Ucapan "mengacaukan suasana kerja" ini langsung membuat Meghan naik pitam. Tanpa berniat untuk menahan emosinya, Meghan langsung berkata, "Terus terang saja, memangnya perusahaan kalian ini punya suasana kerja yang bagus?"Meghan mengangkat alisnya menunjukkan dia tidak menerima penolakan dari kedua orang ini. Dengan auranya yang mendominasi, gadis resepsionis itu langsung merasa kalah. Melihat tatapan dari karyawan resepsionis itu, Leona mengumpat dalam hati.Namun, pada akhirnya dia berkata, "Nona Meghan, apakah Anda merasa perlu bertengkar dengan seorang karyawan resepsionis? Anda tidak merasa hati Anda ini terlalu sempit?""Jadi maksud Nona Leona, kalau kita dipukul oleh orang yang statusnya lebih rendah dari kita, kita harus tetap tersenyum dan mengabaikannya?"Ketika tatapan Meghan beralih ke wajah Leona, dia langsung merasa tidak nyaman melihat senyuman palsu yang ditunjukkan oleh wanita itu."Kenapa Nona Meghan jadi mengeyel, ya? Sekarang ini kita sedang berada di Grup Lewis."
Berhubung Presdir sendiri yang sudah berkata demikian, siapa lagi yang berani meragukannya? Kalaupun Meghan bukan Presdir Grup Amore, jika Danzel berkata demikian, siapa lagi yang berani meminta bukti darinya?"Tuan Danzel, maafkan kekeliruanku. Aku ...," kata staf resepsionis yang sebelumnya bersikap sombong dengan suara gemetar.Namun, sebelum dia selesai berbicara, Meghan telah mengambil kembali kontraknya."Pak Donny ...," panggil Meghan dengan suara tenang. Arti dari ucapannya ini sudah sangat jelas.Melihat aura kuat Meghan dan ketegasan di matanya, Danzel merasa kagum terhadap wanita itu. Selanjutnya, dia menatap Donny dengan tatapan tajam."Semua pembayaran harus dilunasi sepenuhnya," ucap Meghan saat menatap pria tersebut. Kelihatannya, pria ini juga bukan sepenuhnya tidak berguna. Jika sedari awal tahu bahwa kejadiannya akan menjadi seperti ini, seharusnya Meghan langsung pergi ke kantor presdir saja.Situasi menjadi hening sejenak. Sebelumnya, ada beberapa karyawan yang berk
"Bagaimana kamu akan menanganinya?" Di dalam ruangan presdir, Meghan duduk santai di sofa sambil menatap pria di hadapannya ini."Aku akan menyelidiki dengan jelas masalah manajer proyek itu dan dana yang tertunggak juga akan segera dilunasi," jawab Danzel sambil menuangkan dua cangkir teh dan meletakkannya di atas meja. Dia menatap Meghan yang duduk di depannya dengan saksama.Bagaimanapun, Danzel tidak pernah melihat Meghan mengenakan pakaian formal. Tatapannya terlihat tegas, tetapi penampilannya tetap menawan."Baiklah, aku akan menunggu kabarmu." Meghan mengelus cangkir tersebut dengan perlahan, lalu berdiri dan hendak pergi meninggalkan ruangan tersebut. Danzel juga mengikutinya dengan ekspresi tidak rela."Mau makan siang bersama?""Tuan Danzel, perusahaan kecilku ini belum menerima dana pembayaran. Aku tidak punya uang dan suasana hati untuk makan siang."Berkat ucapan Meghan ini, masalahnya langsung mendapat solusi dua hari kemudian. Pada saat itu, Meghan sedang menandatangani
Sebenarnya, Danzel sendiri juga merasa tidak nyaman mendengar sindiran Edmund. Namun, siapa yang bisa disalahkannya? Mau menyalahkan Meghan yang terlalu pandai menyembunyikan identitasnya selama ini atau dirinya sendiri yang terlalu cuek?"Hei! Apa kamu pernah melihatku menjomblo selama ini?"Mendengar sindiran Danzel, Edmund mendorong Danzel dengan wajah yang tidak terima dihina. Edmund adalah salah satu dari segelintir teman Danzel di kalangan ini. Dia memiliki sebuah perusahaan hiburan. Meski kepribadiannya terlihat tidak pernah serius, kecerdasan dan kebijaksanaannya patut diacungi jempol ketika diperlukan.Mungkin karena bergelut di bidang hiburan, selama bertahun-tahun ini Edmund selalu ditemani oleh wanita di sisinya. Namun, tidak ada seorang pun yang sanggup membuat hatinya tersentuh.Edmund sendiri mengatakan bahwa hidupnya ini ditakdirkan hanya untuk bersenang-senang. Danzel sendiri tidak berniat untuk menanggapi perkataan Edmund. Baginya, hubungan sejati harus dilandaskan ol
Edmund melihat jelas semua insiden tai. Sekarang, setelah melihat Danzel membawa Leona pergi, hati Edmund yang awalnya ceria mulai merasa gelisah. Saat melihat Meghan sudah selesai berbicara dengan seorang presdir, Edmund buru-buru memanfaatkan kesempatan ini dan berjalan mendekatinya."Bu Meghan, aku adalah Presdir Perusahaan Hiburan Happy. Aku sudah lama mendengar reputasimu, hari ini sangat beruntung bisa bertemu denganmu. Aku benar-benar senang."Mendengar sapaan Edmund yang menjijikkan, meskipun wajahnya lumayan, Meghan sudah memberikan penilaian rendah kepada Edmund di dalam hati."Bu Meghan, apakah kamu datang menghadiri pesta hari ini sendirian? Bagaimana kalau kita mencari tempat yang lebih tenang untuk membahas tentang bisnis?"Pertama-tama, Edmund belum pernah melihat Meghan dari dekat. Namun saat ini, jarak di antara keduanya tidak sampai setengah meter dan saat Edmund melihat wajah di depannya itu, jantungnya berdetak lebih cepat.Bukan karena penampilan Meghan sangat luar
Setelah berkata demikian, Efendy menarik Paul ke taman di belakang aula pesta. Mereka membicarakan sesuatu beberapa saat, tidak ada yang tahu apa yang mereka bicarakan. Saat kembali ke aula pesta, Efendy berkumpul di tengah kerumunan, sedangkan Paul langsung mendekati Meghan."Bu Meghan, senang bertemu denganmu."Melihat orang di depannya, Meghan mengernyitkan alis. Dia melihat ke arah Wesley yang juga menggelengkan kepalanya, pertanda dia juga tidak kenal dengan orang ini. Paul juga mungkin menyadari kebingungan Meghan sehingga dia tertawa, seolah-olah mencoba mengurangi kecanggungan.Jika dipikir-pikir, cukup lucu juga seorang pria paruh baya malah gugup saat berhadapan dengan seorang wanita berusia 20-an. Padahal, keduanya sama-sama merupakan presdir."Bu Meghan, wajar saja kamu tidak kenal denganku. Saat aku bekerja sama dengan Grup Oswald sebelumnya, ayahmu yang memimpin perusahaan."Mendengar perkataan itu, Meghan tersenyum. Apakah Paul mencoba untuk mendekatinya atau berharap di
Melihat situasi itu, Wesley buru-buru pergi ke sudut kantor dan menyeduh secangkir kopi untuk Meghan dan dirinya sendiri. Setelah menyeruput kopi itu, mereka pun mulai membereskan pekerjaan.Sepanjang proses itu, Wesley tidak pernah mengajukan pertanyaan ataupun meragukan Meghan. Selama bertahun-tahun ini, dia mengikuti Meghan dengan setia dan patuh. Bagaimanapun juga, bagi Wesley, bos ini benar-benar pantas dihormati.Saat ini, keduanya bekerja sama di kantor untuk membereskan masalah-masalah yang sebelumnya ditinggalkan oleh Grup Oswald. Pada saat yang bersamaan, situasi di rumah tua Keluarga Oswald sangat ramai.Sejak berakhirnya kompetisi piano internasional sebelumnya, perasaan Monica masih tetap tidak tenang karena kalah dalam kompetisi itu. Dia merasa sangat tertekan, tetapi tidak bisa melampiaskannya. Jadi, dia akhirnya mulai berbelanja secara impulsif dengan kartu kreditnya.Menurut Monica, berbelanja berlebihan di butik-butik mewah bisa membuatnya merasa bahagia dan meredakan
Danzel mengernyitkan alisnya karena Leona tiba-tiba memeluknya. Danzel sebenarnya adalah seseorang yang sangat menolak kontak fisik. Jika orang yang berada di pelukannya bukan Leona, Danzel mungkin akan langsung mendorongnya. Meskipun begitu, Danzel tetap mundur.Saat Danzel bersiap untuk mendorong Leona, pintu gerbang vila yang berada di belakangnya tiba-tiba terbuka. Setelah pesta selesai, Meghan awalnya ingin pulang untuk tidur sebentar, tetapi dia malah kembali disibukkan dengan urusan Grup Oswald. Setelah urusannya akhirnya selesai, dia buru-buru naik mobil dan kembali ke vila. Namun, dia tidak menyangka ada kejutan begitu pintunya terbuka.Meghan melihat Leona tersenyum di bahu Danzel, seolah-olah sedang pamer kepadanya. Meghan hanya menghela napas melihat kelakuan wanita ini. Sebenarnya, Meghan tidak peduli dengan Leona. Namun, jika sampai mengganggu pandangannya, tentu saja ceritanya jadi berbeda. Jika tidak boleh menyinggung Leona, lantas apakah Meghan juga tidak boleh menghin
Leona melontarkannya tanpa ragu sedikit pun. Dia sudah sering berlatih dalam hatinya supaya bisa terlihat sempurna. Ketika berbicara, dia bahkan bersandar pada tubuh Raymond sembari tersenyum manis."Oh, begitu? Kalian benar-benar berjodoh," sahut Meghan dengan tidak acuh. Dia menyesap tehnya, lalu menyingkirkan berbagai pikiran dalam benaknya.Faktanya, Meghan datang mengunjungi Raymond hanya untuk menanyakan ini. Jawaban Leona yang terkesan begitu lancar pun membuat Meghan seketika tidak bisa berkata-kata.Kedengarannya memang masuk akal, tetapi apa benar seperti itu? Meghan pun merasa ada yang aneh. Namun, topik pembicaraan seketika berubah. Meghan dan Raymond mulai membicarakan tentang musik.Tidak berselang lama, Danzel dan Meghan pun bangkit dan berpamitan untuk pulang. Raymond yang berdiri di halaman untuk mengantar keduanya keluar perlahan-lahan menunjukkan ekspresi dingin. Kemudian, dia menatap Leona sambil mengejek, "Ternyata, kamu pintar sekali dalam menipu."Ketika melihat
Para media tidak mungkin melewatkan kabar mengejutkan ini. Pada dasarnya, vila Raymond sangat terbuka sehingga reporter bisa memotret dengan bebas. Raymond tentu mengetahuinya, tetapi dia tidak keberatan. Makin media memperhatikan, maka orang-orang akan makin memercayainya.Jadi, Raymond sengaja membawa Leona pergi jalan-jalan supaya para reporter bisa memotretnya. Begitu keluar, Leona langsung bersandar di bahu Raymond, bahkan keduanya bergandengan dengan mesra.Namun, begitu masuk ke mobil, ekspresi Raymond seketika menjadi dingin dan jijik. Di sisi lain, Leona memandang ke luar jendela menatap semua kamera reporter. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana menjelaskan perasaan ini.Leona menoleh dan bertanya, "Kamu mau bawa aku ke mana?"Raymond memejamkan matanya, lalu menjawab dengan tidak acuh, "Nggak usah banyak tanya."Leona mengepalkan tangan karena merasa kesal dirinya dikendalikan oleh seseorang. Tatapannya pun dipenuhi kebencian.Sekitar 20 menit kemudian, mobil berhenti di se
Begitu mendengarnya, Leona tertegun sesaat. Kemudian, dia mendapati tatapan nakal Raymond dan para wanita di ruang privat ini. Seketika, Leona pun merasa dirinya tengah dipermalukan.Namun, jika gagal membujuk Raymond, Leona tidak ada cara lagi untuk bersaing dengan Meghan. Setelah memikirkan ini, Leona memejamkan mata dan mengesampingkan harga dirinya. Dia segera menerima gelas di tangan Raymond.Dengan diiringi sorakan di sekitar, Leona akhirnya meneguk habis anggur tersebut. Ketika meletakkan gelas itu kembali, Raymond malah tiba-tiba meraih pergelangan tangannya. Leona seketika terduduk di sofa, bahkan tidak berani bersuara meskipun tangannya sakit."Kenapa mencariku?" tanya Raymond.Leona mengernyit saat mencium bau alkohol di sekujur tubuh Raymond. Dia menjawab dengan nada kesal, "Tentu saja untuk bekerja sama."Mendengar ini, Raymond tampak merenung selama beberapa detik. Kemudian, dia mengangguk dan menyahut, "Boleh saja kalau mau kerja sama, tapi kamu harus tidur denganku sema
Monica telah mendengar tentang kepulangan Raymond. Dia tentu tahu bahwa Leona diancam oleh pria ini. Awalnya, Monica mengira Leona telah membuat persiapan matang sehingga tidak akan ada masalah yang terjadi.Tanpa diduga, Meghan malah baik-baik saja, justru Leona yang jatuh sakit dan menolak untuk bertemu dengan siapa pun. Meskipun Monica tidak mengetahui detailnya, dia tahu bahwa dirinya pasti akan terkena masalah sebentar lagi.Setelah memikirkan kemungkinan ini, Monica pun ketakutan hingga bersembunyi di kamarnya. Saat ini, Efendy masuk dan menghela napas melihat penampilan pucat Monica.Efendy tentu tahu seberapa hebat metode yang dimiliki Meghan. Itu sebabnya, dia sempat menolak rencana yang disusun oleh Leona. Jika mereka bernasib baik, reputasi Meghan pasti akan hancur. Jika mereka bernasib buruk, akibat yang harus ditanggung sungguh tak terbayangkan.Akan tetapi, tidak ada gunanya lagi membahas semua ini. Bagaimanapun, Monica adalah putrinya. Efendy tidak tega untuk menyalahkan
Saat ini, ada sedikit cahaya yang memasuki ruangan sehingga Leona bisa melihat wajah Raymond dengan jelas. Begitu melihatnya, Leona sampai lupa untuk batuk.Setelah kerja sama waktu itu, Raymond langsung pergi ke luar negeri sehingga keduanya tidak pernah berjumpa lagi.Saat ini, Raymond justru berdiri tepat di hadapannya. Leona bisa terbunuh kapan saja tadi. Raymond menatapnya dengan tatapan menghina. Matanya yang merah dan auranya yang kuat membuat Leona bergidik ngeri.Leona sampai mengalihkan pandangannya ke tempat lain karena tidak berani menatap Raymond. Ketika tersadar dari keterkejutannya, dia baru menyadari bahwa Raymond sudah pergi. Namun, pintu yang terbuka lebar seolah-olah sedang memberi tahu Leona bahwa dia tidak sedang berhalusinasi.Beberapa jam kemudian, kantor polisi tempat Meghan dikurung tiba-tiba mendapatkan sebuah paket anonim. Begitu dibuka, hanya terlihat sebuah alat perekam suara. Setelah ditekan, terdengar pula percakapan antara 2 orang.Berdasarkan catatan da
"Apa yang terjadi?" Hanya dalam beberapa detik, mata Danzel sudah memerah. Dia memegang ponselnya dengan ekspresi garang.Remy yang berdiri di samping tidak tahu apa yang terjadi, tetapi dia tahu siapa yang terkena masalah. Bagaimanapun, hanya Meghan yang bisa membuat Danzel seemosional ini."Semuanya, kita akhiri rapat ini dulu," ujar Remy. Semua orang pun saling bertatapan sebelum berdiri dan keluar.Di sisi lain, Danzel hampir menggila setelah mendengar penjelasan Winda. Dia mengakhiri panggilan, lalu menatap Remy dan menginstruksi, "Batalkan semua rapat dan pertemuan sore ini, cepat panggil pengacara kemari!"Begitu mendengar kata pengacara, Remy tidak berani menunda sedikit pun. Dia segera keluar untuk menghubungi pengacara.Setengah jam kemudian, Danzel membawa pengacara ke kantor polisi tempat Meghan berada. Karena baru penyelidikan, Meghan hanya ditempatkan di sebuah ruang interogasi.Sesuai aturan, seharusnya tidak boleh ada yang mengunjungi Meghan. Akan tetapi, para polisi ti
Kebenaran terungkap begitu cepat, padahal berita tersebut belum beredar selama sehari. Para netizen benar-benar terkejut dengan perselisihan besar Keluarga Oswald ini, juga mengagumi kinerja Meghan yang begitu cepat.Sementara itu, di sebuah apartemen, Leona mendengus dingin setelah mendengar rekaman suara yang tersebar di internet. "Cih, Monica ini memang nggak berguna."Leona sungguh berang saat teringat pada Monica yang berjanji akan mengurus masalah ini dengan baik. Namun, beberapa saat kemudian, dia terkekeh-kekeh sinis.Untungnya, Leona sudah menyiapkan rencana cadangan. Setelah mengalami beberapa hal, dia sudah mengetahui kehebatan Meghan.Jadi, setelah berita tersebut dirilis, Leona pun memasang CCTV di depan apartemen Monica. Selain itu, CCTV ini terhubung langsung dengan komputernya. Sesudah mencari rekaman hari itu, semuanya pun terlihat dengan jelas.Terlihat Meghan yang membawa Winda menerobos masuk ke apartemen Monica. Larut malamnya, terlihat pula Monica yang pulang dala
Jika dibandingkan dengan beberapa kemungkinan yang belum pasti, semua orang tentu akan mempertimbangkan ancaman terang-terangan di depan mereka. Jelas, Axel merasa takut dengan desakan Meghan ini.Dengan tubuh yang gemetaran, Axel mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka email yang diterimanya sebelumnya. Dia berucap, "Ini email-nya. Tapi, aku nggak tahu siapa pengirimnya karena anonim. Apa aku sudah boleh pergi?"Meghan tidak sempat memedulikan hal lain lagi sekarang. Setelah mencatat alamat email tersebut, dia langsung mengirimkannya kepada Bayangan.Beberapa menit kemudian, Meghan menerima sebuah alamat spesifik. Ada juga informasi tentang penyewaan rumah tersebut. Jelas, orang itu tidak benar-benar tinggal di sana.Sesudah memastikan lokasinya, Meghan menutup ponselnya dan berniat keluar. Akan tetapi, Danzel segera menghalanginya dan berkata, "Aku akan menemanimu.""Kamu khawatir aku tidak bisa berpikir dengan jernih?" tanya Meghan sembari tersenyum sinis saat melihat ekspresi
Begitu melihat berita yang tersebar di internet, Danzel langsung meninggalkan ruang kantornya tanpa sempat memedulikan hal lain. Perasaannya sungguh kacau sampai-sampai dia tidak bisa berpikir dengan jernih lagi.Danzel tidak pernah peduli dengan latar belakang Meghan. Menurutnya, tidak ada yang perlu ditanyakan dalam hal ini. Jika Meghan ingin menceritakannya, Danzel tentu akan mendengarkannya. Jika tidak, Danzel juga tidak keberatan karena dia tidak peduli.Jadi, begitu melihat berita tersebut, Danzel tanpa sadar berpikiran bahwa kenyataannya memang seperti itu. Setelah melihat wajah Meghan yang pucat dan dipenuhi amarah, hati Danzel terasa sakit. Tanpa memedulikan orang lain di ruang rapat, Danzel langsung maju untuk memeluknya."Istriku, jangan takut, masih ada aku di sini ...." Danzel tidak pintar menggombal. Namun, perkataan seperti ini justru membuat Meghan merasa lebih tenang.Tercium aroma tubuh Danzel yang wangi. Meghan memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam sebelum