Share

Cedera Hati

Setiap insan yang terlahir adalah penulis

Alam semesta adalah kertasnya

Hari ini aku memilih menulis garis takdirku sendiri

Dan aku ingin kisah ini berakhir bahagia

Semoga .....

***

"Mas Tommy, apa Ra boleh coba punya Mas Tommy? Mas juga boleh cicip punya Ra." Aku sebenarnya jijik jika harus bermanja seperti ini. Bukan dengan orang bergelar suami pula. Justru pada laki-laki yang duduk di samping suamiku. Ah, sudahlah!

Tommy tampak bingung sekaligus canggung karena Bang Habib tengah menyorotnya lekat. Namun, apa peduliku? Dia saja membiarkan Cindy memperlakukannya istimewa. Di depanku pula. Sekarang, rasakan saja pembalasan ini.

Tanpa mempedulikan ekspresi kedua laki-laki di hadapanku ini, aku menggeser piring porselen yang berisi spaghetti milikku ke arah Tommy dan mengambil garpu dari atas piringnya. Satu potong udang saos mentega aku kunyah seraya memejamkan mata. Seakan menikmati olahan seafood di mulutku ini.

Saat membuka mata, pandangan tertuju pada sang suami. Matanya memerah e
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status