"Bagaimana kamu akan menanganinya?" Di dalam ruangan presdir, Meghan duduk santai di sofa sambil menatap pria di hadapannya ini."Aku akan menyelidiki dengan jelas masalah manajer proyek itu dan dana yang tertunggak juga akan segera dilunasi," jawab Danzel sambil menuangkan dua cangkir teh dan meletakkannya di atas meja. Dia menatap Meghan yang duduk di depannya dengan saksama.Bagaimanapun, Danzel tidak pernah melihat Meghan mengenakan pakaian formal. Tatapannya terlihat tegas, tetapi penampilannya tetap menawan."Baiklah, aku akan menunggu kabarmu." Meghan mengelus cangkir tersebut dengan perlahan, lalu berdiri dan hendak pergi meninggalkan ruangan tersebut. Danzel juga mengikutinya dengan ekspresi tidak rela."Mau makan siang bersama?""Tuan Danzel, perusahaan kecilku ini belum menerima dana pembayaran. Aku tidak punya uang dan suasana hati untuk makan siang."Berkat ucapan Meghan ini, masalahnya langsung mendapat solusi dua hari kemudian. Pada saat itu, Meghan sedang menandatangani
Sebenarnya, Danzel sendiri juga merasa tidak nyaman mendengar sindiran Edmund. Namun, siapa yang bisa disalahkannya? Mau menyalahkan Meghan yang terlalu pandai menyembunyikan identitasnya selama ini atau dirinya sendiri yang terlalu cuek?"Hei! Apa kamu pernah melihatku menjomblo selama ini?"Mendengar sindiran Danzel, Edmund mendorong Danzel dengan wajah yang tidak terima dihina. Edmund adalah salah satu dari segelintir teman Danzel di kalangan ini. Dia memiliki sebuah perusahaan hiburan. Meski kepribadiannya terlihat tidak pernah serius, kecerdasan dan kebijaksanaannya patut diacungi jempol ketika diperlukan.Mungkin karena bergelut di bidang hiburan, selama bertahun-tahun ini Edmund selalu ditemani oleh wanita di sisinya. Namun, tidak ada seorang pun yang sanggup membuat hatinya tersentuh.Edmund sendiri mengatakan bahwa hidupnya ini ditakdirkan hanya untuk bersenang-senang. Danzel sendiri tidak berniat untuk menanggapi perkataan Edmund. Baginya, hubungan sejati harus dilandaskan ol
Edmund melihat jelas semua insiden tai. Sekarang, setelah melihat Danzel membawa Leona pergi, hati Edmund yang awalnya ceria mulai merasa gelisah. Saat melihat Meghan sudah selesai berbicara dengan seorang presdir, Edmund buru-buru memanfaatkan kesempatan ini dan berjalan mendekatinya."Bu Meghan, aku adalah Presdir Perusahaan Hiburan Happy. Aku sudah lama mendengar reputasimu, hari ini sangat beruntung bisa bertemu denganmu. Aku benar-benar senang."Mendengar sapaan Edmund yang menjijikkan, meskipun wajahnya lumayan, Meghan sudah memberikan penilaian rendah kepada Edmund di dalam hati."Bu Meghan, apakah kamu datang menghadiri pesta hari ini sendirian? Bagaimana kalau kita mencari tempat yang lebih tenang untuk membahas tentang bisnis?"Pertama-tama, Edmund belum pernah melihat Meghan dari dekat. Namun saat ini, jarak di antara keduanya tidak sampai setengah meter dan saat Edmund melihat wajah di depannya itu, jantungnya berdetak lebih cepat.Bukan karena penampilan Meghan sangat luar
Setelah berkata demikian, Efendy menarik Paul ke taman di belakang aula pesta. Mereka membicarakan sesuatu beberapa saat, tidak ada yang tahu apa yang mereka bicarakan. Saat kembali ke aula pesta, Efendy berkumpul di tengah kerumunan, sedangkan Paul langsung mendekati Meghan."Bu Meghan, senang bertemu denganmu."Melihat orang di depannya, Meghan mengernyitkan alis. Dia melihat ke arah Wesley yang juga menggelengkan kepalanya, pertanda dia juga tidak kenal dengan orang ini. Paul juga mungkin menyadari kebingungan Meghan sehingga dia tertawa, seolah-olah mencoba mengurangi kecanggungan.Jika dipikir-pikir, cukup lucu juga seorang pria paruh baya malah gugup saat berhadapan dengan seorang wanita berusia 20-an. Padahal, keduanya sama-sama merupakan presdir."Bu Meghan, wajar saja kamu tidak kenal denganku. Saat aku bekerja sama dengan Grup Oswald sebelumnya, ayahmu yang memimpin perusahaan."Mendengar perkataan itu, Meghan tersenyum. Apakah Paul mencoba untuk mendekatinya atau berharap di
Melihat situasi itu, Wesley buru-buru pergi ke sudut kantor dan menyeduh secangkir kopi untuk Meghan dan dirinya sendiri. Setelah menyeruput kopi itu, mereka pun mulai membereskan pekerjaan.Sepanjang proses itu, Wesley tidak pernah mengajukan pertanyaan ataupun meragukan Meghan. Selama bertahun-tahun ini, dia mengikuti Meghan dengan setia dan patuh. Bagaimanapun juga, bagi Wesley, bos ini benar-benar pantas dihormati.Saat ini, keduanya bekerja sama di kantor untuk membereskan masalah-masalah yang sebelumnya ditinggalkan oleh Grup Oswald. Pada saat yang bersamaan, situasi di rumah tua Keluarga Oswald sangat ramai.Sejak berakhirnya kompetisi piano internasional sebelumnya, perasaan Monica masih tetap tidak tenang karena kalah dalam kompetisi itu. Dia merasa sangat tertekan, tetapi tidak bisa melampiaskannya. Jadi, dia akhirnya mulai berbelanja secara impulsif dengan kartu kreditnya.Menurut Monica, berbelanja berlebihan di butik-butik mewah bisa membuatnya merasa bahagia dan meredakan
Danzel mengernyitkan alisnya karena Leona tiba-tiba memeluknya. Danzel sebenarnya adalah seseorang yang sangat menolak kontak fisik. Jika orang yang berada di pelukannya bukan Leona, Danzel mungkin akan langsung mendorongnya. Meskipun begitu, Danzel tetap mundur.Saat Danzel bersiap untuk mendorong Leona, pintu gerbang vila yang berada di belakangnya tiba-tiba terbuka. Setelah pesta selesai, Meghan awalnya ingin pulang untuk tidur sebentar, tetapi dia malah kembali disibukkan dengan urusan Grup Oswald. Setelah urusannya akhirnya selesai, dia buru-buru naik mobil dan kembali ke vila. Namun, dia tidak menyangka ada kejutan begitu pintunya terbuka.Meghan melihat Leona tersenyum di bahu Danzel, seolah-olah sedang pamer kepadanya. Meghan hanya menghela napas melihat kelakuan wanita ini. Sebenarnya, Meghan tidak peduli dengan Leona. Namun, jika sampai mengganggu pandangannya, tentu saja ceritanya jadi berbeda. Jika tidak boleh menyinggung Leona, lantas apakah Meghan juga tidak boleh menghin
Melihat ekspresi temannya yang bangga, Meghan tersenyum dan langsung mengangkat gelasnya. Keduanya bersulang dengan lembut dan suara tawa mereka semuanya tenggelam dalam keramaian di dalam bar."Omong-omong, bukankah ini pertama kalinya kita bertemu lagi sejak kamu mengakuisisi Grup Oswald? Anggap pertemuan hari ini adalah perayaan untukmu." Alisa mengangkat alisnya. Efek alkohol mulai terasa, kedua orang itu mulai merasa agak linglung dan mata mereka memerah."Menurutku, selain hal akuisisi Grup Oswald, kamu harus memberi selamat kepadaku atas satu hal lagi." Ujung jari Meghan menyentuh pinggiran gelasnya dengan lembut dan tersenyum dengan ekspresi yang terlihat rumit. Namun, di bawah cahaya lampu yang redup, Alisa tidak menyadari ekspresi Meghan yang rumit itu."Oh ya! Lihatlah otakku ini! Selamat untuk Bu Meghan, akhirnya kembali menjadi dirinya yang keren."Awalnya, Alisa ingin mengatakan selamat kepada Meghan yang kembali melajang. Namun, memikirkan situasinya saat ini, Alisa terp
Cahaya lampu bar yang redup membuat Danzel hanya bisa melihat di sudut bar itu adalah istrinya. Namun, dia tidak bisa melihat jelas apakah orang yang berada di pelukan Meghan itu adalah pria atau wanita. Pikirannya saat ini sudah mulai melenceng saat melihat pemandangan di depannya dan teringat dengan telepon tadi.Danzel mengepalkan tinjunya dengan kuat. Sebelum Edmund merespons, Danzel sudah bergegas masuk ke dalam bar. Dia mengangkat tinjunya, tetapi tiba-tiba berhenti saat melihat dengan jelas orang yang dipeluk Meghan adalah seorang wanita. Karena emosional dan situasi yang tegang, membuat lengan Danzel terasa kejang."Meghan!"Danzel menyipitkan matanya ketika menatap Meghan yang sudah tergeletak lemas di kursi. Wajahnya merona merah, dengan mulut dan matanya yang setengah terpejam. Tidak perlu dijelaskan lagi, Meghan pasti sudah minum banyak alkohol.Danzel belum pernah merasa khawatir dan bersyukur seperti ini sebelumnya. Saat ini, dia benar-benar tidak bisa berkata apa-apa, ke