Share

PENDEKAR PEMBURU IBLIS

Entoh menggeleng. Pemuda itu memang melihat Wawan temannya mengobrol dengan wanita bercadar, tetapi tidak mendengar apa yang mereka perbincangkan.

"Dia bilang, aku tunggu ya, Ganteng, hahaha ... hahaha ... hahaha," kata Wawan riang. Ia tertawa terbahak-bahak.

"Apakah itu artinya dia tertarik padamu?" tanya Entoh.

"Bisa jadi ... bisa jadi, apakah aku seganteng itu? Kalau kau lihat tadi, wanita itu kulitnya licin dan mulus, ooh." Wawan  memejamkan mata sambil merentangkan kedua tangannya. Membayangkan sosok jelita yang tadi ia temui. Terbayang di wajahnya, ia menggenggam tangan halus itu. Membawa ke dadanya kemudian mengecupnya, harum aroma tubuhnya masih tercium rasanya.

"Eh, malah melamun," kata Entoh sambil memukul pundak sahabatnya itu.

Wawan terlonjak kaget, sesaat kemudian mereka tertawa. Mentertawakan kekonyolan sendiri. Semua itu membuat mereka mengerti, kalau untuk menang dalam sayembara itu tidak boleh berdiam diri, harus berguru lagi

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status