Aku mulai jatuh cinta padamu', terlihat status itu ditulis sekitar empat tahun yang lalu.
'Harusnya aku tak boleh jatuh cinta''Ah.. semoga perasaan ini hanya sementara''Aku mulai terbiasa denganmu''Ratusan lelaki hadir, hanya dirimu yang meninggalkan kesan'Aku mengernyitUntuk siapa status-status ini dibuat ?Apakah seseorang di masa lalu Luna?Pacar Luna mungkin?Isinya hanya tentang wanita sedang jatuh cinta yang memuja lelaki idaman nya.'dimana kamu.. kenapa tak pernah hadir'Status itu sekitar 2 tahun yang lalu.'aku resah tanpamu''apa kau hanya mempermainkanku? Ataukah aku yang berharap lebih?''harus kemana aku mencarimu''aku putus asa kehilanganmu''demi kamu, aku rela menjadi lebih baik''lembaran baru. Bismillah'Itu status terakhirnya.Selanjutnya hanya tautan berbagi tentang kisah cinta dan cerita-cerita lainnya.Benarkah itu akun Luna?Aku melihat foto yang diunggahnya.Banyak gambar-gambar animasi dan kata-kata mutiara berbagai desain.Kubuka album berjudul 'kenangan' yang diunggah sekitar empat tahun lalu.Ada foto sketsa wajahnya berambut panjang sedang tersenyum tipis.Namun... Ada satu foto lagi di album foto sampul.Segera aku buka.Tercengang aku dibuatnya.Foto sketsa wajah wanita dan lelaki sedang berpelukan memamerkan senyum yang terlihat bahagia.Kembali aku zoom dan tamatkan.Sepertinya aku mengenal lelaki di sketsa foto ini.Gak salah, ini seperti sketsa wajah Frans. Lelaki yang aku ketahui suami Lita di pesta Kiara kemarin.Terlihat diunggah 2 tahun yang lalu.Terlihat Frans memakai kalung tali benang berliontin taring macan.Tercetak jelas meskipun hanya di buat sketsa.Persis seperti yang dipakai di ulang tahun Kiara kemarin, aku memang secermat itu pada penampilan orang.Ada apa Luna dengan Frans di masa lalu?Dan kenapa Mas Rival bisa berteman dengannya di F* ini?Pelan tapi pasti.Akan kucari tau semua kaitan ini .Aku tidak akan berhenti disini.Semua harus terpecahkan.Mulai besok aku akan menjalankan misiku untuk menguak semuanya.Bayangan ketiga orang itu memenuhi otakku, anehnya tiba-tiba rongga dadaku terasa sesak.Jangan suudzon Ningsih, apalagi dengan suami sendiri. Bukankah Allah sesuai dengan prasangka hamba Nya?Sungguh aku tak mau berprasangka yang tidak-tidak , apalagi jika menjadi nyata. Ahhhh...sudahlah, mending aku tidur.Untuk apa memikirkan sesuatu yang belum pasti.Hingga pukul 03.00 mataku tak mau terpejam. Aku memutuskan nonton drama korea series di ponselku, setidaknya itu bisa mengalihkan prasangka-prasangka burukku.Akhirnya aku tertidur , baru sebentar rasanya terpejam. Alarm di ponselku berbunyi nyaring menandakan waktu shubuh.Mataku terasa berat, kubangunkan Mas Rival untuk segera sholat di masjid .***** *** *****Pov Frans
Sudah dua tahun berlalu, sampai saat ini aku masih belum bisa melupakannya.
Di balik mata tajam nya tersirat banyak kesedihan.LUNA.... Wanita yang berhasil menggetarkan hatiku.Wanita yang ingin aku lindungi dengan segenap jiwa ragaku.Hanya karena pekerjaan nya, Papa tak pernah merestui hubungan kami .Papa mengasingkanku ke kota tetangga, parahnya lagi menjodohkanku dengan anak relasinya. Sengaja membuatku terpisah dari Luna.Meskipun aku sudah menikah dengan Lita dan dikaruniai anak secantik Lala, tak bisa kupungkiri. Nama Luna masih terpatri di palung hati.Ahhh sial.Kenapa kami di pertemukan se klasik ini? Di saat kami sudah memiliki pasangan masing-masing.Aku bisa melihat dengan jelas, Luna masih menyimpan rasa padaku.Sedikit lega , Luna bisa menikah dengan pria yang baik dan akhirnya terbebas dari dunia hitam nya.Berkali-kali aku mencari Luna, mendatangi tempatnya bekerja, bertanya teman-temannya. Tak seorang pun memberitahuku kabar Luna, hingga aku putus asa dan menerima perjodohan ini.Luna ku, apa kau masih Luna seperti yang ku kenal dulu?Aku sangat merindukanmu.Terbayang masa indah beberapa tahun lalu.Aku yang sedang stres dengan urusan pekerjaan menghibur diri pergi ke Club favoritku."Sendirian aja Mas?" Sapa gadis cantik berpakaian sexy menghampiriku.Ada tatapan sendu dibalik matanya yang dilapisi soflent abu-abu.Aku hanya mengangguk sambil menikmati alunan musik."Kutemani boleh ya?" Gadis itu kembali merayuku.Yahhh...walaupun aku sering dugem , tapi tak pernah sedikitpun berminat one night stand dengan gadis-gadis disini, apalagi 'membeli' nya hanya untuk memuaskan nafsu sekejap.Tapi entah kenapa , menatap gadis di sampingku membuatku ingin merengkuhnya.Ahhh.... Miras ini rupanya mampu merusak pikiranku."Turun yuk? Kenalin aku Luna" gadis itu kembali mendekatiku, bahkan lebih berani, tak segan tangannya gelendotan manja di bahuku."Hmmm..panggil aja aku Frans" "Kita keluar aja yuk? Aku tau tatapanmu menginginkanku, aku bisa bikin kamu melayang malam ini. Mau coba?" Gilaaa..seperti inikah cara mereka menjajakan dirinya demi uang?Aku yang tak paham hanya diam pasrah."Eits tapi bayar dulu ya, minimal DP dulu deh. Ayo aku kenalin sama Mami Mona" Luna mengajakku ke meja yang berada di ujung Club."Baru Lun? Mau berapa jam?" Wanita yang dipanggil Mami Mona itu bertanya pada Luna.Aku semakin tak paham, karna memang tak pernah bertransaksi seperti ini."Berapa Mas? Semalam ya? Dari sekarang sih terhitung 6 jam sampai besok jam tujuh pagi. Tarifnya 500ribu/jam itu buat aku aja, belum termasuk hotel dan transportasi tetek bengek lainnya"Aku mengernyit heran."Mahal amat" desisku setengah sadar."Woy itu juga murah, Luna ini klasemen tertinggi. Biasanya dia pasang tarif sejuta/jam. Beruntung aja kamu ini, Luna sendiri yang patok segitu cuma buat kamu" sindir Mami Mona sedikit kesal.Ckkkk..akhirnya kuambil beberapa lembar uang berwarna merah dari dompet dan menyerahkannya ke Mami Mona.Dengan cepat Mami Mona meraih uang dari tanganku dan menghitungnya."Oke, pas. Berakhir sampai jam 7 pagi . Inget ya! Ini bagianmu Lun, jangan lupa pake kontrasepsinya! Udah sana, keburu habis waktumu" Mami Mona memberikan sebagian untuk Luna."Syiaaap, Dah Mamiiiiiii" Luna tertawa sambil menggandeng tanganku keluar dari Club.Penasaran juga aku lama-lama dengan gadis ini.Kenapa dia mau bekerja seperti ini?Sudah berapa laki-laki yang menjadi tamunya?Wajahnya sangat cantik berpoles makeup , bahkan aku yakin dia tetap kelihatan cantik tanpa ber makeup.Kami memutuskan memesan taxi dan menuju hotel D .Sesampainya di hotel, Luna dengan sigap membuka kancing kemejaku, ahhhh sudah terlatih rupanya.Sentuhannya membuatku mati kutu.Kini aku menginginkannyaa.....sungguh ingin kuterkam tiada ampun.Dan pergumulan pun dimulai.Karna aku merasa puas dan nyaman disisinya, menjadikanku hampir tiap hari mengajak Luna berkencan.Hingga akhirnya Luna memutuskan tak menerima pelanggan lagi, hanya aku satu-satunya pelanggan, tapi dengan satu syarat pastinya.Jatah untuk Mami Mona harus terus berjalan.Tak masalah bagiku asal bisa bersama Luna setiap harinya.Hampir dua tahun kami menjalani hubungan, aku ingin menjadikannya istri walaupun aku tau seperti apa masa lalunya. Aku pun tak peduli.Aku akan merubahnya menjadi lebih baik, menjadikannya istri dan ibu dari anak-anakku nantinya.Hingga entah darimana, Papa mencium hubungan kami . Dengan tegas Papa menolak aku menikahi Luna.Tiba-tiba aku diasingkan, Luna yang tidak ada kabar dan tak ada satupun temannya yang tau keberadaannya, hingga aku memutuskan menerima perjodohan yang diinginkan Papa, menikah dengan Lita. Putri dari relasi bisnisnya tentunya.Hancur hatiku, segenap jiwaku hilang.Terasa hambar aku menjalani hidup tanpa Luna.Sentuhan Luna lebih menggoda daripada Lita, Luna lebih tau cara memuaskanku daripada Lita yang hanya seperti itu.Ahhhh Luna. Menatapmu membuatku mengingat kisah indah kita yang telah lalu.Hmmmmmm"Mas ? Ayo dihabisin sarapan nya, kok malah ngelamun."Teguran Lita membuatku kaget .Lita tak kalah cantik dari Luna, ia wanita yang baik, sabar, lembut dan ber etika. Aku tau ia juga berusaha menjadi istri dan ibu yang baik . Tapi entahlah, aku belum bisa mencintainya seperti aku mencintai Luna.Ahh Luna lagi Luna lagi.Apakah Luna bahagia dengan Fathir? Atau Luna sudah melupakan kenangan bersamaku?Aku ingin memastikannya.Hatiku bergejolak ingin memilikinya, lagi.Mengingat kisah beberapa tahun lalu membuat birahiku meningkat. Aku suka memadu kasih dengan luna.Tiap-tiap sentuhan yang diberikannya, membekas .Saat berhubungan dengan Lita pun, terkadang muncul bayangan Luna . Seakan-akan sedang bercumbu bersama Luna . Membuat ku bangkit.Aku harus berhasil menemuinya, harus."Lit, aku keluar sebentar ya. Ada urusan penting sama temen. Sore udah dirumah kok." Kuraih kontak di atas meja, bergegas pergi tanpa jawaban dari Lita.***** *** ********** *** *****
Akan ada banyak plot twist menanti kalianYuk kita kupas satu-satuPantengin shay ......****Setelah Mas Rival berangkat kerja, aku main kerumah ibu bersama Alea.Tiba-tiba aku rindu dendeng balado masakan Ibu.Rumah Ibu tampak sepi, mungkin Bapak ke sawah, Fathir jelas bekerja jam segini .Ibu dan Luna kemana ya?Rumah tak dikunci, aku merebahkan diri di sofa ruang tamu sambil memantau Alea bermain boneka di karpet bawah.15 menit kemudian, terdengar suara dari arah luar."Loh Nduk? Udah lama? Kok nggak bilang mau maen? Ibu habis dari Supermarket. Belanja bulanan ini ditemani Luna."Aku mengernyit heran, 'Luna tumben mau nemeni Ibuk belanja bulanan. Ah mungkin iparku satu ini sudah berubah' .Luna hanya diam saja."Iya nih Buk. Tiba-tiba pengen dendeng nya Ibuk." Aku merajuk seperti anak kecil.Ibuk tersenyum, "oke ,Ibu buatkan. Tapi beli daging sapinya dulu ya , Ibu tadi cuma beli daging untuk
Sudah hampir tiga jam Luna tak kunjung kembali, aku berniat menyusulnya.Hendak mengeluarkan matic dari garasi, Luna datang membuka pagar."Nih Mba dagingnya, aku masuk duluan ya. Capek", belum sempat kutanya mengapa sampai selama ini hanya membeli daging . Tapi ku urungkan niatku, kasihan mungkin dia lelah.Luna banyak berubah akhir-akhir ini, menjadi pendiam seperti banyak beban.'ah sudahlah, biar menjadi urusannya' , aku memutuskan langsung membawa daging menuju dapur sekalian membantu Ibu memasak.***Selepas adzan magrib, Mas Rival menjemputku .Kami berkumpul di meja makan, menikmati masakan Ibu.Luna terlihat gusar sambil memainkan ponselnya. Sesekali menghembuskan nafas panjang."Kenapa Lun? Ada masalah?", Fathir menyadari perubahan istrinya.Luna hanya memasang senyum sambil menggelengkan kepala.
Sehabis sholat shubuh, aku bergegas membantu di dapur.Banyak tetangga ikut membantu mempersiapkan acara tasyakuran nanti malam.Mas Rival membantu membersihkan halaman dan menata tanaman dibantu Fathir.Arif memasang terop bersama Bapak dan warga lain.Sedangkan Chintya berkutat dengan kue-kue bermacam jenis buatannya .Ibu bermain bersama Kiara dan Alea.Luna tentu saja masih menikmati mimpinya di kamar sana."Sini Ning, bantu Mak ngupas bawang", Mak Uwan memanggilku."Nggeh mak", aku segera duduk tanpa alas di samping Mak Uwan dan Bu Sekar."Mana Jeng , menantu barumu? Kok gak ikutan gabung disini, biar akrab sama warga lain", Bu Inge yang sedang mencuci ayam bertanya pada Ibuk yang sedang menuang air panas ke dalam botol susu Kiara."Masih di kamar Nge, kurang enak badan. Jadi aku suruh istirahat dulu aja.
Jam menunjukkan pukul 16.45 WIBMas Rival datang dan bergegas mandi, keburu adzan maghrib.Makanan sudah rapi tertata di meja, Chitnya menyuapi Kiara.Sejak kejadian pagi tadi ,aku tak melihat Luna lagi. Mungkin tidur di kamarnya.Selepas shalat maghrib, kami sekeluarga menuju meja untuk buka bersama.Terdengar deru mobil, Fathir baru saja pulang.Luna langsung keluar menuju garasi menyambut Fathir."Assalamualaikum""Waalaikumsalam, wah Mas Fathir pulang. Akhirnya kita bisa buka puasa pertama bareng ya Mas, alhamdulillah" terdengar suara Luna mendayu-dayu.Mulai berdrama"Kamu makan duluan aja Lun, Mas mau mandi dulu ya. Gerah sayang" Fathir hendak menuju kamar mandi."Lho Mas, makan dulu ajasih baru mandi. Aku nungguin kamu lho daritadi rela nahan laper, biar bisa makan bareng kamu. Ini kan buka puasa pertama kita sebagai suami istri yang sah"
"Waalaikumsalam" kuakhiri dengan salam telfon dari Mba Ningsih.Semenjak menikah dengan Luna, hampir setiap hari aku mendapat sindiran secara halus yang dibungkus dengan lelucon, bahkan tak jarang aku mendapat teguran secara terang-terangan dari semua orang yang mengenalku.Apa yang Luna perbuat? Hingga semua orang ingin aku bersikap tegas atau meninggalkannya. Tak pantas bersanding denganku katanya, mengapa? Aku juga bukan orang yang pandai beragama dan berakhlak mulia. Hingga sebuah ingatan beberapa tahun lalu muncul di benakku."Gimana Thir? Parah sih kamu. Bisa-bisanya toh ndak ingat apa-apa. Kalo sampe cewe itu lapor, kita semua bisa kena imbasnya. Malu lah kalo sampe kita diturunkan jabatan , syukur-syukur ndak dimutasi" Sahwan~teman sejawatku kala itu menyalahkanku.Gara-gara ide Rohim~yang juga teman se-angkatan, membuatku terjebak dalam situasi genting yang ak
"Iya Mas, ini aku di parkiran mau otw pulang. Tadi keasyikan sama temen, gatau kalo Mas telfon" suara Luna di ujung telfon terdengar sangat lembut."Yasudah, hati-hati lho ya! Mastadi khawatir, Luna ndak ada kabar soalnya. Cepet pulang, bawa mobilnya sante aja. Jangan kebut-kebutan , Mas tunggu di rumah Sayang. Assalamualaikum" akhirnya Fathir bisa bernapas lega mengetahui istri tercintanya dalam kondisi baik-baik saja."Waalaikumsalam" Luna tersenyum simpul.***"Aman Mas, aku pulang dulu ya. Mas Frans ati-ati lho" Luna mengerlingkan mata menatap Frans di depannya."Siap Sayangku, udah sana gih naik!" Ucap Frans memerintah.Mereka baru saja berkencan menikmati momen berdua, tentunya di belakang pasangan sah mereka.***"Istriku darimana aja ? Sampe susah dihubungi" Fathir menyambut kedatangan Luna.
"Asyiaaaaap, butuh bantuan apa nih?" suara bariton terdengar dari seberang telfon."Tolong selidiki wanita yang aku kirim fotonya , setauku dia bernama Luna, istri dari adik temanku. Kumpulkan informasi yang kamu dapat sebanyak-banyaknya, langsung hubungi aku. Bisa?" Sesak di dada Lita semakin terasa, amarahnya terlihat kuat."Siap, dengan senang hati""Oke, thanks ya Kev""Urwell"Lita segera mengakhiri pembicaraannya dengan Kevin, sahabatnya itu selalu ada saat dibutuhkan. Sejak kecil mereka bersahabat karena bertetangga, itulah alasan mereka bisa sedekat seperti sekarang.Dari awal Lita sudah menaruh curiga pada Luna, melihat tatapan mata Frans ke Luna membuat instingnya tajam sebagai istri . Hanya saja ,ia tak terlalu mempedulikan. Hingga akhir-akhir ini perubahan Frans sangat mengganggu pikiran Lita, ditambah bukti dari Mela bahwa
Luna sampai di rumah sekitar pukul 19.00.Fathir yang melihat kepulangan istri sahnya tampak lega. Matanya memancarkan kebahagiaan."Alhamdulillah akhirnya sampe rumah. Macet ya Sayang?" Fathir dengan sigap membawakan tas dan beberapa kantong belanja milik Luna."Iya Mas, maaf ya aku pulang telat. Suka lupa waktu kalo udah kumpul" Luna tersenyum tanpa dosa, tak merasa bersalah sekalipun."Yaudah kamu mandi dulu gih terus makan ya. Biar seger""Iya Mas"***Sepeninggal Luna mandi, Fathir membongkar tas dan kantong belanjaan Luna, tak ada yang aneh.Hanya ada beberapa helai pakaian , aneka macam kue dan pernak-pernik wanita lainnya.Fathir merasa bersalah karena mencurigai istrinya.Setan apa yang udah merasukiku sampai aku segitunya sama Luna, batin Fathir.Segera ia rap