Share

Mertua Idaman

[Tuan, kamu baik-baik saja?]

[Tuan, apa luka-lukamu sudah sembuh?]

[Tuan, kamu marah ya? Apa aku sudah membuat kesalahan? Maafkan aku.]

[Tuan, obat-obatan dan vitaminku sudah habis. Apa aku harus membelinya sendiri atau kamu yang akan membelikan untukku?]

[Tuan, kamu beneran marah, ya? Kenapa pesanku tidak dibalas? Aku minta maaf kalo sudah membuatmu kesal. Tapi tolong jangan acuhkan aku seperti ini.]

[Kenapa rasanya semakin hari semakin menyakitkan kalo Tuan nyuekin aku seperti ini? Tolong balas pesanku sekaliiii saja.]

[Baiklah. Aku minta maaf kalo sudah bikin Tuan marah dan kesal. Aku janji nggak akan merepotkan Tuan lagi. Aku juga minta maaf kalo sikapku ini jadi membuat Tuan risih. Aku janji ini nggak akan terulang lagi.]

Harsha mematut ponselnya yang tak sekalipun berdenting selama seminggu ini. Baik Ron maupun Devan seakan menghilang di telan bumi. Sudah hari ke-enam sejak Ron pergi meninggalkan rumahnya, dan tak ada kabar apapun lagi setelah itu.

Siang ini, kiriman pes
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status