Share

Dibawah Pengaruh Alkohol

Penulis: UmiLovi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-27 10:45:50

"Apa maksudmu dengan menyingkirkan dia?" Ron bertanya dengan napas tertahan. "Bela, how could you--"

"Pilihannya hanya dua, Ron. Aku dan bayi itu, atau dia."

"Bel--"

"Sejak awal tujuanmu menikahinya karena bayi itu, kan? Dia juga sudah setuju dengan kesepakatan itu. Lalu apa yang membuatmu ragu untuk menyingkirkan Harsha?" tukas Bela berusaha menjabarkan tujuan awal pernikahan Ron dan Harsha kala itu. "Jangan bilang kalo kamu mulai mencintai dia? Ron, kamu sudah berjanji untuk tidak tergoda padanya!"

"No. Aku tidak pernah bilang kalo aku mencintai dia, you know how much i love you, Bela! Aku menikahinya karena bayi itu akan menjadi pelengkap rumah tangga kita."

"Good. Baguslah kalo pikiranmu sudah terbuka sekarang." Bela menyunggingkan senyuman dan membelai pipi suaminya dengan lembut. "Is it hurt? I'm sorry, Honey," bisiknya penuh sesal ketika jemarinya menyentuh luka yang berasal dari cakaran kukunya. "Aku minta maaf karena sudah kalap waktu itu. Aku menyesal."

Ron menahan tangan B
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Kejutan Tak Terduga

    Napas yang semula sempat tertahan karena merasakan nikmat yang tiada tara, juga kelopak mata yang tadinya terpejam ketika bibir itu mulai memberikan sensasi yang luar biasa di bawah sana, sontak terbuka dan terbelalak ketika nama itu tiba-tiba disebut. Bela menurunkan salah satu kakinya yang ditahan keatas oleh Ron dan mendorong suaminya itu dengan perasaan terhina. Bisa-bisanya Ron menyebut nama wanita lain ketika sedang menjamahnya! Merasa ditolak untuk melakukan aktifitas foreplay itu, Ron lantas bangkit dan memandang Bela dengan bingung. Kesadarannya masih belum sepenuhnya pulih pasca menenggak minuman alkohol tadi. Nafsunya sudah di ubun-ubun, teganya Bela menghentikan semuanya disaat permainan mereka baru dimulai! "Kamu bilang kita bisa memulainya setelah orangtuaku pergi?" Ron memandangi istrinya yang beringsut pergi dari hadapannya. "Aku mau tidur, aku capek!" sahut Bela dingin seraya mengganti bathrobe-nya dengan piyama tidur. "Bela, kenapa?" Ron memprotes seraya menarik

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Kenyataan Tentang Bela

    Aroma tobaco dan wood menguar dengan sangat kuat ketika Bela baru saja menjejakkan kakinya masuk ke dalam mansion mewah itu. Ia terus mengayunkan langkah menuju sebuah ruangan, di mana seorang pria --yang akan ia temui, biasanya selalu menghabiskan sebagian besar waktunya di sana. Ketika akhirnya tubuhnya berhenti di depan sebuah pintu kayu kokoh berukiran abstrak, Bela menarik napasnya dalam-dalam sebelum kemudian menekan handle pintu dan meringsek masuk. "Hai, welcome, Darling!" sapa sebuah suara hangat yang langsung menyambutnya. "Tumben sekali kemari sore-sore? Aku sudah menunggumu sejak siang padahal!" "V, tell me why did you do that?" Langkah kaki Bela terus terayun hingga akhirnya berhenti di depan meja, di mana pria itu sedang duduk di baliknya. "Kamu sengaja, huh?" Senyuman di wajah pria itu semakin merekah lebar, ia menutup layar laptopnya dan memandangi perempuan di hadapannya dengan lekat. "Bagaimana kalau jawabannya adalah benar. Aku memang sengaja melakukannya."

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Rencana Menjauh

    Ron Kyle, meskipun usianya sudah matang, tetapi pengalamannya dalam asmara sangatlah payah. Ron sangat mempercayai Bela, tanpa ia pernah tahu jika Bela selama ini berselingkuh di belakangnya. Sikap dan kasih sayang yang Bela tampakkan pada Ron tak pernah berubah sejak mereka menikah, itulah mengapa Ron selalu berpikir jika Bela adalah istri yang setia. Pagi ini, Ron terbangun dengan kondisi wajah yang mulai membaik. Beberapa lebam sudah mulai memudar, bengkak pun sudah kempes dan tak lagi mengganggu. Selama beberapa hari meninggalkan kantor, Ron merasa sangat bosan. Apalagi Bela jarang berada di mansion dan lebih sering menghabiskan waktunya di bank Zurish. "Selamat pagi, Pak!" sapa Vick ketika melihat bosnya keluar dari lift secara tiba-tiba. Ron bahkan tak mengabari sekretarisnya itu jika pagi ini ia mulai ngantor. Pantas saja Vick kelabakan dan kalang kabut menyambut bosnya itu. "Pagi." Ron menyahut singkat seraya melenggang masuk ke ruangannya. Aroma khas dari pewangi ruangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30
  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Mertua Idaman

    [Tuan, kamu baik-baik saja?] [Tuan, apa luka-lukamu sudah sembuh?] [Tuan, kamu marah ya? Apa aku sudah membuat kesalahan? Maafkan aku.] [Tuan, obat-obatan dan vitaminku sudah habis. Apa aku harus membelinya sendiri atau kamu yang akan membelikan untukku?] [Tuan, kamu beneran marah, ya? Kenapa pesanku tidak dibalas? Aku minta maaf kalo sudah membuatmu kesal. Tapi tolong jangan acuhkan aku seperti ini.] [Kenapa rasanya semakin hari semakin menyakitkan kalo Tuan nyuekin aku seperti ini? Tolong balas pesanku sekaliiii saja.] [Baiklah. Aku minta maaf kalo sudah bikin Tuan marah dan kesal. Aku janji nggak akan merepotkan Tuan lagi. Aku juga minta maaf kalo sikapku ini jadi membuat Tuan risih. Aku janji ini nggak akan terulang lagi.] Harsha mematut ponselnya yang tak sekalipun berdenting selama seminggu ini. Baik Ron maupun Devan seakan menghilang di telan bumi. Sudah hari ke-enam sejak Ron pergi meninggalkan rumahnya, dan tak ada kabar apapun lagi setelah itu. Siang ini, kiriman pes

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Jaga Sikapmu!

    "Anda sudah mau pulang, Pak?" Vick memperhatikan bosnya yang baru saja memintanya untuk menelepon supir untuk standby di lobi. "Ya. Aku harus ke rumah vila sebelum semuanya terbongkar." Vick mengerutkan keningnya dengan bingung. "Apa terjadi sesuatu, Pak?" "Harsha bertemu mamiku di swalayan. Dan mami membawanya menginap di rumah vila selama weekend!" jelas Ron dengan rahang mengeras. Melihat mood bosnya sedang buruk, Vick tak berani mengeluarkan sepatah kata apapun lagi. Ia hanya mengikuti langkah lebar Ron yang berakhir di teras lobi. Selama di perjalanan, Ron berusaha menghubungi nomor Bela yang tak aktif sejak beberapa jam yang lalu. Entah sudah berapa kali panggilan yang tersambung hingga kesabaran Ron mulai terkikis. Pada akhirnya, Ron hanya mengirim pesan dan meminta Bela untuk menyusul ke rumah orangtuanya untuk makan malam bersama di sana. Ron juga membahas tentang Harsha yang bertemu ibunya di swalayan dan berakhir menginap di rumah orang tuanya. Ia tak mau Bela sala

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Menghindar

    "M-maaf." Harsha mundur semakin jauh demi menutupi rasa gugupnya. "Aku cuma mau membangunkanmu, Tuan."Ron menghela napas berat. Bukan tanpa alasan Ron mengamuk, ia hanya tak mau orangtuanya curiga tentang status Harsha. Namun, sepertinya reaksinya terlalu berlebihan hingga membuat wajah Harsha pucat dengan tubuh gemetaran. "Nyonya Brigitta dan tuan Alex sudah menunggu Tuan di bawah. Tadi nyonya besar sudah mencoba membangunkan Tuan tapi--""Jangan diulangi lagi, Harsha. Jangan melakukan apapun yang akan membuat orang tuaku mencurigai hubungan kita!" Ron mendekat ke tempat Harsha dan mencekal lengan istri mudanya itu dengan erat. "Kamu mendengarku?!" "I-iya. Maafkan saya." Harsha menunduk untuk menyembunyikan matanya yang sudah memanas. Ketika akhirnya cengkeraman Ron mengendur, Harsha buru-buru pergi tanpa menoleh lagi. Langkahnya cepat dan lebar menuju kamar Ron yang ia tempati sementara, Harsha sudah kehilangan selera untuk melanjutkan makan malam. Ketika Brigitta dan Alex mel

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Dia yang Selalu Mencintaiku

    "Siapa, Bebe?" Sebuah kecupan singkat mendarat di pipi Bela dan mengagetkannya yang sedang mengecek ponsel. Perhatiannya lantas beralih pada pria kesayangannya yang melenggang ke kamar mandi tanpa sehelai benang pun melekat di tubuhnya. "Ron Kyle." Bela menyahut samar sembari menghembuskan napas singkat. 21 panggilan tak terjawab dari Ron telah memenuhi bilah notifikasi di layarnya. Dan oh, ada satu pesan yang masuk darinya. Jemari Bela menyentuh pesan itu hingga jendela aplikasi hijau itu terbuka. [Aku diundang makan malam di rumah papi dan mami. Kalo tidak sibuk, segeralah menyusul ke sana. Di sana juga ada Harsha, btw. Orangtuaku mengajaknya menginap dan berlibur di rumah vila sampai hari minggu.] Sorot netra Bela berubah nanar, napasnya mendadak sesak. Jadi, Harsha sudah meluncurkan jurus baru untuk merayu mertuanya? Licik sekali!"Dia bilang apa?" Victor tiba-tiba muncul dan merebut ponsel di genggaman Bela, ia membaca pesan itu dengan seksama lantas menyeringai samar bebera

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Papamu Ganteng Sekali

    Di atas ranjang dengan seprai putih itu, Harsha duduk termenung seraya menatap ke pemandangan malam di luar jendela. Suara dengungan humidifier berpadu dengan bunyi detik jam yang terus bergerak maju. Tatapan Harsha kosong, napasnya berhembus dengan teratur, rambut panjangnya menutupi sebagian wajahnya yang murung. Sesekali, Harsha merasakan tendangan di perutnya. Ya, sejak tadi sore rupanya janinnya mulai memberi tanda-tanda kehidupan. Ada yang bernyawa di dalam rahimnya, yang menggantungkan seluruh hidupnya pada Harsha. Harusnya, Harsha tak sendirian menikmati momen berkesan ini. Selayaknya pasangan normal, seharusnya Ron juga turut berbahagia bila tahu janinnya mulai bergerak. Apa daya, hubungan Ron dan Harsha tidaklah senormal itu. Rupanya Harsha hanya dianggap sebagai rahim sewaan. Tatapan Harsha lantas beralih pada lemari kayu berwarna putih yang berada tak jauh dari jendela. Seakan ada yang menuntunnya, Harsha turun dari ranjang dan mendekat pada lemari itu. Rak laci yang be

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04

Bab terbaru

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Liburan

    "Berlibur?" Ron mengernyit heran setelah mendengar permintaan Harsha yang tak biasa sore ini. Ia baru saja menyerahkan sebotol stok Asi untuk bayinya ke ruang NICU, dan Harsha mendadak mengajaknya liburan seakan mereka tak direpotkan oleh seorang bayi yang sedang berjuang untuk tetap hidup. "Iya. Liburan. Kapan terakhir kamu liburan?" Harsha bangkit dan menggandeng lengan suaminya yang masih mematung di samping pintu. Ron menerawang sejenak, alisnya terangkat untuk mencoba mengingat-ingat kapan terakhir kali ia pergi berlibur. Sepertinya sudah sangat lama, hingga Ron lupa kapan persisnya. "Entahlah, aku lupa.""Kalo begitu ayo kita pergi liburan!" putus Harsha riang tanpa beban. "Lalu Brisya? Kamu akan meninggalkannya di sini?" Ron memandang istrinya dengan heran. "Bagaimana bisa kita bersenang-senang sementara anak kita sedang berjuang di dalam sana, Harsha?" "Kita hanya pergi dua hari, bukan pergi selamanya! Jangan berlebihan." Harsha meninggikan suaranya karena tersinggung d

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Jenuh

    Ron akhirnya menyerah pada keangkuhannya. Ia setuju pada ide nama yang diberikan oleh Harsha untuk putri mereka. Ron menekan egonya demi kebaikan. Ia ingin menjadi ayah dan suami yang sempurna untuk keluarga kecilnya yang baru. Ron berharap bisa mengimbangi kebaikan dan ketulusan Harsha pelan-pelan. "Brisya Nora Birnandi." Ron tersenyum ketika membaca nama bayi kecilnya yang kini terpampang di papan kecil --yang ditempel di inkubator. Sejak seminggu yang lalu, papan nama itu sudah tertempel di situ. Kini, hanya tinggal dua bayi yang masih dirawat di ruangan steril dengan berbagai macam alat bantu kesehatan itu. "Selamat pagi, Pak." Lamunan Ron seketika itu buyar setelah mendengar suara sapaan khas yang selalu menyapanya di jam sembilan pagi. Ron menarik napasnya singkat sebelum akhirnya berbalik badan. "Selamat pagi, Vick. Apa ada berita terbaru hari ini?" tanya Ron seraya berlalu dari jendela NICU dan beringsut duduk di kursi besi di dekat sana. Vick membuntutinya di

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Istri Luar Biasa

    Bela sangat pencemburu. Dia tidak suka melihat Ron terlalu akrab dengan lawan jenis. Jangankan ketahuan mengobrol dengan perempuan, ketahuan melirik atau memperhatikan perempuan lain saja pasti jadi masalah besar bagi Bela. Itulah mengapa sejak menikah dengan Bela, Ron benar-benar memutuskan komunikasi dengan Kalina. Ia pun mengganti beberapa manajer perempuan di kantornya untuk meminimalisir pertemuan dengan mereka di saat meeting. Sejak menikah, Ron benar-benar menjaga hati dan dirinya hanya untuk Bela seorang. "Aku bertemu tante Brigitta kemarin di mall. Beliau sebenarnya sudah lupa denganku, katanya wajahku sudah banyak berubah. Benarkah begitu, Ron? Apakah aku tampak lebih muda dari usiaku?" Kalina terkekeh sembari menyentuh pipinya yang memerah. Harsha dan Ron hanya saling melirik dengan keki ketika melihat gelagat Kalina yang tersipu setelah memuji dirinya sendiri. "Jadi kamu bertemu mami?" "Nah, iya! Beliau cerita kalo istrimu baru melahirkan. Makanya akhirnya aku datan

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Jangan Samakan Aku dengan Dia

    Sudah hampir satu jam berlalu sejak Ron kembali ke kamar VVIP yang ditempati Harsha, tetapi pria itu tak sekalipun membuka mulut atau sekedar memperhatikan sang istri yang sedang memompa ASI. Biasanya, Ron akan duduk dengan wajah berbinar dan menemani Harsha, setiap kali melihat wanita muda melakukan rutinitas pumping untuk bayi mereka. Setiap tetes air susu untuk putri mereka yang sedang berjuang di ruang NICU itu, selalu membuat Ron takjub. Walaupun sesekali, Ron akan menggoda Brisya dengan sesekali memberikan belaian lembut di gundukan menggiurkan itu.Namun, sudah satu jam berlalu dan Ron masih betah memandangi layar laptopnya tanpa sekalipun terdistraksi oleh gerak-gerik Harsha. Entah mengapa moodnya memburuk pasca bertemu Victor. "Kamu marah sama aku?" Suara lembut itu membuat jemari Ron membeku diatas keyboard laptopnya. Ia melirik sekilas ke arah Harsha yang sedang duduk di sebelah jendela, memompa asi sambil menikmati pemandangan adalah kegiatan favoritnya. "Tidak." Ron m

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Dia Menghilang

    "Jadi dia belum ditangkap?" Ron menggretakan giginya dengan keras. "Lalu apa kerjaan polisi-polisi itu semingguan ini, huh!?" "Maaf, Pak. Tapi keberadaan nyonya Bela benar-benar tidak bisa di lacak. Nomornya tidak aktif sejak kejadian itu dan posisi terakhirnya tak memberikan petunjuk apapun," terang Vick dengan serius. "Di mana posisi terakhirnya?" "Di supermarket, Pak. Saya sudah mengecek CCTV di sana tapi sayangnya koneksi internet pada hari itu jelek, sehingga kualitas gambarnya buruk dan menyusahkan tim kepolisian mencermati setiap pengunjung di sana," jelas Vick sembari mengangsurkan ponselnya, yang sedang memutar video copy CCTV di supermarket itu. "Sialan!" maki Ron sembari mengepalkan tangan. "Selama dia belum ditemukan, keselamatan bayiku dan Harsha sedang terancam." Ron terkesiap setelah ia mengucapkan kalimatnya barusan. Ia baru ingat, tadi dia meninggalkan Harsha bersama Victor yang notebene adalah kekasih Bela. "Vick, apa kamu sudah mengecek kediaman Mr. Simon?" Ro

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Bros Keramat

    Sudah seminggu sejak Harsha melahirkan, hanya dua kali ia diijinkan melihat dan menggendong bayinya di ruang NICU. Bukan tanpa alasan, semua demi menjaga kestabilan emosi Harsha yang selalu goyah tiap kali usai menjenguk putri kecilnya. Melihat selang kecil di mulut mungilnya, juga selang ventilator yang tak pernah lepas membantu pernafasannya, selalu membuat tangis Harsha pecah detik itu juga. Akhirnya, dokter hanya mengijinkan Harsha melihat dari jauh tanpa boleh mendekat agar kondisi psikisnya terjaga. Meskipun berat, tapi perlahan-lahan Harsha mulai menerima keadaan bayinya yang bermasalah dengan kesehatannya. Ia mulai sanggup mengelola emosinya, menata hatinya, menguatkan batinnya. Bersama Ron, suaminya, Harsha belajar untuk ikhlas pada takdir mereka. Sebenarnya, Harsha sudah diperbolehkan pulang tiga hari pasca cesar, hanya saja ia tak ingin jauh-jauh dari bayinya, alhasil Ron akhirnya menyewa dan menganggap rumah sakit itu selayaknya hotel. Mereka berdua selalu mengunjungi b

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Anakku yang Malang

    Dingin. Aroma obat yang sangat menyengat menguar dan terhirup oleh indra penciuman Harsha yang baru saja membuka mata. Efek obat bius itu secara perlahan mulai mereda dan membuat kesadarannya kembali. Dengan gerakan lemah, Harsha meraba perutnya yang telah rata. Jadi, bayinya sudah lahir? "Kamu sudah bangun?" Suara berat nan serak itu membuat Harsha menoleh ke sisi kanan tubuhnya. Seorang pria tersenyum menatapnya. Ron Kyle. "Jam berapa sekarang? Di mana bayi kita?" Harsha memperhatikan seisi kamar berwarna biru muda yang menjadi ruangan VVIP tempatnya menginap. "Jam tujuh malam. Kamu baru jam tiga sore tadi dipindah dari ruang pemulihan. Kamu tidak ingat?" tanya Ron seraya bangkit dari sofa, mendekat ke ranjang istrinya lantas duduk di tepian ranjang itu. Masih dengan gerakan lemah, Harsha menggeleng. Ingatan terakhirnya adalah ketika dokter mulai menyuntikkan sesuatu ke selang infusnya, lalu setelah itu semuanya gelap dan Harsha tiba-tiba sudah berada di ruangan ini. "Yah, sa

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   My Beautiful Baby

    "Operasi berjalan lancar, dan istri anda masih harus dipantau selama dua jam ke depan di ruang pemulihan, Pak." Dokter Eka melipat masker yang sejak tadi menutupi wajahnya dan memandang Ron dengan tatapan tak terbaca. "La-lalu bayi kami?" "Tim Neonatologist sedang berupaya keras untuk memeriksa kondisi bayi anda. Saat ini bayi anda sudah dibawa ke NICU.""Bayi saya pasti sehat 'kan, Dokter?" Ron menghadang langkah dokter Eka yang hendak berlalu. "Tolong selamatkan bayi saya, Dokter! Saya akan bayar berapapun asal bayi saya mendapatkan perawatan yang terbaik!" "Ronney." Brigitta menarik lengan putranya agar tidak menghalangi dokter Eka yang hendak kembali ke ruangannya. "Kita akan berusaha semaksimal mungkin, Pak. Kami akan terus update perkembangan ibu dan bayi. Do'akan saja yang terbaik." Dokter Eka menepuk pundak Ron Kyle untuk berbagi kekuatan pada pria itu, sebelum akhirnya berpamitan untuk kembali ke ruangan prakteknya. "Aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri seandainy

  • IBU PENGGANTI KESAYANGAN TUAN CEO   Titik Terendah II

    Setelah mengurusi beberapa keperluan Harsha terkait administrasi, Ron akhirnya diperbolehkan mengunjungi istrinya itu di ruang UGD. Sembari menunggu jam operasi, Ron ingin menemani Harsha meskipun hanya sebentar. "Aku takut," rengek Harsha di antara isak tangisnya yang pecah ketika melihat Ron datang. "Bagaimana kalo aku mati? Bagaimana kalo bayinya nggak bisa diselamatkan?""Sttt, jangan bicara seperti itu. Kamu dan bayi kita pasti akan baik-baik saja. Dokter Eka adalah dokter terbaik di kota ini," hibur Ron sembari menggenggam erat jemari Harsha yang dingin. "Sebentar lagi kita bisa bertemu bayi kita, anak kita." Ron mengusap kening wanita yang sangat ia cintai itu dengan lembut dan melayangkan ciuman di sana. "Kalo aku mati, apa kamu akan menikah lagi?" tanya Harsha masih dengan linangan air mata itu. Ron tergemap, ia menarik kepalanya dari kening Harsha dan menatap sang istri dengan heran."Kamu akan baik-baik saja, Harsha. Kamu tidak akan mati.""Tapi rasanya pasti sakit bange

DMCA.com Protection Status