Beranda / CEO / ISTRI KESAYANGAN OM BARA / Bab 14. Akhirnya, Belah Duren

Share

Bab 14. Akhirnya, Belah Duren

Penulis: Lavinka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-24 13:00:30

Cantika Gisella Agung adalah nama seorang perempuan yang masih bertakhta di dalam hatinya. Ia adalah mantan, sekaligus cinta pertama Bara waktu usia mereka beranjak dewasa. Wanita itu jugalah yang membuatnya rela melakukan apa pun, asal bisa bersamanya.

Akan tetapi, mereka harus putus karena sebuah konflik antar keluarga. Ayah Bara tidak merestui hubungan mereka karena keluarga Cantika adalah saingan bisnis keluarga Sanjaya. Pertentangan itu tentu saja membuatnya terpuruk.

Bara sempat memperjuangkan Cantika, tetapi wanita itu justru memilih mundur, dan pergi meninggalkannya untuk bertunangan dengan pria lain–Gumi Putra Handoyo– seorang CEO.

Setelah kabar pertunangan mereka, Bara tak lagi mendengar kabar apa pun lagi tentang Cantika. Lebih tepatnya, ia yang menutup akses dari segala hal yang berkaitan tentang wanita tersebut. Sudah cukup luka yang ditorehkan oleh wanita itu, Bara tak sanggup lagi jika harus bertemu kembali dengannya.

Se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ISTRI KESAYANGAN OM BARA    Bab 15. Luluh

    “Tisa pengin jalan-jalan. Boleh?”“Huh!”Tisa menggeser posisi berdirinya menjadi di samping sang suami. Namun, tiba-tiba tangannya ditarik hingga ia menjadi duduk di pangkuan Bara. “O-om?” Gadis itu kaget. “Apaan, sih?” Tangannya refleks menyentuh wajahnya yang merona malu. Apalagi ketika tangan besar itu memeluk pinggangnya mesra. Lalu, tatapan yang terarah lurus ke dalam bola matanya. Tisa semakin malu hingga jadi salah tingkah sendiri.“Bicaralah di sini,” bisik Bara dengan suara terdengar melunak. Ditambah, tangan itu mulai membelai surai Tisa lembut. Dalam hati Tisa menjerit, “please, jangan buat dirinya menggila dengan perlakuan manismu, Om!”Sungguh, gadis kecil itu mulai menggila hanya mendapati sikap Bara yang manis. Padahal, selama ini si pria tua yang jarak usianya hampir 2 kali lipat dari umurnya selalu bersikap ketus, bahkan kejam. Namun, hari ini ia melihat jelas perubahan yang cukup signifikan sehingga membuat jantungnya cenat-cenut.Dengan sedikit ragu, tangan Tisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25
  • ISTRI KESAYANGAN OM BARA    Bab 16. Ngapel

    “Apa, sih?” Bara yang masih mengantuk sampai harus membuka paksa matanya karena keributan yang dibuat oleh sang istri. “Aku masih ngantuk, Bocah!” dumelnya.Tisa tidak peduli. Gadis itu segera mendorong tubuh Bara hingga pria tersebut hampir jatuh.“Tisa!” teriak Bara tanpa bisa dicegah. Pria itu begitu terkejut sehingga membuatnya berteriak. “Apa kamu gila? Aku hampir jatuh, tau gak, sih?”Bibir Tisa digigitnya. “Maaf, Om. Ta–pi, tadi ….” “Tadi apa? Aish!” Bara mengacak rambutnya kesal. Ia kemudian membuka selimut yang sedari tadi menutupi bagian bawah tubuhnya. “Argh …!” teriak Tisa heboh sambil menutup kedua bola matanya. “Om, pornografi!” sambungnya lagi.Bara kemudian melihat ke arah Tisa dengan kening mengernyit. Wajahnya tampak bosan. “Kau pun sudah pernah merasakannya, Bocah. Jadi, gak usah bertingkah kek perawan, deh!”“Tapi, Tisa kan malu, Om. Mana pernah Tisa ngeliat punya orang lain,” bela Tisa dengan sedikit gugup. “Terus, siapa yang semalam malah minta nambah? Hah!” B

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • ISTRI KESAYANGAN OM BARA    Bab 17. Diikat di Ranjang

    “Om, apa Tisa jelek?”“Pertanyaan macam apa itu?” Sambil mendorong tubuh si istri, Bara mulai masuk ke dalam kamar. Dia baru saja pulang kerja, tetapi sudah ditodong pertanyaan yang semua orang tahu jawabannya. “Kamu cantik, seksi, dan membuatku kelojotan jika tak melihatmu sehari!” Ingin sekali Bara mengatakan itu, tetapi dia tak ingin membuat gadis itu besar kepala. Jadi, hanya bisa di dalam hati.“Kok, Om malah cuekin Tisa, sih?” Tiba-tiba, Gadis itu sudah berdiri di depan Bara sambil merentangkan kedua tangan. Dia memasang wajah cemberut karena merasa diabaikan oleh sang suami. “Apa Om Bara lagi capek, ya?”Embusan napas berat baru saja terembus dari hidung Bara. Ia melihat ke arah Tisa yang bertingkah seperti bocah kehabisan daya. “Nggak ada orang kerja yang nggak capek. Kamu kenapa?” tanyanya balik.Tisa terus mengikuti apa yang dilakukan oleh Bara, bahkan ketika sang suami duduk di sofa pun tetap diikuti. Kini, dengan tak tahu dirinya dia membiarkan kepala bersandar di bahu sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • ISTRI KESAYANGAN OM BARA    Bab 18. Tidak Sengaja Menempel

    Tanpa banyak bicara, Bara langsung menutup pintu kemudian melangkahkan kaki menuju ranjang. Dalam hati dia mengumpat akan sikap pelupanya yang mulai akut, apalagi jika menyangkut akan gadis yang baru saja dilepas ikatannya.“Misi!”“Yakh!” Bara langsung terjungkal karena Tisa langsung lari terbirit menuju kamar mandi. Ia yang masih shock sampai menatap kepergian sang istri dengan kedua mata membelalak.“Apa dia baru saja mendorongku?”tanyanya kaget. “Dan, bagaimana bisa itu bocah larinya gesit banget? Kancil kali diam yah?” Sambil menggelengkan kepala, Bara pun bangun dari posisi duduknya. Tidak lupa ia menepuk bagian belakang tubuhnya, takut jika ada kotoran yang menempel di celana.“Untung itu bocah udah kabur, kalau belum udah aku pites dia!” dumel Bara. “Bukannya makasih, malah main nyelonong aja. Lagian, emang dipikir aku ini pintu apa? Main dorong. Huh, dasar bocil!”Bara terlihat menarik napas, kemudian membuangnya lewat mulut. Sepertinya hari ini ia begitu banyak mendapatkan c

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-28
  • ISTRI KESAYANGAN OM BARA    Bab 19. Siapa Dia?

    “Ma–af!” Bara langsung menarik tubuhnya sendiri tanpa berniat menolong Tisa. Dia berdiri dengan canggung hingga tak berani menatap sang istri. “Se–baiknya aku kembali ke ruang kerjaku. Ka–mu, kalau udah ngantuk, em, bisa langsung tidur saja!” Pria tampan itu segera berjalan dengan langkah lebar menuju ruang kerjanya. Sesampainya di dalam, Bara langsung menguncinya. Tatapannya begitu gamang seolah apa yang baru saja terjadi cukup membuatnya terganggu. “Aish! Bagaimana bisa aku bertingkah seperti ABG labil yang baru nyipok perempuan. Sial! Dasar mulut Ogeb!” Bara menepuk bibirnya sendiri. “Ngapain sih pake acara jatuh segala tadi. Kan, jadi repot sekarang!”Sementara itu di luar, tepatnya di kamar pasutri masih tampak Tisa terlentang pasrah di atas ranjang. Gadis itu sadar, tetapi mulutnya seolah terkunci rapat. Mungkin, bibirnya masih keluar hanya untuk bicara.“Apa kami baru saja berciuman?” tanyanya dengan mata menerawang. Tidak lama setelahnya semburat langsung mewarnai kedua pipi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • ISTRI KESAYANGAN OM BARA    Bab 20. Usil

    “Bastian? Siapa?” tanya balik Tisa. Gadis itu mengerjap bingung sambil menatap sang suami. Sementara wajah Bara terlihat bosan. Dia mengira, Tisa sedang akting. Akan tetapi, pria tersebut bukanlah orang bodoh yang bisa saja dikibuli orang lain. “Kamu gak usah bikin aku kesel, deh. Siapa itu Bastian?” tanyanya mulai ngegas.Gadis itu mengerucutkan bibir. “Tapi, Tisa emang gak tau siapa Bastian, Om.” “Terus, kenapa dia nyariin kamu? Huh!” Habis sudah kesabaran Bara. Akhirnya, dia mengungkapkan apa yang membuat hati kesal. “Itu orang bahkan berani menatapku tajam dan mengiraku seorang pedofil. Apa kamu tidak tahu itu?”Tisa menutup telinganya karena teriakan sang suami. Setelah itu, dia menatap sang suami dengan tangan menunjuk pada diri sendiri. “Sumoah demi apa pun, Om, kalau Tida gak kenal sama Bastian!” ujarnya keras kepala.“Ah, sudahlah. Emang capek ngomong sama bocil kayak kamu!” Bara muak, lalu pergi meninggalkan sang istri. Dia butuh mandi untuk mendinginkan kepalanya yang ham

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-30
  • ISTRI KESAYANGAN OM BARA    Bab 21. Kencan

    “Ada apa dengan rambut kalian?” tanya Andra ketika melihat kakak, serta iparnya saling diam. Mereka sedang makan malam, tetapi si kepala keluarga absen karena tidak enak badan. Jadi, di ruangan besar itu hanya diisi oleh 3 orang, Bara, Tisa, dan Andra. “Apa jangan-jangan kalian baru saja melakukan yang–” Andra dengan sengaja menggantungkan pertanyaannya kepada Bara. Kedua alisnya dinaik turunkan untuk menggoda Kakak, serta iparnya. “Bawel banget, sih, kamu! Udah, makan-makan aja, nggak usah ngurusin kami!” Bara terdengar menyahut ketus. Dia melirik ke arah sang istri yang ada di sampingnya.“Yaelah, Bang Bara kayak gitu amat, sih, sama adiknya sendiri. Kan, aku nanya baik-baik, kok, malah dijawab ketus.” Andra semakin semangat menggoda Bara. “Aku bilang makan ya, makan!” “Aih, pelit banget, sih. Ya, udah, deh. Aku mau nanya sama kakak iparku saja yang cantik?” Andra menyeringai ketika melihat reaksi Bara yang memelototinya. “Why? Kenapa ngeliatin aku kayak gitu, Bang?”Tisa sendi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31
  • ISTRI KESAYANGAN OM BARA    Bab 22. Hukuman

    “Ka–mu siapa?” Tisa menengadahkan wajahnya ke arah dua orang perempuan berpakaian sedikit kurang bahan, celana pendek sejengkal di bawah pinggul, lalu atasan model crop top .Salah satu perempuan bernama Sari segera melambaikan tangan ke arah Tisa. “Oh, hai, Dek. Apa Kakak boleh kenalan sama abangmu?” tanyanya sambil tersenyum lebar.“Abang?” Tisa mengalihkan pandangan ke arah kanan dan kiri, lalu ke belakang. Namun, tidak ada orang lain selain Bara Langit Sanjaya yang kini juga tengah melihatnya. Dia segera menatap perempuan itu lagi. “Maaf, Mbak. Tapi, Tisa gak punya Abang,” jawabnya kemudian.“Loh. Terus yang ada di samping kamu siapa, Dek? Kan, gak mungkin ayah kamu, kan?”“Apa? Ayah?” Kali ini Bara yang bereaksi. Pria itu bahkan sampai berdiri dan menatap perempuan itu dengan sengit. “Huh, yang bener aja, ya, kalau ngomong. Lagian, siapa juga yang mau kenalan sama situ. Pergi sana!” usirnya cepat. “Sayang, ayo kita pulang! Aku udah gak mau di sini lagi!”“Eh?” Walaupun bingung, t

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02

Bab terbaru

  • ISTRI KESAYANGAN OM BARA    Bab 47. Kembali

    “Bagaimana ini?” Pada saat Tisa kebingungan, dia lalu menemukan pengawal pribadinya. Dia pun melambaikan tangannya ke arah Ricky.Tanpa disuruh dia kali, pemuda yang bernama Ricky itu berjalan ke arahnya dan menunduk hormat. “Ada yang bisa saya bantu, Nona?”“Bisa tolong kamu bawa Basta dulu? Saya ada urusan,” beritahunya.Ricky yang memang mengenal jelas siapa pria yang kini tengah memeluk kaki Nona Mudanya mengangguk patuh. “Baik, Nona.” Setelah Basta dibawa pergi oleh Ricky, Tisa pun memegang bahu yang ternyata bergetar milik suaminya. Dia yang sudah sangat merindukan suaminya tentu merasa bersedih dan tidak tega. “Bangunlah, Mas, sebaiknya kita cari tempat untuk bicara!” putus Tisa kemudian. Tisa kurang nyaman jika harus menjadi perhatian banyak orang. Bara mengangguk, lalu berdiri. Dia langsung membawa tangan mereka dalam satu tautan hangat yang sudah sekian lama tak dia daoatkan. “Biarkan begini ya, Sayang?” tanyanya den

  • ISTRI KESAYANGAN OM BARA    Bab 46. Terungkap

    “Arghh!” Tiba-tiba, Bara merasa sakit di bagian perut. Dia meringis sambil meremas baju bagian bawah dengan badan membungkuk. “Yah, ndak papa?” Panggilan cadel dan sedikit tak jelas, serta usapan di bagian punggung membuat Bara menengadahkan wajahnya sambil menahan sakit. Dengan terengah, ia memaksakan bibirnya tersenyum ketika menemukan ekspresi cemas di wajah batita tersebut. “Makasih, Sayang. Karena kamu, Om sudah jauh lebih baik,” kilahnya tak ingin membuat khawatir. Dia lalu menegakkan badan kemudian mengusap puncak kepala Basta. Biarlah dia yang sakit, tanpa perlu ada yang tahu sebenarnya.“Ndak!” Basta menggelengnkeras kepala. “Yah, Atit?” Wajah anak kecil masih saja khawatir. “Acuk, yu, Yah … alem!” ajaknya kemudian.Bara sempat tidak mengerti maksud ucapan Basta. Namun, dia sadar ketika tangannya terus ditarik oleh anak kecil tersebut. “Apa kamu mengajak Om masuk ke dalam?” tanyanya bodoh.“Hem! Cuk, yuk, Ya

  • ISTRI KESAYANGAN OM BARA    Bab 45. Penyesalan

    “Jika boleh meminta, Bara ingin mengejarnya. Tapi, Bara juga gak mau egois, Yah!” Pria itu tampak merenung.“Ckckck! Pantas saja menantuku milih kabur daripada tetap bertahan denganmu,” cibir Sanjaya pada anaknya.“Yah!” Bara terlihat merengek.Sanjaya menghela napas, lalu menepuk bahu sang anak. “Apa kau tahu jika Tisa itu sangat mencintaimu?”Bara mengangguk ragu. “Entahlah, Yah.”Sanjaya yang gemas pada Bara lalu menempeleng kepala putranya. “Badan besar, umur tua, emang gak menjamin,” cibirnya pedas, “intinya, kamu itu terlalu banyak berpikir yang tidak-tidak tentangnya. Sampai kau melupakan hal yang sesungguhnya, Nak!”“Jadi, maksud Ayah, prasangka Bara selama ini salah?”“Hem. Jadi, kau akan tetapi diam saja? Atau, kamu emang gak mau kembali pada menantuku?” Sanjaya menatap putranya dengan serius.Bara menggeleng. Tekadnya sekarang makin kuat untuk tetap mendapatkan kata maaf dari Tisa. “Bara akan mel

  • ISTRI KESAYANGAN OM BARA    Bab 44. Mengantar Nyawa

    “Sayang, kamu di mana? Aku kangen sama kamu!” Bara menatap pigura foto pernikahan mereka dengan tatapan merindu. Badannya juga tak sesegar dulu, bahkan dia menjadi malas hanya sekedar memotong jambang. Semenjak empat tahun lalu, tepatnya ketika sang istri kabur dari rumah Dia memutuskan untuk tinggal di apartemen, sendirian. Semua dilakukan untuk ketenangan hati serta batinnya. Jika di rumah, kepalanya penuh.“Pulanglah, Baby! Aku minta maaf karena sudah bodoh melukai gadis yang benar-benar tulus mencintaiku. Mungkin jika saat itu aku tidak termakan kecemburuanku, mendengarkan dulu penjelasan mu, kamu pasti masih berada di sisiku,” gumamnya seorang diri.Kini, dia menyesal, sangat-sangat menyesal. Andai bisa memutar waktu, Bara tidak ingin gegabah dan mencari tahu dulu tentang mereka berdua. Bukan malah main tuduh dan mabuk hingga melampiaskan kekesalannya pada hal yang salah.Akan tetapi, nasi sudah menjadi bubur. Sanjaya bahkan sampai menghajar

  • ISTRI KESAYANGAN OM BARA    Bab 43. Kabur

    Tisa merasa gelisah di tempat tidurnya. Berkali-kali dia berusaha untuk memejamkan mata, tetapi selalu tidak bisa. Akhirnya, dia menyerah dan menatap jam dinding di mana sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Namun, sisi ranjang di sampingnya belum juga terisi.“Sebenarnya kamu ke mana, sih, Mas? Kenapa kamu belum pulang juga? Apa karena kamu masih kesal kepadaku?” Wajahnya berubah sendu dan tidak bersemangat. Dalam kegelisahannya, dia duduk sambil bersandar. Tisa ingin menyusul sang suami, tetapi dia tidak tahu keberadaan Bara. Telepon pun sedari tadi tidak diangkat. Membuat hatinya semakin was-was, takut terjadi apa-apa dengan sang suami. “Tapi, aku juga nggak bisa hanya berdiam diri seperti ini terus,” katanya sambil berpikir keras. “Iya, aku harus cari Mas Bara kemanapun dia berada!” Tekadnya kuat. Gadis itu pun bangun dari ranjang untuk mengganti piyamanya dengan celana jeans, serta kaos pendek yang dilapisi dengan jaket. Dia bukan gadi

  • ISTRI KESAYANGAN OM BARA    Bab 42. Keributan

    “Apa-apaan bocah itu?” Bara hendak turun, tetapi tangannya langsung mengepal karena melihat si pemuda dengan sekonyong-konyong menarik tubuh Tisa ke dalam pelukan. “Bajigur!”Wajah Bara langsung melengos dan tidak mau menatap ke arah dua muda-mudi itu. Dia mengepalkan tangan karena kecewa pada sang istri. Tidak semestinya Tisa bermesraan dengan orang lain. Apalagi, ada dirinya sekarang.“Tuan, Nona sedang ke sini,” beritahu si supir.“Hem.”Badan memilih diam saja ketika pintu geser terbuka bahkan suara pekikan dari sang istri pun tidak diindahkan. Bayangan ketika sang istri berpelukan dengan pria lain membuat emosinya mendidih. “Mas Bara beneran jemput Tisa?” Suara bernada riang itu langsung menembus gendang telinga Bara. “Makasih, Mas,” sambungnya sambil memeluknya. Akan tetapi, Bara tidak membalas pelukan sang istri. Dia justru terlihat cuek dan lebih memilih untuk melihat tabnya. “Aku kan emang udah janji untuk menjemputmu. Jadi, aku pasti datang,” jawabnya sambil lalu.Sepertin

  • ISTRI KESAYANGAN OM BARA    Bab 41. Antara Janji dan Dusta

    “Maaf,” jeda Bara dengan tatapan bersalah. “Tadi pagi begitu buru-buru karena ada panggilan urgent. Jadi, aku gak bisa nganter kamu. Masalah telpon dan chat kamu, ponselku tertinggal di dalam mobil, sedangkan aku sibuk meeting dengan klien jadi gak tahu kamu menghubungiku,” jelasnya satu persatu.“Dan kamu itu berharga, Sayang, lebih dari yang kamu kira. Justru, aku yang merasa denial di sisimu.” Kepala pria itu tertunduk. “Kamu cantik, pintar, dan masih muda, sedangkan aku?” “Mas, kenapa bicara seperti itu?” Tisa merangsek ke dalam pelukan suaminya. “Justru, kamu itu adalah suami idaman banget. Kamu kaya, tampan, mapan, dan aku hanyalah seorang gadis biasa yang tidak memiliki kelebihan apa pun. Lagi pula ….”“Lagipula kenapa, Baby?” Tangan Bara menarik dagu istrinya hingga mereka saling bertatapan. “Katakan!”Tisa menghela napas tentang pemikirannya beberapa hari ini. Dia begitu terganggu dengan ketidakhadiran sang suami di dekatnya, juga termasuk masalah status mereka. Anggap saja

  • ISTRI KESAYANGAN OM BARA    Bab 40. Dicecar Istri

    “Ratna?” “Iya, ini aku Ratna. Saudara kamu.”Tisa menatap anak dari paman dan bibinya dengan raut senang. Mereka pun berpelukan saking bahagianya. Namun, mereka tahu jika tempat yang sedang mereka kunjungi tidak boleh berisik. Alhasil, dia mengajak Ratna untuk duduk di rooftop mall.Mereka berdua tampak begitu senang satu sama lain. Walaupun paman dan bibinya suka menindas ya, tetapi bagi Tisa, Ratna adalah saudara sekaligus teman yang baik. Huhungan dua gadis muda itu juga tidak ada masalah, kecuali waktu kabur itu.“Gimana kabar kamu, Rat? Kita udah lama banget, loh, gak ketemu,” celetuk Tisa sambil melihat wajah Ratan yang kini terlihat kurus. “Apa mereka masih senang memaksakan kehendaknya?”“Ya, gini, deh.” Ratna menjawab ambigu. Tisa tahu bagaimana orang tua Ratna membesarkan sang anak. Mereka yang terobsesi memiliki anak yang pintar dan mendapatkan jodoh orang kaya, menuntut si anak untuk belajar dan belajar. Tidak heran jika dulu Ratna memilih kabur ketika akan dijodohkan d

  • ISTRI KESAYANGAN OM BARA    Bab 39. Bertemu Lagi

    Tisa diajak Zaki untuk mengobrol berdua di halaman belakang kampus. Gadis itu sedikit horor sebenarnya karena tempat tersebut jarang dilewati oleh mahasiswa lain. Jika nanti dirinya diapa-apakan? Tisa bergidik ngeri sendiri memikirkannya. Lagian, tidak mungkin orang sepintar dan setampan Abdulah Zaki melakukan hal tak berperikemanusiaan. Tisa yang sudah bosan segera menghela napas. “Jadi, apa yang sebenarnya Kakak mau tanyakan pada Tisa?” “Sa, apa benar kamu sudah menikah?” “Eh? Oh, itu.” Tisa sempat terdiam untuk beberapa saat, tetapi setelah itu tersenyum. Dia menjadi teringat bagaimana posesifnya Bara semalam hingga mengirimkan sebuah kata-kata yang akan memukul mundur si rival. Kelakuan suaminya memang kadang tidak ingat umur. Sudah tua, tetapi kadang masih cemburuan seperti ABG labil.“Jika Tisa bilang iya, apa Kak Zaki akan mundur?” Akhirnya, dia memilih jujur. Toh, Bara juga sudah mengungkap statusnya pada kakak seniornya. Jadi, berbohong pun terasa percuma.“Jadi benar,

DMCA.com Protection Status