Meskipun sudah bisa menebak situasi ini, ketika mendengar Adel membantahnya dengan nada ketus, Meghan tetap saja tidak kuasa menahan kejengkelannya. "Bi Adel, apakah menurutmu cara berbicaramu ini sesuai dengan sikap dan identitasmu?"Meghan menghela napas dalam hati dan mematikan televisi. Dia hanya ingin menonton drama dengan tenang untuk bersantai, tapi kenapa hal semudah ini terasa begitu sulit baginya? Dia beranjak dari sofa, lalu berdiri di hadapan Leona dan Bibi Adel. Meghan mengamati wajah kedua orang itu dan ekspresinya perlahan-lahan menjadi dingin.Sadar bahwa sikapnya sebelumnya agak keterlaluan, nada bicara Adel pun melunak, "Bagaimanapun juga, Nona Leona adalah tamu. Nyonya, tidak seharusnya melakukan hal seperti ini, 'kan?""Kamu tadi memanggilku Nyonya, bukan?" tanya Meghan dengan lembut sambil memegang lengannya dan mengamati kedua orang di hadapannya. Sebenarnya Meghan tidak berniat untuk menjelaskan panjang lebar mengenai tuduhan tanpa bukti ini. Namun, dia juga tida
Ini bukan pertama kalinya Leona melihat ekspresi dan sikap Danzel seperti ini. Namun, dia belum pernah melihat pria ini menunjukkan sikap seperti ini padanya sebelumnya.Awalnya, Leona berencana untuk berpura-pura baik dan mengambil simpati dari Adel. Mungkin saja Adel akan berguna di masa depan. Namun, sekarang Leona bahkan tidak berani mengucapkan sepatah kata pun.Yang membuat situasi menjadi makin serius saat ini, yaitu Danzel tidak mau lagi menuruti perkataannya. Ini adalah pertama kalinya Danzel tidak memanjakannya. Apakah hal ini ada hubungannya dengan Meghan?Pandangan Leona tidak sengaja melirik ke arah Meghan yang tampaknya hanya menyaksikan semua ini dengan santai. Hal ini membuatnya semakin marah.Pemecatan Adel sebagian besar memang karena Meghan, tetapi juga karena Danzel ingin memberikan peringatan kepada pelayan lainnya. Sebenarnya, pelayan di vila Keluarga Lewis bukannya memperlakukan Meghan dengan buruk, hanya saja mereka cenderung mengabaikannya. Meskipun Meghan sama
Leona menyantap makan malam ini dengan tidak berselera. Meskipun sebenarnya rasanya sangat lezat, bagi Leona, semua makanan ini terasa hambar.Setelah akhirnya makan malam selesai, Danzel pun kembali ke ruang kerjanya di lantai dua, Leona segera mengikutinya.Meghan juga baru saja hendak naik ke lantai atas untuk beristirahat. Namun, dia malah disambut oleh ekspresi menantang di wajah Leona. Melihat hal ini, Meghan tidak kuasa menahan tawanya. Dalam hatinya mencibir, entah apa saja yang ada dalam pikiran wanita ini.Di dalam ruang kerja, Danzel duduk di meja kerjanya dan menatap Leona dengan tajam. Sejak mengetahui luka Leona itu adalah bekas siraman air panas, perasaan Danzel terhadap wanita ini menjadi tidak menentu."Kak Danzel, sebelumnya kamu bilang akan membiarkanku bekerja di Grup Lewis. Lalu, pekerjaan apa yang akan aku lakukan nantinya?" tanya Leona.Mendengar pertanyaan itu, Danzel terkejut seketika. Saat menyetujui hal ini sebelumnya, sebenarnya dia hanya ingin cepat-cepat p
Melihat wajah cemas Wesley, Meghan hanya tersenyum tipis. Setelah itu, dia langsung keluar dari kantornya dan berangkat menuju Grup Lewis dengan mengemudikan mobilnya.Ironisnya, baik untuk urusan bisnis maupun pribadi, Meghan belum pernah menginjakkan kaki ke pintu Grup Lewis sama sekali. Pada saat bersamaan, tepat ketika Leona sedang mengambil berkas keluar dari salah satu ruangan, dia mendengar suara yang akrab dari belakang."Maaf, apa Anda bisa menghubungi manajer proyek? Aku ingin membicarakan bisnis dengannya."Leona berhenti sejenak dan berbalik, ternyata suara tersebut memang berasal dari Meghan. Saat ini, Meghan berpakaian rapi dan sedang berbicara dengan seorang staf resepsionis di perusahaan."Nona Meghan?"Ketika Meghan baru saja hendak mengeluarkan kartu namanya, asisten Danzel kebetulan datang menghampirinya dan berkata, "Nona Meghan, apakah Anda mencari Tuan Danzel? Bagaimana kalau saya bantu untuk melaporkan kedatangan Anda?"Mendengar asistennya menawarkan untuk berju
Ucapan "mengacaukan suasana kerja" ini langsung membuat Meghan naik pitam. Tanpa berniat untuk menahan emosinya, Meghan langsung berkata, "Terus terang saja, memangnya perusahaan kalian ini punya suasana kerja yang bagus?"Meghan mengangkat alisnya menunjukkan dia tidak menerima penolakan dari kedua orang ini. Dengan auranya yang mendominasi, gadis resepsionis itu langsung merasa kalah. Melihat tatapan dari karyawan resepsionis itu, Leona mengumpat dalam hati.Namun, pada akhirnya dia berkata, "Nona Meghan, apakah Anda merasa perlu bertengkar dengan seorang karyawan resepsionis? Anda tidak merasa hati Anda ini terlalu sempit?""Jadi maksud Nona Leona, kalau kita dipukul oleh orang yang statusnya lebih rendah dari kita, kita harus tetap tersenyum dan mengabaikannya?"Ketika tatapan Meghan beralih ke wajah Leona, dia langsung merasa tidak nyaman melihat senyuman palsu yang ditunjukkan oleh wanita itu."Kenapa Nona Meghan jadi mengeyel, ya? Sekarang ini kita sedang berada di Grup Lewis."
Berhubung Presdir sendiri yang sudah berkata demikian, siapa lagi yang berani meragukannya? Kalaupun Meghan bukan Presdir Grup Amore, jika Danzel berkata demikian, siapa lagi yang berani meminta bukti darinya?"Tuan Danzel, maafkan kekeliruanku. Aku ...," kata staf resepsionis yang sebelumnya bersikap sombong dengan suara gemetar.Namun, sebelum dia selesai berbicara, Meghan telah mengambil kembali kontraknya."Pak Donny ...," panggil Meghan dengan suara tenang. Arti dari ucapannya ini sudah sangat jelas.Melihat aura kuat Meghan dan ketegasan di matanya, Danzel merasa kagum terhadap wanita itu. Selanjutnya, dia menatap Donny dengan tatapan tajam."Semua pembayaran harus dilunasi sepenuhnya," ucap Meghan saat menatap pria tersebut. Kelihatannya, pria ini juga bukan sepenuhnya tidak berguna. Jika sedari awal tahu bahwa kejadiannya akan menjadi seperti ini, seharusnya Meghan langsung pergi ke kantor presdir saja.Situasi menjadi hening sejenak. Sebelumnya, ada beberapa karyawan yang berk
"Bagaimana kamu akan menanganinya?" Di dalam ruangan presdir, Meghan duduk santai di sofa sambil menatap pria di hadapannya ini."Aku akan menyelidiki dengan jelas masalah manajer proyek itu dan dana yang tertunggak juga akan segera dilunasi," jawab Danzel sambil menuangkan dua cangkir teh dan meletakkannya di atas meja. Dia menatap Meghan yang duduk di depannya dengan saksama.Bagaimanapun, Danzel tidak pernah melihat Meghan mengenakan pakaian formal. Tatapannya terlihat tegas, tetapi penampilannya tetap menawan."Baiklah, aku akan menunggu kabarmu." Meghan mengelus cangkir tersebut dengan perlahan, lalu berdiri dan hendak pergi meninggalkan ruangan tersebut. Danzel juga mengikutinya dengan ekspresi tidak rela."Mau makan siang bersama?""Tuan Danzel, perusahaan kecilku ini belum menerima dana pembayaran. Aku tidak punya uang dan suasana hati untuk makan siang."Berkat ucapan Meghan ini, masalahnya langsung mendapat solusi dua hari kemudian. Pada saat itu, Meghan sedang menandatangani
Sebenarnya, Danzel sendiri juga merasa tidak nyaman mendengar sindiran Edmund. Namun, siapa yang bisa disalahkannya? Mau menyalahkan Meghan yang terlalu pandai menyembunyikan identitasnya selama ini atau dirinya sendiri yang terlalu cuek?"Hei! Apa kamu pernah melihatku menjomblo selama ini?"Mendengar sindiran Danzel, Edmund mendorong Danzel dengan wajah yang tidak terima dihina. Edmund adalah salah satu dari segelintir teman Danzel di kalangan ini. Dia memiliki sebuah perusahaan hiburan. Meski kepribadiannya terlihat tidak pernah serius, kecerdasan dan kebijaksanaannya patut diacungi jempol ketika diperlukan.Mungkin karena bergelut di bidang hiburan, selama bertahun-tahun ini Edmund selalu ditemani oleh wanita di sisinya. Namun, tidak ada seorang pun yang sanggup membuat hatinya tersentuh.Edmund sendiri mengatakan bahwa hidupnya ini ditakdirkan hanya untuk bersenang-senang. Danzel sendiri tidak berniat untuk menanggapi perkataan Edmund. Baginya, hubungan sejati harus dilandaskan ol