Danzel tidak bertanya lebih banyak lagi dan langsung menyetujui permintaan Meghan ini. Faktanya, Meghan tidak menyangka bahwa Danzel akan mengiakan secepat ini. Dia juga hanya memanfaatkan situasi ini untuk meminta imbalan.Keduanya telah bersama selama 3 tahun. Meghan juga merupakan Presdir Grup Amore sehingga tahu bahwa Danzel sangat hebat dan gesit dalam mengurus masalah perusahaan. Jujur saja, reputasi besar Grup Lewis bahkan membuat para perusahaan kecil takut hanya dengan mendengar namanya saja.Sementara itu, Danzel juga bukan orang yang ramah dan mudah didekati. Karismanya yang begitu kuat membuat siapa pun segan terhadapnya. Pria seperti ini mana mungkin menyetujui permintaan dengan mudah.Meghan yang merasa agak bingung pun hendak bertanya, tetapi akhirnya mengurungkan niatnya. Dia tentu merasa sangat berterima kasih pada Danzel yang bersedia membantunya. Namun, mereka tidak akan memiliki hubungan apa pun lagi dalam beberapa bulan ke depan. Paling-paling, mereka hanya akan be
Bagi Meghan, ini adalah pertama kalinya dia menunjukkan kerapuhan dirinya kepada Danzel. Mungkin merasa mabuk karena anggur merah atau emosi. Perasaannya tidak enak karena harus melawan ayah kandungnya, lebih parahnya lagi ayahnya justru menikmati situasi ini."Mengenai haknya sendiri, kalau Anda secara langsung merebut kemampuan dan dananya, dia tidak akan menyerah begitu saja."Meghan mendongak dan melihat Danzel dengan tatapan yang lembut. Cahaya matahari terbenam di luar jendela menerangi pipi Danzel dan semuanya terlihat sempurna. Dalam sekejap, Meghan merasa dirinya terlalu berlebihan, dia belum pernah begitu emosional sebelumnya. Setelah ibunya meninggal, hubungan Meghan dan anggota Keluarga Oswald seperti musuh dalam selimut."Kenapa melihatku seperti ini?"Mungkin karena ekspresi Meghan yang terpaku cukup lama dan membuat Danzel merasa tidak nyaman. Namun, Meghan hanya menggelengkan kepalanya dengan perasaan yang kalut di dalam hatinya.Setelah meminum gelas kedua, pipi Meghan
Setelah Danzel mengatakan itu, bukan hanya Jacob, bahkan Meghan juga terkejut. Hal seperti ini tentu saja tidak mungkin dianggap sebagai lelucon."Tuan Danzel, Anda ...."Jacob mengedipkan matanya, lalu menatap Danzel dan tanpa sadar menelan ludah. Lagi pula, ini adalah Grup Lewis, mereka tidak pernah terlibat dalam proyek kerja sama seperti ini. Namun, jika Danzel benar-benar memutuskan untuk bergabung, dana investasi dan prosesnya juga pasti akan lebih stabil."Bagaimana? Kalau aku bergabung dalam kerja sama ini, aku juga dapat memantau agar proyek selesai tepat waktu."Begitu mendengar kata memantau, Meghan mengepalkan tangannya yang berada di bawah meja dan hampir saja meninju Jacob. Sesuai dengan dugaan mereka, Jacob langsung buru-buru menganggukkan kepalanya, khawatir Danzel akan berubah pikiran."Baiklah kalau begitu, kita sepakat dan akan menandatangani kontraknya setelah detail kontraknya selesai nanti."Setelah mengatakan itu, Jacob segera berpamitan. Bagaimanapun juga, ini a
Saat mengatakan itu, mata Leona memerah dan berharap bisa membuat Danzel bersimpati kepadanya. Namun, Danzel malah tidak menahannya untuk tinggal di sana, bahkan tidak berniat untuk keluar dari vila.Awalnya, Leona hanya berpura-pura sakit hati, tetapi sekarang malah jadi kenyataan. Kedua tangan Leona mencengkeram tasnya, lalu merenung sejenak dan berbalik pergi.Jika ada yang melihat reaksi Leona, pasti akan merasa kasihan dengan wanita itu. Namun, Meghan sudah terbiasa dengan penampilan Leona ini. Dibandingkan dengan Leona, Meghan lebih penasaran dengan reaksi Danzel."Aku bilang ...."Pada saat itu, Danzel sudah berbalik dan hendak pergi, tetapi dia tertegun sejenak saat mendengar Meghan tiba-tiba berbicara."Kenapa?""Orang sudah datang jauh-jauh mengantar kue buatannya untukmu, tidak apa-apa kalau tidak mengizinkannya masuk, kamu bahkan tidak mengantarnya?"Saat mengatakan itu, Meghan juga tidak tahu apa yang dipikirkan dirinya. Mungkin karena kebingungan, dia jadi tiba-tiba berk
Setelah berkata demikian, Meghan langsung meletakkan ponselnya di depan Danzel bermaksud untuk menyuruhnya jangan mengganggu. Danzel mengambil ponsel dan melihat gambar perbandingan di sisi kiri dan kanan. Meskipun tidak ada tanda yang jelas, perbandingannya masih sangat jelas dan mudah dikenali."Apa semua bekas luka seperti ini?""Setiap bekas luka mungkin akan sedikit berbeda, tapi inti dari masalahnya tetap tidak berubah."Danzel tidak pernah meragukan kemampuan medis Meghan, tetapi meragukan Leona. Sebenarnya, sejak awal penyelidikan hingga saat ini, petunjuk dan bukti sudah makin jelas. Namun, di dalam hatinya, dia masih percaya pada Leona, apalagi mereka sudah bersama selama bertahun-tahun.Meskipun Danzel tahu betul Leona mungkin memiliki rencana tersembunyi terhadapnya, dia masih merasa Leona adalah orang yang tulus dan tidak akan berbohong kepadanya. Makin dipikirkan, Danzel makin bingung dan tidak menyadari ekspresi Meghan yang perlahan-lahan berubah.Saat ini, mulut Meghan
"Tidak, tidak ada!" sahut manajer personalia yang terkejut dengan karisma Meghan sehingga tidak berani menolak lagi. Dia terus mengangguk dan tersenyum. Tidak peduli bagaimana dia menyulitkan Meghan, pada akhirnya dia tetap harus menurut.Setelah semua prosedur selesai, Meghan membawa Harlem meninggalkan departemen personalia."Kita sudah lama nggak berjumpa, aku sampai lupa pada sikapmu yang begitu tugas saat bekerja," ujar Harlem.Meghan pun terkekeh-kekeh saat mendengar godaannya ini. Dia membalas, "Kalau aku lemah, mereka pasti sudah memanfaatkanku habis-habisan."Harlem sudah tahu semua yang dialami oleh Meghan. Ketika mendengar Meghan mengatakan semua ini dengan santai, dia merasa sedih sekaligus lega."Persiapkan dirimu dengan baik, banyak hal yang harus diurus nanti," pesan Meghan. Keduanya sudah tiba di depan ruang kantor presdir. Meghan menyerahkan dokumen di tangannya kepada Harlem.Keduanya saling bertukar pandang dan memahami bahwa ini akan menjadi pertempuran berat. Sesua
Meghan menunjukkan ekspresi penuh haru kepada para pemegang saham ini. Saking mendalami peran, dia sendiri sampai mengira ini bukan lagi sandiwara.Setelah mengantar para pemegang saham itu keluar, senyuman Meghan seketika menghilang. Dia pun berdiri di depan jendela besar, lalu menelepon Wesley sambil memandang punggung orang-orang itu. "Utus orang untuk membuntuti para senior Grup Oswald."Wesley tidak pernah menentang perintah Meghan ataupun menanyakan alasannya. Keesokan harinya, Meghan menerima pesan dari Wesley.Pesan ini dikirim melalui email. Begitu dibuka, Meghan baru tahu bahwa itu adalah sebuah audio yang telah diproses oleh tim teknis karena suaranya terdengar sangat jelas."Efendy, putrimu benar-benar hebat.""Benar, dia menyelidiki perbuatan jahatmu itu dalam waktu yang begitu singkat. Luar biasa.""Huh, hebat apanya? Dia tetap putriku! Tapi, kita harus memikirkan cara sekarang.""Proyek Danau Yutu akan segera dimulai. Semua danamu di sana, biarkan saja dia berinvestasi."
Selesai mengatakan itu, Leona buru-buru berjalan melewati meja kerja Danzel. Sebenarnya, apabila Danzel memperhatikan dengan jelas, dia bisa melihat keringat yang ada pada kening Leona."Lain kali, jangan masuk kalau aku tidak ada di ruangan," pesan Danzel yang tidak mencurigai ucapan Leona. Ini hanya aturan yang harus ditegakkannya.Namun, Leona yang merasa bersalah tentu terkejut mendengarnya. Dia hampir terjatuh, tetapi Danzel meraih lengannya dengan gesit dan bertanya, "Kenapa? Kamu sakit?""Nggak, aku kurang tidur semalam. Danzel, aku nggak akan mengganggumu lagi," timpal Leona sambil buru-buru melepaskan lengannya. Kemudian, dia berbalik dan hendak pergi.Saat berikutnya, Danzel tiba-tiba memanggilnya, "Leona ...."Mendengar ini, Leona diam-diam mengepalkan tangannya, lalu berbalik dan menatap Danzel dengan senyuman terpaksa."Aku akan membantumu mencari dokter yang bisa menghilangkan bekas luka. Tidak perlu menolak, hal ini cepat atau lambat harus dilakukan," ucap Danzel yang bi
Leona melontarkannya tanpa ragu sedikit pun. Dia sudah sering berlatih dalam hatinya supaya bisa terlihat sempurna. Ketika berbicara, dia bahkan bersandar pada tubuh Raymond sembari tersenyum manis."Oh, begitu? Kalian benar-benar berjodoh," sahut Meghan dengan tidak acuh. Dia menyesap tehnya, lalu menyingkirkan berbagai pikiran dalam benaknya.Faktanya, Meghan datang mengunjungi Raymond hanya untuk menanyakan ini. Jawaban Leona yang terkesan begitu lancar pun membuat Meghan seketika tidak bisa berkata-kata.Kedengarannya memang masuk akal, tetapi apa benar seperti itu? Meghan pun merasa ada yang aneh. Namun, topik pembicaraan seketika berubah. Meghan dan Raymond mulai membicarakan tentang musik.Tidak berselang lama, Danzel dan Meghan pun bangkit dan berpamitan untuk pulang. Raymond yang berdiri di halaman untuk mengantar keduanya keluar perlahan-lahan menunjukkan ekspresi dingin. Kemudian, dia menatap Leona sambil mengejek, "Ternyata, kamu pintar sekali dalam menipu."Ketika melihat
Para media tidak mungkin melewatkan kabar mengejutkan ini. Pada dasarnya, vila Raymond sangat terbuka sehingga reporter bisa memotret dengan bebas. Raymond tentu mengetahuinya, tetapi dia tidak keberatan. Makin media memperhatikan, maka orang-orang akan makin memercayainya.Jadi, Raymond sengaja membawa Leona pergi jalan-jalan supaya para reporter bisa memotretnya. Begitu keluar, Leona langsung bersandar di bahu Raymond, bahkan keduanya bergandengan dengan mesra.Namun, begitu masuk ke mobil, ekspresi Raymond seketika menjadi dingin dan jijik. Di sisi lain, Leona memandang ke luar jendela menatap semua kamera reporter. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menjelaskan perasaan ini.Leona menoleh dan bertanya, "Kamu mau bawa aku ke mana?"Raymond memejamkan matanya, lalu menjawab dengan tidak acuh, "Nggak usah banyak tanya."Leona mengepalkan tangan karena merasa kesal dirinya dikendalikan oleh seseorang. Tatapannya pun dipenuhi kebencian.Sekitar 20 menit kemudian, mobil berhenti di se
Begitu mendengarnya, Leona tertegun sesaat. Kemudian, dia mendapati tatapan nakal Raymond dan para wanita di ruang privat ini. Seketika, Leona pun merasa dirinya tengah dipermalukan.Namun, jika gagal membujuk Raymond, Leona tidak ada cara lagi untuk bersaing dengan Meghan. Setelah memikirkan ini, Leona memejamkan mata dan mengesampingkan harga dirinya. Dia segera menerima gelas di tangan Raymond.Dengan diiringi sorakan di sekitar, Leona akhirnya meneguk habis anggur tersebut. Ketika meletakkan gelas itu kembali, Raymond malah tiba-tiba meraih pergelangan tangannya. Leona seketika terduduk di sofa, bahkan tidak berani bersuara meskipun tangannya sakit."Kenapa mencariku?" tanya Raymond.Leona mengernyit saat mencium bau alkohol di sekujur tubuh Raymond. Dia menjawab dengan nada kesal, "Tentu saja untuk bekerja sama."Mendengar ini, Raymond tampak merenung selama beberapa detik. Kemudian, dia mengangguk dan menyahut, "Boleh saja kalau mau kerja sama, tapi kamu harus tidur denganku sema
Monica telah mendengar tentang kepulangan Raymond. Dia tentu tahu bahwa Leona diancam oleh pria ini. Awalnya, Monica mengira Leona telah membuat persiapan matang sehingga tidak akan ada masalah yang terjadi.Tanpa diduga, Meghan malah baik-baik saja, justru Leona yang jatuh sakit dan menolak untuk bertemu dengan siapa pun. Meskipun Monica tidak mengetahui detailnya, dia tahu bahwa dirinya pasti akan terkena masalah sebentar lagi.Setelah memikirkan kemungkinan ini, Monica pun ketakutan hingga bersembunyi di kamarnya. Saat ini, Efendy masuk dan menghela napas melihat penampilan pucat Monica.Efendy tentu tahu seberapa hebat metode yang dimiliki Meghan. Itu sebabnya, dia sempat menolak rencana yang disusun oleh Leona. Jika mereka bernasib baik, reputasi Meghan pasti akan hancur. Jika mereka bernasib buruk, akibat yang harus ditanggung sungguh tak terbayangkan.Akan tetapi, tidak ada gunanya lagi membahas semua ini. Bagaimanapun, Monica adalah putrinya. Efendy tidak tega untuk menyalahkan
Saat ini, ada sedikit cahaya yang memasuki ruangan sehingga Leona bisa melihat wajah Raymond dengan jelas. Begitu melihatnya, Leona sampai lupa untuk batuk.Setelah kerja sama waktu itu, Raymond langsung pergi ke luar negeri sehingga keduanya tidak pernah berjumpa lagi.Saat ini, Raymond justru berdiri tepat di hadapannya. Leona bisa terbunuh kapan saja tadi. Raymond menatapnya dengan tatapan menghina. Matanya yang merah dan auranya yang kuat membuat Leona bergidik ngeri.Leona sampai mengalihkan pandangannya ke tempat lain karena tidak berani menatap Raymond. Ketika tersadar dari keterkejutannya, dia baru menyadari bahwa Raymond sudah pergi. Namun, pintu yang terbuka lebar seolah-olah sedang memberi tahu Leona bahwa dia tidak sedang berhalusinasi.Beberapa jam kemudian, kantor polisi tempat Meghan dikurung tiba-tiba mendapatkan sebuah paket anonim. Begitu dibuka, hanya terlihat sebuah alat perekam suara. Setelah ditekan, terdengar pula percakapan antara 2 orang.Berdasarkan catatan da
"Apa yang terjadi?" Hanya dalam beberapa detik, mata Danzel sudah memerah. Dia memegang ponselnya dengan ekspresi garang.Remy yang berdiri di samping tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia tahu siapa yang terkena masalah. Bagaimanapun, hanya Meghan yang bisa membuat Danzel seemosional ini."Semuanya, kita akhiri rapat ini dulu," ujar Remy. Semua orang pun saling bertatapan sebelum berdiri dan keluar.Di sisi lain, Danzel hampir menggila setelah mendengar penjelasan Winda. Dia mengakhiri panggilan, lalu menatap Remy dan menginstruksi, "Batalkan semua rapat dan pertemuan sore ini, cepat panggil pengacara kemari!"Begitu mendengar kata pengacara, Remy tidak berani menunda sedikit pun. Dia segera keluar untuk menghubungi pengacara.Setengah jam kemudian, Danzel membawa pengacara ke kantor polisi tempat Meghan berada. Karena baru penyelidikan, Meghan hanya ditempatkan di sebuah ruang interogasi.Sesuai aturan, seharusnya tidak boleh ada yang mengunjungi Meghan. Akan tetapi, para polisi ti
Kebenaran terungkap begitu cepat, padahal berita tersebut belum beredar selama sehari. Para netizen benar-benar terkejut dengan perselisihan besar Keluarga Oswald ini, juga mengagumi kinerja Meghan yang begitu cepat.Sementara itu, di sebuah apartemen, Leona mendengus dingin setelah mendengar rekaman suara yang tersebar di internet. "Cih, Monica ini memang nggak berguna."Leona sungguh berang saat teringat pada Monica yang berjanji akan mengurus masalah ini dengan baik. Namun, beberapa saat kemudian, dia terkekeh-kekeh sinis.Untungnya, Leona sudah menyiapkan rencana cadangan. Setelah mengalami beberapa hal, dia sudah mengetahui kehebatan Meghan.Jadi, setelah berita tersebut dirilis, Leona pun memasang CCTV di depan apartemen Monica. Selain itu, CCTV ini terhubung langsung dengan komputernya. Sesudah mencari rekaman hari itu, semuanya pun terlihat dengan jelas.Terlihat Meghan yang membawa Winda menerobos masuk ke apartemen Monica. Larut malamnya, terlihat pula Monica yang pulang dala
Jika dibandingkan dengan beberapa kemungkinan yang belum pasti, semua orang tentu akan mempertimbangkan ancaman terang-terangan di depan mereka. Jelas, Axel merasa takut dengan desakan Meghan ini.Dengan tubuh yang gemetaran, Axel mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka email yang diterimanya sebelumnya. Dia berucap, "Ini email-nya. Tapi, aku nggak tahu siapa pengirimnya karena anonim. Apa aku sudah boleh pergi?"Meghan tidak sempat memedulikan hal lain lagi sekarang. Setelah mencatat alamat email tersebut, dia langsung mengirimkannya kepada Bayangan.Beberapa menit kemudian, Meghan menerima sebuah alamat spesifik. Ada juga informasi tentang penyewaan rumah tersebut. Jelas, orang itu tidak benar-benar tinggal di sana.Sesudah memastikan lokasinya, Meghan menutup ponselnya dan berniat keluar. Akan tetapi, Danzel segera menghalanginya dan berkata, "Aku akan menemanimu.""Kamu khawatir aku tidak bisa berpikir dengan jernih?" tanya Meghan sembari tersenyum sinis saat melihat ekspresi
Begitu melihat berita yang tersebar di internet, Danzel langsung meninggalkan ruang kantornya tanpa sempat memedulikan hal lain. Perasaannya sungguh kacau sampai-sampai dia tidak bisa berpikir dengan jernih lagi.Danzel tidak pernah peduli dengan latar belakang Meghan. Menurutnya, tidak ada yang perlu ditanyakan dalam hal ini. Jika Meghan ingin menceritakannya, Danzel tentu akan mendengarkannya. Jika tidak, Danzel juga tidak keberatan karena dia tidak peduli.Jadi, begitu melihat berita tersebut, Danzel tanpa sadar berpikiran bahwa kenyataannya memang seperti itu. Setelah melihat wajah Meghan yang pucat dan dipenuhi amarah, hati Danzel terasa sakit. Tanpa memedulikan orang lain di ruang rapat, Danzel langsung maju untuk memeluknya."Istriku, jangan takut, masih ada aku di sini ...." Danzel tidak pintar menggombal. Namun, perkataan seperti ini justru membuat Meghan merasa lebih tenang.Tercium aroma tubuh Danzel yang wangi. Meghan memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam sebelum