Share

Jordan Nelson

Penulis: Junn_Badranaya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-06 16:57:18

David Smith berteriak cukup lantang. Semua orang yang hadir di sana dapat mendengar suara tersebut. Bahkan semua orang pun merasa terkejut sekaligus penasaran.

Dalam hati masing-masing, mereka memikirkan, kira-kira apa yang akan dilakukan oleh David Smith?

"Baiklah, aku akan melakukan apa yang kau perintahkan," kata David seraya bangkit berdiri dari posisi duduknya.

Mendengar itu, Willie dan Saras tersenyum dingin. Mereka benar-benar gembira. Karena memang jawaban itulah yang diinginkan oleh keduanya.

"David! Apa yang akan kau lakukan?" Luna yang berada di belakangnya tiba-tiba angkat bicara.

Wanita itu merasa terkejut atas jawaban David. Dia ingin mencegah, tapi suasana sudah tidak mengizinkan. Apalagi, Luna masih menyadari bahwa pengantin pria itu bukan orang yang tepat untuk disinggung.

"Diam, Nona Luna!" ucap Willie sambil tersenyum penuh kemenangan. "Kau cukup duduk di tempatmu dan lihatlah pertunjukan selanjutnya,"

"Ayo bersujud di hadapan suamiku!" Saras membentak David. Suaranya dikeraskan, seolah-olah dia sengaja melakukan hal itu supaya semua tamu undangan dapat mendengarnya.

Pria itu menggertak gigi. Seumur hidup, baru sekarang saja David Smith mengalami kejadian seperti ini.

Andai saja Willie bukan berasal dari keluarga ternama, mungkin sudah sejak tadi dia menghajar pengantin yang sombong tersebut.

"Ayo! Mengapa kau malah diam saja?" Willie bicara sambil memberikan isyarat supaya David mau segera bersujud.

Tapi pria itu masih tidak mau melakukan perintahnya. David masih tetap berdiri. Seolah-olah tidak ada kejadian apapun yang menimpa dirinya.

Sementara Luna, dia masih terlihat duduk di belakang dengan perasaan tegang. Wanita itu sangat berharap bahwa David Smith tidak menuruti perintah Willie.

"Hei, pria miskin! Mengapa kau tetap diam? Ayo turuti ucapan Tuan Willie,"

"Benar, cepat bersujud di hadapannya,"

"Ayolah, kami sudah tidak sabar ingin melihatmu bersujud,"

"Kalau kau mau melakukannya, aku akan memberimu sepuluh dollar sebagai tanda terimakasih,"

Suara para tamu undangan kembali terdengar. Setiap orang yang berkata, pasti berisi cemoohan dan hinaan kepada David Smith.

Mereka tertawa dengan lantang. Seolah-olah kejadian ini sangat menggembirakan hatinya.

Luna yang sejak tadi diam, akhirnya sudah tidak kuat lagi. Dia memilih pergi daripada harus menahan sakit hati.

"Nona Luna, kau mau ke mana? Apakah kau tidak mau melihat pertunjukan yang langka ini?" Willie bertanya dengan nada sinis ketika melihat Luna berjalan keluar gedung.

Wanita itu berhenti dan menoleh sebentar. Kemudian dia berkata, "Persetan dengan omong kosongmu. Lihat saja, suatu saat aku akan membalas sakit hati ini,"

Setelah berkata seperti itu, Luna George pun akhirnya benar-benar pergi meninggalkan Gedung Berlian.

Dia pergi sambil membawa perasaan sakit dan dendam yang tidak bisa dihilangkan.

"Istrimu sudah pergi. Sekarang cepat lakukan perintah suamiku. Kalau tidak mau, kau akan tahu sendiri akibatnya," ucap Saras yang sudah tidak sabar ingin melihat David bersujud.

David Smith mengepalkan tinjunya dengan kencang. Perlahan-lahan dia mulai membungkuk. Tepat sebelum David bersujud, tiba-tiba sebuah suara lain terdengar dari arah belakang sana.

"Ada apa ini? Mengapa seperti terjadi keributan?"

Seorang pria tua berusia tujuh puluhan tahun yang mengenakan jas warna putih keluar dari sudut ruangan. Di belakangnya ada dua pria tinggi besar dengan jas warna hitam.

Mereka berjalan mendekat ke arah Willie dan Saras.

"Ayah ..." Willie segera menyambut kedatangan ayahnya. Begitu juga dengan Saras.

Setelah mengetahui siapa yang datang, sikap semua tamu undangan pun menjadi berubah. Sekarang mereka menjadi diam dan terlihat sangat menghormati pria tua tersebut.

"Cepat jelaskan, ada apa ini, Willie?" tanya pria tua yang bernama Jordan Nelson tersebut. Dia bukan lain adalah ayah dari Willie, sekaligus pemimpin Keluarga Nelson.

Willie Nelson kemudian menceritakan seluruh kejadian di dalam Gedung Berlian kepada ayahnya tersebut. Ia bercerita dengan detail, tidak lupa juga Willie pun menambah "bumbu" dalam ceritanya.

"Benar apa yang dikatakan suamiku, Ayah mertua. Pria miskin ini berani datang kemari dan sengaja ingin merusak pesta yang kita gelar," ucap Saras sambil menunjuk David yang pada saat itu sudah berdiri sambil menundukkan kepala.

"Siapa orang ini? Bagaimana dia bisa ada di sini?" tanya Jordan Nelson sambil memandangi David Smith mulai dari atas sampai bawah.

Dalam hatinya, dia pun merasa sedikit heran. Sebab di antara semua tamu undangan, memang hanya pria inilah yang mempunyai tampilan paling berbeda.

"Dia adalah menantu Keluarga George," jawab Willie dengan suara keras.

"Ayah mertua pasti tidak menyangka bukan, bahwa Keluarga George ternyata punya menantu seperti pria miskin ini?"

"Hemm ... mengapa kalian menyuruh dia untuk bersujud?" tanya Jordan Nelson tanpa menghiraukan ucapan menantunya.

"Karena dia miskin, Ayah mertua. Di antara kita semua, hanya dia sendiri yang mempunyai kasta paling rendah. Jadi, bukankah tidak ada salahnya kalau kita menyuruh dia untuk bersujud?" Saras berkata dengan nada penuh kemenangan.

Saras yakin bahwa ayah mertuanya itu akan mendukung maksud hatinya.

"Hei pecundang, coba angkat wajahmu! Sepertinya ayahku ingin melihat tampang miskinmu itu," kata Willie memberikan perintahnya.

David Smith menurut. Tanpa mengatakan apapun, dia langsung mengangkat kepala dan memandang wajah Jordan Nelson.

Begitu dua pasang mata bertemu, detik itu juga sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

Jordan Nelson langsung berlutut begitu mengetahui siapa 'pria miskin' yang dimaksud.

Melihat majikannya berlutut, tanpa diberi perintah sekali pun, dua orang pria yang datang bersamanya juga ikut melakukan hal serupa.

"Tu-tuan ... mengapa ... mengapa Tuan bisa ada di sini?" tanya Jordan Nelson dengan bibir bergetar.

Dalam hatinya, David Smith cukup terkejut juga. Dia tidak menyangka bahwa orang itu ternyata masih bisa mengenali dirinya dengan jelas.

"Di mana pun aku berada, itu bukan urusan kalian," setelah sekian lama terdiam, akhirnya David Smith kembali berbicara.

Tapi suaranya menjadi berubah. Nadanya menjadi dingin dan seolah-olah mengandung wibawa yang besar.

Jordan Nelson menelan saliva. Keringat mulai membasahi seluruh punggung. Baginya, berhadapan dengan David Smith, itu artinya sama saja berhadapan dengan malaikat maut.

"Tu-tuan ... tolong, tolong maafkan anakku yang kurang ajar ini. Aku berjanji, aku akan memberikan pelajaran berat kepadanya," kata Jordan Nelson penuh ketakutan.

Kejadian tersebut membuat semua orang yang ada di sana terkejut. Mereka tidak percaya dengan apa yang terlihat di hadapannya saat ini.

Willie dan Saras saling pandang satu sama lain. Pasangan pengantin itu pun merasa kebingungan.

"Ayah, apa-apaan ini? Mengapa kalian rela berlutut di hadapan pecundang sepertinya?" Willie berkata dengan nada tinggi. Dia sangat marah melihat Ayahnya melakukan hal tersebut.

Menurutnya, hal itu sama saja dengan merendahkan harga diri Keluarga Nelson di mata publik.

"Bocah keparat! Tutup mulutmu sekarang juga!" Jordan Nelson tiba-tiba bangkit dan langsung menatap anaknya dengan tatapan tajam.

Belasan pasang mata tamu undangan ikut menatap ke arah keluarga itu. Dalam hati, semua orang mempertanyakan hal yang sama.

Sebenarnya apa yang sedang terjadi saat ini?

Melihat sikap ayahnya yang tiba-tiba berubah, Willie benar-benar dibuat tidak percaya. Dia merasa semua ini adalah mimpi. Mimpi terburuk sepanjang hidupnya.

"Ayah, apa yang sebenarnya terjadi denganmu? Mengapa ... mengapa kau bisa berubah seperti ini?" Willie bertanya dengan ekspresi wajah kebingungan.

"Sudah, jangan banyak bertanya lagi. Cepat bersujud di hadapan Tuan Smith!" Jordan Nelson memberi perintah kepada anaknya dengan nada tinggi.

Bab terkait

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Menampar Anak yang Kurang Ajar

    "Tidak, Ayah. Aku tidak mau bersujud di hadapan pecundang ini," Willie dengan tegas menolak perintah ayahnya. "Memangnya dia ini siapa? Sehingga aku harus menyembahnya," "Ayah mertua, tolong jelaskan kepada kami terlebih dahulu. Siapa orang ini sebenarnya? Mengapa Ayah mertua begitu menghormatinya?" tanya Saras yang juga merasa penasaran terkait siapa David sebenarnya. "Percuma, istriku. Dia tidak akan mau menjelaskan apa-apa kepada kita. Mungkin Ayah sedang banyak masalah, sehingga sikapnya pun menjadi berubah," Willie Nelson sangat yakin dengan ucapannya. Sebagai anak kandung, tentu dia tahu persis bagaimana sikap ayahnya tersebut.Setiap kali sedang banyak pikiran, sifat dan karakter Jordan Nelson memang kerap kali mengalami perubahan. Meskipun perubahan yang dimaksud tidak seperti saat ini, namun Willie tetap percaya bahwa ucapannya tidak mungkin salah. Willie kemudian mengalihkan pandangan matanya. Ia menatap semua tamu undangan yang masih hadir di dalam Gedung Berlian. "Un

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Kemarahan dan Ketakutan Luna George

    David Smith mengerutkan kening seraya menanti apa yang akan Jordan Nelson tunjukkan kepadanya.Jordan Nelson kemudian mengeluarkan sebuah kartu kredit warna hitam dari saku jas yang dia kenakan. "Terimalah kartu kredit ini, Tuan. Di dalamnya ada uang sebanyak tiga ratus miliar dollar," "Aku tidak butuh, Jordan," kata David menolak dengan cepat. "Tuan Dewa Iblis, tolong terimalah, jangan menolak," "Apakah ucapanku kurang jelas?" David berbicara dengan nada dingin sambil memicingkan matanya. Jordan Nelson menjadi merasa serba salah. Tapi, dia masih tetap berusaha supaya David mau menerima kartu kredit tersebut. "Tapi, Tuan Dewa Iblis, kartu ini sebenarnya bukan milikku. Seseorang telah menitipkannya kepadaku supaya memberikannya kepadamu," ucap Jordan memberikan sedikit penjelasan. "Siapa seseorang yang kau maksud?" "Aku tidak bisa menyebutkannya, Tuan. Tapi kalau Tuan mau menerima kartu kredit ini, maka dalam waktu dekat, orang tersebut pasti akan segera menemuimu," David Smit

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Organisasi Naga Hitam?

    David hanya bisa menghela nafas berat. Melihat sikap Luna yang sudah sulit untuk diajak bicara, maka dia tidak berani memaksa lagi. David Smith segera pergi ke belakang meninggalkan Luna yang sedang diliputi amarah. Keesokan harinya, Luna bangun sebelum matahari pagi muncul di ufuk sebelah barat. Dia segera mempersiapkan dirinya untuk berangkat ke kantor secepat mungkin. "Aku harus berangkat lebih awal dari yang lain," gumamnya kepada diri sendiri. Setelah selesai mempersiapkan diri, Luna segera sarapan. Tidak lama setelah itu dia langsung mengambil kunci mobil. "Luna, tumben kau berangkat pagi-pagi sekali. Apakah di kantormu ada acara?" tanya David Smith yang tiba-tiba muncul dari sudut ruangan. "Itu bukan urusanmu," kata Luna menjawab dengan nada ketus. Dia tidak lagi menghiraukan pria yang tidak berguna itu. Luna segera pergi bahkan tanpa berpamitan kepada David. "Sepertinya dia masih marah kepadaku," gumam David seraya memandangi punggung Luna George. Beberapa waktu kemudi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Bertemu Dengan Rekan Bisnis

    "Tiga tahun belakangan, ada beberapa organisasi serupa yang tiba-tiba muncul. Mereka berusaha untuk merebut bisnis yang sudah kita jalani selama ini. Masing-masing dari organisasi itu juga mempunyai nama dan pengaruh yang cukup besar, sehingga semua petinggi di Organisasi Naga Hitam yakin bahwa jika dibiarkan, maka mereka akan menjadi masalah bagi kita," "Hal ini bukan cuma prediksi belaka, bahkan beberapa waktu lalu, ada salah satu dari mereka yang secara sengaja merebut lahan bisnis kita. Untung saja hal ini segera diketahui sehingga bisa diatasi dengan cepat," kata Daniel menceritakan kejadian di organisasi secara singkat. David Smith mengangguk beberapa kali. Dia juga cukup mengerti tentang hal ini. Bahkan jauh-jauh hari, dirinya sudah memprediksi bahwa hal seperti ini pasti akan terjadi. "Sebenarnya, sejak lama aku sudah menebak bahwa hal ini akan menimpa kita. Aku sudah memberitahu para petinggi Organisasi Naga Hitam, tapi yang percaya dengan ucapanku hanya sedikit. Mungkin k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Ancaman Willie Nelson

    "Hahaha ... kau ini benar-benar wanita yang bodoh, Luna. Ternyata sangat mudah menipu dirimu. Aku tidak menyangka akan hal ini," Sebuah suara yang telah dikenalinya tiba-tiba muncul dari sudut lain. Sesaat berikutnya, begitu Luna menoleh, ia segera melihat ada Willie yang sedang berjalan dengan angkuh. Di kanan kirinya ada dua orang pria bertubuh tinggi. Sepertinya mereka adalah pengawal yang sengaja dibawa Willie.Luna sontak terkejut karena tidak menyangka dengan kejadian ini. "Willie ..." ia bergumam perlahan karena saking kagetnya. "Kenapa? Apakah kau kaget, Nona George?" tanya Willie sambil tersenyum sinis. Luna tidak menjawab. Dia hanya menatap Willie dengan perasaan berkecamuk. "Luna, kau harus ingat bahwa malam ini, aku tidak akan membiarkanmu pergi!" ucap Willie dengan nada mengancam."Willie, apa maksudmu?" Luna masih belum mengerti sepenuhnya dengan ucapan anak dari Jordan Nelson tersebut. "Tidak perlu banyak tanya lagi. Sekarang juga, kau harus mau mencium kakiku! A

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Ditampar Untuk Kedua Kalinya

    Willie tidak percaya dengan ancaman yang diberikan oleh David. Dia justru malah tersenyum sinis dan menganggap bahwa itu adalah sebuah lelucon. Dalam waktu yang bersamaan, Luna pun tidak mempercayai semua ucapan David. Dia tetap bersikeras ingin meminta maaf dan berlutut di bawah kaki David. "Luna, tolong percayalah kepadaku kali ini saja. Aku pastikan bahwa Willie akan segera menerima akibatnya," kata David yang masih mencoba untuk membuat Luna percaya. "Tidak, David!" Luna menolak keras-keras ucapan David. "Aku tetap akan berlutut. Sebenarnya aku sendiri tidak sudi, tapi, semua ini kulakukan demi melindungi Keluarga George," Luna hanya bisa menahan kesal ketika berkata demikian. Kalau bukan demi keluarga besarnya, niscaya dia tidak akan mau melakukan perintah tersebut. Tapi setelah dipikir-pikir, dia lebih memilih mengorbankan harga dirinya, daripada harus mengorbankan keluarganya. "Luna, mengapa kau keras kepala sekali?" tanya David sambil sedikit mengeluh. "Sejak kecil aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Sosok David Smith

    "Tidak, Ayah. Aku tidak tahu siapa dia sebenarnya. Aku hanya tahu bahwa David adalah suami dari Luna George dan dia seorang pria miskin yang tidak berguna," jawab Willie sambil menundukkan kepalanya. "Bodoh! Benar-benar anak bodoh!" Jordan kembali memaki Willie karena saking marahnya kepada sang anak. "Dia itu adalah seseorang yang sedang menyamar. Apa yang kau lihat selama ini, itu tidak sesederhana seperti apa yang ada dalam pikiranmu," Willie langsung tertegun setelah mendengar ucapan ayahnya. Seketika dirinya khawatir. Benarkah David adalah seseorang yang sedang menyamar? Benarkah ddia telah salah menyinggung orang? Suasana di sana hening untuk sesaat. Setelah bisa menguasai diri, Jordan segera bercerita. "Dia itu sebenarnya merupakan orang yang paling disegani. Tuan David adalah Ketua dari sebuah organisasi terbesar yang sangat ditakuti. Jangankan aku, bahkan para pejabat sendiri merasa sungkan kalau mendengar namanya," "Setiap ucapannya adalah perintah! Dia tidak berbeda

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Dipecat

    "Aku masih ingat semaunya, Tuan," "Bagus. Kalau begitu, coba kau praktekkan sekarang juga!" Willie tersentak. Dia mengangkat wajahnya untuk sesat. Namun tanpa berkata sepatah kata pun, Willie langsung kembali bersujud dan bahkan benar-benar mencium kaki David Smith. Suami dari Luna George itu tersenyum simpul saat melihat apa yang dilakukan oleh Willie. 'Rupanya dia tidak main-main. Sepertinya Jordan telah menceritakan siapa aku,' batin David Smith sambil memperhatikan Willie. Sementara itu, setelah Willie selesai melakukan 'tugasnya', maka dengan segera David menyuruhnya untuk berdiri."Kali ini aku akan memaafkanmu, Willie. Tapi kalau di lain hari kau melakukan hal yang sama lagi, maka jangan pernah berharap bahwa aku akan memberikan maaf untuk kedua kalinya," ucap David tanpa ekspresi. Selesai berkata seperti itu, dia pun langsung pergi dari restoran tanpa menghiraukan Willie Nelson dan para pengunjung yang sejak tadi melihat kejadian tersebut. Waktu berganti pagi. Luna suda

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07

Bab terbaru

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Panggil Lima Puluh Ribu Anggota!

    Perlu diketahui, Mayor Jenderal Freedy adalah orang yang berasal dari dunia militer ketentaraan. Di Kota Phoenix, ia memimpin setidaknya seribu tentara yang bertugas untuk menjaga keamanan kota dari berbagai macam ancaman yang dapat membahayakan. Semua orang di Kota Phoenix sangat menghormatinya, sama seperti mereka menghormati Komisaris Jenderal Oscar. Bahkan mungkin lebih dari itu.Karena alasan itulah para pengunjung tadi merasa takut sekaligus hormat kepada dua sosok tersebut.Namun tanpa sepengetahuan banyak orang, di hadapan David Smith, yang terjadi justru adalah sebaliknya. Bukannya David yang menghormati mereka, melainkan mereka yang sangat menghormati David. "Tuan, ada keperluan apa sehingga kamu mengundang kami kemari?" tanya Mayjen Freedy sudah tidak bisa menahan rasa penasaran. Sejak kedatangannya hingga saat ini, Mayjen Freedy sangat jarang memberikan senyuman. Berbeda dengan Komisaris Jenderal Oscar yang lebih sering tersenyum simpul ketika berbicara. Pada dasarnya

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Dua Petinggi

    "Tenang saja, Luna. Malam nanti aku akan bertemu dengan teman lama. Kamu tidak perlu khawatir," ujar David berusaha menenangkan Luna. Dia kemudian menyuruhnya untuk masuk lebih dulu ke mobil. Sedangkan David memanggil para security yang masih bersembunyi di sana. Mendengar David memanggilnya, mereka buru-buru menghampiri dengan rasa campur aduk. "Ada apa, Tuan?" tanya salah satu security dengan rasa takut dan penuh hormat. "Singkirkan mayat-mayat ini ke tempat aman. Bereskan semuanya secepat mungkin. Satu lagi, jangan sampai ada orang luar yang mengetahui tentang kejadian di sini. Kalau sampai ada yang tahu, aku rasa kalian sudah mengerti apa akibatnya," David bicara dengan nada datar. Ekspresi wajahnya tampak begitu dingin. Hal itu membuat semua security lebih ketakutan. "Baik, Tuan. Kami mengerti," jawab mereka secara bersamaan. "Bagus. Kerjakan sekarang juga!" Security itu mengangguk. Mereka langsung melaksanakan perintah yang telah diberikan oleh David. Setelah itu dia sen

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Ternyata Dia Adalah Pria yang Dibicarakan Banyak Orang

    "Apa?" Martin membelalakkan mata. Dia seakan tidak percaya dengan telinganya sendiri. "Bukankah sebelumnya kamu ingin bergabung dengan organisasi itu dan menjadi pengikut setia Dewa Iblis?" tanya David sambil mengerutkan kening. "Benar. Tapi, bagaimana mungkin aku bisa bergabung dengan organisasi itu?" "Kenapa tidak? Asal kamu bersedia, maka kamu bisa bergabung," "Maksudmu, kamu adalah ..." "Dewa Iblis. Dia adalah Dewa Iblis yang selama ini dibicarakan oleh banyak orang," ujar Daniel sepatah demi sepatah. "A-apa?" Martin kehabisan kata-kata. Dia tidak tahu harus bicara apalagi. Perasaan haru segera menyelimuti tubuhnya. "David, apakah ... apakah yang dikatakan oleh orang ini benar?" tanya Martin masih belum percaya. "Bukankah kamu sudah melihat buktinya sendiri?" Martin memukul kepala sendiri. Dia merasa sangat bodoh. Setelah sadar, dia langsung menjatuhkan dirinya untuk berlutut di hadapan David. "Bangunlah, Martin. Kamu tidak perlu melakukan hal ini," "Tuanku, maaf jika

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Menebus Dosa

    David hanya tersenyum sinis. Dia tidak mengindahkan sama sekali rintihan Hugo. Karena tidak kuat menahan siksaan yang entah kapan ujungnya itu, akhirnya Hugo pasrah. Dia menggigit lidahnya sekuat tenaga sampai lidah itu putus. Tidak lama kemudian, Hugo tewas dengan kondisi mengenaskan. Darah segar memenuhi seluruh mulutnya. Begitu kepala Hugo terkulai, darah segar tersebut langsung meleleh keluar. "Ayah!" Melvin berteriak sekeras mungkin saat mengetahui kalau nyawa ayahnya sudah melayang. Dia ngin meronta dan membunuh David. Sayangnya, Melvin tidak bisa melakukan apapun. "David, apa yang kamu inginkan sebenarnya?" tanya Melvin dengan rasa takut yang mendalam. "Aku hanya ingin kalian tahu bahwa di atas langit masih ada langit," jawab David dingin. "Lalu ..., lalu apa yang akan kamu lakukan kepadaku?" "Bukankah sebelumnya kamu ingin membunuhmu?" Melvin diam saja. Dia tidak berani memberikan jawaban. "Jawab!" bentak David. "Iya, iya. Aku memang ingin membunuhku. Sayangnya kes

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Berlutut Kalian Semua!

    Di Hotel Apartemen Awan Cerah. Bersamaan dengan semua kejadian, tidak lama setelah alat berat dan orang-orang itu datang, sebuah Supercar tiba-tiba muncul dan parkir di depan halaman. "Tuan Muda Arthur!" ucap Martin dan Jasmine secara bersamaan. Mereka memandangi mobil mewah tersebut dalam diam. Melvin dan Hugo Arthur keluar dari mobil secara bersamaan. Mereka berdiri tegak sambil memandangi Hotel Apartemen Awan Cerah dengan tatapan sinis. Melihat keduanya keluar, Jeff langsung berjalan menghampiri. Begitu isyarat diberikan, lima puluh alat berat itu segera dibunyikan kembali. Suara bergemuruh terdengar lagi. Tanah pun kembali bergetar. "Mana atasanmu itu?" tanya Hugo Arthur kepada Martin dan Jasmine. "Dia ..., dia sudah pulang, Tuan," jawab Jasmine gemetar karena ketakutan. "Suruh dia kembali ke sini!" "Su-sudah, Tuan. Nona sudah dalam perjalanan,""Baik, aku akan menunggunya. Aku ingin melihat reaksinya bagaimana," Suasana di sana langsung berubah menegangkan. Semua karya

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Lima Puluh Alat Berat

    Brakk!!! Hugo Arthur menggebrak meja dengan keras. Dia langsung marah begitu mendengar laporan yang dibawa oleh Melvin."Berani-beraninya dia menolak keinginanku. Memangnya dia siapa? Hanya wanita yang berasal dari Keluarga George. Bahkan kekayaan keluarga itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan semua kekayaanku," Hugo sangat marah. Di usianya yang sudah menginjak tujuh puluh tahun ini, Hugo ingin membuat pencapaian luar biasa. Dia ingin membuat mega proyek demi kelancaran bisnis dan memberitahu semua orang bahwa dialah yang terkaya. Tapi ternyata mega proyek tersebut terhalang oleh Luna. Tadinya dia ingin membeli hotel itu dengan harga yang cukup tinggi dan datang secara baik-baik. Mengingat bahwa belum lama ini, Luna berhasil menjalin kerja sama dengan Group Charles. Siapa sangka, niat baiknya ditolak mentah-mentah. Bahkan dengan sengaja Luna menghina anaknya. Bagaimana mungkin dia bisa terima? "Melvin!" "Ya, Ayah," "Sore hari nanti kita akan mengambil tindakan," k

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Menolak Semua Tawaran

    Keadaan di sana menjadi hening. Martin dan Jasmine yang kebetulan hadir juga terkejut dengan jawaban Luna. Mereka tidak menyangka Luna akan menolak lamaran Melvin. Tapi di satu sisi, mereka juga setuju dengan apa yang dikatakannya. Harta bisa diusahakan, tapi kebahagiaan sesungguhnya sulit untuk didapatkan. Harta itu tidak selalu menjadi tolak ukur kebahagiaan. Justru ada sebagian orang yang merasa bahagia karena keadaan sederhananya. Karena letak kebahagiaan sejati bukan pada hartanya. Tapi terletak pada berapa banyak kita bersyukurnya! "Baiklah, aku tidak akan memaksa kalau kamu memang tidak mau menerima lamaran tersebut," ujar Melvin setelah dia diam beberapa waktu. "Tapi untuk niatku yang kedua, kamu tidak mungkin menolaknya, bukan?" Niat untuk membeli Hotel Apartemen Awan Cerah dan Restoran George adalah keinginan ayahnya. Niat pertama ditolak, itu bukan masalah besar bagi Melvin. Setidaknya, dia masih bisa mencari wanita lain yang lebih dari Luna. Tetapi kalau niat yang k

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Melvin Arthur

    Seminggu telah berlalu. Luna baru saja tiba di kantornya. Sekarang Jerry dan istrinya juga sudah bekerja di Restoran George. Mereka baru masuk tiga hari kemarin.Setelah kejadian di markas Organisasi Elang Hitam, karakter Jerry tiba-tiba berubah hebat. Tadinya dia sangat pemalas dan hanya suka berfoya-foya saja. Tapi sekarang, ia telah berubah menjadi pria pekerja keras. Saat Luna bertanya kepada Jasmine terkait bagaimana Jerry bekerja, dia menjawab bahwa pria itu adalah pekerjaan keras dan bertanggungjawab. "Syukurlah, semoga kejadian kemarin bisa menjadi pelajaran berarti dalam hidupnya," gumam Luna begitu dia mendengar laporan tersebut. Cuaca siang hari ini sangat panas. Banyak para pekerja proyek yang beristirahat di sekitar Hotel Apartemen Awan Cerah. Luna dan yang lainnya kebetulan sedang berada di depan. Dia selalu bahagia ketika melihat banyak pelanggan yang antri. "Nona, siapa itu?" tanya Martin saat dia melihat sebuah mobil Supercar berhenti di parkiran depan. Tidak b

  • Identitas Rahasia sang Pria Tertindas   Mendatangi Kantor Pusat Group Felix

    "Ada sesuatu yang harus kita bicarakan. Ini semua soal bisnis," ucap Rey. "Oh, baiklah. Mari kita bicara di ruanganku saja," Luna kemudian membawa Rey Felix ke ruangan kerjanya. "Silahkan duduk, Tuan," Rey mengangguk. Ia segera duduk di kursi yang tersedia. Pria paruh baya itu kemudian mengeluarkan sebuah surat yang terdiri dari beberapa lembar. Ia menaruhnya di atas meja. "Ini adalah surat resmi dari Tuan Scott Felix. Silahkan Nona lihat sendiri isinya," Luna mengambil surat tersebut dan mulai membacanya. Beberapa saat kemudian, dia tampak terkejut. "Tuan, apakah ini tidak salah? Tuan Scott ingin memberikanku saham Group Felix sebesar dua persen hanya dengan tandatanganku saja? Apakah ini serius?" tanya Luna dengan ekspresi wajah tidak percaya. Luna membaca surat itu berulang kali. Tetapi apa yang dia baca tetap sama seperti sebelumnya. Itu artinya dia memang tidak salah baca. Namun, kenapa Scott mau memberikan sahamnya begitu saja? Padahal Group Felix adalah group besar.

DMCA.com Protection Status