Share

MENYERAH

Jika cinta adalah suatu anugerah

Maka tidak untukku

Nyatanya cinta itu justru membuat aku tersakiti

Bahkan membuat hati ini hancur tak berbentuk

Lantas, masih pantaskah aku berharap lebih?

***

Setiap detik yang berlalu terasa lama. Seolah-olah waktu berhenti berputar. Tidak tahukah sang pemilik waktu bahwa saat ini aku merasa gusar. Meskipun aku berusaha tenang saat tatapan matanya menghunjam, tetapi tetap saja keringat dingin membasahi tubuh kotor ini.

Ya, kotor. Dia menganggapku pezina hingga melukai harga diriku sebagai istri. Semua perkataanya membekas dan sulit untuk aku lupakan. Seandainya pun dia meminta maaf, aku bisa saja memaafkan, tapi tidak untuk melupakan semua perbuatan dan perkataan laki-laki bergelar suami ini.

Bang Habib bangkit berdiri sembari membawa cangkir kopi berbahan keramik itu. Rahangnya masih mengatup erat dan sorot matanya masih menghunjam laksana belati tajam. Serta, perkataan yang dia lontarkan sebelum meninggalkan ruangan ini kembali membuat aku terpo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status