kapten Lou."Saya Johen, Kapten perbatasan Souling, menyampaikan bahwa kami ingin negosiasi terkait rencana kerajaan Rowa dan aliansi Sow terhadap Kerajaan Souling. ucap Kapten Johen."Kenapa Negosiasi dengan kami?" Tanya Lou."Karena hanya dengan pemimpin prajurit Rowa, penyerangan dapat dihentikan sementara." ucap Kapten Johen.Lou terdiam mendengar perkataan Johen. Dengan wajah Lou yang serius melihat Kapten Johen dan Diofu. Lou mengizinkan mereka masuk ke tenda prajurit Rowa."Silahkan masuk, kapten Johen, ikuti kami ke tenda saya." ucap Lou dengan wajah senyum."Baik." ucap Kapten Johen dengan wajah senyum.Sampai di tempat peristirahatan tenda prajurit Kerajaan Rowa, mereka duduk dan membicarakan tentang negosiasi agar penyerang
"Kapten Johen, begitu kita sampai di tenda prajurit Kerajaan Souling, kemungkinan Komandan Youjung akan melakukan penyerangan terhadap Kerajaan Rowa." ucap Diofu dengan mengendarai kuda dengan Kapten Johen."Kita pastikan penyerangan akan ditunda oleh Komandan Youjung, Diofu." ucap Kapten Johen.Mereka berdua terus mengendarai kuda dengan cepat agar bisa sampai di tenda perbatasan prajurit Kerajaan Souling.Pada saat mereka tiba di tenda prajurit perbatasan, Diofu melihat banyak prajurit Kerajaan Souling yang sedang sibuk mempersiapkan gerobak senjata panah jarak jauh skala besar. Lalu mereka mendirikan tenda di area hutan jauh dari tenda perbatasan prajurit.Banyak gerobak logistik berada di dekat tenda prajurit Kerajaan Souling sedang berhenti untuk menurunkan barang.Diofu dan Kapten Johen turun dari kuda, bergegas menemui Komandan Youjung.Diofu sudah bertanya kepada seorang prajurit dari tenda p
Komandan Sinco keluar dari tenda meninggalkan Diofu dan Kapten Johen. Lalu mereka bertiga keluar dari tenda melihat Komandan Sinco memberikan komando kepada prajurit dengan pengeras suara."Prajurit, segera lakukan penyerangan terhadap Kerajaan Souling. Lancarkan tembakan bola api pertama." ucap Komandan Sinco.Para prajurit Kerajaan Rowa berlari kesana kemari mempersiapkan senjata dan posisi komando untuk bertahan dan menyerang dengan senjata yang di pegang.Sementara Diofu, Kapten Johen dan Kapten Lou berdiri di depan Komandan Sinco dan para prajurit yang sibuk. "Diofu apa tindakan selanjutnya." Tanya Kapten Johen.Diofu diam, Kapten Johen hanya melihat Diofu."Komandan Sinco, musuh telah mendekati tenda kita." Teriak prajurit yang panik dengan pegang pedang.Di sisi timur sekelompok prajurit dari Kerajaan Rowa dan Souling sudah pagar tenda prajurit Kerajaan Rowa.Praju
Sementara itu Komandan Youjung berdiri di luar tenda ditemani oleh seorang kapten prajurit petarung jarak jauh untuk mendiskusikan negosiasi dengan Kerajaan Rowa."Saya heran, Kerajaan Rowa melakukan penyerbuan terhadap Souling. Tapi mendadak negosiasi dengan kita." ucap Komandan Youjung."Kita dengarkan alasan negosiasi dengan kita, padahal Kerajaan Rowa mulai menumpuk prajurit di perbatasan Kerajaan Sow." ucap Kapten Rouli."Ya kita tunggu saja. Segera sampaikan kepada Raja Dioyung mengenai informasi ini." ucap Komandan Youjung."Kirim surat kepada Kapten Johen untuk kembali ke perbatasan Kerajaan Rowa, sekarang juga." ucap Komandan Youjung."Baik, Komandan." ucap Kapten Rouli.Burung pengantar surat telah dikirim kepada Kapten Johen.Lalu situasi di tenda prajurit, Kapten Johen menerima surat dari seorang prajurit. Kapten Johen terkejut kalau Komandan Youjung menyuruh untuk kembali k
Komandan Youjung langsung menyerang Kapten Lou dengan berlari. Tapi Kapten Lou dengan posisi bertahan memegang pedang terlebih posisi tubuh Kapten Lou lebih kecil dibandingkan Komandan Youjung.Komandan Youjung langsung mengarahkan pedang Kapten Lou."Ting...."Suara pedang keduanya berbunyi, hingga membuat Kapten Lou terpental jauh membentur pohon dalam kondisi duduk.Komandan Youjung berdiri melihat sekeliling para prajurit Kerajaan Rowa dari kejauhan, petarung jarak dekat dalam posisi bertahan."Siapa lagi yang mau menyerang." Teriak Komandan Youjung.Sementara para prajurit Kerajaan Souling dikepung oleh pertahanan berlapis oleh Kerajaan Rowa. Penyerangan prajurit Souling oleh tidak berguna untuk pertahanan berlapis prajurit Kerajaan Rowa meskipun sudah menembak dengan panah api dan menebas perisai baja oleh Kerajaan Rowa."Kalian prajurit Rowa maju." Tantang Komandan
Tak lama kemudian, Komandan Qiou menyuruh prajuritnya untuk menghentikan penyerangan."Suruh semua prajurit menghentikan serangan." ucap Komandan Houri kepada seorang Kapten Siori"Baik." ucap Kapten Siori.Seluruh prajurit Kerajaan Sow mundur memasuki pintu masuk istana Kerajaan Sow tanpa menutupnya.Raja Qiou bersama petinggi Kerajaan Sow berdiri dihadapan Komandan Houri tepat halaman dalam Kerajaan Sow."Saya sudah melaporkan kepada Kerajaan Rowa." ucap Raja Qiou."Raja mereka ingin negosiasi diluar istana." ucap Komandan Houri."Siapa yang ingin negosiasi dengan saya. Kenapa ada prajurit Kerajaan Souling dan Kerajaan Rowa di depan kerajaan kita?" Tanya Raja Qiou kepada Komandan Houri."Kemungkinan mereka ingin menculik sang raja." ucap seorang petinggi Kerajaan Sow."Sebaiknya Raja menunggu bala bantuan dari Kerajaan Rowa tentang status prajurit Kerajaan
"Hanya ini strategi yang dapat dilancarkan Para Kapten." ucap Komandan Sinco."Tapi ini terlalu berbahaya bagi prajurit Kerajaan masing-masing Komandan. Pertimbangankan kembali strategimu!" ucap Kapten Roi."Dengar para kapten, saya mengerti pendapatmu, tapi tujuan ini adalah negosiasi." ucap Diofu berdiri melerai perdebatan Kapten Roi dan Komandan Sinco."Hari ini kita akan bertempur." ucap Komandan Sinco."Apa sebaiknya pertempuran dapat dilakukan malam hari saja Komandan Sinco." Tanya Komandan Johen. "Karena surat bantuan dari Raja Qiou telah dikirim ke Kerajaan Rowa. Kemungkinan Bantuan akan tiba dalam waktu cepat." Kemudian para kapten dari masing-masing kerajaan tidak bersemangat karena informasi kekuatan Pertahanan dan penyerangan militer istana Kerajaan Rowa tidak diketahui oleh Komandan Sinco.Diofu melihat para kapten tidak bersemangat untuk melakukan penyerbuan terhadap ist
"Begitu ya, kalau begitu besok aliansi raja akan tiba untuk mendengar isi dari yang disampaikan oleh raja Holi dari Kerajaan Sotou." ucap Raja Dioyung."Baik raja saya akan hadir besok." ucap Diofu."Sebaiknya kamu lihat markas prajurit, karena setelah pertempuran kamu tidak melihat mereka semua yang sudah berjuang." ucap Raja Dioyung."Baik raja." ucap Diofu meninggalkan ruang tahta menuju markas prajurit Kerajaan Souling.Diofu masuk ke markas utama, disana ada Youjung dan Johen mengurus prajurit Kerajaan Souling yang terluka setelah pertempuran."Lapor, Diofu. Prajurit Kerajaan Souling berjumlah seribu prajurit sedang dirawat." ucap Youjung."Komandan, apakah tidak ada korban jiwa?" tanya Diofu."Tidak ada, Diofu semua mengalami luka ringan hingga berat. Sekarang mereka sudah di rawat dengan baik setelah mereka sampai di Kerajaan Souling." ucap Diofu."Baik, kamu harus
"Siapa nama kamu?" tanya Holi."Diofu, nama saya raja." ucap Diofu jawab dengan suara santai."Kamu adalah utusan raja." ucap Holi."Benar raja." ucap Diofu."Kamu datang kesini untuk menawarkan diri oleh Kerajaan Souling untuk melakukan kerjasama antar kerajaan dan pembentukan aliansi. Namun untuk tujuan apa?" tanya Holi."Mencegah pertempuran, menjalin kerjasama antar kerajaan di semua bidang." ucap Diofu."Baik, saya menerima surat utusan ini. Namun saya akan menulis surat balasan ini untuk raja kamu, Diofu." ucap Holi.Raja Holi menulis surat balasan di meja dengan waktu yang cukup lama. Diofu hanya melihat raja di depannya dengan duduk di kursi dikelilingi oleh banyak prajurit Kerajaan Jinwou dan prajurit Kerajaan Sotou serta kendaraan mewah istana raja yang berbaris di jalan setapak hutan."Saya sudah menulis surat ini, Diofu. Sekarang kamu bisa kembali ke Kerajaan S
Semua prajurit Kerajaan Sotou kalah dalam pertempuran melawan kendaraan mesin Diofu dan prajurit aliansi."Semuanya, kita akan masuk ke dalam Istana Kerajaan Sotou. Bagi yang tidak bisa masuk karena kendaraan besi sudah rusak kerena serangan musuh dapat bertahan disini. Sisanya ikuti saya." ucap Diofu memberitahu semua unit kendaraan mesin yang dapat bertempur.Sebanyak 100 kendaraan mesin bergerak ke dalam istana Kerajaan Sotou. Terlihat ratusan prajurit Kerajaan Sotou masih ada di dalam istana. Namun kendaraan mesin melewati kerumunan prajurit Kerajaan Sotou dengan menabrak mereka semua. Walaupun prajurit Kerajaan Sotou tetap menyerang dengan panah api namun Diofu dan prajurit aliansi lainnya tetap menembak ratusan prajurit Kerajaan Sotou dengan meriam ledak skala sedang dan tembakan api."Ini ruang tahta, dimana raja mereka?" ucap Diofu panik. Ratusan kendaraan mesin berhenti di ruang tahta yang besar dan beberapa puluhan kendaraan mesin
Ratusan prajurit Kerajaan Sotou langsung pingsan akibat pukulan yang mereka lakukan secara berkelompok. Hingga membuat ratusan prajurit Kerajaan Sotou dibawa dan dikumpulkan dihutan dalam kondisi terikat."Kita sudah menghajar prajurit Kerajaan Sotou." ucap Diofu."Sekarang tembak." ucap Diofu."Duaaaaar...... Duuuuaaaar.... Duaaaar...." Tiga tembakan meriam di arahkan ke Kerajaan Sotou oleh puluhan prajurit Kerajaan Souling, Rowa dan Jinwou."Tembok besar Kerajaan Sotou hancur komandan." ucap seorang prajurit Kerajaan Souling melapor."Segera mundur." ucap Komandan Youjung menyuruh mundur.Semua prajurit aliansi mundur, Diofu, Youjung dan Johen tetap memperhatikan kondisi Kerajaan Sotou yang hancur dengan teropong jarak jauh dengan berdiri di dalam hutan."Mereka keluar semua, prajurit keluar dengan menggunakan kendaraan mesin. Namun tidak banyak." ucap Diofu."Benar, par
"Kita akan turun, bersiap semuanya." ucap seorang prajurit Kerajaan Jinwou menurunkan balon udara dari ketinggian."Baik."Setelah menempuh jarak yang cukup lama, balon udara Diofu, Johen, Youjung dan prajurit aliansi kerajaan semuanya sudah turun di hutan yang jauh dari area penduduk bahkan jauh dari Kerajaan Sotou. Mereka semua selamat untuk sampai di benua Kerajaan Sotou."Semuanya kita akan berjalan kaki menelusuri hutan ini. Kalian semua tetap waspada akan keberadaan prajurit Kerajaan Sotou. Karena kita datang kesini dengan persenjataan yang ada." ucap Diofu menyampaikan kepada semua prajurit aliansi kerajaan berbaris di hutan."Diofu, kita punya prajurit Kerajaan Jinwou yang jumlahnya lebih banyak. Kita juga punya prajurit khusus Kerajaan Rowa yang sempat kita lawan sebelumnya dan juga kita juga punya sedikit prajurit Kerajaan Souling." ucap Youjung."Benar untuk persenjataan Kerajaan Jinwou punya peran pent
"Saya sudah menduga kalau prajurit musuh akan menyerang dengan skala besar." ucap Diofu berdiri di hutan jauh sekali dari pantai."Benar, mereka sudah membakar habis pantai Kerajaan Souling dan area hutan tempat kita bersembunyi tadi." ucap Youjung."Selanjutnya saya akan mengadakan pertemuan dengan aliansi prajurit dan raja." ucap Diofu kembali ke istana Kerajaan Souling."Lalu kami bagaimana?" tanya Youjung."Beberapa orang prajurit tetap pantau area pantai, jika mereka kembali dan masuk ke dalam hutan segera kembali Kerajaan Souling. Prajurit akan membawa logistik untuk kalian selama berjaga." ucap Diofu."Baik.""Semuanya, kita kembali." ucap Diofu memberikan perintah untuk kembali ke Kerajaan Souling.Setelah menempuh jarak yang lama Diofu tiba di gerbang utama dan dibuka kembali oleh prajurit Kerajaan Souling dan menuju istana Kerajaan Souling."Lapor, raja saya suda
"Lapor raja." ucap seorang prajurit Kerajaan Souling melapor di ruang makan."Ada apa?" tanya Raja Dioyung duduk di meja makan menikmati sarapan pagi."Pantai diserang?" ucap seorang prajurit Kerajaan Souling."Apa, bunyikan sirine kerajaan." ucap Raja Dioyung wajah kaget sambil mengunyah sepotong roti isi.Di pantai Kerajaan Souling, beberapa prajurit bertahan dari serangan musuh. Ledakan besar ditembak musuh berulang kali."Kita harus bertahan, dari serangan mereka. Saya lihat mereka gunakan meriam ledak skala besar." ucap seorang prajurit melapor kepada kapten pos perbatasan pantai."Untuk sementara kita hanya bertahan di hutan dan terus melihat pergerakan prajurit. Karena mereka menyerang dengan ledakan jarak jauh." ucap kapten pos perbatasan pantai."Kita tinggal tunggu bantuan dari Kerajaan Souling, kapten. Saya sudah mengirim pesan ke kerajaan." ucap seorang prajurit Kerajaan Sou
"Komandan Youjung, kamu adalah komandan tertinggi disini. Lalu saya adalah penasihat prajurit Kerajaan Souling. Silahkan kamu jelaskan tentang situasi yang sulit ini." ucap Diofu."Diofu kamu menyerahkan ini kepada saya. Ini termasuk tugas yang berat buat saya." ucap Youjung."Lihat situasi diluar sana, penuh dengan prajurit Kerajaan Sotou yang menutup lautan dengan kapal tempur mereka sepanjang benua." ucap Diofu."Kita memang tidak bisa melakukan sesuatu lagi Diofu. Karena kondisi Kerajaan Sotou terlalu banyak dan kuat dibandingkan kekuatan tempur mereka. Namun anda dari awal tidak ingin minta bantuan dari Kerajaan Jinwou dengan alasan menjaga keamanan aliansi." ucap Youjung."Gawat mereka sudah mulai melakukan pertempuran terbuka dengan kita." ucap prajurit Kerajaan Souling melapor di ruang setir kapal."Kibarkan bendera putih diatas tiang." ucap Diofu."Tiga kapal tempur Kerajaan Souling telah me
"Kita harus menginap, Johen." ucap Diofu."Apa sebaiknya kita harus kembali ke Kapal saja?" tanya Johen."Kalau semua prajurit yang mencari informasi di pulau ini harus kembali ke kapal tempur." ucap Diofu."Baik, Diofu. Saya akan pesan kamar dulu." ucap Johen meninggalkan mereka berdua di kedai minum."Youjung ikut saya." ucap Diofu beranjak dari kedai dan meninggalkan bayar minum di meja.Diofu dan Youjung berjalan kaki ke tempat dituju oleh Diofu disebuah pinggir pulau yang sunyi."Kita mau kemana Diofu?" tanya Youjung berjalan agak cepat mengikuti dari belakang.Lalu Diofu bersembunyi dibalik kedai."Lihat itu." ucap Diofu menyuruh Youjung melihat seorang pria mencurigakan berbicara sendiri dengan alat komunikasi."Kami menemukan sesuatu yang mencurigakan kapten." ucap seorang pria berpakaian biasa berdiri di belakang kedai yang cukup gelap dan sunyi dari