Di dekat pintu besar gerbang rumah sakit, Meghan menggerutu karena pergelangan tangannya masih dipegang oleh seseorang. Awalnya, dia mencari alasan untuk mengganti jubah putihnya di ruang ganti, serta berusaha menyelinap keluar secepatnya.Namun, tak disangka Meghan tetap saja tidak berhasil menghindari Danzel, baik dari pintu belakang ruang ganti maupun dari pintu samping. Mengingat seberapa banyak mata-mata yang mungkin ditempatkan oleh Danzel di seluruh rumah sakit ini, Meghan merasa kesal."Apa yang ingin kamu lakukan!" bentak Meghan. Dia menoleh dengan marah dan menatap pria yang berekspresi datar itu.Banyak sekali orang yang berlalu-lalang di rumah sakit ini, beberapa bahkan menoleh untuk menatap mereka dengan penasaran. Jika pria ini tidak tahu malu, Meghan tidak sudi mengikuti jejaknya."Sudah kubilang, aku mau makan denganmu untuk mengucapkan terima kasih," balas Danzel dengan tenang. Tangannya masih merasakan sensasi sejuk dari kulit wanita ini dan enggan untuk melepaskan ge
Bagi Meghan, perilaku Danzel yang terlalu berlebihan ini memang sulit dipahami. Kalaupun pria itu tidak bisa mencicipi makanan, lantas apa perlu melakukan usaha sebesar ini hanya untuk semangkuk mi?Meghan duduk di sofa sambil melanjutkan drama yang belum selesai ditonton sebelumnya. Dia teringat saat Danzel memerintahkan Hubert untuk mencatat langkah-langkah dan resep pembuatan mi kemarin. Hal itu membuatnya tertawa.Sementara itu, terdengar ketukan di pintu utama vila. Melihat pelayan yang buru-buru membukakan pintu, Meghan mengerutkan keningnya. Jarang-jarang dia bisa mendapat waktu libur, kenapa malah ada yang datang mengganggunya?Setelah menghentikan drama yang ditontonnya di televisi, Meghan baru saja berdiri ketika melihat Leona masuk."Halo, Nona Meghan," sapa Leona dengan ragu-ragu.Mendengar sapaannya yang terdengar canggung, Meghan duduk kembali. Dia menjawab dengan lembut dan memberi balasan atas sapaan itu."Silakan duduk, Nona Leona. Saya akan mengambilkan beberapa buah
Meskipun sudah bisa menebak situasi ini, ketika mendengar Adel membantahnya dengan nada ketus, Meghan tetap saja tidak kuasa menahan kejengkelannya. "Bi Adel, apakah menurutmu cara berbicaramu ini sesuai dengan sikap dan identitasmu?"Meghan menghela napas dalam hati dan mematikan televisi. Dia hanya ingin menonton drama dengan tenang untuk bersantai, tapi kenapa hal semudah ini terasa begitu sulit baginya? Dia beranjak dari sofa, lalu berdiri di hadapan Leona dan Bibi Adel. Meghan mengamati wajah kedua orang itu dan ekspresinya perlahan-lahan menjadi dingin.Sadar bahwa sikapnya sebelumnya agak keterlaluan, nada bicara Adel pun melunak, "Bagaimanapun juga, Nona Leona adalah tamu. Nyonya, tidak seharusnya melakukan hal seperti ini, 'kan?""Kamu tadi memanggilku Nyonya, bukan?" tanya Meghan dengan lembut sambil memegang lengannya dan mengamati kedua orang di hadapannya. Sebenarnya Meghan tidak berniat untuk menjelaskan panjang lebar mengenai tuduhan tanpa bukti ini. Namun, dia juga tida
Ini bukan pertama kalinya Leona melihat ekspresi dan sikap Danzel seperti ini. Namun, dia belum pernah melihat pria ini menunjukkan sikap seperti ini padanya sebelumnya.Awalnya, Leona berencana untuk berpura-pura baik dan mengambil simpati dari Adel. Mungkin saja Adel akan berguna di masa depan. Namun, sekarang Leona bahkan tidak berani mengucapkan sepatah kata pun.Yang membuat situasi menjadi makin serius saat ini, yaitu Danzel tidak mau lagi menuruti perkataannya. Ini adalah pertama kalinya Danzel tidak memanjakannya. Apakah hal ini ada hubungannya dengan Meghan?Pandangan Leona tidak sengaja melirik ke arah Meghan yang tampaknya hanya menyaksikan semua ini dengan santai. Hal ini membuatnya semakin marah.Pemecatan Adel sebagian besar memang karena Meghan, tetapi juga karena Danzel ingin memberikan peringatan kepada pelayan lainnya. Sebenarnya, pelayan di vila Keluarga Lewis bukannya memperlakukan Meghan dengan buruk, hanya saja mereka cenderung mengabaikannya. Meskipun Meghan sama
Leona menyantap makan malam ini dengan tidak berselera. Meskipun sebenarnya rasanya sangat lezat, bagi Leona, semua makanan ini terasa hambar.Setelah akhirnya makan malam selesai, Danzel pun kembali ke ruang kerjanya di lantai dua, Leona segera mengikutinya.Meghan juga baru saja hendak naik ke lantai atas untuk beristirahat. Namun, dia malah disambut oleh ekspresi menantang di wajah Leona. Melihat hal ini, Meghan tidak kuasa menahan tawanya. Dalam hatinya mencibir, entah apa saja yang ada dalam pikiran wanita ini.Di dalam ruang kerja, Danzel duduk di meja kerjanya dan menatap Leona dengan tajam. Sejak mengetahui luka Leona itu adalah bekas siraman air panas, perasaan Danzel terhadap wanita ini menjadi tidak menentu."Kak Danzel, sebelumnya kamu bilang akan membiarkanku bekerja di Grup Lewis. Lalu, pekerjaan apa yang akan aku lakukan nantinya?" tanya Leona.Mendengar pertanyaan itu, Danzel terkejut seketika. Saat menyetujui hal ini sebelumnya, sebenarnya dia hanya ingin cepat-cepat p
Melihat wajah cemas Wesley, Meghan hanya tersenyum tipis. Setelah itu, dia langsung keluar dari kantornya dan berangkat menuju Grup Lewis dengan mengemudikan mobilnya.Ironisnya, baik untuk urusan bisnis maupun pribadi, Meghan belum pernah menginjakkan kaki ke pintu Grup Lewis sama sekali. Pada saat bersamaan, tepat ketika Leona sedang mengambil berkas keluar dari salah satu ruangan, dia mendengar suara yang akrab dari belakang."Maaf, apa Anda bisa menghubungi manajer proyek? Aku ingin membicarakan bisnis dengannya."Leona berhenti sejenak dan berbalik, ternyata suara tersebut memang berasal dari Meghan. Saat ini, Meghan berpakaian rapi dan sedang berbicara dengan seorang staf resepsionis di perusahaan."Nona Meghan?"Ketika Meghan baru saja hendak mengeluarkan kartu namanya, asisten Danzel kebetulan datang menghampirinya dan berkata, "Nona Meghan, apakah Anda mencari Tuan Danzel? Bagaimana kalau saya bantu untuk melaporkan kedatangan Anda?"Mendengar asistennya menawarkan untuk berju
Ucapan "mengacaukan suasana kerja" ini langsung membuat Meghan naik pitam. Tanpa berniat untuk menahan emosinya, Meghan langsung berkata, "Terus terang saja, memangnya perusahaan kalian ini punya suasana kerja yang bagus?"Meghan mengangkat alisnya menunjukkan dia tidak menerima penolakan dari kedua orang ini. Dengan auranya yang mendominasi, gadis resepsionis itu langsung merasa kalah. Melihat tatapan dari karyawan resepsionis itu, Leona mengumpat dalam hati.Namun, pada akhirnya dia berkata, "Nona Meghan, apakah Anda merasa perlu bertengkar dengan seorang karyawan resepsionis? Anda tidak merasa hati Anda ini terlalu sempit?""Jadi maksud Nona Leona, kalau kita dipukul oleh orang yang statusnya lebih rendah dari kita, kita harus tetap tersenyum dan mengabaikannya?"Ketika tatapan Meghan beralih ke wajah Leona, dia langsung merasa tidak nyaman melihat senyuman palsu yang ditunjukkan oleh wanita itu."Kenapa Nona Meghan jadi mengeyel, ya? Sekarang ini kita sedang berada di Grup Lewis."
Berhubung Presdir sendiri yang sudah berkata demikian, siapa lagi yang berani meragukannya? Kalaupun Meghan bukan Presdir Grup Amore, jika Danzel berkata demikian, siapa lagi yang berani meminta bukti darinya?"Tuan Danzel, maafkan kekeliruanku. Aku ...," kata staf resepsionis yang sebelumnya bersikap sombong dengan suara gemetar.Namun, sebelum dia selesai berbicara, Meghan telah mengambil kembali kontraknya."Pak Donny ...," panggil Meghan dengan suara tenang. Arti dari ucapannya ini sudah sangat jelas.Melihat aura kuat Meghan dan ketegasan di matanya, Danzel merasa kagum terhadap wanita itu. Selanjutnya, dia menatap Donny dengan tatapan tajam."Semua pembayaran harus dilunasi sepenuhnya," ucap Meghan saat menatap pria tersebut. Kelihatannya, pria ini juga bukan sepenuhnya tidak berguna. Jika sedari awal tahu bahwa kejadiannya akan menjadi seperti ini, seharusnya Meghan langsung pergi ke kantor presdir saja.Situasi menjadi hening sejenak. Sebelumnya, ada beberapa karyawan yang berk