Setelah Danzel mengatakan itu, bukan hanya Jacob, bahkan Meghan juga terkejut. Hal seperti ini tentu saja tidak mungkin dianggap sebagai lelucon."Tuan Danzel, Anda ...."Jacob mengedipkan matanya, lalu menatap Danzel dan tanpa sadar menelan ludah. Lagi pula, ini adalah Grup Lewis, mereka tidak pernah terlibat dalam proyek kerja sama seperti ini. Namun, jika Danzel benar-benar memutuskan untuk bergabung, dana investasi dan prosesnya juga pasti akan lebih stabil."Bagaimana? Kalau aku bergabung dalam kerja sama ini, aku juga dapat memantau agar proyek selesai tepat waktu."Begitu mendengar kata memantau, Meghan mengepalkan tangannya yang berada di bawah meja dan hampir saja meninju Jacob. Sesuai dengan dugaan mereka, Jacob langsung buru-buru menganggukkan kepalanya, khawatir Danzel akan berubah pikiran."Baiklah kalau begitu, kita sepakat dan akan menandatangani kontraknya setelah detail kontraknya selesai nanti."Setelah mengatakan itu, Jacob segera berpamitan. Bagaimanapun juga, ini a
Saat mengatakan itu, mata Leona memerah dan berharap bisa membuat Danzel bersimpati kepadanya. Namun, Danzel malah tidak menahannya untuk tinggal di sana, bahkan tidak berniat untuk keluar dari vila.Awalnya, Leona hanya berpura-pura sakit hati, tetapi sekarang malah jadi kenyataan. Kedua tangan Leona mencengkeram tasnya, lalu merenung sejenak dan berbalik pergi.Jika ada yang melihat reaksi Leona, pasti akan merasa kasihan dengan wanita itu. Namun, Meghan sudah terbiasa dengan penampilan Leona ini. Dibandingkan dengan Leona, Meghan lebih penasaran dengan reaksi Danzel."Aku bilang ...."Pada saat itu, Danzel sudah berbalik dan hendak pergi, tetapi dia tertegun sejenak saat mendengar Meghan tiba-tiba berbicara."Kenapa?""Orang sudah datang jauh-jauh mengantar kue buatannya untukmu, tidak apa-apa kalau tidak mengizinkannya masuk, kamu bahkan tidak mengantarnya?"Saat mengatakan itu, Meghan juga tidak tahu apa yang dipikirkan dirinya. Mungkin karena kebingungan, dia jadi tiba-tiba berk
Setelah berkata demikian, Meghan langsung meletakkan ponselnya di depan Danzel bermaksud untuk menyuruhnya jangan mengganggu. Danzel mengambil ponsel dan melihat gambar perbandingan di sisi kiri dan kanan. Meskipun tidak ada tanda yang jelas, perbandingannya masih sangat jelas dan mudah dikenali."Apa semua bekas luka seperti ini?""Setiap bekas luka mungkin akan sedikit berbeda, tapi inti dari masalahnya tetap tidak berubah."Danzel tidak pernah meragukan kemampuan medis Meghan, tetapi meragukan Leona. Sebenarnya, sejak awal penyelidikan hingga saat ini, petunjuk dan bukti sudah makin jelas. Namun, di dalam hatinya, dia masih percaya pada Leona, apalagi mereka sudah bersama selama bertahun-tahun.Meskipun Danzel tahu betul Leona mungkin memiliki rencana tersembunyi terhadapnya, dia masih merasa Leona adalah orang yang tulus dan tidak akan berbohong kepadanya. Makin dipikirkan, Danzel makin bingung dan tidak menyadari ekspresi Meghan yang perlahan-lahan berubah.Saat ini, mulut Meghan
"Tidak, tidak ada!" sahut manajer personalia yang terkejut dengan karisma Meghan sehingga tidak berani menolak lagi. Dia terus mengangguk dan tersenyum. Tidak peduli bagaimana dia menyulitkan Meghan, pada akhirnya dia tetap harus menurut.Setelah semua prosedur selesai, Meghan membawa Harlem meninggalkan departemen personalia."Kita sudah lama nggak berjumpa, aku sampai lupa pada sikapmu yang begitu tugas saat bekerja," ujar Harlem.Meghan pun terkekeh-kekeh saat mendengar godaannya ini. Dia membalas, "Kalau aku lemah, mereka pasti sudah memanfaatkanku habis-habisan."Harlem sudah tahu semua yang dialami oleh Meghan. Ketika mendengar Meghan mengatakan semua ini dengan santai, dia merasa sedih sekaligus lega."Persiapkan dirimu dengan baik, banyak hal yang harus diurus nanti," pesan Meghan. Keduanya sudah tiba di depan ruang kantor presdir. Meghan menyerahkan dokumen di tangannya kepada Harlem.Keduanya saling bertukar pandang dan memahami bahwa ini akan menjadi pertempuran berat. Sesua
Meghan menunjukkan ekspresi penuh haru kepada para pemegang saham ini. Saking mendalami peran, dia sendiri sampai mengira ini bukan lagi sandiwara.Setelah mengantar para pemegang saham itu keluar, senyuman Meghan seketika menghilang. Dia pun berdiri di depan jendela besar, lalu menelepon Wesley sambil memandang punggung orang-orang itu. "Utus orang untuk membuntuti para senior Grup Oswald."Wesley tidak pernah menentang perintah Meghan ataupun menanyakan alasannya. Keesokan harinya, Meghan menerima pesan dari Wesley.Pesan ini dikirim melalui email. Begitu dibuka, Meghan baru tahu bahwa itu adalah sebuah audio yang telah diproses oleh tim teknis karena suaranya terdengar sangat jelas."Efendy, putrimu benar-benar hebat.""Benar, dia menyelidiki perbuatan jahatmu itu dalam waktu yang begitu singkat. Luar biasa.""Huh, hebat apanya? Dia tetap putriku! Tapi, kita harus memikirkan cara sekarang.""Proyek Danau Yutu akan segera dimulai. Semua danamu di sana, biarkan saja dia berinvestasi."
Selesai mengatakan itu, Leona buru-buru berjalan melewati meja kerja Danzel. Sebenarnya, apabila Danzel memperhatikan dengan jelas, dia bisa melihat keringat yang ada pada kening Leona."Lain kali, jangan masuk kalau aku tidak ada di ruangan," pesan Danzel yang tidak mencurigai ucapan Leona. Ini hanya aturan yang harus ditegakkannya.Namun, Leona yang merasa bersalah tentu terkejut mendengarnya. Dia hampir terjatuh, tetapi Danzel meraih lengannya dengan gesit dan bertanya, "Kenapa? Kamu sakit?""Nggak, aku kurang tidur semalam. Danzel, aku nggak akan mengganggumu lagi," timpal Leona sambil buru-buru melepaskan lengannya. Kemudian, dia berbalik dan hendak pergi.Saat berikutnya, Danzel tiba-tiba memanggilnya, "Leona ...."Mendengar ini, Leona diam-diam mengepalkan tangannya, lalu berbalik dan menatap Danzel dengan senyuman terpaksa."Aku akan membantumu mencari dokter yang bisa menghilangkan bekas luka. Tidak perlu menolak, hal ini cepat atau lambat harus dilakukan," ucap Danzel yang bi
Danzel segera berdiri saat mendengarnya. Setelah meletakkan ponselnya ke dalam saku, dia melirik Leona sekilas, lalu menatap dokter dengan sorot mata selidik.Dokter itu tentu mengerti sehingga buru-buru mengangguk sembari berkata, "Pak Danzel tenang saja. Operasi ini tidak akan lama ataupun berbahaya.""Baguslah kalau begitu." Danzel merasa lega karena melihat dokter yang terlihat yakin itu. Kemudian, dia menoleh menatap Leona sambil berpesan dengan lembut, "Aku sudah mengurus semuanya, kamu tenang saja."Tidak terdengar emosi apa pun pada suara Danzel. Mendengar ini, Leona merasa makin bersalah. Dia maju selangkah dan meraih lengan baju Danzel.Begitu melihatnya, dokter itu bergegas mundur dan mengalihkan pandangannya. Bagaimanapun, dia tidak berani sembarangan melihat atau nyawanya mungkin akan melayang."Danzel, apa kamu akan menungguku di sini? Aku ... aku agak takut," tanya Leona."Aku masih punya banyak urusan di kantor. Aku akan menjengukmu setelah operasinya selesai nanti." Se
Leona tidak bisa mendengar obrolan di sekitarnya lagi. Kala ini, dia hanya memikirkan luka bakar di pinggang Meghan.Obat bius mulai bekerja. Leona pun merasa pusing sekarang. Pikirannya kembali pada kebakaran yang terjadi pada tahun itu.Benar, Leona tahu bahwa orang yang menyelamatkan Danzel bukanlah dirinya. Dia bahkan melihatnya dengan mata kepala sendiri.Sesudah memejamkan matanya, Leona mengernyit dan berusaha mengingat penampilan wanita itu. Fitur wajah wanita itu mulai menjadi jelas, ditambah dengan pinggangnya yang berdarah.Leona seketika merasa sesak napas, seperti telah menyadari sesuatu. Tanpa diduga, wanita tahun itu ternyata adalah Meghan ....Tidak boleh, Danzel tidak boleh mengetahui kebenaran ini. Obat bius perlahan-lahan membuat pikiran Leona terjebak pada masa itu. Dia yang memejamkan mata, membayangkan senyuman kemenangan Meghan.Di Grup Amore, Meghan berjalan keluar dari ruang kantor presdir. Di belakangnya diikuti Wesley yang terlihat murung dan bertanya, "Bos,