Setelah turun dari pesawat, Meghan bahkan tidak menunggu Wesley dan langsung melarikan diri terbirit-birit. Awalnya, dia ingin kembali ke apartemen. Namun, setelah memikirkan bahwa barang-barangnya masih di vila Keluarga Lewis, Meghan mengganti tujuannya.Sesampainya di depan gerbang vila, Meghan diserbu oleh para wartawan. Melihat sekelompok wartawan yang mengerumuninya, Meghan ingin kabur. Namun, dia terperangkap di tengah kerumunan."Nona Meghan, apakah Anda benar-benar bercerai dengan Tuan Danzel? Apakah berita itu memang benar?""Apakah Grup Amore dan Grup Lewis akan bekerja sama di masa depan?""Mengenai masalah Tuan Danzel menemani Nona Leona di rumah sakit beberapa waktu lalu, apakah Anda punya komentar yang mau disampaikan?"....Pertanyaan yang bertubi-tubi itu membuat Meghan kewalahan. Melihat bahwa Danzel juga sudah hampir tiba, Meghan menjadi panik."Mengenai hubungan saya dan Tuan Danzel, kami akan mengadakan konferensi pers beberapa hari lagi dan akan menjawab pertanyaan
Danzel menepuk punggung tangan Leona dengan lembut, mengisyaratkannya untuk tenang. Akhirnya, setelah berpesan kepada dokter untuk menjaga Leona dengan baik, Danzel keluar dari ruang pasien dan menelepon Meghan.Pada dasarnya, suasana hati Meghan memang sedang buruk karena foto yang beredar tersebut. Pada saat-saat seperti ini, dia malah menerima telepon dari pelaku utama masalah ini.Meghan merasa jengkel melihat nama pria itu di layar ponselnya. Meskipun Meghan masih belum tahu siapa dalang di balik semua ini, yang jelas masalah ini harus segera diselesaikan."Ada masalah?"Sejak mereka tiba di kota ini, Danzel masih belum pernah bertemu dengan Meghan sama sekali. Meskipun mereka tinggal di rumah yang sama, hubungan mereka sekarang tidak memungkinkan bagi Danzel untuk mencari Meghan begitu saja.Saat ini, Danzel malah merindukan hari-hari di mana dia menghabiskan waktu bersama Meghan. Oleh karena itu, begitu mendengar suara Meghan melalui telepon, pandangannya seketika menjadi lembut
Di dekat pintu besar gerbang rumah sakit, Meghan menggerutu karena pergelangan tangannya masih dipegang oleh seseorang. Awalnya, dia mencari alasan untuk mengganti jubah putihnya di ruang ganti, serta berusaha menyelinap keluar secepatnya.Namun, tak disangka Meghan tetap saja tidak berhasil menghindari Danzel, baik dari pintu belakang ruang ganti maupun dari pintu samping. Mengingat seberapa banyak mata-mata yang mungkin ditempatkan oleh Danzel di seluruh rumah sakit ini, Meghan merasa kesal."Apa yang ingin kamu lakukan!" bentak Meghan. Dia menoleh dengan marah dan menatap pria yang berekspresi datar itu.Banyak sekali orang yang berlalu-lalang di rumah sakit ini, beberapa bahkan menoleh untuk menatap mereka dengan penasaran. Jika pria ini tidak tahu malu, Meghan tidak sudi mengikuti jejaknya."Sudah kubilang, aku mau makan denganmu untuk mengucapkan terima kasih," balas Danzel dengan tenang. Tangannya masih merasakan sensasi sejuk dari kulit wanita ini dan enggan untuk melepaskan ge
Bagi Meghan, perilaku Danzel yang terlalu berlebihan ini memang sulit dipahami. Kalaupun pria itu tidak bisa mencicipi makanan, lantas apa perlu melakukan usaha sebesar ini hanya untuk semangkuk mi?Meghan duduk di sofa sambil melanjutkan drama yang belum selesai ditonton sebelumnya. Dia teringat saat Danzel memerintahkan Hubert untuk mencatat langkah-langkah dan resep pembuatan mi kemarin. Hal itu membuatnya tertawa.Sementara itu, terdengar ketukan di pintu utama vila. Melihat pelayan yang buru-buru membukakan pintu, Meghan mengerutkan keningnya. Jarang-jarang dia bisa mendapat waktu libur, kenapa malah ada yang datang mengganggunya?Setelah menghentikan drama yang ditontonnya di televisi, Meghan baru saja berdiri ketika melihat Leona masuk."Halo, Nona Meghan," sapa Leona dengan ragu-ragu.Mendengar sapaannya yang terdengar canggung, Meghan duduk kembali. Dia menjawab dengan lembut dan memberi balasan atas sapaan itu."Silakan duduk, Nona Leona. Saya akan mengambilkan beberapa buah
Meskipun sudah bisa menebak situasi ini, ketika mendengar Adel membantahnya dengan nada ketus, Meghan tetap saja tidak kuasa menahan kejengkelannya. "Bi Adel, apakah menurutmu cara berbicaramu ini sesuai dengan sikap dan identitasmu?"Meghan menghela napas dalam hati dan mematikan televisi. Dia hanya ingin menonton drama dengan tenang untuk bersantai, tapi kenapa hal semudah ini terasa begitu sulit baginya? Dia beranjak dari sofa, lalu berdiri di hadapan Leona dan Bibi Adel. Meghan mengamati wajah kedua orang itu dan ekspresinya perlahan-lahan menjadi dingin.Sadar bahwa sikapnya sebelumnya agak keterlaluan, nada bicara Adel pun melunak, "Bagaimanapun juga, Nona Leona adalah tamu. Nyonya, tidak seharusnya melakukan hal seperti ini, 'kan?""Kamu tadi memanggilku Nyonya, bukan?" tanya Meghan dengan lembut sambil memegang lengannya dan mengamati kedua orang di hadapannya. Sebenarnya Meghan tidak berniat untuk menjelaskan panjang lebar mengenai tuduhan tanpa bukti ini. Namun, dia juga tida
Ini bukan pertama kalinya Leona melihat ekspresi dan sikap Danzel seperti ini. Namun, dia belum pernah melihat pria ini menunjukkan sikap seperti ini padanya sebelumnya.Awalnya, Leona berencana untuk berpura-pura baik dan mengambil simpati dari Adel. Mungkin saja Adel akan berguna di masa depan. Namun, sekarang Leona bahkan tidak berani mengucapkan sepatah kata pun.Yang membuat situasi menjadi makin serius saat ini, yaitu Danzel tidak mau lagi menuruti perkataannya. Ini adalah pertama kalinya Danzel tidak memanjakannya. Apakah hal ini ada hubungannya dengan Meghan?Pandangan Leona tidak sengaja melirik ke arah Meghan yang tampaknya hanya menyaksikan semua ini dengan santai. Hal ini membuatnya semakin marah.Pemecatan Adel sebagian besar memang karena Meghan, tetapi juga karena Danzel ingin memberikan peringatan kepada pelayan lainnya. Sebenarnya, pelayan di vila Keluarga Lewis bukannya memperlakukan Meghan dengan buruk, hanya saja mereka cenderung mengabaikannya. Meskipun Meghan sama
Leona menyantap makan malam ini dengan tidak berselera. Meskipun sebenarnya rasanya sangat lezat, bagi Leona, semua makanan ini terasa hambar.Setelah akhirnya makan malam selesai, Danzel pun kembali ke ruang kerjanya di lantai dua, Leona segera mengikutinya.Meghan juga baru saja hendak naik ke lantai atas untuk beristirahat. Namun, dia malah disambut oleh ekspresi menantang di wajah Leona. Melihat hal ini, Meghan tidak kuasa menahan tawanya. Dalam hatinya mencibir, entah apa saja yang ada dalam pikiran wanita ini.Di dalam ruang kerja, Danzel duduk di meja kerjanya dan menatap Leona dengan tajam. Sejak mengetahui luka Leona itu adalah bekas siraman air panas, perasaan Danzel terhadap wanita ini menjadi tidak menentu."Kak Danzel, sebelumnya kamu bilang akan membiarkanku bekerja di Grup Lewis. Lalu, pekerjaan apa yang akan aku lakukan nantinya?" tanya Leona.Mendengar pertanyaan itu, Danzel terkejut seketika. Saat menyetujui hal ini sebelumnya, sebenarnya dia hanya ingin cepat-cepat p
Melihat wajah cemas Wesley, Meghan hanya tersenyum tipis. Setelah itu, dia langsung keluar dari kantornya dan berangkat menuju Grup Lewis dengan mengemudikan mobilnya.Ironisnya, baik untuk urusan bisnis maupun pribadi, Meghan belum pernah menginjakkan kaki ke pintu Grup Lewis sama sekali. Pada saat bersamaan, tepat ketika Leona sedang mengambil berkas keluar dari salah satu ruangan, dia mendengar suara yang akrab dari belakang."Maaf, apa Anda bisa menghubungi manajer proyek? Aku ingin membicarakan bisnis dengannya."Leona berhenti sejenak dan berbalik, ternyata suara tersebut memang berasal dari Meghan. Saat ini, Meghan berpakaian rapi dan sedang berbicara dengan seorang staf resepsionis di perusahaan."Nona Meghan?"Ketika Meghan baru saja hendak mengeluarkan kartu namanya, asisten Danzel kebetulan datang menghampirinya dan berkata, "Nona Meghan, apakah Anda mencari Tuan Danzel? Bagaimana kalau saya bantu untuk melaporkan kedatangan Anda?"Mendengar asistennya menawarkan untuk berju
Leona melontarkannya tanpa ragu sedikit pun. Dia sudah sering berlatih dalam hatinya supaya bisa terlihat sempurna. Ketika berbicara, dia bahkan bersandar pada tubuh Raymond sembari tersenyum manis."Oh, begitu? Kalian benar-benar berjodoh," sahut Meghan dengan tidak acuh. Dia menyesap tehnya, lalu menyingkirkan berbagai pikiran dalam benaknya.Faktanya, Meghan datang mengunjungi Raymond hanya untuk menanyakan ini. Jawaban Leona yang terkesan begitu lancar pun membuat Meghan seketika tidak bisa berkata-kata.Kedengarannya memang masuk akal, tetapi apa benar seperti itu? Meghan pun merasa ada yang aneh. Namun, topik pembicaraan seketika berubah. Meghan dan Raymond mulai membicarakan tentang musik.Tidak berselang lama, Danzel dan Meghan pun bangkit dan berpamitan untuk pulang. Raymond yang berdiri di halaman untuk mengantar keduanya keluar perlahan-lahan menunjukkan ekspresi dingin. Kemudian, dia menatap Leona sambil mengejek, "Ternyata, kamu pintar sekali dalam menipu."Ketika melihat
Para media tidak mungkin melewatkan kabar mengejutkan ini. Pada dasarnya, vila Raymond sangat terbuka sehingga reporter bisa memotret dengan bebas. Raymond tentu mengetahuinya, tetapi dia tidak keberatan. Makin media memperhatikan, maka orang-orang akan makin memercayainya.Jadi, Raymond sengaja membawa Leona pergi jalan-jalan supaya para reporter bisa memotretnya. Begitu keluar, Leona langsung bersandar di bahu Raymond, bahkan keduanya bergandengan dengan mesra.Namun, begitu masuk ke mobil, ekspresi Raymond seketika menjadi dingin dan jijik. Di sisi lain, Leona memandang ke luar jendela menatap semua kamera reporter. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menjelaskan perasaan ini.Leona menoleh dan bertanya, "Kamu mau bawa aku ke mana?"Raymond memejamkan matanya, lalu menjawab dengan tidak acuh, "Nggak usah banyak tanya."Leona mengepalkan tangan karena merasa kesal dirinya dikendalikan oleh seseorang. Tatapannya pun dipenuhi kebencian.Sekitar 20 menit kemudian, mobil berhenti di se
Begitu mendengarnya, Leona tertegun sesaat. Kemudian, dia mendapati tatapan nakal Raymond dan para wanita di ruang privat ini. Seketika, Leona pun merasa dirinya tengah dipermalukan.Namun, jika gagal membujuk Raymond, Leona tidak ada cara lagi untuk bersaing dengan Meghan. Setelah memikirkan ini, Leona memejamkan mata dan mengesampingkan harga dirinya. Dia segera menerima gelas di tangan Raymond.Dengan diiringi sorakan di sekitar, Leona akhirnya meneguk habis anggur tersebut. Ketika meletakkan gelas itu kembali, Raymond malah tiba-tiba meraih pergelangan tangannya. Leona seketika terduduk di sofa, bahkan tidak berani bersuara meskipun tangannya sakit."Kenapa mencariku?" tanya Raymond.Leona mengernyit saat mencium bau alkohol di sekujur tubuh Raymond. Dia menjawab dengan nada kesal, "Tentu saja untuk bekerja sama."Mendengar ini, Raymond tampak merenung selama beberapa detik. Kemudian, dia mengangguk dan menyahut, "Boleh saja kalau mau kerja sama, tapi kamu harus tidur denganku sema
Monica telah mendengar tentang kepulangan Raymond. Dia tentu tahu bahwa Leona diancam oleh pria ini. Awalnya, Monica mengira Leona telah membuat persiapan matang sehingga tidak akan ada masalah yang terjadi.Tanpa diduga, Meghan malah baik-baik saja, justru Leona yang jatuh sakit dan menolak untuk bertemu dengan siapa pun. Meskipun Monica tidak mengetahui detailnya, dia tahu bahwa dirinya pasti akan terkena masalah sebentar lagi.Setelah memikirkan kemungkinan ini, Monica pun ketakutan hingga bersembunyi di kamarnya. Saat ini, Efendy masuk dan menghela napas melihat penampilan pucat Monica.Efendy tentu tahu seberapa hebat metode yang dimiliki Meghan. Itu sebabnya, dia sempat menolak rencana yang disusun oleh Leona. Jika mereka bernasib baik, reputasi Meghan pasti akan hancur. Jika mereka bernasib buruk, akibat yang harus ditanggung sungguh tak terbayangkan.Akan tetapi, tidak ada gunanya lagi membahas semua ini. Bagaimanapun, Monica adalah putrinya. Efendy tidak tega untuk menyalahkan
Saat ini, ada sedikit cahaya yang memasuki ruangan sehingga Leona bisa melihat wajah Raymond dengan jelas. Begitu melihatnya, Leona sampai lupa untuk batuk.Setelah kerja sama waktu itu, Raymond langsung pergi ke luar negeri sehingga keduanya tidak pernah berjumpa lagi.Saat ini, Raymond justru berdiri tepat di hadapannya. Leona bisa terbunuh kapan saja tadi. Raymond menatapnya dengan tatapan menghina. Matanya yang merah dan auranya yang kuat membuat Leona bergidik ngeri.Leona sampai mengalihkan pandangannya ke tempat lain karena tidak berani menatap Raymond. Ketika tersadar dari keterkejutannya, dia baru menyadari bahwa Raymond sudah pergi. Namun, pintu yang terbuka lebar seolah-olah sedang memberi tahu Leona bahwa dia tidak sedang berhalusinasi.Beberapa jam kemudian, kantor polisi tempat Meghan dikurung tiba-tiba mendapatkan sebuah paket anonim. Begitu dibuka, hanya terlihat sebuah alat perekam suara. Setelah ditekan, terdengar pula percakapan antara 2 orang.Berdasarkan catatan da
"Apa yang terjadi?" Hanya dalam beberapa detik, mata Danzel sudah memerah. Dia memegang ponselnya dengan ekspresi garang.Remy yang berdiri di samping tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia tahu siapa yang terkena masalah. Bagaimanapun, hanya Meghan yang bisa membuat Danzel seemosional ini."Semuanya, kita akhiri rapat ini dulu," ujar Remy. Semua orang pun saling bertatapan sebelum berdiri dan keluar.Di sisi lain, Danzel hampir menggila setelah mendengar penjelasan Winda. Dia mengakhiri panggilan, lalu menatap Remy dan menginstruksi, "Batalkan semua rapat dan pertemuan sore ini, cepat panggil pengacara kemari!"Begitu mendengar kata pengacara, Remy tidak berani menunda sedikit pun. Dia segera keluar untuk menghubungi pengacara.Setengah jam kemudian, Danzel membawa pengacara ke kantor polisi tempat Meghan berada. Karena baru penyelidikan, Meghan hanya ditempatkan di sebuah ruang interogasi.Sesuai aturan, seharusnya tidak boleh ada yang mengunjungi Meghan. Akan tetapi, para polisi ti
Kebenaran terungkap begitu cepat, padahal berita tersebut belum beredar selama sehari. Para netizen benar-benar terkejut dengan perselisihan besar Keluarga Oswald ini, juga mengagumi kinerja Meghan yang begitu cepat.Sementara itu, di sebuah apartemen, Leona mendengus dingin setelah mendengar rekaman suara yang tersebar di internet. "Cih, Monica ini memang nggak berguna."Leona sungguh berang saat teringat pada Monica yang berjanji akan mengurus masalah ini dengan baik. Namun, beberapa saat kemudian, dia terkekeh-kekeh sinis.Untungnya, Leona sudah menyiapkan rencana cadangan. Setelah mengalami beberapa hal, dia sudah mengetahui kehebatan Meghan.Jadi, setelah berita tersebut dirilis, Leona pun memasang CCTV di depan apartemen Monica. Selain itu, CCTV ini terhubung langsung dengan komputernya. Sesudah mencari rekaman hari itu, semuanya pun terlihat dengan jelas.Terlihat Meghan yang membawa Winda menerobos masuk ke apartemen Monica. Larut malamnya, terlihat pula Monica yang pulang dala
Jika dibandingkan dengan beberapa kemungkinan yang belum pasti, semua orang tentu akan mempertimbangkan ancaman terang-terangan di depan mereka. Jelas, Axel merasa takut dengan desakan Meghan ini.Dengan tubuh yang gemetaran, Axel mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka email yang diterimanya sebelumnya. Dia berucap, "Ini email-nya. Tapi, aku nggak tahu siapa pengirimnya karena anonim. Apa aku sudah boleh pergi?"Meghan tidak sempat memedulikan hal lain lagi sekarang. Setelah mencatat alamat email tersebut, dia langsung mengirimkannya kepada Bayangan.Beberapa menit kemudian, Meghan menerima sebuah alamat spesifik. Ada juga informasi tentang penyewaan rumah tersebut. Jelas, orang itu tidak benar-benar tinggal di sana.Sesudah memastikan lokasinya, Meghan menutup ponselnya dan berniat keluar. Akan tetapi, Danzel segera menghalanginya dan berkata, "Aku akan menemanimu.""Kamu khawatir aku tidak bisa berpikir dengan jernih?" tanya Meghan sembari tersenyum sinis saat melihat ekspresi
Begitu melihat berita yang tersebar di internet, Danzel langsung meninggalkan ruang kantornya tanpa sempat memedulikan hal lain. Perasaannya sungguh kacau sampai-sampai dia tidak bisa berpikir dengan jernih lagi.Danzel tidak pernah peduli dengan latar belakang Meghan. Menurutnya, tidak ada yang perlu ditanyakan dalam hal ini. Jika Meghan ingin menceritakannya, Danzel tentu akan mendengarkannya. Jika tidak, Danzel juga tidak keberatan karena dia tidak peduli.Jadi, begitu melihat berita tersebut, Danzel tanpa sadar berpikiran bahwa kenyataannya memang seperti itu. Setelah melihat wajah Meghan yang pucat dan dipenuhi amarah, hati Danzel terasa sakit. Tanpa memedulikan orang lain di ruang rapat, Danzel langsung maju untuk memeluknya."Istriku, jangan takut, masih ada aku di sini ...." Danzel tidak pintar menggombal. Namun, perkataan seperti ini justru membuat Meghan merasa lebih tenang.Tercium aroma tubuh Danzel yang wangi. Meghan memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam sebelum