"Oke, aku setuju," sahut Meghan. Dia tidak berniat melakukan apa pun terhadap pria ini, tetapi jika berteman ....Meghan menengadah melirik Danzel saat memikirkan hal ini. Kelihatannya, pria ini tidak termasuk menjengkelkan juga.Jawaban yang begitu lugas ini membuat Danzel merasa lega. Dia pun menghela napas. Kemudian, dia berkata, "Sudah sore, ayo pulang."Meghan tentu tahu Danzel menyuruhnya pulang ke mana. Bagaimanapun, dia telah berjanji tidak akan pindah untuk beberapa bulan ini. Jadi, mereka tidak perlu berdebat untuk masalah ini. Namun, wanita murahan itu tentu tidak boleh berada di sana.Dalam perjalanan, keduanya terus mengobrol seputar masalah Grup Lewis. Asisten yang mengendarai mobil terus melirik melalui kaca spion tengah. Keduanya tampak sangat harmonis.Sesampainya di vila, Danzel baru menyadari bahwa tidak ada pelayan yang memasak. Meskipun masih ada pelayan lain setelah Danzel memecat salah satunya, mereka semua memiliki tugas masing-masing. Kebetulan sekali, pelayan
Ketika hendak memisahkan ikan dari tulangnya, Meghan tiba-tiba teringat pada sesuatu. Berapa lama lagi dia akan tinggal di vila ini? Sepertinya, dia tidak seharusnya menyetujui permintaan Danzel begitu saja.Meghan awalnya ingin memberikan beberapa saran kepada Danzel, tetapi dia mengurungkan niatnya saat mengingat hal ini. Tebersit keinginan untuk segera meninggalkan vila ini dalam benaknya.Meghan tidak terlalu menghiraukannya. Mungkin, dia sudah terbiasa merasakan perasaan seperti ini. Ketika memikirkan semua ini, Meghan pun tidak memedulikan ekspresi pada wajahnya karena mengira Danzel tidak akan menyadari apa pun.Namun, Meghan tidak tahu bahwa Danzel terus memperhatikannya sambil makan. Mungkin karena suasana hati Danzel juga agak kacau sehingga dia tidak mengatakan apa pun.Keesokan harinya, Danzel bersikeras untuk mengantar Meghan ke perusahaannya. Meghan pun tidak menolak. Sama seperti sebelumnya, dia merasa tidak dirugikan karena memiliki sopir gratis seperti Danzel.Setibany
"Tuan Muda, kalau kamu nggak punya kerjaan, silakan kembali ke kamar untuk beristirahat," sahut Meghan. Dia menyadari bahwa dirinya akan sulit berkonsentrasi jika Danzel ada di sini.Tanpa disangka, Danzel malah menyunggingkan senyuman lebar di hadapan para pelayan ini. Tindakan ini membuat Meghan tertegun, sedangkan para pelayan itu langsung terpesona. Beberapa pelayan ini masih muda sehingga air liur mereka hampir mengalir saat melihat pesona Danzel."A ... apa maksudmu?" Meghan benar-benar heran saat melihat Danzel yang tiba-tiba bertingkah aneh seperti ini."Istriku sedang sibuk mengurus rumah tangga, mana mungkin aku kembali ke kamar untuk istirahat," timpal Danzel. Apabila Meghan tidak tahu sifat asli Danzel, dia pasti mengira pria ini sedang berakting.Hanya saja, Meghan tetap tidak memahami maksud Danzel ini, meskipun mengetahui karakter aslinya. Dilihat dari situasi ini, orang lain pun mungkin akan mengira keduanya sangat harmonis.Setelah menggertakkan giginya, Meghan berusah
Danzel tidak bertanya lebih banyak lagi dan langsung menyetujui permintaan Meghan ini. Faktanya, Meghan tidak menyangka bahwa Danzel akan mengiakan secepat ini. Dia juga hanya memanfaatkan situasi ini untuk meminta imbalan.Keduanya telah bersama selama 3 tahun. Meghan juga merupakan Presdir Grup Amore sehingga tahu bahwa Danzel sangat hebat dan gesit dalam mengurus masalah perusahaan. Jujur saja, reputasi besar Grup Lewis bahkan membuat para perusahaan kecil takut hanya dengan mendengar namanya saja.Sementara itu, Danzel juga bukan orang yang ramah dan mudah didekati. Karismanya yang begitu kuat membuat siapa pun segan terhadapnya. Pria seperti ini mana mungkin menyetujui permintaan dengan mudah.Meghan yang merasa agak bingung pun hendak bertanya, tetapi akhirnya mengurungkan niatnya. Dia tentu merasa sangat berterima kasih pada Danzel yang bersedia membantunya. Namun, mereka tidak akan memiliki hubungan apa pun lagi dalam beberapa bulan ke depan. Paling-paling, mereka hanya akan be
Bagi Meghan, ini adalah pertama kalinya dia menunjukkan kerapuhan dirinya kepada Danzel. Mungkin merasa mabuk karena anggur merah atau emosi. Perasaannya tidak enak karena harus melawan ayah kandungnya, lebih parahnya lagi ayahnya justru menikmati situasi ini."Mengenai haknya sendiri, kalau Anda secara langsung merebut kemampuan dan dananya, dia tidak akan menyerah begitu saja."Meghan mendongak dan melihat Danzel dengan tatapan yang lembut. Cahaya matahari terbenam di luar jendela menerangi pipi Danzel dan semuanya terlihat sempurna. Dalam sekejap, Meghan merasa dirinya terlalu berlebihan, dia belum pernah begitu emosional sebelumnya. Setelah ibunya meninggal, hubungan Meghan dan anggota Keluarga Oswald seperti musuh dalam selimut."Kenapa melihatku seperti ini?"Mungkin karena ekspresi Meghan yang terpaku cukup lama dan membuat Danzel merasa tidak nyaman. Namun, Meghan hanya menggelengkan kepalanya dengan perasaan yang kalut di dalam hatinya.Setelah meminum gelas kedua, pipi Meghan
Setelah Danzel mengatakan itu, bukan hanya Jacob, bahkan Meghan juga terkejut. Hal seperti ini tentu saja tidak mungkin dianggap sebagai lelucon."Tuan Danzel, Anda ...."Jacob mengedipkan matanya, lalu menatap Danzel dan tanpa sadar menelan ludah. Lagi pula, ini adalah Grup Lewis, mereka tidak pernah terlibat dalam proyek kerja sama seperti ini. Namun, jika Danzel benar-benar memutuskan untuk bergabung, dana investasi dan prosesnya juga pasti akan lebih stabil."Bagaimana? Kalau aku bergabung dalam kerja sama ini, aku juga dapat memantau agar proyek selesai tepat waktu."Begitu mendengar kata memantau, Meghan mengepalkan tangannya yang berada di bawah meja dan hampir saja meninju Jacob. Sesuai dengan dugaan mereka, Jacob langsung buru-buru menganggukkan kepalanya, khawatir Danzel akan berubah pikiran."Baiklah kalau begitu, kita sepakat dan akan menandatangani kontraknya setelah detail kontraknya selesai nanti."Setelah mengatakan itu, Jacob segera berpamitan. Bagaimanapun juga, ini a
Saat mengatakan itu, mata Leona memerah dan berharap bisa membuat Danzel bersimpati kepadanya. Namun, Danzel malah tidak menahannya untuk tinggal di sana, bahkan tidak berniat untuk keluar dari vila.Awalnya, Leona hanya berpura-pura sakit hati, tetapi sekarang malah jadi kenyataan. Kedua tangan Leona mencengkeram tasnya, lalu merenung sejenak dan berbalik pergi.Jika ada yang melihat reaksi Leona, pasti akan merasa kasihan dengan wanita itu. Namun, Meghan sudah terbiasa dengan penampilan Leona ini. Dibandingkan dengan Leona, Meghan lebih penasaran dengan reaksi Danzel."Aku bilang ...."Pada saat itu, Danzel sudah berbalik dan hendak pergi, tetapi dia tertegun sejenak saat mendengar Meghan tiba-tiba berbicara."Kenapa?""Orang sudah datang jauh-jauh mengantar kue buatannya untukmu, tidak apa-apa kalau tidak mengizinkannya masuk, kamu bahkan tidak mengantarnya?"Saat mengatakan itu, Meghan juga tidak tahu apa yang dipikirkan dirinya. Mungkin karena kebingungan, dia jadi tiba-tiba berk
Setelah berkata demikian, Meghan langsung meletakkan ponselnya di depan Danzel bermaksud untuk menyuruhnya jangan mengganggu. Danzel mengambil ponsel dan melihat gambar perbandingan di sisi kiri dan kanan. Meskipun tidak ada tanda yang jelas, perbandingannya masih sangat jelas dan mudah dikenali."Apa semua bekas luka seperti ini?""Setiap bekas luka mungkin akan sedikit berbeda, tapi inti dari masalahnya tetap tidak berubah."Danzel tidak pernah meragukan kemampuan medis Meghan, tetapi meragukan Leona. Sebenarnya, sejak awal penyelidikan hingga saat ini, petunjuk dan bukti sudah makin jelas. Namun, di dalam hatinya, dia masih percaya pada Leona, apalagi mereka sudah bersama selama bertahun-tahun.Meskipun Danzel tahu betul Leona mungkin memiliki rencana tersembunyi terhadapnya, dia masih merasa Leona adalah orang yang tulus dan tidak akan berbohong kepadanya. Makin dipikirkan, Danzel makin bingung dan tidak menyadari ekspresi Meghan yang perlahan-lahan berubah.Saat ini, mulut Meghan