Share

Bucin

Author: Yunitaindrynt
last update Last Updated: 2021-06-30 13:33:39

Sudah hampir tiga jam Luna tak kunjung kembali, aku berniat menyusulnya.

Hendak mengeluarkan matic dari garasi, Luna datang membuka pagar.

"Nih Mba dagingnya, aku masuk duluan ya. Capek", belum sempat kutanya mengapa sampai selama ini hanya membeli daging . Tapi ku urungkan niatku, kasihan mungkin dia lelah.

Luna banyak berubah akhir-akhir ini, menjadi pendiam seperti banyak beban.

'ah sudahlah, biar menjadi urusannya' , aku memutuskan langsung membawa daging menuju dapur sekalian membantu Ibu memasak.

***

Selepas adzan magrib, Mas Rival menjemputku .

Kami berkumpul di meja makan, menikmati masakan Ibu.

Luna terlihat gusar sambil memainkan ponselnya. Sesekali menghembuskan nafas panjang.

"Kenapa Lun? Ada masalah?", Fathir menyadari perubahan istrinya.

Luna hanya memasang senyum sambil menggelengkan kepala.

Sebelum pulang, aku berniat beberes membantu Ibu mencuci piring.

Fathir menemani Mas Rival mengobrol di teras bersama Bapak .

Ibu sedang bermain bersama Alea.

Asyik mencuci piring, samar-samar aku mendengar suara cekikikan dari arah belakang.

Bulu kuduk ku meremang, baru pukul 7 malam. Suara siapa ?

Aku membuka jendela dapur , terlihat halaman belakang Bapak yang di penuhi kandang ayam dan peliharaan lainnya.

Tak ada siapa-siapa.

Hendak kututup lagi jendelanya, mataku tertuju ke arah seberang , pantulan badan seorang wanita sedang berdiri sambil mendekatkan ponsel ke telinga.

Asyik menelpon.

Kupicingkan mata, menajamkan penglihatan.

Seorang wanita berambut sebahu, memakai kaos tanpa lengan dan hotpants berwarna biru langit.

Bukankah itu Luna? 

Sedang apa dia diluar malam-malam ? , Telfonan dengan siapa hingga membuatnya cekikikan?

Luna sepertinya  mengakhiri telfonnya, berbalik hendak kembali menuju kesini.

Aku terburu-buru melanjutkan menyuci piring, seolah-olah tidak tau sedang mengintipnya.

"Loh Mba? Belum pulang", sedikit terkejut Luna melihatku berdiri di depannya.

"Sebelum pulang beberes dulu dong, kan aku disini tamu".

"Oh. Baguslah kalau nyadar! Kan Mba disini tamu, rumah ini kan jatah Mas Fathir seperti kata Bapak " Luna menyunggingkan senyum mengejek. Wah kembali lagi sifat aslinya muncul.

Aku geram.

Aku kira sudah berubah, ternyata tidak.

Dengan cueknya Luna pergi dan masuk ke dalam kamarnya, sama sekali tak berniat membantuku .

Aku mengelus dada pelan, SABAR.

---    ---

Aku berpamitan pada Bapak&Ibu sebelum pulang.

Luna muncul dari kamarnya sambil berteriak.

"Mas Fathir, bagi uang dong! .  Aku pengen nongkrong sama temen-temen besok. Sekalian beli baju, aku udah gak punya stock baju baru lagi nih", celotehnya.

 Matanya tetap menatap layar ponselnya, tangannya menengadah ke arah Fathir.

Fathir membuka dompetnya, mengeluarkan lima lembar pecahan seratus ribuan,lalu memberikannya ke tangan Luna.

Luna dengan cepat menghitung, "loh Mas? Kok segini? Ini buat makan sama temen-temen aku aja kurang lho, terus buat baju nya mana?".

Aku kesal melihat pemandangan ini .

Gak bisa apa di omongin berdua aja di kamar gitu? Gak harus teriak-teriak di depan keluarga kayak gini . Apalagi di depan Ibu&Bapak.

"Mas belum ambil uang, nanti ya. Mas tambahin kok buat beli bajunya." Fathir dengan lembut mengusap tangan Luna.

"Yaudah, bener lho ya! Awas aja kalo bohong." Tanpa aba-aba Luna kembali masuk ke kamarnya.

Menganggap kami semua patung (kecuali Fathir).

"Jangan terlalu kau manjakan istrimu, beri dia ketegasan sedikit , tapi bukan berarti kasar, ngerti Fathir?", Bapak menegur Fathir.

Fathir hanya mengangguk sopan.

 

Kurasa fathir benar-benar bucin tingkat dewa .

Mana ada lelaki normal yang mau harga dirinya dijatuhkan seperti itu, apalagi di depan keluarganya sendiri. 

Membentak suami saja sudah dosa besar, apalagi mempermalukannya seperti yang dilakukan Luna tadi.

"Kamu kenak Luna dimana sih? Kok bisa sifatnya kayak Iblis gitu. Kelewatan itu namanya, durhaka sama Suami. Kamu juga jadi Suami jangan lembek dong! Apa perlu Mba yang kasih dia pelajaran?" Napasku memburu, aku sangat emosi.

"Iya Mba, maafkan Fathir belum bisa jadi suami yang baik buat diteladani Luna, tapi Fathir janji kok Mba, Fathir pasti bisa jadikan Luna lebih baik lagi" Fathir tampak sabar , ucapannya sangat tenang.

"Sstt...Udah ayo pulang Dek, nanti makin ribut. Gausah ikut campur ya, yuk Sayang kita pulang" Mas Rival menggandeng tanganku menuju mobil.

Lihat saja, kalau besok masih kelewatan, biar aku yang turun tangan.

Aku sudah habis kesabaran menghadapi Iblis satu itu. Geram.

***      ***     ***

Malam telah larut, Alea sudah tidur di kamarnya.

Mas Rival pun sudah berkutat dengan mimpinya.

Aku belum bisa tidur, asyik menyusuri ponsel, aku mengamati semua status w******p teman-temanku.

Luna memasang status tepat 2 menit yang lalu .

 'rempong banget ya tinggal sama mertua. Cerewet abisssssss !!! ' tulisnya.

Jariku pun gatal ingin mengomentari statusnya,

' makanya tinggal dirumah sendiri dong kalo gamau ribet '

Pesanku bercentang dua biru, Luna hanya membacanya.

Hingga 20 menit kemudian, statusnya sudah tidak ada. Dihapus mungkin.

Beralih ke F******k, terpampang status dari akun Maheswara baru 5 menit yang lalu.

'Mau tanya dong, aku tinggal sama mertua . Mertua ku cerewet banget, kayaknya ga suka gitu sama aku, belum lagi iparku yang suka usil, kepo dan ikut campur masalah rumah tanggaku.

 Menurut kalian gimana? Saran dong menghadapi ipar dan mertua yang menyebalkan? Komen ya'

Baru ada 2 komentar di statusnya.

'pindah aja Mbak,gampang' , komentar dari akun bernama LILIS AJHA.

'gausah diladenin Mba, sabar aja . Semangat! Smoga mereka cepet sadar dan dapat balesannya', komentar lainnya dari akun ARIN CHUBBY.

Kali ini aku ikut berkomentar, toh ya Luna gak tau kalo ini akunku.

Biar aku kerjai aja sekalian!

'lawan Mba kalo emang kamu bener, Jangan kasi kendor ! Eh tapi , apa jangan-jangan kamunya aja kali yang nyebelin?. Gaada asap kalo gaada api😁' . Aku ikut mengomentari statusnya.

Seenaknya fitnah keluargaku, aku tau banget kalo Ibuk sayang sama Luna . Bapak pun juga gapernah kasar atau ikut campur masalah Luna . Luna aja yang keterlaluan.

Belum ada balasan dari Luna, aku memutuskan untuk tidur.

***

Besok akan ada tasyakuran di rumah Bapak&Ibu untuk menyambut bulan Ramadhan 2 hari lagi.

Memang rutin setahun sekali Bapak&Ibu mengadakan acara seperti itu.

Sore ini kami sekeluarga akan menginap dirumah Ibu untuk membantu persiapan acara.

Mas Rival mengajak ke Swalayan terlebih dahulu membeli kue dan buah untuk oleh-oleh.

Aku menuntun Alea memasuki area Swalayan, sedangkan Mas Rival memarkir mobil.

"Bunda, eskrim ya" Alea meminta  eskrim di gerai A&M yang berada di dalam swalayan.

Aku mengantri pesanan Alea, setelah selesai Alea memakan eskrim dengan lahap.

Hendak keluar dari gerai, mataku menangkap sosok yang tak asing sedang membelakangiku.

Seorang wanita memakai span mini ,kaos ketat berwarna maroon dan heels berwarna hitam.

Tas yang digantungkan di kursi membuatku mematung.

Sangat kukenali, itu Luna.

Di hadapannya ada Frans, tetangga baru Chintya di komplek tempo hari .

Sayangnya ponselku ada di dalam mobil, aku jadi tidak bisa merekam kejadian ini.

Sedang apa mereka?

Benar dugaanku , kalau Luna dan Frans memang ada hubungan bahkan sebelum Luna menikah dengan Fathir.

Seperti yang kutemukan di F******k milik Maheswara.

Untuk apa mereka bertemu di tempat terbuka seperti ini? Berdua lagi!

Luna kelewatan, lihat aja . Akan aku adukan nanti ke Fathir.

Aku cepat-cepat meninggalkan gerai , takut ketahuan sedang memergoki mereka.

Mas Rival menatapku heran, aku terlihat seperti memikirkan sesuatu.

"Kenapa Yang? Kok gelisah?", Mas Rival menggenggam tanganku.

"Ndak kok, ayok buruan belanja. Takut kemalaman kasian Ibu sudah nunggu" aku mengalihkan perhatian Mas Rival, takut Mas Rival juga memergoki mereka.

Belum saatnya, aku akan mengumpulkan bukti terlebih dahulu sebelum mengepung Luna hingga tak bisa mengelak.

***

Sudah 2 jam aku dirumah Ibu, kulihat Luna belum juga pulang.

Iseng aku bertanya pada Fathir yang asyik memainkan ponsel.

"Luna kemana Thir? Kok daritadi ga kelihatan?"

"Pergi sama temennya Mba, lama ga ketemu katanya, jadi pergi makan bareng. Udah ijin Fathir kok"  masih asyik memainkan game domino di ponselnya.

"Ehmm temen cowo apa cewe nih? Kok kamu ga diajak?" Tanyaku menyelidik.

"Cewe lah Mba, ngapain aku ikut? Yang ada pada rempong deh, cewe-cewe kalo udah ketemu tuh pasti ghibah. Bikin pusing aja" Fathir tetap tak curiga dengan pertanyaanku.

"Yakin sama cewe nih? Kamu tau darimana kalo Luna sama cewe? Jangan terlalu di biarkan istri sering keluar tanpa suami. Haram lho! Pamali" aku mengingatkan.

"Yakin lah Mba, nih lihat", Fathir menunjukkan ponselnya.

Terlihat ruang obrolannya bersama Luna, Luna mengirimkan foto selfi bersama seorang wanita berhijab sedang tertawa bersama di rumah makan. Foto itu dikirim sekitar 3,5 jam yang lalu.

Luna memakai kaos maroon ,span mini dan tas mirip seperti yang kulihat di Swalayan tadi.

Bagaimana bisa?

Aku mendesah......

Rupanya Luna terlalu mahir.

Ahh ataukah aku yang suudzon?

Lagi-lagi mulutku terkunci.

Aku tak mempunyai bukti untuk menyangkal jawaban Fathir.

Fathir terlalu polos dibodoh-bodohi oleh Luna.

Aku tak kehabisan akal.

"Coba deh sekarang vicall , masa keluar berjam-jam ga ngabarin lagi suaminya sih?", Pancingku.

Fathir menghubungi Luna, terlihat berdering namun tak diangkat.

'Rasain kamu Lun, pasti kamu lagi gugup kan sekarang?', senangku dalam hati.

"Paling lagi ontheway pulang Mba, nyetir kan gaboleh hape an"

Astaga... Adikku sayang Adikku malang. Kenapa polos sekali sih. Hatinya sungguh putih, tak ada sekilas pun berburuk sangka dengan orang lain,apalagi ke sang istri.

"Coba aja lagi, khawatir kenapa-kenapa. Sapatau bannya kempes kek atau apa"

Hendak menghubungi kembali, terdengar deru mobil memasuki garasi. Luna pulang.

Fathir menatapku teduh.

Aku melengos.

Dewi fortuna rupanya sedang berpihak ke Luna saat ini.

Terlihat Luna datang membawa beberapa kantong belanja dan aneka kue.

"Eh ,Mba Ningsih. Daritadi Mba?", Ucapnya cengar-cengir.

"Hmmm. Darimana? Kelihatan seneng banget tuh muka?", Tembakku .

"Iya dong Mba. Habis shopping dong. Istri kan harus kelihatan paripurna di depan suami. Ya kan Mas?" Tatapannya beralih ke Fathir.

Fathir hanya tersenyum sambil mengacak rambut Luna gemas.

Pemandangan di depanku seketika membuatku mual.

"Ibuukkkkk, ini Luna beliin bolu kukus 5box sama kurma ajwa. Buat selingan cemilan acara besok. Luna juga beliin ibuk gamis lho! Nih lihat" Luna mengeluarkan semua isi kantong belanjanya .

Ibu mendekat , mengambil gamis dari tangan Luna .

"Makasih ya Nduk, semoga makin lancar rejekinya", aku bisa melihat pancaran mata Ibu bahagia.

Hatiku menghangat, rasa kesalku kepada Luna beberapa jam lalu seakan sirna, tersiram kebahagiaan Ibuk.

'Ada sisi baiknya juga ternyata Luna', aku sedikit menyesal sudah berburuk sangka terus ke Luna.

"Yaudah, aku mau mandi terus istirahat ya Buk. Pegel soalnya", Luna melengang memasuki kamarnya.

Ibuk hanya tersenyum.

***          ***             ***

Terimakasih banyak yang sudah merelakan koin untuk membaca cerita recehku ini, semoga Allah SWT melancarkan rejeki kalian semua & memudahkan segala urusannya. Semoga Allah SWT menggantinya dengan rejeki yang berlipat-lipat. Aamiin yarobbal aalaamiin.

 

 

Buat para pembaca , tinggalin jejak donggg , jangan lupa di subscribes yaaa karena gratis. Biar ada notif kalo update bab baru.

 

 

 

 

Jangan lupa baca cerita2 ku lainnya ya, kasih bintang lima nya. Dan ditunggu krisan nya. Biar aku makin semangat gitu ngarang ceritanya. Hehehe

 

 

Salam senja manise dari mamak othor ini😘😘😘😘😘

 

 

 

Related chapters

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Megengan

    Sehabis sholat shubuh, aku bergegas membantu di dapur.Banyak tetangga ikut membantu mempersiapkan acara tasyakuran nanti malam.Mas Rival membantu membersihkan halaman dan menata tanaman dibantu Fathir.Arif memasang terop bersama Bapak dan warga lain.Sedangkan Chintya berkutat dengan kue-kue bermacam jenis buatannya .Ibu bermain bersama Kiara dan Alea.Luna tentu saja masih menikmati mimpinya di kamar sana."Sini Ning, bantu Mak ngupas bawang", Mak Uwan memanggilku."Nggeh mak", aku segera duduk tanpa alas di samping Mak Uwan dan Bu Sekar."Mana Jeng , menantu barumu? Kok gak ikutan gabung disini, biar akrab sama warga lain", Bu Inge yang sedang mencuci ayam bertanya pada Ibuk yang sedang menuang air panas ke dalam botol susu Kiara."Masih di kamar Nge, kurang enak badan. Jadi aku suruh istirahat dulu aja.

    Last Updated : 2021-06-30
  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Luna ke Bar

    Jam menunjukkan pukul 16.45 WIBMas Rival datang dan bergegas mandi, keburu adzan maghrib.Makanan sudah rapi tertata di meja, Chitnya menyuapi Kiara.Sejak kejadian pagi tadi ,aku tak melihat Luna lagi. Mungkin tidur di kamarnya.Selepas shalat maghrib, kami sekeluarga menuju meja untuk buka bersama.Terdengar deru mobil, Fathir baru saja pulang.Luna langsung keluar menuju garasi menyambut Fathir."Assalamualaikum""Waalaikumsalam, wah Mas Fathir pulang. Akhirnya kita bisa buka puasa pertama bareng ya Mas, alhamdulillah" terdengar suara Luna mendayu-dayu.Mulai berdrama"Kamu makan duluan aja Lun, Mas mau mandi dulu ya. Gerah sayang" Fathir hendak menuju kamar mandi."Lho Mas, makan dulu ajasih baru mandi. Aku nungguin kamu lho daritadi rela nahan laper, biar bisa makan bareng kamu. Ini kan buka puasa pertama kita sebagai suami istri yang sah"

    Last Updated : 2021-06-30
  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Pov Fathir

    "Waalaikumsalam" kuakhiri dengan salam telfon dari Mba Ningsih.Semenjak menikah dengan Luna, hampir setiap hari aku mendapat sindiran secara halus yang dibungkus dengan lelucon, bahkan tak jarang aku mendapat teguran secara terang-terangan dari semua orang yang mengenalku.Apa yang Luna perbuat? Hingga semua orang ingin aku bersikap tegas atau meninggalkannya. Tak pantas bersanding denganku katanya, mengapa? Aku juga bukan orang yang pandai beragama dan berakhlak mulia. Hingga sebuah ingatan beberapa tahun lalu muncul di benakku."Gimana Thir? Parah sih kamu. Bisa-bisanya toh ndak ingat apa-apa. Kalo sampe cewe itu lapor, kita semua bisa kena imbasnya. Malu lah kalo sampe kita diturunkan jabatan , syukur-syukur ndak dimutasi" Sahwan~teman sejawatku kala itu menyalahkanku.Gara-gara ide Rohim~yang juga teman se-angkatan, membuatku terjebak dalam situasi genting yang ak

    Last Updated : 2021-06-30
  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Puncak with Mas Frans

    "Iya Mas, ini aku di parkiran mau otw pulang. Tadi keasyikan sama temen, gatau kalo Mas telfon" suara Luna di ujung telfon terdengar sangat lembut."Yasudah, hati-hati lho ya! Mastadi khawatir, Luna ndak ada kabar soalnya. Cepet pulang, bawa mobilnya sante aja. Jangan kebut-kebutan , Mas tunggu di rumah Sayang. Assalamualaikum" akhirnya Fathir bisa bernapas lega mengetahui istri tercintanya dalam kondisi baik-baik saja."Waalaikumsalam" Luna tersenyum simpul.***"Aman Mas, aku pulang dulu ya. Mas Frans ati-ati lho" Luna mengerlingkan mata menatap Frans di depannya."Siap Sayangku, udah sana gih naik!" Ucap Frans memerintah.Mereka baru saja berkencan menikmati momen berdua, tentunya di belakang pasangan sah mereka.***"Istriku darimana aja ? Sampe susah dihubungi" Fathir menyambut kedatangan Luna.

    Last Updated : 2021-06-30
  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Misi Lita

    "Asyiaaaaap, butuh bantuan apa nih?" suara bariton terdengar dari seberang telfon."Tolong selidiki wanita yang aku kirim fotonya , setauku dia bernama Luna, istri dari adik temanku. Kumpulkan informasi yang kamu dapat sebanyak-banyaknya, langsung hubungi aku. Bisa?" Sesak di dada Lita semakin terasa, amarahnya terlihat kuat."Siap, dengan senang hati""Oke, thanks ya Kev""Urwell"Lita segera mengakhiri pembicaraannya dengan Kevin, sahabatnya itu selalu ada saat dibutuhkan. Sejak kecil mereka bersahabat karena bertetangga, itulah alasan mereka bisa sedekat seperti sekarang.Dari awal Lita sudah menaruh curiga pada Luna, melihat tatapan mata Frans ke Luna membuat instingnya tajam sebagai istri . Hanya saja ,ia tak terlalu mempedulikan. Hingga akhir-akhir ini perubahan Frans sangat mengganggu pikiran Lita, ditambah bukti dari Mela bahwa

    Last Updated : 2021-07-06
  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Ngerjain Luna

    Luna sampai di rumah sekitar pukul 19.00.Fathir yang melihat kepulangan istri sahnya tampak lega. Matanya memancarkan kebahagiaan."Alhamdulillah akhirnya sampe rumah. Macet ya Sayang?" Fathir dengan sigap membawakan tas dan beberapa kantong belanja milik Luna."Iya Mas, maaf ya aku pulang telat. Suka lupa waktu kalo udah kumpul" Luna tersenyum tanpa dosa, tak merasa bersalah sekalipun."Yaudah kamu mandi dulu gih terus makan ya. Biar seger""Iya Mas"***Sepeninggal Luna mandi, Fathir membongkar tas dan kantong belanjaan Luna, tak ada yang aneh.Hanya ada beberapa helai pakaian , aneka macam kue dan pernak-pernik wanita lainnya.Fathir merasa bersalah karena mencurigai istrinya.Setan apa yang udah merasukiku sampai aku segitunya sama Luna, batin Fathir.Segera ia rap

    Last Updated : 2021-07-06
  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Pindah Komplek

    Satu jam kemudian , Luna muncul dengan dandanan yang aduhaiiiiii....Rok pendek motif catur ala-ala girlband korea dipadu dengan kaus ketat andalannya berwarna putih. Makeup tipis dengan lipstick berwarna nude, anting dan gelang berwarna senada dengan lipstik. Tak lupa heels lima centimeter menambah kesan seksi pada tampilannya. Rambutnya dikuncir ekor kuda memperlihatkan lehernya yang putih mulus.Ck...cantik , aku menggumam.Lita melongo melihat tampilannya, mungkin juga mengagumi kecantikan Luna. Sama sepertiku."Mau kemana?" Tanyaku."Kan aku tadi udah bilang Mba, mau shopping. Males di rumah gabung sama Ibu-ibu," ujarnya . Matanya tak beralih dari layar ponselnya."Sialan, culamitan! Kamu juga bentar lagi jadi Ibu-ibu. Emang mau muda terus? Ngimpiii!" Sewotku."Ya setidaknya aku lebih oke lah ya walaupun jadi Ibu-ibu nantinya. Gak kayak situ y

    Last Updated : 2021-07-06
  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Tetangga Baru

    "Jelasin aja sekarang , sejujur-jujurnya. InsyaaAllah aku gaakan marah, jangan berani bohong sama aku" suara Fathir berubah sedikit lembut."Huuuu....huuuuu...huuuuu.... Maafin Luna Mas, maaf . Bukan maksut Luna pingin nunda atau gamau punya momongan. Tap....tapiiiii..." Luna menangis sesenggukan."Tapi kenapa?""Luna belum siap , Mas . Apalagi rumah juga belum jadi. Luna takut ngerepotin kalau hamil di rumah Ibu, kasihan Ibu sudah sepuh masih ngerawat Luna. Luna janji Mas, mulai sekarang Luna berhenti minum pil KB itu. Luna siap hamil sekarang Mas, sungguh maafin Luna"Luna duduk di hadapan Fathir , kedua tangannya menutup muka, air mata mengalir deras dari matanya."Hft , sudahlah. Mas ngerti, jangan bohong lagi. Mas lebih suka kamu bilang jujur kalau emang kamu belum siap. Mas paham, udah gausah nangis. Mas maafin kamu" Fathir membantu Luna berdiri dan membawanya dalam pelukan, tangan

    Last Updated : 2021-07-06

Latest chapter

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   ENDING

    ##BAB Terakhir Ending Akhir Kisah Luna“Apa, sih, Mas?” tanya Stefani kesal. Pasalnya gadis itu capek ingin merebahkan tubuhnya di atas ranjang untuk beristirahat.“Kamu jelaskan sama Mas sekarang! Benarkah kamu yang menaburkan bubuk gatal di pakaian Luna?” tanya Frans kali ini merendahkan suaranya.“Iya, kenapa?” sahut Fani enteng.“Apa alasanmu melakukan itu?” selidik Frans.“Kamu nggak tahu aja, Mas. Mbak Luna itu nyebelin tahu nggak, sih. Dia mesti bikin aku kesal. Nggak Cuma aku, bahkan ke Mama juga. Semua orang yang berdekatan dengannya juga pasti dibuat kesel sama dia!”“Nggak boleh gitu. Walaupun bagaimana kondisinya, Luna itu tetap Kakakmu juga!” kata Frans menasehati.“Dia aja nggak pernah ngehargain aku, Mas. Gimana aku bisa nganggep dia Kakak? Aku nggak suka dia ada di sini!” ketus Fani.“Terus maksud kamu? Kamu ngusir aku?” tanya Frans.“Bukan begitu. Pokoknya aku nggak suka Mas Frans sama dia. Kayak nggak ada cewek lain saja!”“Nggak bisa. Mas cinta sama Luna lagi pula s

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Pertikaian Terakhir

    Entah sudah berapa lama Luna terpejam, ia terbangun karena tenggorokannya kering. Ia melihat jarum jam menunjukkan pukul 02.00 WIB.Luna beranjak dari tempat tidur, ia keluar kamar menuju dapur. Sesampainya di dapur, ia menuang air galon ke dalam gelas. Meneguknya hingga tandas.Setelah puas minum, Luna penasaran akan Frans dan Zhuema, ke mana mereka?Sejak kejadian tadi malam, Luna belum melihat keberadaan mereka.Dengan langkah pelan, ia meuju kamar tidur khusus tamu yang terletak di kamar sebelahnya. Entah kenapa perasaannya mengatakan Frans ada di dalam.Ceklek!Luna memutar knop pintu dengan pelan, tak ingin menimbulkan suara di tengah malam seperti ini.Luna mengendap-endap masuk ke dalam kamar tersebut, dengan cahaya yang remang ia masih mampu melihat seseorang yang sedang terlelap di atas kasur berukuran standart.Matanya memicing, mengamati wajah seseorang itu. Benar sekali perasaannya, seseorang itu adalah Frans, suaminya. Nampak tertidur pulas dengan suara dengkuran halus.

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Pertikaian bagian 3

    "Paket ... paket ... paket ...," teriak kurir berjaket hitam dengan menggunakan sepeda motor berwarna senada. Kurir tersebut tampak celingukan di depan pagar rumah Pak Handoko.Satpam menghampiri tanpa membuka pagar."Iya, Pak. Ada apa?" tanya satpam sembari memandang penampilan kurir dari atas ke bawah."Ini ada paket atas nama Stefani benar di sini?" kata kurir sembari mengacungkan sebuah barang berbungkus plastik hitam."Iya, dari mana?" tanya satpam."Dari Jonggol, ya, mana saya tahu ini dari mana, tugas saya cuma ngirim. Bener nggak di sini kediaman Bu Stefani?" kata kurir lagi sembari memandang satpam tak yakin."Bener, sih. Tapi Mbak Stefani itu belum menikah, ngapain situ panggil-panggil Bu?" tanya satpam masih keukeh tak membukakan pagar."Duh, Pak. Ini terima, sini saya foto, capek deh kalo nemu orang gaptek macem ni bisa puyeng akikah!" Kurir bergegas menscan barcode yang tertera di sampul paketan, lalu menyerah

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Pertikaian bagian 2

    Entah sudah berapa lama Luna terpejam, ia terbangun karena tenggorokannya kering. Ia melihat jarum jam menunjukkan pukul 02.00 WIB.Luna beranjak dari tempat tidur, ia keluar kamar menuju dapur. Sesampainya di dapur, ia menuang air galon ke dalam gelas. Meneguknya hingga tandas.Setelah puas minum, Luna penasaran akan Frans dan Zhuema, ke mana mereka?Sejak kejadian tadi malam, Luna belum melihat keberadaan mereka.Dengan langkah pelan, ia meuju kamar tidur khusus tamu yang terletak di kamar sebelahnya. Entah kenapa perasaannya mengatakan Frans ada di dalam.Ceklek!Luna memutar knop pintu dengan pelan, tak ingin menimbulkan suara di tengah malam seperti ini.Luna mengendap-endap masuk ke dalam kamar tersebut, dengan cahaya yang remang ia masih mampu melihat seseorang yang sedang terlelap di atas kasur berukuran standart.Matanya memicing, mengamati wajah seseorang itu. Benar sekali perasaannya, seseor

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Pak Handoko bertindak

    Zhuema kembali terlelap dalam gendongan Luna. Dengan hati-hati, Luna meletakkan Zhuema ke dalam box bayi, tempat tidur Zhuema selama ini. Bahkan box tersebut pemberian dari mantan ibu mertuanya, Bu Lujeng.Setelah memastikan Zhuema pulas, Luna berjalan mendekat. Ia naik ke atas kasur, mengambil bantal yang menutupi wajah suaminya."Kenapa, sih?" tanya Luna menatap wajah Frans dengan lekat."Hmm ...," gumam Frans tanpa mau membuka mata."Ayo cerita sini, kenapa?" ulang Luna sembari mengguncang tubuh Frans.Frans yang merasa tidak nyaman dengan perlakuan Luna, terpaksa membuka mata. Ia melirik sekilas ke arah Luna."Duduk! Cerita sama aku, kamu kenapa!" tegas Luna.Frans menuruti perkataan Luna, ia menyusun beberapa bantal di belakang tubuhnya, untuk bersandar.Kini mereka sama-sama terdiam dalam posisi duduk bersandar pada bantal.Luna menunggu dengan sabar kalimat yang akan muncul dari bibir Frans."Aku habi

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Gara-gara Iphone

    Seusai sarapan, Frans mengajak Luna ke Mall, mereka akan membeli ponsel baru untuk Luna. Tentu saja setelah menitipkan Zhuema pada Bi Asih."Mas, pokoknya aku mau iphone series terbaru, ya!" kata Luna manja."Iya!" kata Frans singkat.Mereka memasuki konter dengan brand ternama. Setelah disambut dengan hangat, Luna segera meluncur ke etalase. Matanya berbinar melihat aneka ponsel mahal berjejer rapi."Mbak, iphone series terbaru sekarang ini apa, ya?" tanya Luna pada SPG konter."Oh, yang baru launching, sih, iphone 12 pro max, Kak. Udah lengkap banget untuk specnya," ujar Mbak SPG ramah."Oke, mau satu, ya, Mbak!" kata Luna.Mbak SPG segera mengambilkan pesanan Luna, namun dalam bentuk contoh display. Setelah dijelaskan mengenai fitur dan lain sebagainya. Luna mengiyakan, ia segera meminta Frans untuk membayarnya."Mas, bayar, gih!" titah Luna.Frans mengambil dompetnya, ia meng

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Pertikaian bagian 1

    Bu Niken menatap tajam ke arah Luna dan Stefani bergantian."Ada yang bisa jelasin ini kenapa?" tanya Bu Niken dengan sorot mata menyeramkan.Luna menunduk, Stefani pun angkat bicara. Frans menghela napas panjang. Mereka terdiam, tidak satu pun berniat menjelaskan."Fani ...," panggil Bu Niken menatap Stefani, berharap putrinya itu mau menjelaskan."Menantu Mama itu nggak ada akhlaq!" cebik Stefani.Bu Niken mengerutkan kening, tatapannya beralih ke Luna."Anak Mama aja, tuh, yang lebay. Bocil alay!" kata Luna memutar bola mata malas."Kenapa, sih? Frans coba jelaskan!" Bu Niken mengambil jalan tengah, ia ingin putranya menjelaskan dengan detail."Fani tuh tiba-tiba gedor kamar pengantin, mana malam pertama. Nggak sopan banget!" jelas Frans pada Mamanya."Eh, kalo istri kesayanganmu itu nggak cari gara-gara duluan, aku nggak sudi juga kali ganggu waktumu!" kata Stefani dengan kesal."Hmm ... kamu

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Luna berulah lagi

    Acara pernikahan Frans dan Luna akhirnya selesai juga. Mereka cukup lelah menyambut tamu yang datang. Tapi wajah Luna tampak fresh dan berseri-seri. Mereka pindah ke kamar yang berada di lantai atas. Tepat di sebelah kamar Stefani. Luna meminta Frans untuk segera mencarikan baby sitter. Bu Niken keberatan, karena di rumah sudah ada Bi Asih yang menyiapkan segala keperluan mereka. Jadi Bu Niken merasa Luna masih sanggup menjaga baby Zhue tanpa bantuan baby sitter. "Pokoknya aku nggak mau tau, ya, Mas! Aku minta baby sitter untuk merawat baby Zhue. Aku bisa cepet tua kalo harus merawat baby Zhue sendirian setiap hari, belum lagi harus melayani kamu. Stres yang ada!" Luna menata pakaiannya di dalam lemari besar. Ia langsung meminta pindah kamar saat acara usai. "Iya-iya. Gampang lah nanti aku carikan. Oh, ya. Aku keberatan kalo Zhuema harus dipanggil baby Zhue. Itu 'kan nama pemberian Fathir. Mulai sekarang panggil dia Zhuema nggak usah d

  • IPAR GAK ADA AKHLAQ   Pernikahan

    Setelah kejadian di malam itu, Luna mengurung diri di kamar.Ia tak lagi mempedulikan pernikahannya yang hanya hitungan jam.Frans terpaksa harus merayunya. Seperti sekarang, ia sudah berdiri di depan pintu Luna. Berkali-kali Frans mengetuk pintu namun Luna tak kunjung membukanya."Sayang, dih calon manten kok ngambekan sih?" ucap Fathir sembari tetap mengetuk pintu."Udah sana kamu urus aja keluargamu, nggak usah peduli sama aku!" tandas Luna dari dalam kamar."Eh, jangan teriak - teriak dong, Princess. Nanti baby Zhue bangun kasihan." Frans mengetuk pintu sekali lagi.Luna tetap saja tak mau membuka pintu. Tak kehabisan akal, Frans membujuk dengan jurus andalan. Seakan ia sudah paham kelemahan wanita yang dicintainya tersebut."Yakin nih nggak mau buka? Aku punya sesuatu, loh. Hmm ... tebel banget nih kantong aku. Yakin nggak mau shopping pasca acara nikahan nanti?" tanya Frans dengan nada menggoda. Berharap Luna luluh.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status