Share

Dua

Author: Aura_Aziiz16
last update Last Updated: 2025-04-22 15:47:13

"Rin, kamu masak apa? Mas lapar! Mau makan!" perintahku pada Rina saat aku pulang dari kantor.

Nasib sial, entah karena dosa pada Rina atau kebetulan lagi apes saja, dompetku hilang dicopet orang di warung Ampera tempat aku makan siang tadi.

Jadilah aku tak jadi makan siang dan terpaksa menahan lapar hingga pulang dari kantor sore ini.

Padahal uang itu masih cukup banyak jumlahnya, masih dua juta lebih. Uang yang sedianya akan aku pakai untuk beli BBM ke kantor dan untuk makan siang. Tapi sekarang uang itu sudah hilang berikut dompet dan kartu identitas lainnya yang ada di dalamnya.

Aku sudah melaporkan kehilangan itu ke kantor polisi tak lama setelah aku menyadari dompetku itu dicopet orang, akan tetapi polisi tak bisa langsung bergerak cepat mencari tahu siapa pelaku yang telah mencuri dompetku itu sebab pengunjung warung saat itu memang ramai, sementara CCTV tak ada. Tak cukup bukti untuk menangkap siapa pelakunya yang telah mencuri dompetku itu. Benar benar sial memang!

"Aku masak seperti biasa, Mas! Aku harus bayar air dan beli token listrik, makanya cuma bisa beli tempe sama kangkung," jawab Rina sambil buru buru menyiapkan menu itu di meja makan.

Mendengar jawabannya itu aku mendengkus kesal. Sudah aku duga menu di rumah ini tak akan pernah ada enak enaknya. Rina bukan Naya, istri Ilham yang pandai cari uang sendiri untuk bantu suami sehingga bisa masak enak seperti bekal yang diberikan Naya untuk Ilham. Tapi mau bagaimana lagi. Dari pada aku tumbang karena perut keroncongan lebih baik aku makan masakan Rina itu walau pun tak selera.

Melihat istriku itu sudah menghidangkan makanan aku pun segera makan agar perut tak lagi melilit sakit.

Usai makan langsung aku fokus pada rencana yang ada di kepala sedari tadi.

"Rin, mana uang yang mas kasih kemarin? Dompet mas tadi dicopet orang waktu makan siang di warung. Semua uang mas hilang. Jadi kesini kan uang yang mas kasih kemarin karena mas butuh buat ongkos ke kantor!" ucapku pada Rina.

Mendengar kata kataku, Rina terlihat kaget dan membelalakkan matanya. Mungkin tak menyangka aku akan meminta uang itu.

Tapi aku tak punya pilihan lain. Kalau tidak begitu, aku mau dapat uang dari mana? Minta ke ibu percuma. Uang kalau sudah masuk ke kantong beliau, haram bisa keluar lagi. Jadi lebih baik aku minta Rina. Kalau diirit irit bisalah sampai gajian bulan depan.

"Tapi, mas ... uang itu kan buat belanja! Gimana mau makan kalau uang itu mas minta lagi!" Rina berkata dengan suara sedikit keras mendengar permintaanku itu. Tapi aku tak peduli.

"Sudahlah jangan banyak omong! Daripada mas nggak bisa ke kantor lebih susah lagi! Jadi ke sini kan uang itu!" hardikku lagi.

"Kenapa nggak minta ibumu saja, Mas! Ibu kamu kasih lima juta, sementara aku cuma tujuh ratus ribu! Zalim kalau masih kamu minta lagi, Mas!" suara Rina bergetar. Mungkin menahan emosi yang ada dalam dadanya.

Tapi aku tak peduli. Salah siapa jadi perempuan bisanya cuma menadahkan tangan ke suami! Nggak ada kreatif kreatifnya sama sekali. Nggak ada guna dan manfaatnya sama sekali! Cuma jadi beban!

Coba kalau dia bekerja dan punya penghasilan sendiri, dia pasti bisa membantuku saat aku kesulitan begini dan tak perlu minta nafkah dariku lagi. Aku tak perlu pusing menyisihkan sebagian penghasilanku untuknya setiap bulan. Dasar wanita lemah memang si Rina!

"Apa? Zalim? Kamu yang zalim kalau nyuruh aku minta uang ke Ibu! Uang udah dikasih diminta lagi, kamu pake otak nggak!"

"Sudah! Jangan banyak omong! Sini dompet kamu! Biar aku ambil sendiri uang itu!" hardikku lagi. Lalu setelah itu tanpa memperdulikan keberatan dari Rina, aku gegas masuk ke dalam kamar dan mengambil tas tangan Rina yang biasanya disimpan di lemari.

Tanpa ba-bi-bu lagi segera aku keluarkan dompet dan mengambil sisa uang yang kemarin aku berikan pada Rina.

Uang itu masih tersisa lima ratus lima puluh ribu rupiah. Cukup lah untuk ongkos dua minggu ke depan. Dua minggu ke depannya lagi mungkin aku bisa pinjam ke Ilham atau teman yang lain. Jadi sementara aman.

Berpikir begitu, aku pun gegas menyimpan uang itu ke dalam kantong dan meninggalkan kamar dengan tergesa.

"Mas ... kembalikan uang itu! Jangan kamu ambil semuanya, Mas! Kamu nggak kasihan sama Aldi? Kamu boleh nggak kasian sama aku, tapi jangan sama Aldi, Mas! Gimana dia mau makan kalau uangnya kamu ambil semua ...!" pekik Rina sembari menangis.

Tapi aku tak peduli. Tanpa mengindahkan perkataannya aku gegas menuju motor dan menaikinya. Aku ingin ke rumah Ibu karena sore ini belum minum kopi. Sementara mau minta Rina membuatkannya, mood ku sudah hilang.

Dari pada aku kalap mendengar rengekannya, lebih baik aku minta kopi sama ibu.

Dasar istri tidak peka kesulitan suami memang. Tahu uangku hilang dicopet orang, bukannya buru-buru memberi uang yang dia punya, malah sibuk beralasan Aldi segala! Aldi kan masih kecil. Makannya tidak banyak, apa yang harus direpotkan! Sementara hingga menunggu bulan depan, dia kan bisa dikasih ASI sama bubur saja. Gitu saja repot! Benar benar istri menyebalkan!

Sampai di rumah ibu ...

"Kamu kenapa? Kok datang datang, muka kusut kayak baju nggak disetrika? Ada masalah apa?" sambut Ibu begitu aku datang.

"Paling paling capek pulang kerja cuma dimasakin tumis kangkung sama goreng tempe apa goreng telor, Bu, makanya muka Mas Rama kusut! Ha ... ha ... ha ...!" celetuk Dewi yang kulihat tengah duduk di sofa sembari bermain ponsel.

"Iya. Palingan juga gitu, Bu. Kalau nggak tumis kangkung sama goreng tempe, ya goreng telor ha ... ha ... ha... . Kalau aku jadi Mas Rama aku juga pusing punya istri kayak Mbak Rina. Bisanya cuma masak itu doang tiap hari! Apa nggak bosan tiap hari makan itu melulu! Udah kayak sapi Mas Rama tiap hari cuma dikasih makan sayur sama tempe doang!" timpal Vita pula sambil tertawa keras.

Mendengar perkataan dua adikku itu, Ibu pun tertawa lebar, mengiyakan.

"Iya. Apes banget kamu punya istri kayak Rina, Ram. Bisanya cuma masak kangkung dan minta uang sama suami doang. Nggak punya keahlian lain sama sekali!"

"Udah! Kalau gitu bulan depan nggak usah kamu kasih uang lagi! Mending uang itu buat Ibu saja dari pada buat ngasih istri nggak berguna itu lagi!"

"Eh ... gimana kalau kamu nikah lagi aja, Ram? Itu si Yuni, dia kan janda sekarang. Suaminya meninggal dunia tiga bulan lalu. Sebentar lagi masa iddahnya selesai. Jadi udah bisa nikah lagi. Gimana kalau kamu kepek aja dia, Ran? Lumayan lho, dia punya warung nasi. Kalau kamu nikah sama dia, kamu nggak perlu repot-repot ngasih uang belanja, udah bisa makan enak tiap hari di warungnya. Ibu dan adik-adik mu juga bisa ikutan makan gratis. Gimana, Ram?"

"Dari pada kamu sama Rina terus, sampai kiamat hidup juga kamu nggak bakal ada kemajuan! Cuma dijadikan sapi perah tiap bulan harus ngasih dia nafkah! Jadi mending kamu sama si Yuni aja, Ram. Bukan hanya kamu yang bisa hidup enak nanti, tapi juga ibu dan adik adikmu!" ucap Ibu tiba tiba.

Mendengar perkataan Ibu itu, aku mendongak kaget. Tak menyangka Ibu akan menyuruhku menikah lagi.

Walau pun bukan suami yang baik, tapi jujur aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi.

Tapi kalau ibu merestui bahkan menyuruh langsung, sepertinya boleh juga. Siapa tahu ini solusi dari kesulitan hidupku selama ini, punya istri yang tidak bisa bantu suami cari nafkah. Benak pun langsung mencoba mengingat ingat sosok Yuni.

Yuni? Oh iya aku ingat sekarang. Dia adalah pemilik warung nasi ampera yang ada di ujung gang. Tiga bulan lalu suaminya meninggal karena kecel4kaan.

Boleh juga sih kalau aku jadikan istri kedua, aku bisa numpang makan gratis tiap hari.

Tapi mau nggak ya dia? Wajahku sih lumayan tampan dan penampilanku pun tak kalah dengan bujangan. Tapi kalau aku jadikan istri kedua, apa mau dia? Jujur aku tak tega menceraikan Rina karena ada Aldi yang masih kecil. Takut dia jadi korban perceraian kedua orang tuanya.

Berpikir begitu, aku pun buka mulut.

"Memangnya Yuni mau, Bu dijadikan istri kedua? Soalnya kalau harus menceraikan Rina aku nggak tega, Bu karena ada Aldi," ucapku ragu.

Namun, Ibu malah tertawa lebar mendengar pertanyaanku itu.

"Ya pasti maulah. Janda kayak si Yuni pasti nggak keberatan dijadikan istri kedua. Hidupnya sudah mapan. Usaha udah jalan, makan sehari hari nggak pusing lagi. Rumah ada, kendaraan ada. Yang nggak ada cuma suami."

"Makanya dia pasti mau lah jadi istri kedua. Mau cari apa dia? Bujangan? Duda kaya? Duda kaya dan bujangan ya nyarinya yang masih gadis! Apalagi kamu tampan dan pekerjaan juga bonafid . Pasti maulah Yuni dijadiin istri kedua, Ram. Kamu nggak usah khawatir," ucap ibu menyemangatiku.

Mendengar perkataan Ibu itu, aku pun menjadi lega. Perkataan Ibu benar juga. Kalau mau cari bujangan atau duda kaya, mau sampai lebaran kuda juga si Yuni nggak bakalan dapat. Kalau begitu, mulai besok pagi aku akan mencoba mendekati wanita itu. Semoga saja perkataan ibu benar, dia mau aku jadikan istri kedua.

Kalau dia mau, selesai lah masalah dalam hidupku. Urusan makan sehari hari pasti aman karena Yuni punya rumah makan sendiri. Jadi aku nggak perlu tiap hari makan tumis kangkung dan goreng tempe doang karena punya istri yang tidak bisa diandalkan seperti Rina.

Ya, hidupku pasti aman dan bahagia jika aku punya istri kedua seperti Yuni.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Tiga

    POV RinaAku memandang tubuh Mas Rama yang menghilang bersama motornya dengan perasaan sakit yang tak bisa aku lukiskan lagi.Rasanya kesabaranku sudah habis melihat sikap buruk yang setiap hari selalu dia berikan padaku. Sudah nerimo dengan nafkah sekedarnya yang diberikan olehnya, sekarang masih harus menerima kezaliman yang dia lakukan barusan.Hanya gara gara uangnya dicopet orang, nafkah yang dia berikan sebesar tujuh ratus ribu rupiah setiap bulan itu dia ambil kembali. Sungguh tak punya perasaan Mas Rama. Untung air dan listrik sudah aku bayar, kalau tidak aku tak tahu mau dibayar pakai apa.Padahal dia punya ibu yang pasti punya tabungan lebih di banding aku karena dia memberikan hampir delapan puluh persen gajinya untuk mertuaku itu. Tapi dia malah tega mengambil uangku padahal ada Aldi yang masih butuh makan. Kalau aku mungkin masih bisa makan dengan meminta sayuran di tetangga, tapi Aldi? Sungguh tega Mas Rama ...Gajinya delapan juta, tapi buatku hanya tujuh ratus ribu. It

    Last Updated : 2025-04-22
  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Empat

    Pov Rina"Ibu, ada apa Ibu ke sini?" tanyaku pada ibu mertua yang langsung pasang tampang galak saat aku sampai di depan teras bersama Aldi."Ada apa ke sini? Pake nanya lagi! Kamu ke mana ditunggu tunggu kok nggak datang datang?! Ditelpon nggak diangkat! Mau jadi menantu durhaka kamu?!""Sudah jam berapa ini kok belum ke rumah seperti biasanya! Piring sampai berserakan belum dicuci sama baju juga belum dicuci, tapi kamu malah keluyuran nggak jelas seperti sekarang!""Nyesel Ibu punya mantu seperti kamu! Cuma disuruh bantu bantu di rumah mertua saja malasnya minta ampun!" sembur ibu mertua beruntun saat aku tiba di hadapannya.Mendengar perkataan ibu mertua itu, aku mengelus dada yang terasa nyeri. Selain hanya diberi nafkah pas pasan, selama ini aku juga dijadikan ba-bu gratisan oleh mertuaku sendiri.Mulai dari mencuci baju, memasak, menyetrika, cuci piring, nyapu dan ngepel semuanya harus aku kerjakan sendirian. Pagi hari setelah Mas Rama berangkat kerja dan sore hari sebelum suami

    Last Updated : 2025-04-22
  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Lima

    Pov RinaPagi ini pagi pagi sekali Mas Rama sudah berangkat kerja. Meski ada sedikit rasa heran di hati, tumben tumbennya dia berangkat cepat pagi ini, tapi aku malas untuk bertanya. Rasanya aku tak ingin lagi berhubungan dengannya dan tak peduli lagi dia mau apa.Tapi mungkin karena tak ada sarapan pagi yang biasa aku sediakan di meja makan seperti biasanya karena uangku sudah dia ambil semua, maka laki-laki itu berangkat kerja pagi pagi sekali, mungkin mau cari sarapan dulu sebelum berangkat ke kantor.Tak ingin lama lama memikirkan laki laki z4lim itu, usai Mas Rama pergi dengan menggunakan motornya, aku pun menutup pintu rumah dengan rapat.Pagi ini aku juga ingin cari sarapan yang enak. Sudah lama tak makan di luar karena uang belanja pas pasan, kali ini aku ingin memuaskan selera. Kasihan Aldi, dari tadi malam tak makan. Pasti sudah lapar sekali. Terbukti badannya begitu lemah saat aku gendong.Ya, kalau tak ada aral melintang, tak lama lagi aku akan mendapatkan gaji pertama seb

    Last Updated : 2025-04-22
  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Enam

    Bab 6Pov Rina"Rina, Mas mau ngomong sesuatu sama kamu! Sini duduk!" ujar Mas Rama tiba-tiba saat aku sedang mencuci piring di rumah mertua.Sejak dompetnya kecolongan, laki-laki itu memang lebih sering datang ke rumah mertua ini. Apalagi kalau bukan nyari makan.Meski ibu mertua kulihat kerap kali memasang tampang tak enak karena hampir dua minggu ini Mas Rama selalu makan di rumah ini sehingga ibu mertua selalu mengeluh stok beras dan makanan cepat habis, tapi suamiku itu tidak peduli. Tetap saja makan hingga kadang ibunya diam-diam marah-marah di belakang nya.Ya, ibu mertua memang aneh. Duit bulanan dapat dari anak laki-lakinya, tapi giliran Mas Rama mau makan, muka ibu kusut seperti baju belum disetrika.Tapi masa bodo-lah. Suami zalim memang cocoknya dibegitukan. Biar tau rasa!Kalau aku sendiri dari dulu memang tak pernah ingin makan di rumah ini. Selain malas kena caci, aku juga tak nyaman dan ingin buru buru pulang tiap kali selesai beres-beres. Lebih baik menahan lapar dari

    Last Updated : 2025-04-23
  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Tujuh

    Bab 7Pov Rina"Heh, diajak ngomong sama mertua, bengong aja! Dasar nggak sopan! Ya udah sana, balik lagi ke belakang! Bereskan semuanya sampai selesai!" bentak ibu mertua memutus lamunanku."Iya Mbak, jangan lupa cucikan bajuku yang bersih! Pake tangan! Kalau pake mesin cuci suka nggak bersih soalnya!" imbuh Dewi pula, adik iparku, seakan-akan aku adalah pembantu yang dibayar mahal untuk melayani kebutuhannya."Bajuku juga jangan lupa disetrika, Mbak! Besok pagi mau aku pakai soalnya!" Vita ikut memerintah, seperti putri keraton pada hamba sahayanya.Tapi nggak papa! Aku yakin tak begitu lama lagi kalian pasti akan menangis untuk semua yang sudah kalian lakukan ini! Aku akan pergi dari hidup kalian, sehingga kalian akan merasakan sulitnya tak punya menantu dan kakak ipar sepertiku ...Aku pun segera pergi menuju dapur kembali untuk melakukan pekerjaan yang mereka perintahkan itu."Ram, beruntung banget hidup kamu kalau kamu jadi menikah dengan Yuni. Kamu bisa punya dua istri yang sal

    Last Updated : 2025-04-23
  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Delapan

    Bab 8Pov Rina "Rina! Uang kamu 'kan sudah mas ambil semua kemarin! Kok sampai hari ini kamu masih bisa hidup dan makan, malah mas lihat berat badan Aldi sekarang naik, dan lebih sehat dari biasanya. Memangnya kamu ada uang untuk belanja?" tanya Mas Rama beberapa hari kemudian setelah aku mendapatkan gaji pertamaku sebagai seorang konten kreator FB Pro.Sedikit kaget dengan pertanyaan itu, aku menghela nafas sejenak sembari menghentikan gerakanku menyapu ruangan. Benak secepat kilat berusaha mencari jawaban yang paling tepat supaya Mas Rama tak curiga kalau saat aku ini aku punya uang lumayan banyak."Aku ... aku ditawari Nina makanan, Mas. Dia 'kan kerja di rumah makan, jadi sering ada makanan sisa dan diberikan padaku. Itu sebabnya aku dan Aldi masih bisa makan, Mas," jawabku berbohong. Tapi demi kebaikanku dan Aldi, tentu harus aku lakukan. Aku tak mau dia tau kalau aku punya uang hasil menjadi konten kreator FB."Kamu bilang kalau Mas nggak ngasih uang belanja gitu?" Mas Rama tib

    Last Updated : 2025-04-23
  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Sembilan

    Bab 9Pov RinaMalam ini adalah malam p3rtama Mas Rama dengan istri barunya setelah dia menikah lagi.Malam ini juga merupakan malam p3rtamaku tidur tanpa Mas Rama di sisiku. Sakit hatikah aku membayangkan Mas Rama tengah asyik mereguk madu malam p3rtama dengan Mbak Yuni? Tidak!Sekali lagi aku katakan aku telah mematikan segala rasa hingga saat ini yang tertinggal hanyalah benci dan d3ndam yang membumbung tinggi pada Mas Rama dan keluarganya.Tapi sekali lagi aku harus bersabar hingga k4rma itu datang menghampiri hidup Mas Rama sebagai buah dari apa yang telah dia tanam.[Rin, gimana? Bulan ini dapat berapa gaji dari apli-kasi?] tanya Nina di WhatsApp.[Alhamdulillah aku dapat seribu dollar, Nin. Gimana kalau besok aku traktir kamu makan di restoran? Mumpung aku ada duit ini.] balasku gembira.[Masya Allah ... makin sukses kamu, Rin. Boleh ... boleh kalau gitu. Sekalian aku mau shopping sama mau ke salon juga.. Udah lama nggak nyalon aku, Rin. Kamu mau ikutan nggak? Mumpung ada duit,

    Last Updated : 2025-04-23
  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Sepuluh

    Bab 10POV Rama "Kenapa, Mas? Makanya makannya pelan pelan, jangan buru buru!" ucap Yuni sambil menyodorkan air minum yang segera aku tenggak sampai habis tak bersisa untuk melegakan tenggorokan yang serasa tercekik akibat pertanyaan Yuni barusan.Aku memaksakan senyum lalu menghembuskan nafas pelan."Makanya kamu juga jangan bahas masalah gaji di saat kita sedang malam pertama dong, Yun. Mending kamu siap siap karena sebentar lagi pesawat tem pur mau mendarat timbang ribut masalah gaji," ucapku pula setengah bercanda untuk mencairkan suasana.Akan tetapi wajah Yuni terlihat tak puas. Wanita itu mencebikkan bibirnya dengan ekspresi penasaran."Ya, tapi masalah ini juga penting, Mas. Pokoknya aku nggak mau gaji mas dikuasai sama Rina sendirian! Aku 'kan juga istri mas! Jadi aku juga berhak dong atas gaji mas!" ucap Yuni lagi membuatku tak mampu berkata apa apa. Dikiranya gajiku habis kuberikan pada Yuni, padahal tidak sama sekali.Perempuan itu hanya kuberi sepersembilan persen dari g

    Last Updated : 2025-04-23

Latest chapter

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Dua Puluh Dua

    Bab 22POV Rina "Apa? Kamu nggak mau bantu Mas? Tapi kenapa, Rin? Nina itu sahabat kamu. Kalau kamu yang ngomong, pasti dikasih. Tapi kalau Mas? Apa mungkin dia mau ngasih?" Mas Rama mendesak. Laki-laki itu tampak kalut mendengar jawaban penolakan dariku.Namun, aku hanya bergeming. Kembali tersenyum samar mendengar perkataan bernada mengeluh dari laki-laki itu.Rasakan, Mas! Ini baru awal! Selanjutnya akan ada yang lebih mengejutkan dan menyakitkan lagi yang pasti akan kamu dan keluargamu terima! Buah dari apa yang kalian tanam padaku selama ini! Batinku.Ya, setiap orang pasti akan memetik apa yang dia tanam. Jika kebaikan yang ditanam maka kebaikan pula yang akan dipanen. Akan tetapi jika keburukan lah yang ditebar, pastinya keburukan juga yang akan dipetik nantinya. Seperti yang mereka lakukan padaku selama ini."Maaf, Mas. Tapi aku benar-benar nggak bisa bantu kamu. Aku sudah banyak pinjam ke Nina. Jadi nggak mungkin aku tambahi lagi." Aku beralasan."Lagian kamu punya istri seo

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Dua Puluh Satu

    Bab 21POV Rina "Dasar menantu kurang ajar! Dibilangin mertua malah melawan!""Kalau kamu nggak punya tabungan ya wajar wong kamu nggak bisa ngelola uang pemberian suami dengan baik! Giliran sekarang Ibu susah, kamu juga susah!""Sudah! Kalau gitu kamu cari tempat utangan! Ibu nggak mau tahu! Pokoknya kamu harus tetap masak! Ibu mau makan!" sahut Ibu beruntun dengan mata melotot lebar.Aku menghembuskan napas mendengar perkataan Ibu mertua.Harus tetap masak? Pakai uangku sendiri? No! Aku tak sudi menggunakan uangku untuk mertua yang sama sekali tak pernah menghargaiku ini!"Bu .... Rina ... ada apa ribut-ribut?"Belum sempat aku menjawab perkataan ibu mertua, di depan pintu tampak sosok Mas Rama datang dengan wajah terlihat murung dan lelah.Namun, melihat putranya datang dengan wajah gelisah, ibu mertua justru tampak makin garang menatapku. Mungkin dianggapnya aku akan takut diadukan pada putranya itu."Ini si Rina, Ram! Disuruh belanja malah bilangnya nggak punya uang! Padahal sel

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Dua Puluh

    Bab 20POV Rina "Apa? Uang untuk beli sarapan pagi ini bukan dari Mas Rama? Terus dari siapa, Mbak? Jangan ngeles kamu! Kalau bukan dari Mas Rama terus dari siapa heh?" Memangnya Mbak bisa cari uang sendiri!" hardik Dewi dengan nada sinis dan meremehkan.Ingin rasanya aku menamparnya dengan bukti transfer dari pihak aplikasi ke rekening bank milik bapak yang kupegang, tapi aku tahan. Belum saatnya keluarga mertua mengetahui siapa aku sebenarnya saat ini.Aku pun diam saja. Masih ingin melihat kehancuran mereka lebih dulu sebelum aku jujur mengatakan semuanya dan mengambil tindakan serta keputusan kelak. Aku akan mengakhiri semua ini dengan elegan."Ditanya malah bengong! Dasar kakak ipar nggak ada gunanya! Suami sedang susah! Ibu mertua sedang sakit! Eh malah enak enakan sarapan pagi di rumah sendiri!""Cepat ke rumah Ibu sekarang juga, Mbak! Cucian piring dan baju udah numpuk! Makanan juga belum ada satu pun yang dimasak! Padahal Ibu butuh makan karena mau minum obat! Tapi Mbak ditu

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Sembilan Belas

    Bab 19POV Rina "I-iya, Mas memang udah telat masuk kerja, tapi ... boleh ya sebentar saja Mas ikut sarapan pagi bersama kalian dulu? Nggak habis kan makanan sebanyak ini dimakan kalian berdua?" tanya Mas Rama dengan nada penuh harap saat melihatku dan Aldi tengah sarapan pagi di meja makan yang letaknya tepat berada di depan pintu kamar tidur.Aku menoleh lalu gegas menutup kembali tudung saji yang barusan kubuka.Sarapan pagi sama-sama? No! Setelah apa yang Mas Rama lakukan padaku dan anaknya sendiri lalu dia ingin ikut sarapan pagi bersama? Tidak! Aku nggak sudi! Masih jelas dalam ingatan saat laki-laki itu dengan begitu teganya merampas jatah bulanan yang tak seberapa yang dia berikan itu saat kemarin dia kecopetan di rumah makan.Tanpa memikirkan aku dan Aldi mau makan apa, dia dengan teganya berlalu begitu saja dari rumah ini. Lantas kenapa sekarang aku harus berbaik hati mengajaknya sarapan bersama meski Mas Rama terlihat begitu lemas dan kelaparan? Jujur ... aku tak sebaik it

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Delapan Belas

    Bab 18Pov RamaHari sudah hampir pukul delapan pagi saat aku terjaga dari tidur. Kepala terasa sakit akibat semalaman tak bisa tidur nyenyak. Sikap Rina yang tiba tiba berubah dan tak lagi patuh seperti dulu padaku membuatku resah dan gelisah hingga semalaman hanya bisa bolak balik kebingungan di atas ranjang. Mana sudah hampir dua minggu ini aku tak mendapat jatah malam baik dari Yuni maupun Rina, membuat pikiranku kacau balau.Ya, Yuni ternyata hanya mau uangku saja. Dan Rina? Entah kenapa sejak aku menikah lagi, istriku itu jadi berubah dingin dan acuh tak acuh seperti malam tadi.Ah iya, semalam dia juga mengatakan jika dia bertahan hanya karena ingin melihat bagaimana hidup dan nasibku setelah menikah lagi dengan Yuni.Dan ... jujur harus aku akui aku memang menderita sejak menikah lagi dengan wanita itu, wanita yang ternyata hanya menginginkan uang dan tenagaku saja. Tak mencintaiku sama sekali.Ya. Pantas saja, desas desus soal mantan suami Yuni yang meninggal dunia akibat kec

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Tujuh Belas

    Bab 17Pov Rama"Akhirnya kamu pulang juga, Mas? Sudah satu minggu kamu nggak pulang! Kamu tahu nggak kalau aku butuh makan?" ucap Yuni dengan nada ketus saat akhirnya aku pulang ke rumahnya.Aku mencengkeram tangan kuat kuat mendengar perkataan Yuni itu lalu menatap istri keduaku itu dengan amarah yang saat ini hanya bisa kupendam di dalam hati saja. Tak mungkin berani mengeluarkannya meski rasanya ingin sekali.Ingatan kalau hal itu aku lakukan, bisa bisa nyawaku pindah ke alam lain karena Mas Anton tak akan rela adiknya dicela kai, membuatku terpaksa menjawab ucapan Yuni itu dengan amarah tertahan."Bukannya rumah makan buka terus, Yun? Terus apa salahnya kamu makan di rumah makan sendiri? Masa iya harus nunggu nafkah dari aku dulu baru bisa makan? Kamu kan tau mas capek habis pulang kerja, mana ibu juga sakit," jawabku dengan benak yang sama sekali tidak mengerti dengan jalan pikiran Yuni.Bisa bisanya punya rumah makan sendiri tapi masih mengeluh soal perutnya yang lapar. Benar b

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Enam Belas

    Bab 16Pov Rama[Mas, kamu lupa jalan pulang? Kenapa kamu nggak pulang-pulang ke rumahku lagi? Sudah satu minggu ini, Mas! Kamu mau coba coba berbuat nggak adil?]Sedang aku mengganti perban yang membalut luka di lutut ibu akibat terjatuh ke aspal saat di serempet orang kemarin yang hingga kini masih jadi misteri bagi keluarga kami, sebab untuk lapor polisi aku juga tidak berani, pesan what-sapp dari Yuni masuk ke ponselku.Aku menghembuskan nafas pelan lalu mengetik balasan dengan hati gundah.[Kamu kan tau Ibu kecelakaan. Walau pun nggak parah, tapi kan butuh perawatan juga. Siapa lagi yang akan merawat ibu kalau bukan mas, karena Dewi dan Vita kuliah.] jawabku.Ya, untunglah luka ibu tidak parah. Hanya lecet dan gores di beberapa bagian tubuh saja dan sedikit terkilir di kaki, sehingga dokter tak sampai menyuruh untuk dirawat di rumah sakit melainkan boleh berobat jalan. Tapi kan tetap repot juga karena namanya juga merawat orang sakit, pasti ada saja perlunya.Masih untung boleh b

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Lima Belas

    Bab 15Pov Rama"Rinl, kamu masak apa?" tanyaku saat akhirnya pulang ke rumah. Sudah tiga malam aku tidur di rumah Yuni, jujur rasanya berbeda dengan tidur di rumah sendiri.Sungguh cepat Yuni berubah memang. Tadinya fine fine aja, enjoy enjoy saja diajak ngobrol, tapi setelah jadi istri, bawaannya kok jadi berubah bawel!Tadinya tak pernah sekali pun dia menyinggung masalah gaji, eh setelah malam pertama mulai lah ribut masalah gaji. Menyebalkan memang Yuni. Ibarat musang berbulu domba. Tadinya kelihatannya jinak ternyata lama lama rewel juga."Masak apa? Aku nggak masak, Mas. Sejak mas ambil uangku kemarin, aku numpang makan di rumah Nina," jawab Rina sambil terus melipat pakaian yang kelihatannya habis dicuci.Aku mendengkus pelan mendengar jawaban istriku itu. Numpang makan tapi penampilan sekarang berubah glowing! Apa numpang skincare an di rumah Nina juga sehingga sekarang penampilan istriku itu berubah menjadi lebih cantik juga?"Aldi mana?" tanyaku tanpa berusaha membantah jaw

  • ISTRIKU TERNYATA KONTEN KREATOR TERKENAL    Empat Belas

    Bab 14Pov Rama"Kenapa diam aja? Ada yang bisa menjelaskan apa yang terjadi sehingga kalian ribut ribut di rumah adik saya?" tanya Mas Anton sekali lagi sembari mengedarkan pandangannya ke arah kami bertiga."Ini, Mas ... Ibunya Mas Rama minta supaya aku nggak minta nafkah lagi dari Mas Rama, Mas. Jadi aku bilang kalau nafkah itu adalah kewajiban Mas Rama sebagai seorang suami. Tapi Mas Rama dan ibunya nggak terima, tetap memaksa aku supaya nggak minta nafkah lagi, atau kalau enggak, aku harus rela dijatuhi talak dan terpaksa jadi janda lagi, Mas," ucap Yuni menjawab pertanyaan kakaknya itu.Mendengar jawaban adiknya itu, Mas Anton terlihat marah. Laki laki itu menyapu wajahku dan ibu bergantian dengan tatapan tajam."Benar itu, Bu? Rama? Kamu minta adik saya untuk nggak minta nafkah lagi dari kamu? Apa alasannya sehingga kamu berani meminta hal seperti itu pada Yuni, hah? Bukankah seorang suami memang sudah kewajibannya memberi nafkah pada istrinya? Apa kamu mau membuat aturan baru?

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status