Melihat situasi itu, Wesley buru-buru pergi ke sudut kantor dan menyeduh secangkir kopi untuk Meghan dan dirinya sendiri. Setelah menyeruput kopi itu, mereka pun mulai membereskan pekerjaan.Sepanjang proses itu, Wesley tidak pernah mengajukan pertanyaan ataupun meragukan Meghan. Selama bertahun-tahun ini, dia mengikuti Meghan dengan setia dan patuh. Bagaimanapun juga, bagi Wesley, bos ini benar-benar pantas dihormati.Saat ini, keduanya bekerja sama di kantor untuk membereskan masalah-masalah yang sebelumnya ditinggalkan oleh Grup Oswald. Pada saat yang bersamaan, situasi di rumah tua Keluarga Oswald sangat ramai.Sejak berakhirnya kompetisi piano internasional sebelumnya, perasaan Monica masih tetap tidak tenang karena kalah dalam kompetisi itu. Dia merasa sangat tertekan, tetapi tidak bisa melampiaskannya. Jadi, dia akhirnya mulai berbelanja secara impulsif dengan kartu kreditnya.Menurut Monica, berbelanja berlebihan di butik-butik mewah bisa membuatnya merasa bahagia dan meredakan
Danzel mengernyitkan alisnya karena Leona tiba-tiba memeluknya. Danzel sebenarnya adalah seseorang yang sangat menolak kontak fisik. Jika orang yang berada di pelukannya bukan Leona, Danzel mungkin akan langsung mendorongnya. Meskipun begitu, Danzel tetap mundur.Saat Danzel bersiap untuk mendorong Leona, pintu gerbang vila yang berada di belakangnya tiba-tiba terbuka. Setelah pesta selesai, Meghan awalnya ingin pulang untuk tidur sebentar, tetapi dia malah kembali disibukkan dengan urusan Grup Oswald. Setelah urusannya akhirnya selesai, dia buru-buru naik mobil dan kembali ke vila. Namun, dia tidak menyangka ada kejutan begitu pintunya terbuka.Meghan melihat Leona tersenyum di bahu Danzel, seolah-olah sedang pamer kepadanya. Meghan hanya menghela napas melihat kelakuan wanita ini. Sebenarnya, Meghan tidak peduli dengan Leona. Namun, jika sampai mengganggu pandangannya, tentu saja ceritanya jadi berbeda. Jika tidak boleh menyinggung Leona, lantas apakah Meghan juga tidak boleh menghin
Melihat ekspresi temannya yang bangga, Meghan tersenyum dan langsung mengangkat gelasnya. Keduanya bersulang dengan lembut dan suara tawa mereka semuanya tenggelam dalam keramaian di dalam bar."Omong-omong, bukankah ini pertama kalinya kita bertemu lagi sejak kamu mengakuisisi Grup Oswald? Anggap pertemuan hari ini adalah perayaan untukmu." Alisa mengangkat alisnya. Efek alkohol mulai terasa, kedua orang itu mulai merasa agak linglung dan mata mereka memerah."Menurutku, selain hal akuisisi Grup Oswald, kamu harus memberi selamat kepadaku atas satu hal lagi." Ujung jari Meghan menyentuh pinggiran gelasnya dengan lembut dan tersenyum dengan ekspresi yang terlihat rumit. Namun, di bawah cahaya lampu yang redup, Alisa tidak menyadari ekspresi Meghan yang rumit itu."Oh ya! Lihatlah otakku ini! Selamat untuk Bu Meghan, akhirnya kembali menjadi dirinya yang keren."Awalnya, Alisa ingin mengatakan selamat kepada Meghan yang kembali melajang. Namun, memikirkan situasinya saat ini, Alisa terp
Cahaya lampu bar yang redup membuat Danzel hanya bisa melihat di sudut bar itu adalah istrinya. Namun, dia tidak bisa melihat jelas apakah orang yang berada di pelukan Meghan itu adalah pria atau wanita. Pikirannya saat ini sudah mulai melenceng saat melihat pemandangan di depannya dan teringat dengan telepon tadi.Danzel mengepalkan tinjunya dengan kuat. Sebelum Edmund merespons, Danzel sudah bergegas masuk ke dalam bar. Dia mengangkat tinjunya, tetapi tiba-tiba berhenti saat melihat dengan jelas orang yang dipeluk Meghan adalah seorang wanita. Karena emosional dan situasi yang tegang, membuat lengan Danzel terasa kejang."Meghan!"Danzel menyipitkan matanya ketika menatap Meghan yang sudah tergeletak lemas di kursi. Wajahnya merona merah, dengan mulut dan matanya yang setengah terpejam. Tidak perlu dijelaskan lagi, Meghan pasti sudah minum banyak alkohol.Danzel belum pernah merasa khawatir dan bersyukur seperti ini sebelumnya. Saat ini, dia benar-benar tidak bisa berkata apa-apa, ke
Danzel meletakkan Meghan ke tempat tidur dengan hati-hati dan menyalakan lampu meja di samping tempat tidur. Mungkin karena efek alkohol dan kasur yang lembut, Meghan yang berada di atas tempat tidur itu masih terus menggerutu. Suara itu terdengar seperti raungan di telinga Danzel.Perasaan Danzel saat di mobil sebelumnya masih belum mereda dan akhirnya sekarang muncul kembali, bahkan lebih kuat dari sebelumnya. Dia memiringkan tubuhnya dan menopang dirinya dengan kedua tangan di samping Meghan. Namun, saat melihat Meghan mengernyitkan alisnya, dia menjadi merasa tidak tega.Mengingat perasaan yang muncul di dalam hatinya, Danzel tersenyum sinis. Entah sejak kapan, Danzel mulai berubah menjadi tidak seperti dirinya. Setelah berpikir sejenak, Danzel akhirnya mengulurkan tangan dan membuka kemeja dan celana Meghan. Jika ada pelayan yang melihat adegan saat ini, mereka pasti akan sangat terkejut.Bukan hanya karena Tuan Muda yang biasanya sangat menjaga kebersihan ini malah tidak keberata
Perkataan Danzel terdengar lembut dan penuh perhatian di telinga Meghan. Hal ini membuatnya tertegun sejenak.Sejujurnya, Meghan benar-benar sudah lama sekali tidak merasa dikhawatirkan dan dipedulikan seperti ini. Anggota Keluarga Oswald menganggap Meghan sebagai orang asing, musuh, dan bahkan mungkin berharap dia mati.Namun, Danzel malah meminta bantuan teman untuk mencarinya hanya karena tidak bisa menghubunginya? Memang agak konyol, tetapi juga sangat menghangatkan hati. Saat memikirkan itu, Meghan tersenyum dan hendak berterima kasih kepada Danzel. Namun tak disangka, perkataan Danzel selanjutnya membuatnya ingin mabuk lagi."Istriku, aku benar-benar tidak mengira kamu akan berubah menjadi orang yang berbeda kalau mabuk."Danzel bergeser untuk duduk di depan Meghan sehingga jarak di antara mereka menjadi sangat dekat dan membuat Meghan merasa tidak nyaman."Apa maksud perkataanmu ini?""Saat aku membawamu keluar dari bar, kamu memelukku dengan erat dan tidak ingin melepaskanku."
Melihat keadaan itu, bukan hanya Meghan, bahkan Danzel juga tertegun. Meghan langsung bergegas masuk ke dalam kamar dan menarik Edmund ke koridor."Cepat katakan, apa yang sudah kamu lakukan kepada Alisa? Kamu sudah menyentuhnya?"Edmund yang awalnya masih belum sadar sepenuhnya, langsung menjadi bersemangat setelah mendengar pertanyaan tegas itu. Edmund buru-buru melambaikan tangan sambil menunjuk ke kemeja yang dia pakai dan berbicara dengan nada sedih."Aku benar-benar tidak melakukan apa pun, malahan terkena sial. Gadis di dalam kamar itu muntah di tubuhku."Mendengar perkataan itu, Danzel melihat jaket Edmund yang kusut dan merasa lucu. Sepertinya, Meghan dan Alisa benar-benar teman baik, bahkan dalam keadaan mabuk juga sifat keduanya sama saja.Pada saat bersamaan, Meghan sudah masuk ke dalam kamar dan menyadari kamar itu adalah suite. Alisa tidur di kamar bagian dalam dan Edmund tidur di kamar bagian luar. Saat masuk ke kamar bagian dalam, terlihat Alisa berbaring terlentang di
"Kenapa?"Jika terjadi sesuatu dengan Grup Oswald, Meghan juga merasa itu adalah hal yang wajar. Yang membuatnya terkejut adalah kecepatan mereka dalam bertindak, seolah-olah sudah tidak sabar.Namun, jika dilihat dari sudut pandang yang lebih luas, ini mungkin lebih menguntungkan Meghan. Terlihat Wesley membuka berkas tentang bahan dan meletakkannya di atas meja dengan ekspresi serius."Bos, hasil penyelidikanku menemukan ada orang yang mengambil bahan internal dan menjualnya di pasar gelap."Mendengar perkataan itu, Meghan langsung mengernyitkan alisnya dan mulai memeriksa berkas itu lagi dengan cermat. Kali ini, dia lebih yakin lagi isi dari dokumen itu adalah informasi yang hanya bisa diakses oleh pemegang saham tingkat tinggi.Tanpa sadar, Meghan mengetukkan jarinya di meja dan beberapa detik kemudian, dia menghidupkan layar komputernya. Wesley berdiri di samping memperhatikan jari Meghan yang mengetik di papan tombol dengan cepat. Mulutnya yang tertutup rapat, perlahan-lahan terb