"Efendy ...," gumam Meghan.Setelah Meghan menekan tombol putar pada video, gambar yang langsung menarik perhatiannya pada detik pertama adalah ayahnya, Efendy. Sementara itu, Wesley berdiri diam di samping Meghan. Ekspresi di wajahnya terlihat sedikit masam.Mata Meghan tiba-tiba memerah dan telapak tangannya perlahan mengepal di atas meja. Namun, dia bersabar dan menonton video itu hingga selesai.Setelah video berakhir, Meghan baru menghela napas berat. Sudut rekaman CCTV ini berasal dari pintu masuk Grup Oswald. Dalam video tersebut, terlihat beberapa karyawan biasa yang masuk dan keluar tempat kerja, lalu ada juga karyawan bagian pemasaran yang keluar masuk berulang-ulang. Sisanya, orang yang paling sering keluar masuk adalah Efendy.Cukup aneh melihat frekuensi keluar masuk Efendy yang bahkan lebih tinggi dari beberapa karyawan bagian pemasaran. Bagaimanapun, Efendy bukan lagi Presdir Grup Oswald meskipun dia masih memegang posisi tinggi sebagai pemegang saham.Umumnya, para peme
Saat berbicara, suara Leona tercekat oleh isak tangis dan sudut matanya dibasahi air mata. Faktanya, saat ini dia sangat ketakutan hingga tanpa sadar mundur dua langkah setelah bicara.Danzel tidak menyangka bahwa Leona akan bereaksi seekstrem itu. Reaksi ekstrem membuktikan bahwa hati seseorang sedang tidak tenang. Lantaran merasa panik, suara seseorang juga tanpa sadar akan meninggi. Hal itu merupakan reaksi alam bawah sadar seseorang yang berharap orang lain memercayainya.Saat memikirkan perbedaan antara luka bakar dan luka melepuh yang ditunjukkan Meghan sebelumnya, alis Danzel tanpa sadar sedikit mengernyit. Dia melangkahkan kaki panjangnya sambil membuka bibir tipisnya dan berkata dengan pelan, "Akhir-akhir ini, aku menyelidiki beberapa hal tentang luka melepuh. Aku baru tahu kalau luka melepuh sebenarnya bisa dihilangkan seluruhnya."Ucapan Danzel itu tidak mengandung emosi, tetapi mampu membuat sekujur tubuh seseorang merasa kedinginan. Kata-kata ini juga seketika menghentikan
Saat melihat bekas luka jelek di cermin, Meghan tanpa sadar melamun. Dia sudah lama tidak melihat bekas luka itu dengan cermat. Bekas luka ini menutupi sisi depan perutnya hingga pinggang samping dan memanjang hingga ke belakang. Meghan mengerucutkan bibirnya, lalu mengulurkan jari-jarinya untuk menyentuh kulit bekas luka itu dengan lembut.Meski sakitnya sudah lama hilang, saat itu usia Meghan masih kecil. Jadi, ketika kulitnya terbakar, sarafnya juga ikut rusak. Saat disentuh sekarang, Meghan selalu merasakan suatu sensasi aneh. Hal ini sebenarnya diakibatkan sarafnya yang belum pulih.Meghan masih ingat saat dirinya didiagnosis dalam keadaan setengah sadar. Dokter tua berambut putih itu berkata pelan, "Mungkin perlu waktu bertahun-tahun agar tekstur kulit dan saraf di dalamnya benar-benar pulih."Kalau dipikir-pikir, kejadian itu baru berlalu belasan tahun, wajar saja jika Meghan masih merasakan sensasi aneh saat menyentuh bekas luka itu.Kini, Meghan kembali memikirkan panggilan te
Kata-kata Meghan membuat semua orang tercengang. Tiba-tiba, mereka merasa bahwa gadis kecil di depan sudah benar-benar berbeda dari yang mereka ingat. Lihat saja, ekspresi Efendy yang duduk di samping sudah luar biasa masam."Hari ini, saya menerima kabar tentang rapat pemegang saham karena ada urusan perusahaan yang mendesak. Saya juga tidak akan menjelaskan lebih lanjut," kata Meghan.Saat melontarkan kata-kata itu, senyuman di wajah Meghan perlahan memudar. Kini, sorot matanya saat memandang orang-orang menjadi setajam pisau."Tapi, saya harap kalian akan mengingat kalau saat ini, saya adalah Presdir Grup Oswald. Jadi, hanya saya yang berhak membuka rapat pemegang saham," lanjut Meghan.Usai berkata begitu, pandangan Meghan jatuh pada Alex. Saat melihat Alex menundukkan kepalanya dengan malu, senyuman kembali muncul di wajah Meghan. Melihat situasi ini, Wesley segera mengambil kursi, lalu duduk dengan nyaman.Meghan berkata, "Baiklah, sekarang rapatnya bisa dimulai."Kata-kata itu t
Begitu mendengar perkataan asistennya, Danzel tak kuasa memikirkan situasi yang sedang dihadapi oleh Meghan sekarang. Tangannya pun terkepal erat.Danzel memerintahkan, "Suruh Departemen Teknis menggali informasi tentang aliran dana Grup Oswald." Mendengar hal tersebut, asisten Danzel sontak merasa senang dan bergegas menyelesaikan tugas tersebut.Sementara itu, rapat pemegang saham masih sedang berlangsung di Grup Oswald saat ini."Bu Meghan, meskipun perkataanku terdengar kasar, jatuhnya saham Grup Oswald sekarang pasti ada hubungannya denganmu.""Itu benar. Lagi pula, jabatan predir bukan sesuatu yang bisa dilakukan oleh anak kecil.""Meghan, menurut kami, sebaiknya kamu mengundurkan diri sebelum situasi ini menjadi lebih buruk. Paling nggak, masih ada jalan keluarnya."Meghan terus bermain-main dengan pulpen di tangannya sembari tersenyum tipis. Sebenarnya, dia tidak merasa kesal sama sekali, sebaliknya malah senang dengan situasi ini.Inilah alasan mengapa Meghan enggan langsung m
Meghan berjalan ke depan dan meletakkan tas kulitnya di sofa, lalu duduk di hadapan Danzel. Auranya yang alami dan tidak berlebihan itu membuat Danzel terpesona.Melihat orang di depannya, Danzel tak kuasa menahan senyuman sembari berkata, "Kalau ada mata-mataku di Grup Oswald, Nyonya Meghan nggak akan duduk di sini dengan begitu tenang."Begitu mendengar sebutan "nyonya", Meghan tampak mengerucutkan bibirnya, tetapi tidak menjawab Danzel. Sebaliknya, dia langsung mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan gambar dokumen yang baru saja diterimanya kepada Danzel.Danzel bertanya, "Apakah kamu ingin mengucapkan terima kasih? Cukup mentraktirku makan malam saja."Sepanjang percakapan ini, pandangan Danzel tidak pernah berpaling dari wajah Meghan. Alhasil, wanita itu malah mengabaikan kata-katanya."Apa lagi yang kamu temukan dalam penyelidikan?" Meghan membuka percakapan dengan nada sedikit putus asa. Efendy jelas telah memanipulasi beberapa hal di perusahaan. Ada beberapa informasi yang tida
"Oke, aku setuju," sahut Meghan. Dia tidak berniat melakukan apa pun terhadap pria ini, tetapi jika berteman ....Meghan menengadah melirik Danzel saat memikirkan hal ini. Kelihatannya, pria ini tidak termasuk menjengkelkan juga.Jawaban yang begitu lugas ini membuat Danzel merasa lega. Dia pun menghela napas. Kemudian, dia berkata, "Sudah sore, ayo pulang."Meghan tentu tahu Danzel menyuruhnya pulang ke mana. Bagaimanapun, dia telah berjanji tidak akan pindah untuk beberapa bulan ini. Jadi, mereka tidak perlu berdebat untuk masalah ini. Namun, wanita murahan itu tentu tidak boleh berada di sana.Dalam perjalanan, keduanya terus mengobrol seputar masalah Grup Lewis. Asisten yang mengendarai mobil terus melirik melalui kaca spion tengah. Keduanya tampak sangat harmonis.Sesampainya di vila, Danzel baru menyadari bahwa tidak ada pelayan yang memasak. Meskipun masih ada pelayan lain setelah Danzel memecat salah satunya, mereka semua memiliki tugas masing-masing. Kebetulan sekali, pelayan
Ketika hendak memisahkan ikan dari tulangnya, Meghan tiba-tiba teringat pada sesuatu. Berapa lama lagi dia akan tinggal di vila ini? Sepertinya, dia tidak seharusnya menyetujui permintaan Danzel begitu saja.Meghan awalnya ingin memberikan beberapa saran kepada Danzel, tetapi dia mengurungkan niatnya saat mengingat hal ini. Tebersit keinginan untuk segera meninggalkan vila ini dalam benaknya.Meghan tidak terlalu menghiraukannya. Mungkin, dia sudah terbiasa merasakan perasaan seperti ini. Ketika memikirkan semua ini, Meghan pun tidak memedulikan ekspresi pada wajahnya karena mengira Danzel tidak akan menyadari apa pun.Namun, Meghan tidak tahu bahwa Danzel terus memperhatikannya sambil makan. Mungkin karena suasana hati Danzel juga agak kacau sehingga dia tidak mengatakan apa pun.Keesokan harinya, Danzel bersikeras untuk mengantar Meghan ke perusahaannya. Meghan pun tidak menolak. Sama seperti sebelumnya, dia merasa tidak dirugikan karena memiliki sopir gratis seperti Danzel.Setibany
Leona melontarkannya tanpa ragu sedikit pun. Dia sudah sering berlatih dalam hatinya supaya bisa terlihat sempurna. Ketika berbicara, dia bahkan bersandar pada tubuh Raymond sembari tersenyum manis."Oh, begitu? Kalian benar-benar berjodoh," sahut Meghan dengan tidak acuh. Dia menyesap tehnya, lalu menyingkirkan berbagai pikiran dalam benaknya.Faktanya, Meghan datang mengunjungi Raymond hanya untuk menanyakan ini. Jawaban Leona yang terkesan begitu lancar pun membuat Meghan seketika tidak bisa berkata-kata.Kedengarannya memang masuk akal, tetapi apa benar seperti itu? Meghan pun merasa ada yang aneh. Namun, topik pembicaraan seketika berubah. Meghan dan Raymond mulai membicarakan tentang musik.Tidak berselang lama, Danzel dan Meghan pun bangkit dan berpamitan untuk pulang. Raymond yang berdiri di halaman untuk mengantar keduanya keluar perlahan-lahan menunjukkan ekspresi dingin. Kemudian, dia menatap Leona sambil mengejek, "Ternyata, kamu pintar sekali dalam menipu."Ketika melihat
Para media tidak mungkin melewatkan kabar mengejutkan ini. Pada dasarnya, vila Raymond sangat terbuka sehingga reporter bisa memotret dengan bebas. Raymond tentu mengetahuinya, tetapi dia tidak keberatan. Makin media memperhatikan, maka orang-orang akan makin memercayainya.Jadi, Raymond sengaja membawa Leona pergi jalan-jalan supaya para reporter bisa memotretnya. Begitu keluar, Leona langsung bersandar di bahu Raymond, bahkan keduanya bergandengan dengan mesra.Namun, begitu masuk ke mobil, ekspresi Raymond seketika menjadi dingin dan jijik. Di sisi lain, Leona memandang ke luar jendela menatap semua kamera reporter. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menjelaskan perasaan ini.Leona menoleh dan bertanya, "Kamu mau bawa aku ke mana?"Raymond memejamkan matanya, lalu menjawab dengan tidak acuh, "Nggak usah banyak tanya."Leona mengepalkan tangan karena merasa kesal dirinya dikendalikan oleh seseorang. Tatapannya pun dipenuhi kebencian.Sekitar 20 menit kemudian, mobil berhenti di se
Begitu mendengarnya, Leona tertegun sesaat. Kemudian, dia mendapati tatapan nakal Raymond dan para wanita di ruang privat ini. Seketika, Leona pun merasa dirinya tengah dipermalukan.Namun, jika gagal membujuk Raymond, Leona tidak ada cara lagi untuk bersaing dengan Meghan. Setelah memikirkan ini, Leona memejamkan mata dan mengesampingkan harga dirinya. Dia segera menerima gelas di tangan Raymond.Dengan diiringi sorakan di sekitar, Leona akhirnya meneguk habis anggur tersebut. Ketika meletakkan gelas itu kembali, Raymond malah tiba-tiba meraih pergelangan tangannya. Leona seketika terduduk di sofa, bahkan tidak berani bersuara meskipun tangannya sakit."Kenapa mencariku?" tanya Raymond.Leona mengernyit saat mencium bau alkohol di sekujur tubuh Raymond. Dia menjawab dengan nada kesal, "Tentu saja untuk bekerja sama."Mendengar ini, Raymond tampak merenung selama beberapa detik. Kemudian, dia mengangguk dan menyahut, "Boleh saja kalau mau kerja sama, tapi kamu harus tidur denganku sema
Monica telah mendengar tentang kepulangan Raymond. Dia tentu tahu bahwa Leona diancam oleh pria ini. Awalnya, Monica mengira Leona telah membuat persiapan matang sehingga tidak akan ada masalah yang terjadi.Tanpa diduga, Meghan malah baik-baik saja, justru Leona yang jatuh sakit dan menolak untuk bertemu dengan siapa pun. Meskipun Monica tidak mengetahui detailnya, dia tahu bahwa dirinya pasti akan terkena masalah sebentar lagi.Setelah memikirkan kemungkinan ini, Monica pun ketakutan hingga bersembunyi di kamarnya. Saat ini, Efendy masuk dan menghela napas melihat penampilan pucat Monica.Efendy tentu tahu seberapa hebat metode yang dimiliki Meghan. Itu sebabnya, dia sempat menolak rencana yang disusun oleh Leona. Jika mereka bernasib baik, reputasi Meghan pasti akan hancur. Jika mereka bernasib buruk, akibat yang harus ditanggung sungguh tak terbayangkan.Akan tetapi, tidak ada gunanya lagi membahas semua ini. Bagaimanapun, Monica adalah putrinya. Efendy tidak tega untuk menyalahkan
Saat ini, ada sedikit cahaya yang memasuki ruangan sehingga Leona bisa melihat wajah Raymond dengan jelas. Begitu melihatnya, Leona sampai lupa untuk batuk.Setelah kerja sama waktu itu, Raymond langsung pergi ke luar negeri sehingga keduanya tidak pernah berjumpa lagi.Saat ini, Raymond justru berdiri tepat di hadapannya. Leona bisa terbunuh kapan saja tadi. Raymond menatapnya dengan tatapan menghina. Matanya yang merah dan auranya yang kuat membuat Leona bergidik ngeri.Leona sampai mengalihkan pandangannya ke tempat lain karena tidak berani menatap Raymond. Ketika tersadar dari keterkejutannya, dia baru menyadari bahwa Raymond sudah pergi. Namun, pintu yang terbuka lebar seolah-olah sedang memberi tahu Leona bahwa dia tidak sedang berhalusinasi.Beberapa jam kemudian, kantor polisi tempat Meghan dikurung tiba-tiba mendapatkan sebuah paket anonim. Begitu dibuka, hanya terlihat sebuah alat perekam suara. Setelah ditekan, terdengar pula percakapan antara 2 orang.Berdasarkan catatan da
"Apa yang terjadi?" Hanya dalam beberapa detik, mata Danzel sudah memerah. Dia memegang ponselnya dengan ekspresi garang.Remy yang berdiri di samping tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia tahu siapa yang terkena masalah. Bagaimanapun, hanya Meghan yang bisa membuat Danzel seemosional ini."Semuanya, kita akhiri rapat ini dulu," ujar Remy. Semua orang pun saling bertatapan sebelum berdiri dan keluar.Di sisi lain, Danzel hampir menggila setelah mendengar penjelasan Winda. Dia mengakhiri panggilan, lalu menatap Remy dan menginstruksi, "Batalkan semua rapat dan pertemuan sore ini, cepat panggil pengacara kemari!"Begitu mendengar kata pengacara, Remy tidak berani menunda sedikit pun. Dia segera keluar untuk menghubungi pengacara.Setengah jam kemudian, Danzel membawa pengacara ke kantor polisi tempat Meghan berada. Karena baru penyelidikan, Meghan hanya ditempatkan di sebuah ruang interogasi.Sesuai aturan, seharusnya tidak boleh ada yang mengunjungi Meghan. Akan tetapi, para polisi ti
Kebenaran terungkap begitu cepat, padahal berita tersebut belum beredar selama sehari. Para netizen benar-benar terkejut dengan perselisihan besar Keluarga Oswald ini, juga mengagumi kinerja Meghan yang begitu cepat.Sementara itu, di sebuah apartemen, Leona mendengus dingin setelah mendengar rekaman suara yang tersebar di internet. "Cih, Monica ini memang nggak berguna."Leona sungguh berang saat teringat pada Monica yang berjanji akan mengurus masalah ini dengan baik. Namun, beberapa saat kemudian, dia terkekeh-kekeh sinis.Untungnya, Leona sudah menyiapkan rencana cadangan. Setelah mengalami beberapa hal, dia sudah mengetahui kehebatan Meghan.Jadi, setelah berita tersebut dirilis, Leona pun memasang CCTV di depan apartemen Monica. Selain itu, CCTV ini terhubung langsung dengan komputernya. Sesudah mencari rekaman hari itu, semuanya pun terlihat dengan jelas.Terlihat Meghan yang membawa Winda menerobos masuk ke apartemen Monica. Larut malamnya, terlihat pula Monica yang pulang dala
Jika dibandingkan dengan beberapa kemungkinan yang belum pasti, semua orang tentu akan mempertimbangkan ancaman terang-terangan di depan mereka. Jelas, Axel merasa takut dengan desakan Meghan ini.Dengan tubuh yang gemetaran, Axel mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka email yang diterimanya sebelumnya. Dia berucap, "Ini email-nya. Tapi, aku nggak tahu siapa pengirimnya karena anonim. Apa aku sudah boleh pergi?"Meghan tidak sempat memedulikan hal lain lagi sekarang. Setelah mencatat alamat email tersebut, dia langsung mengirimkannya kepada Bayangan.Beberapa menit kemudian, Meghan menerima sebuah alamat spesifik. Ada juga informasi tentang penyewaan rumah tersebut. Jelas, orang itu tidak benar-benar tinggal di sana.Sesudah memastikan lokasinya, Meghan menutup ponselnya dan berniat keluar. Akan tetapi, Danzel segera menghalanginya dan berkata, "Aku akan menemanimu.""Kamu khawatir aku tidak bisa berpikir dengan jernih?" tanya Meghan sembari tersenyum sinis saat melihat ekspresi
Begitu melihat berita yang tersebar di internet, Danzel langsung meninggalkan ruang kantornya tanpa sempat memedulikan hal lain. Perasaannya sungguh kacau sampai-sampai dia tidak bisa berpikir dengan jernih lagi.Danzel tidak pernah peduli dengan latar belakang Meghan. Menurutnya, tidak ada yang perlu ditanyakan dalam hal ini. Jika Meghan ingin menceritakannya, Danzel tentu akan mendengarkannya. Jika tidak, Danzel juga tidak keberatan karena dia tidak peduli.Jadi, begitu melihat berita tersebut, Danzel tanpa sadar berpikiran bahwa kenyataannya memang seperti itu. Setelah melihat wajah Meghan yang pucat dan dipenuhi amarah, hati Danzel terasa sakit. Tanpa memedulikan orang lain di ruang rapat, Danzel langsung maju untuk memeluknya."Istriku, jangan takut, masih ada aku di sini ...." Danzel tidak pintar menggombal. Namun, perkataan seperti ini justru membuat Meghan merasa lebih tenang.Tercium aroma tubuh Danzel yang wangi. Meghan memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam sebelum